ISTRI NAKAL PAK KETU

By Nthaa_adlya

16.1K 689 38

Author: Yeyen0801 "Lo tau nggak apa yang paling gue benci di dunia ini?" "Gue tau, Khei. Tapi gue nggak-" "G... More

Prolog
BAB 1 : Pemilu perangkat kelas.
BAB 2: ALVIN NORAK!
BAB 3: JEMPUT PAKSA
BAB 5: PERNIKAHAN PENUH PAKSAAN
BAB 6: BENERAN NAKAL TERNYATA
BAB 7: DIA SEBENARNYA BAIK
BAB 8: AWAL KITA
BAB 9: ANAK BARU
BAB 10: Pendirian Kheira
BAB 11: KENAPA DIA?
BAB 12: PELAKOR?
BAB 13: TRAUMA SEORANG KHEIRA
BAB 14: FLASHBACK TRAUMA
BAB 15: FLASHBACK PART 2
BAB 16: DENDAM ITU ADA
BAB 17: DIA ANNISA
BAB 18: TANTE ANNARA
BAB 19: JANGAN CINTA GUE
BAB 20: MARI KITA SELESAIKAN
BAB 21. BANCI PEREMPATAN
BAB 22: MAYBE
BAB 23: HASUTAN DYANA
BAB 24: KERA DAN ROKI
25: KASIH SAYANG UNTUK ADRIAN
26: Setitik Rasa
Bab 27: I love you
28. PERTENGKARAN
Bab 29. Bertahan luka
Bab 30: Duo J
Bab 31:
Bab 32: Masa lalu Alvin.

BAB 4: KAGET

504 29 2
By Nthaa_adlya

"Sifat Abang itu beda-beda. Karena lelaki itu selalu berbeda untuk menunjukkan kasih sayangnya. Bagaimana pun Abang, dia adalah pahlawanku."

Kheira berjalan di tepi trotoar sendirian. Malam ini jalan sekitar terlihat sepi. Ia menoleh ke kanan dan kiri, tidak ada orang sama sekali, gadis itu perlahan duduk di tepi trotoar dengan wajah lesu seperti kurang makan.

“Gini amat nggak punya motor. Cari angin aja harus jalan kaki,” sebalnya melempar batu kecil ke sembarang arah.

Kheira melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul sembilan malam. Tak ada yang bisa di lakukan gadis itu.

“Di rumah bosen nggak ngapa-ngapain. Keluar juga nggak ngapa-ngapain. Malah jadi gelandangan gue di sini,” monolognya.

“Emang ngeselin tu jodoh. Awas aja kalau ketemu. Mana Kera  ditahan lagi.” Kheira terduduk lemas mengingat Kera, motor kesayangannya. Motor itu di tahan oleh Rayden. Gadis itu menangis di sana.

“Ya Allah ... Gini banget hidup hamba.” Gadis itu meratapi nasibnya hanya karena sebuah motor yang di tahan.

Suara deru mesin motor berhenti di depannya. Rayden membuka kaca helmnya, menatap datar sang adik yang menangis sendirian.

“Pulang. Papi capek kerja, kamu malah jadi gelandangan,” ucapnya dingin. Kheira mendongak, ia menatap Rayden dengan tatapan memelas.

“Lo jahat, Bang. Motor gue,” lirih Kheira.

Rayden berdecak sebal. “Motor itu bukan jantung kamu, jangan kayak orang mau mati besok aja. Pulang sekarang!”

Kheira menendang-nendang angin di depannya dengan kesal. “Nanti aja.”

“Pulang, Elista Kheirana Dirgentra! Kamu mau motor kamu abang bakar?”

Kheira membulatkan mata mendengar ancaman Rayden. Ia segera menaiki kok belakang motor abangnya. “Andai lo bisa gue tukar sama motor sport terbaru,” gumam Kheira kesal.

***

"Ayok, Bang. Temenin gue!” Kheira menarik kerah belakang Jayden yang sedang duduk di kursi meja makan. Jayden yang sedang melahap makanannya tercekik karena serangan mendadak yang diberikan oleh adiknya itu.

"Khei, jangan gitu dong, Nak. Abangnya lagi makan, kesedak, 'kan." Mami Meisya menyodorkan minum ke Jayden. "Minum, Nak. Pelan-pelan."

Kheira mendengus. Bagaimana ia tidak kesal? Sedari tadi papinya terus saja membahas tentang perjodohan dan tawaran menggiurkan tentang motor baru itu.

"Tau, nih. Kenapa harus malam gini, sih? Besok aja, Dek." Jayden menatap Kheira dengan wajah kesalnya.

"Ayok, Bang. Mumpung gue lagi pengen. Nanti kalau mood gue rusak yang ada gue bawa pisau buat jemput tu orang resek. Dijodohin aja kabur, kayak bencong," ujar Kheira mendengus.

Jayden bergidik ngeri. Brutal sekali adiknya ini, daripada ia yang jadi samsak nantinya mendingan ia mengantar Kheira menjemput Alvin yang sama menyebalkan dengan adiknya itu.

"Ya udah. Tapi, yakin lo mau jemput dia? Bagus dong nggak dijodohin sama dia. Gue yakin kalau udah ketemu sama dia pasti lo nyesel, Dek." Jayden berdiri dari duduknya. Ia merogoh sakunya untuk mencari kunci mobil.

"Ah, banyak omong lo. Ayok!" Kheira menarik lengan Jayden dengan penuh paksaan. "MAMI, PAPI, BANG RAI, KHEI PERGI, YA!" teriak Kheira dari kejauhan.

Jayden meneguk salivanya kasar. Menatap Kheira yang sedang memakai motor milik Rayden. Motor besar yang sama seperti punya Kheira. Karena kunci motor Kheira bersama Rayden, Kheira memutuskan untuk memakai motor kesayangan Rayden yang kebetulan kuncinya masih terpasang di motor tersebut.

"Pakai mobil aja, Dek," ucap Jayden memelas.

Kheira berdecak sebal. "Ayok, Bang. Keburu ketauan bang Ray, lama amat."

"Nanti kalau Ray marah, lo tanggung jawab, ya?" ucap Jayden ragu-ragu.

Kheira berdecak. "Iya."

"Dek, jangan kencang-kencang, ya?" ucap Jayden.

"Bacot lo, naik cepat." Dengan ragu cowok itu menaiki motor besar Rayden.

Kheira menurunkan kaca helmnya. Menghidupkan motor itu dan memutar-mutar gasnya.

"Anjing. Astagfirullah!" Hampir saja Jayden terjungkal kebelakang karena Kheira yang tiba-tiba memasukkan gigi motor dan menggas kencang motor itu.

PLAK!

Dengan kesal Jayden memukul helm adiknya itu sehingga membuat kepala Kheira condong ke depan. Namun, bukannya takut Kheira malah menambah kecepatan motornya membuat Jayden kembali hampir terjungkal ke belakang.

Gadis itu tersenyum senang di balik full face-nya ketika mendengarkan umpatan-umpatan yang keluar dari bibir abangnya tersebut. Ini kesempatannya untuk mengerjai abangnya yang tidak boleh di sia-siakan.

"Apartemennya nomor berapa?" tanya Kheira kepada Jayden. Tampak Jayden berjalan sempoyongan seperti orang mabuk. Ternyata naik motor bersama Kheira lebih parah daripada menumpangi mobil yang dipenuhi Stella jeruk.

"Gue nanya, Bang." Kheira berhenti mendadak membuat Jayden yang berjalan di belakang menabraknya.

Kheira berdecak. "Lo napa, sih? Lebay banget baru naik motor doang." Kheira mencibir.

Saat gadis itu berbalik, ia malah melihat Jayden terkapar lemas tak sadarkan diri di antara koridor apartemen. "Ah, nyusahin lo."

Kheira merogoh saku jeans-nya, mengambil ponsel yang berada disana.

"Mam, apartemen cowok itu nomor berapa?"

"Bukannya kamu bawa Jay, Khei? Abang kamu pasti tau."

"Nggak ada gunanya juga bawa dia, Mi. Nyampe disini malah pingsan."

"Astagfirullah, Khei! Kamu apain Abang kamu?!"

Kheira meringis saat mendengar pekikan tersebut. "Nggak papa kok, Mi. Aku cuma mau nanya apartemennya nomor berapa?"

"Kalau nggak salah nomor 108, Khei. Terus itu Abang kamu ditolongin dulu, nanti—"

Kheira memutuskan sambungan telepon secara sepihak. Malas mendengar kultum indahnya. Lagi pula ia peduli apa? Abangnya yang satu ini memang menyusahkan. Tanpa perasaan, gadis itu meninggalkan Jayden di lorong apartemen sendirian untuk mencari jodohnya.

Sementara itu Mami Meisya geleng-geleng kepala dengan kelakuan putri kesayangannya. Bagaimana dengan nasib Jayden? Sudahlah Mami sudah tidak peduli, biarkan saja cowok itu. Kalau Kheira berbaik hati ia pasti akan menolong abangnya. Jika tidak, mau bagaimana lagi?

Pintu nomor 108.

TOK! TOK! TOK!

"WOI BUKA WOI!"

Tanpa sopan santun, Kheira mengetok pintu itu dengan keras sembari berteriak. Laki-laki yang dicarinya cukup membuatnya mengeluarkan banyak tenaga.

Sementara itu, Janson dan Alvin yang sedang main Play Station di dalam apartemen milik Kenzie tersebut merasa terganggu. "Siapa, sih, tu? Bertamu malam-malam begini?" ucap Janson.

"Iya, pakai ribut lagi di luar," ucap Alvin yang fokus pada stik PS yang berada di tangannya.

Janson tampak mengetuk-ngetuk dagunya. "Apa mungkin Ken punya hutang kali, ya?" ucap Janson tiba-tiba.

"Udah. Lo buka aja pintunya. Makin ribut aja. Lagian suaranya kayak cewek," ucap Alvin kepada Janson.

Janson menggeleng cepat. "Kalau setan gimana?"

Alvin menggedikkan bahunya, sementara Janson semakin penasaran. "Ayok, kita buka bareng-bareng." Janson menarik paksa tangan Alvin menuju pintu. Lalu membuka pintu tersebut.

"LO?!"

Kheira terkejut ketika melihat dua cowok itu yang membuka pintu.

"Beneran setan ternyata," gumam Janson ketika melihat siapa yang berada di luar.

"Wait." Kheira kembali merogoh sakunya. Mengambil ponsel yang berada di dalam sana.

"Apalagi Khei sayang?"

Terdengar suara mami Meisya di sebrang sana. "Udah ketemu sama Nak Alvin?"

"Hah? Namanya beneran Alvin, Mi? Ini nggak salah, 'kan? Nggak Alvin yang ini mungkin, Mi," elak Kheira tak percaya.

"Iya, Nak. Pintu 108, 'kan? Nama panjangnya Alvino Reandra."

TUTTTTTT!

"Jadi lo yang di jodohin sama gue?" tanya Kheira berusaha untuk merendahkan nada bicaranya.

"WHAT?!"

Bukan, itu bukan suara Alvin. Namun, Janson yang sangat terkejut tentunya. "VIN! JODOH LO TERNYATA BU WAKETU! WES ... SELAMAT PAK KETU!" teriak Janson bertepuk tangan.

"Ekhem!" Kheira berdehem. Mencoba menetralkan emosinya, ia harus terlihat biasa saja. Ia harus sabar, ia tidak boleh tantrum di sini.

"Sebelumnya gue nggak tau kalau jodoh gue itu lo, kalau gue tau, 'kan, gue nggak perlu repot nyari lo. Tinggal seret aja selesai," ucap Kheira menatap Alvin. Gadis itu bersedekap dada.

Alvin mendelik. "Emang lo bisa nyeret gue?" tanyanya.

"Bisa, tinggal gue ikat aja leher lo pake tali. Terus gue tarik sambil bilang ayo, Nyet. ‘Kan gampang," ucap Kheira menatap Alvin remeh.

Tak!

"Gue bukan monyet, ya!" ucap Alvin menyentil kening Kheira.

Kheira mengusap dahinya sambil meringis. "Astaga, Vin. Belum nikah aja udah KDRT lo," ucap Janson berlagak shock.

"SIAPA JUGA YANG MAU NIKAH?!" ucap Kheira dan Alvin bersamaan. Sadar telah berucap serempak mereka berdua sama-sama membuang muka. Malu, Cui!

"Lo kenapa, sih? Pakai kabur-kaburan segala. Lebay banget dijodohin doang." Kheira kembali bersedekap dada dan memutar bola matanya malas.

"Lo pikir jadi laki orang gampang. Ngasih nafkahlah! Jagain keluargalah! Tanggung jawabnya besar lho!" ucap Alvin.

Kheira berdecak sebal. "Tinggal terima aja terus nikah. Gitu doang ribet amat hidup lo. Ogah banget gue jemput lo malam-malam kayak gini, apalagi setelah tau orang yang dijodohin sama gue itu lo. Kalau bukan karena---"

Kheira menghentikan ucapannya. Hampir saja ia keceplosan, bisa hilang harga dirinya. Mau dinikahkan karena sebuah motor sport pengeluaran terbaru saja.

"Karena apa? Lo sendiri, 'kan yang bilang gue itu cowok nggak bertanggung jawablah, malaslah, jeleklah. Lupa lo sama ucapan lo kemarin-kemarin?" tanya Alvin.

Kheira meneguk salivanya kasar. Ia berdehem, ingin mengeluarkan jurus pamungkasnya. Pertama ia menatap Alvin dengan tatapan berbinar dan memegang tangan Alvin.

"Ayolah kita nikah, Al. Katanya nikah itu ibadah, lho! Dapat pahala," bujuk Kheira dengan wajah yang di imut-imutkan.

Melihat Kheira yang bertingkah seperti itu, Janson sampai menganga.

Alvin menepis tangan Kheira. Mana mau ia dinikahkan dengan dengan gadis gila seperti Kheira. "Apaan sih lo gue nggak sudi nikah sama lo," ucap Alvin.

Kheira mendelik, kalau bukan karena motornya dan motor baru ia tidak sudi nikah dengan lelaki di depannya ini. Sorry sorry aja.

"Nikah itu berpahala, lho! Salah satu ibadah juga. Emang lo nggak mau masuk surga?" ucap Kheira.

Alvin tersenyum licik, cowok itu mendekatkan bibirnya ke telinga Kheira. "Emang lo mau gue suruh beres-beres rumah. Nyuci piring, nyuci baju, sama ngepel lantai?" bisik Alvin menaik-turunkan alisnya. Kheira menelan ludah kasar, bisikan Alvin cukup membuatnya merinding.

Nyuci piring? Nyuci baju? Ngepel lantai? Makanan jenis apa itu? Atau merek motor sport? Emang dikira Kheira babu apa?

"Ekhem. Sabar, Pa. Mama sama papa belum nikah. Pakai bahas ibadah malam segala," goda Janson.

Aih, mereka lupa teman lucknut mereka masih disini. Kheira menampar pelan wajah Alvin membuat wajah itu menjauh. "Auh, sakit banget woi!" Alvin meringis.

"Pokoknya besok lo harus balik ke rumah ortu lo. Bawa baju lo semuanya. Biar urusan perjodohan ini cepat selesai. Karena lo kabur, gue harus nyari-nyari lo tau nggak. Padahal lo ketemu terus sama gue tiap hari." Kheira mendengus sebal.

"Emang lo siapa? Ngatur---"

"Calon istri lo!" sewot Kheira memotong ucapan Alvin. Alvin terdiam. Ia menatap Kheira tak percaya, semudah itukah gadis yang menjadi musuhnya disekolah menerima perjodohan konyol ini?

"Cie ... Cie-cie ...."

BUKK!

Kheira menginjak kaki Janson dengan sepatu hitamnya yang tebal. Sedari tadi cowok itu menguji kesabarannya. Tidak diajak berbicara namun ikut berbicara. Dasar!

"Nggak usah ke ge-eran lo. Gue terima ini karena gue berbakti sama papi mami gue. Nggak kayak lo anak durhaka,” ujar Kheira.

Jayden yang baru sadar dari pingsannya geleng-geleng sendiri ketika Kheira berbicara seperti itu. Ia rela menjual nama papi Arkan dan Mami Meisya untuk menutupi keinginannya yang mengharapkan motor sport pengeluaran terbaru.

“Awas lo kalau nggak balik besok. Nih, apartemen gue acak-acakin!” ancam Kheira. Gadis itu berbalik arah.

“Cepat lo, lemah banget jadi laki. Dikit-dikit pingsan!” ketus Kheira menarik lengan Jayden kasar.

“Ya Allah, kalau adek bisa dimasukin lagi ke perut mami, Jay ikhlas. Jay nyesel minta adek dulu, Ya Allah,” gumam Jayden dengan raut tertekannya.

“Nggak nyangka gue. Jangan-jangan lo udah tau kalau cewek yang mau dijodohin sama lo itu Kheira? Makanya lo kabur dari rumah,” ucap Janson.

Alvin menggeleng, “Gue nggak pernah tau. Ternyata lebih buruk dari ekspetasi gue. Perasaan hidup gue kok kayak gini banget, ya?”

“JANSON! ALVIN! PS MATIIN BEGO! NGABISIN LISTRIK GUE LO PADA!” teriak Kenzie membuat Janson dan Alvin panik.

“INI JUGA KENAPA APARTEMEN GUE KOTOR BANGET KAYAK GINI? WOI! KEMANA LO BERDUA!”

“Kayaknya lo beneran akan diusir dari sini, Vin,” ucap Janson prihatin.

Alvin menelan ludah kasar. Kenapa hidupnya harus banyak ancaman seperti ini? Kenzie benar-benar mengamuk.

Bersambung...




Continue Reading

You'll Also Like

22.3K 918 26
galaxy laskar regantara ketua sekaligus pemimpin ke 7 di geng motor black moon , sebelum geng ini di pimpin nya geng ini di pimpin oleh laki -laki yg...
206K 285 4
Perasaan Lama Belum Kelar Intinya cuma satu , harus diselesaikan . Cover by : ifaizzaa
11.5K 871 43
Budayakan follow sebelum membaca okee (Sequel cerita Xander) .... "INI HIDUP GUE, GUE YANG ATUR?!" .... "Sekalipun lo mati gue nggak peduli" .... "G...
1.1M 25.7K 15
Alhamdulillah sedang open PO . Bagi yang ingin baca kisah romantisnya Hades dan Hera secara lengkap bisa langsung beli di shoppee 'rumah.literasiiana...