Zielo{On-going}

By JeageSelber

272 43 4

Spin Off Yarrow. "Ega pulang bareng Lora ya." "Ziega gue nebeng lo boleh?" Ziega, lelaki itu menghela nafas... More

Prolog.
01
02
03
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

04

17 4 2
By JeageSelber

Lora dengan langkah riang berjalan mendekat menuju kelas Ziega, lengkap dengan sekotak bekal yang sudah dirinya siapkan dari rumah. Kening Lora berkerut saat melihat seorang gadis yang duduk bersebelahan dengan lelaki incarannya.

"Ega ini cewek siapa?" tanya Lora kepo, sambil mengarahkan jari telunjuknya ke arah gadis yang juga memandang Lora penuh keheranan. Tidak hanya itu, nada bicara Lora terkesan menuntut meminta penjelasan.

"Dia Rayza, kenapa?" sahut Ziega santai.

"Kamu siapanya Ega?" tanya Lora blak-blakan, tidak lupa tatapan matanya yang menatap mereka berdua secara bergantian.

"Ngapain lo nanya-nanya? Udah sana lo balik ke kelas lo," usirnya sembari kembali terfokus pada buku yang memang ada di depan dia.

"Za yang ini gimana?" tanyanya  sesekali menoleh, dengan tangan yang masih  memegang pensil untuk menanyakan soal yang masih belum dirinya pahami.

Lora memanyunkan bibirnya, ia masih sibuk menatap interaksi antara Ziega dengan Rayza yang seolah tidak memperdulikan keberadaannya sama sekali.

Tanpa sadar, Lora meremat kasar kotak bekal yang sebelumnya ia bawa. Terlebih saat dirinya ingat apa yang telah Ziega lakukan kemarin saat ia berniat baik menolong lelaki itu.

"Ega kemarin kenapa bohongin Lora?"

"Biar lo sadar aja, kalau gue nggak suka diintilin sama bocah kaya lo," sahut Ziega santai seolah tanpa rasa bersalah.

"Emangnya salah ya Lora mau deket sama Ega?" Lora menundukkan kepalanya, sembari menggerakkan ujung sepatunya beberapa kali.  Sesekali ia mengangkat kepalanya, untuk menatap ekspresi muka Ziega, yang saat ini tengah sibuk berurusan dengan rentetan soal pekerjaan rumah yang harus di kumpulkan hari ini.

"Almero, lo bisa diem dulu nggak? Gue lagi di kejar waktu ini. Lo mau gue di hukum gegara nggak ngerjain PR?" ketus Ziega dengan wajah risihnya.

"Iya, maaf," cicit Lora merasa bersalah.

"Lora bawain bekel buat Ega, nanti di makan ya, Lora taruh sini bekelnya."

"Hem," sahut Ziega tidak mau ribet.

"Lora balik ke kelas dulu."

"Eh iya, kamu geseran dikit duduknya. Jangan deket-deket sama Ega! Lora nggak suka!" Protesnya sambil mencoba memisahkan tempat duduk Ziega dan Rayza yang memang berdempetan.

"Lora! Jangan berlebihan bisa? Gue bukan siapa-siapa lo—" perkataan Ziega terpotong begitu saja.

"Belum Ega,"

Melihat pemandangan tersebut, raut wajah Rayza seketika berubah menjadi masam. Tatapannya menelisik menatap penampilan Lora dari ujung kepala sampai kaki. "Cantik sih, tapi kaya bocah," batin Rayza mencoba menilai sosok gadis asing yang dia sendiri tidak tau dari mana asalnya gadis itu.

★★★

"EGGGAAAAAA!"

"Ega kenapa ninggalin Lora? Lora udah kirim pesan loh buat ke kantin bareng." Ziega menghela nafas kasar, saat mahkuk yang tidak di undang, untuk kesekian kalinya muncul di hadapannya.

"Kenapa Ega sama dia lagi? Tadi pagi udah, sekarang kenapa ke kantinnya masih bareng juga? Kenapa cewek ini duduk di meja yang sama kaya Ega? Meja kantin lain'kan banyak yang masih kosong," dengus Lora mengutarakan kekesalan isi hatinya.

Ziega menepuk jidatnya sendiri, saat tau-tau, Lora sudah duduk di kursi sebelahnya.

"Kamu pindah aja sana, Lora mau duduk berdua sama Ega di sini."

"Atas hak apa lo ngusir gue?" sahut Rayza merasa sedikit tidak terima.

"Lora suka sama Ega, dan Lora nggak suka, lihat Ega deket sama cewek lain, termasuk kamu!" ketus Ilora menjawab pertanyaan Rayza.

"Bukan hanya lo yang suka sama Ziega, gue juga."

Mendengar kalimat yang keluar dari mulut Rayza, kedua mata Ziega juga Ilora sama-sama melotot tidak percaya.

"Za, lo bercanda'kan?" tanya Ziega memastikan.

"Gue serius, gue udah naksir lo dari pertemuan pertama kita di perpustakaan."

Ilora berdiri, dia memandang Rayza dengan perasaan jengkel. "Nggak! Nggak boleh! Ega punya Lora, nggak boleh ada yang ngedeketin Ega selain Lora!" seru Ilora yang berhasil menarik perhatian seluruh penghuni kantin.

"Kamu nyari cowok lain aja! Jangan Ega!"

Kedua mata Rayza memicing, dia menatap dengan tatapan penuh intimidasi gadis aneh di depannya. "Atas dasar apa lo ngatur-ngatur perasaan gue?" Bahkan Rayza sudah berdiri berhadapan dengan Ilora.

Ziega menghela nafas kasar, mendadak kepalanya terasa pening. "Musibah apa lagi ini?" gumam Ziega putus asa.

"Gue ngadepin satu manusia aja udah nyaris gila, ini kenapa nambah satu lagi?" batin Ziega tidak habis fikir. Dia kira dengan pindah sekolah ia akan merasakan kedamaian dari terror gadis yang beberapa tahun ini membuntutinya. Namun, nasib buruk justru menimpa Ziega. Jujur dia sendiri baru tau jika sosok gadis yang beberapa hari ini ia kenal mempunyai perasaan lebih kepadanya.

"Lora nggak akan biarin Ega jadi milik kamu!"

★★★★★

"Ngapa itu muka kusut banget kaya baju kagak di setrika setahun," celetuk Alzie kepo.

"Stresss gue! Sumpah!" Ziega menyahut, sambil mengambil sebatang rokok dan mulai disematkan di bibirnya, sedangkan tangan satunya meraih sebuah pematik.

"Nyokap-bokap lo lagi?" tebak Aldan.

Kali ini mereka bertiga sedang berkumpul di rumah Aldan.

"Muka gue ganteng banget ya?" tanya Ziega sambil bercermin mengamati mukanya sendiri, mengunakan ponselnya. Sesekali ia mengusap setiap sudut wajah dia.

Mendengar pertanyaan tersebut, Aldan dan Alzie saling pandang sekaligus bergidik ngeri, dengan kepedean sahabat itu.

"Standar sih, masuk kategori burik malahan," sahut Alzie santai. Sesekali ia membuka kulit kacang tanah, dan mulai memakannya.

"Sialan lo! Gue serius!"

"Kenapa? Lo lagi naksir cewek? dan nggak pede sama muka lo sendiri?" timpal Aldan mulai kepo.

"Bukan lagi naksir cewek, yang ada ada 2 cewek yang lagi ngejar-ngejar gue," akunya merasa resah.

"Bagus dong, berati lo laku." Lagi dan lagi jawaban Alzie mendapat tatapan sinis dari Ziega.

"Ilora? Terus satunya?"

"Rayza."

"Hah?! Gila-gila! Bahaya woy! Itu gebetannya Arlo! Gue nggak mau persaudaraan sama persahabatan kalian pecah gegara cewek," heboh Alzie dengan kedua mata yang melebar sempurna.

"Udah lo sama Ilora aja, Rayla biar jadi milik sepupu lo itu."

"Rayza Al! Bukan Rayla. Rayza. Adiknya Rayla. Bukan Raylanya."

"Oooooo, kirain."

"Terus masalahnya dimana? Udah pacarin aja dua-duanya, lumayan. Sama-sama cantik kok. Jadi nggak malu-maluin kalau lo ajak jalan."

"Eh, bentar. Lo tau dari mana kalau Rayza naksir sama lo?" Kali ini Aldan yang bersuara.

"Tadi gue neraktir Rayza ke kantin, ya itung-itung sebagai ucapan terimakasih karena udah bantuin gue ngerjain tugas dari Bu Soni. Ehhhh, terus si Almero datang  dan mereka berdua berdebat, terus Rayza bilang kalau dia suka sama gue."

"Lo sendiri ada perasaan kagak sama salah satu di antara mereka?" tanya Aldan lagi.

"Kagak lah, Gue nganggap Rayza murni cuma temen. Nggak lebih."

"Kalau Ilora lo ada perasaan sama dia?" sela Alzie ikut penasaran.

"Nggak! Kalaupun ada gue nggak mungkin rela pindah sekolah cuma buat ngindarin kejaran itu cewek."

"Lo pake susuk'kan? Ngaku lo!" timpal Alzie dengan pemikiran semakin di luar nalar.

"Ngaco lo! Mana ada!" seru Ziega tidak terima dengan tuduhan tidak mendasar yang Alzie lontarkan. Tangan Ziega reflek melemparkan beberapa butir kacang tanah ke muka Alzie.

"Jujur ya Ga, gue tuh agak kepo. Itu gimana ceritanya si Ilora senaksir itu sama lo, malah gue lihat-lihat udah kek orang terobsesi." sambung Aldan menatap Ziega sembari menunggu jawaban dari pertanyaannya.

"Gue juga nggak tau, tiba-tiba pertama ketemu udah berbinar aja itu mata lihatin gue. Terus nggak ada angin, nggak ada hujan dia bilang kalau dia suka sama gue."

"HAH?!"

Obrolan mereka terpotong karena ponsel Ziega yang tiba-tiba berdering.

Terdengar helaan nafas kasar dari Ziega saat melihat siapa yang menghubunginya.

"Lora?" tebak Aldan, yang dibalas anggukan malas oleh Ziega.

"Angkat aja," saran Aldan saat melihat beberapa kali Ziega menolak pangilan tersebut.

"Ogah ah, takut makin menjadi itu anak. Orang gue nggak ngapa-ngapain aja dia kek gitu, apalagi kalau gue respon? Bahaya kalau dia makin berharap."

"Lo nggak mau nyoba buat buka hati lo buat cewek itu?"

"Almero bukan tipe gue, gue nyari cewek yang dewasa, bukan kaya bocah modelan Almero."

★★★★★










Continue Reading

You'll Also Like

9.5K 345 60
Bagi sebagian orang, pulang ke sebuah "rumah" adalah tujuan ketika sudah capek dari segala hal. Disambut hangat, adalah sebuah mimpi yang ia inginkan...
96K 11.1K 86
"Tidak peduli sebanyak apapun luka karena mencintaimu gadis cantik ku" -Iqbal Nugraha- "Iqbal itu sederhana tapi mampu buat aku nyaman" -Chilla Calis...
17.2K 355 9
NEW VERSION "Kapan aku bahagia, Tuhan?" --- "Ma, Pa, aku rindu pelukan hangat kalian, kapan kalian kembali seperti dulu, sebelum kejadian itu." --- "...
1.8M 129K 49
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...