Zielo{On-going}

By JeageSelber

271 43 4

Spin Off Yarrow. "Ega pulang bareng Lora ya." "Ziega gue nebeng lo boleh?" Ziega, lelaki itu menghela nafas... More

Prolog.
01
02
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

03

20 4 0
By JeageSelber


"Ziega nginep di sini Tan," ucap ia sambil memainkan benda pipih di tangannya.

"Mbak Sofie sama Mas Rian belum pulang?" Letta mendudukkan dirinya di sofa, bersebelahan dengan Ziega yang masih memasang muka masam.

"Belom."

"Mereka udah berapa minggu pergi?" tanya Letta pada seorang pemuda yang usianya hanya berbeda beberapa bulan dengan Arlo putranya.

"Hampir 3 bulan," salah satu sudut bibir Ziega terangkat, ia terkekeh miris.

Mendengar jawaban yang keluar dari mulut keponakannya hati dia sebagai seorang ibu merasa iba.

"Tan, boleh Ziega nanya?" dengan tatapan sendu, Ziega menatap lamat manik mata wanita cantik di samping dia.

"Boleh, kamu mau nanya apa sayang?"

"Mama sama Papa kerja sampai sekeras itu ngejar apa si Tan? Uang mereka udah banyak, perusahaan juga ada di mana-mana. Ziega rasa nggak akan habis sampai 7 turunan. Kenapa mereka nggak bisa kaya Om Agam dan Tante Letta yang masih bisa ngeluangin waktunya buat Arlo."

"Mereka'kan ngelakuin itu buat kamu sayang, buat menuhin semua kebutuhan Ziega selama ini." Letta mengusap lembut puncak kepala lelaki yang tengah menatapnya dengan pandangan sendu.

Ziega mengelengkan kepalanya lemah, ia menghela nafas kasar. Di dalam hatinya kerap kali muncul perasaan tidak terima. "Bukan ini yang Ziega mau Tan, Ziega juga masih butuh sosok mereka, bukan hanya nominal uang yang tiap bulan masuk ke rekening Ziega." Nada bicara Ziega terdengar sedikit tersendat.

"Sini," Letta merentangkan kedua tangannya, seolah memberi Ziega kode, dan merengkuh tubuh pemuda postur tubuhnya mirip Arlo ke dalam pelukannya.

"Apa yang Tante kasih mungkin nggak sebanding sama apa yang kamu butuhin sayang, tapi Tante udah sering bilang'kan? Kalau kamu udah Tante anggap kaya anak Tante sendiri. Pintu di rumah ini selalu terbuka buat kamu."

"Makasih Tan, Ziega nggak tau harus bales kebaikan kalian dengan cara apa."

Di tengah obrolan mereka, seorang pemuda tiba-tiba datang. "Dari mana aja lo?" tanya Ziega sambil melepaskan diri dari pelukan Letta.

"Kencan dong sama Asha," sahut Arlo sombong, reflek tangannya membenarkan kerah kemeja yang ia pakai.

Kedua mata Ziega bergulir malas, "Kasian gue sama Rayla."

"Dih! Sirik lo. Lo iri?"

"Tuh ada Lora, pacarin sono" sambung Arlo lagi.

"Apaan sih, jangan bawa-bawa nama cewek freak itu bisa kali."

Kening Letta berkerut membentuk lipatan saat mendengar sebuah nama yang terasa asing. "Lora? Lora siapa Arl?" tanya Letta kepo.

Arlo terkekeh kecil, dengan tatapan meledek, ia berjalan mendekati Letta, dan duduk di samping kiri wanita cantik itu. Yah Letta duduk di antara Arlo dan Ziega.

"Mama tau? Tadi ada murid baru di Accelois. Usut punya usut itu cewek naksir sama Ziega, makanya ikut pindah sekolah, waktu tau kalau Ziega kemaren pindah ke Acce."

Mendengar ledekan yang keluar dari mulut sepupunya, Ziega spontan melemparkan bantal sofa ke arah lelaki itu, lengkap dengan tatapan tajamnya.

"Diem lo Arlo! Jangan bikin gosip!" Seru Ziega.

"Jadi ini ceritanya kedua anak Mama, yang satu lagi di kejar sama cewek, yang satu lagi ngejar cewek gitu?" Dengan menahan tawa, Letta menatap bergantian ke arah Ziega dan Arlo.

"Tante! Jangan percaya sama Arlo. Dia sesat Tan."

"Sembarangan lo kalau ngomong."

"Nggak bohong Ma. Kalau Mama nggak percaya, Mama bisa nanya ke Aldan."

Letta terkekeh, kedua tangannya merangkul pundak Arlo juga Ziega, dan membawanya ke dalam pelukan dia. "Anak Mama udah pada gede ya, kapan nih di bawa ke rumah."

"Tante, Ziega nggak ada hubungan apa-apa sama Almero."

"Almero?" tanya Arlo dan Letta serentak, saat Ziega menyebutkan sebuah nama yang terasa asing di telinga mereka.

"Lora maksudnya," ralatnya tiba-tiba.

"Oooooo, katanya nggak ada hubungan apa-apa, tapi ngasih pangilan udah beda dari yang lain. Iya nggak Arl?" Ledek Letta semakin menjadi.

"Cantik Arl Lora, Lora itu?" Sesekali Letta melirik ke arah Ziega untuk melihat ekspresi dari lelaki di sampingnya.

Arlo mengangkat bahunya, "Nggak tau Ma, Arlo kan belum ketemu sama itu anak, cuma denger-denger sekilas aja dari Aldan, Alzie. Tapi kalau di tanya cantik atau nggaknya, tetep cantikkan Asha dong," sahutnya tanpa ragu.

"Kapan kamu mau bawa Rayla ke sini, Mama pengen tau cewek yang di berhasil bikin kamu bucin akut kaya gini." Letta memang belum pernah bertemu dengan Rayla.

Arlo tidak membalas apapun, dia hanya senyum-senyum kecil membuat Letta merasa ikut gemas dengan muka putranya.

"Idih! Sok imut banget lo!" celetuk Ziega.

"Tan, Tante tau? Di sekolah kebucinan Arlo udah akut, nggak ada sehari pun itu anak nggak ngintilin Rayla."

"Ziega sampai kasian lihat Rayla yang tiap detik harus di suguhhin muka Arlo, mana udah satu kelas, duduk sebelahan, di luar kelas di intilin."

"Rayla yang malang," ujarnya berlebihan.

Arlo menoleh, dia menatap sinis ke arah Ziega, "Heh, yang ada Asha beruntung di perjuangin sama cowok modelan gue. Daripada Lora Lora itu, gue malah kasihan sama dia, matanya bermasalah kali, sampai mau dan ngejar-ngejar cowok kaya lo." Balas Arlo tidak mau kalah. Letta yang duduk di antara mereka berdua, menutup telinganya yang berdengung. Pemandangan seperti ini bukan lagi hal asing untuk dirinya.

Perdebatan mereka terhenti saat ponsel Ziega berdering, tanda jika ada pesan masuk. "dari siapa? Lora?" Tanya Arlo kepo, bahkan kepala pemuda itu sudah ia majukan untuk melihat dengan jelas siapa yang menghubungi Ziega. Tidak hanya Arlo, Letta juga melakukan hal yang sama, tatapan mata mereka bertiga sama-sama terfokus ke layar ponsel yang berada di genggaman Arlo.

"Ini Rayla chat gue?" tanya Ziega dengan kening berkerut saat sebuah nomer baru di layar ponselnya.

"Hah?! Asha? Lo ada perlu apa sama cewek inceran gue?!" sela Arlo tidak terima, wajahnya semakin ia dekatkan ke benda pipih yang sedang Ziega pegang.

085-773******

P

Ini Ziega kan?

Save nomer gue ya Ga,

"Wah ngajak perang kalau lo sampai beneran save nomer Asha. Jangan maruk Ga, lo udah ada Lora, ini Asha punya gue," rutuknya sedikit tidak terima. Perasaan hampir 1 bulan mereka kenal, belum pernah Rayla menghubunginya terlebih dahulu, pasti Arlolah yang inisiatif untuk mennorror gadis itu. Bahkan untuk menyimpan nomernya, Arlo harus membujuk Rayla berkali-kali, hingga akhirnya di iyakan.

Arlo merebut ponsel Ziega sebelum yang punya ponsel membalasnya, dengan tidak tau diri ia menekan fitur voice note dan mengirimkannya ke seseorang yang berada di ujung sana dengan suara yang sedikit berapi-api. "Asha!!!! Apa yang lo lakuin. Lo ngapain chat ke nomer Ziega? Ada perlu apa lo sampai minta di save nomernya sama dia? Kok lo nggak chat ke nomer gue aja sih?!"

+085-773******

Asha?

Kafael Ziega

Rayla sorry, ada monyet tantrum barusan di sebelah gue.

085-773******

Gue Rayza, bukan Rayla.

"Ehhhhh!" Ringis Arlo spontan, dia menggaruk lehernya sendiri karena merasa sedikit malu, sedangkan Letta hanya menggelengkan kepalanya melihat apa yang baru saja Arlo lakukan.

"Lo sih Ga, Lo bilang itu Asha," Arlo menyalahkan lelaki di samping Letta.

"Kan muka mereka sama, pas gue lihat fotonya, gue ngira itu Rayla lah, orang dari tadi kita lagi ngebahas Rayla." Sambung Ziega sambil membalas kembali pesan yang baru saja masuk.

Arlo tidak merespon perkataan pemuda di sebelahnya, dia merogoh ponselnya sendiri, dan membuka room chat untuk menghubungi seseorang.

Seolah tidak memperdulikan sekitar, Arlo memfokuskan pandangannya, ia mulai mengirimi pesan kepada gadis yang saat ini sedang dia rindukan.

"Tan, lihat tuh Tan si Arlo, mendadak kosplay jadi orang kagak waras, mana pake acara cengar-cengir sendiri lagi," respon Ziega yang sesekali mengalihkan perhatiannya ke arah Arlo dan Letta secara bergantian.

"Lo heboh banget sih Ga jadi orang, dari pada pada lo rusuh, mending tuh bales pesan yang udah numpuk dari Ilora. Hargai sedikit kek niat baik anak orang. Awas kena karma tau rasa lo," sahut Arlo kelewat enteng.

Ziega melirik sinis, kepalanya mendadak terasa gatal jika mendengar nama gadis itu.

★★★★

★★★★★

Continue Reading

You'll Also Like

105K 4.4K 32
Alfaro Satya Dirgantara dan Elfara Fatwa Dirgantara adalah remaja yang kembar tidak identik yang harus terpisah satu sama lain yang disebabkan oleh m...
1.3M 118K 60
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
490K 18.2K 33
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
17.2K 355 9
NEW VERSION "Kapan aku bahagia, Tuhan?" --- "Ma, Pa, aku rindu pelukan hangat kalian, kapan kalian kembali seperti dulu, sebelum kejadian itu." --- "...