Zielo{On-going}

Door JeageSelber

272 43 4

Spin Off Yarrow. "Ega pulang bareng Lora ya." "Ziega gue nebeng lo boleh?" Ziega, lelaki itu menghela nafas... Meer

Prolog.
01
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

02

15 5 1
Door JeageSelber


Saat sudah mendengar bell pulang berbunyi, Ziega memasukkan asal seluruh peralatan alat tulisnya. Tidak lupa dia juga memasukkan ponselnya ke dalam saku.

"Eh lo mau kemana? Buru-buru amat," tanya Aldan kepo, dan reflek tangan lelaki itu menarik kerah belakang Ziega, yang mau tidak mau tindakan dia berhasil memberhentikan langkah Ziega.

"Gue ada perlu," sahutnya,  sambil mencoba melepaskan genggaman tangan Aldan.

"Sok sibuk lo Ga," celetuk Alzie enteng.

"Bukan sok sibuk, tapi gue—" belum juga dia menyelesaikan perkataannya, sebuah suara cempreng tiba-tiba terdengar dari balik pintu.

"Ega. Ega mau pulang'kan? Lora nebeng ya."

Dengan wajah masam menahan rasa kesal, Ziega menatap tajam ke arah Aldan. Seolah pandangannya mengatakan jika ia menyalakan lelaki yang baru saja menahan kerah bajunya.

"Ehhh!" Cengir Aldan polos, sesaat dia mulai sadar, jika Ziega buru-buru mungkin karena menghindari murid baru itu.

"Almero. Lo bisa nggak sih sedetik aja izinin gue hidup tenang?" sahutnya jengah. Baru 1 minggu dia merasa bahagia bisa terbebas dari cewek freak di depannya, dan sekarang kebebasannya seketika runtuh begitu saja.

"Tapi Lora mau pulang bareng Ega."

"Gue nggak mau di intilin lo."

"Lora nggak ngintilin Ega kok. Lora bisa jalannya di samping Ega, kita jalan beriringan. Jadi beda sama ngintilin yang ngikutin dari belakang," sahut gadis itu seolah tidak kehabisan ide.

Merasa enggan berdebat, Ega berjalan menuju tembok belakang, "Eh, Ega nggak jadi pulang?" Tanyanya penasaran, dan reflek Ilora melangkahkan kakinya mendekati lelaki yang sedang membawa sebuah sapu.

"Lo bisa pulang duluan, gue ada piket hari ini," celetuk Ziega santai, lelaki itu bahkan sudah mulai menyapu lantai yang terlihat sedikit berdebu.

Kening Alzie berkerut, seolah sedang komunikasi melalui tatapan mata dengan Aldan, mereka sama menyerkit heran.

"Yaudah sini, biar Lora bantuin." Ilora merebut sapu yang sedang dipegang Ziega, dengan maksud untuk menggantikan tugas lelaki yang ia kagumi dari lama.

Ziega tersenyum puas, "Lo beresin nyapunya, gue mau ke depan dulu buang sampah."

"Iya."

Sepanjang koridor Ziega tertawa puas, "Parah lo Ga," sambung Alzie yang memang mengikuti jejak Ziega. Sesekali dia menoleh ke dalam kelas, dan dapat ia lihat seorang gadis bertubuh mungil yang sedang merapikan bangku sebelum akhirnya mulai menyapunya.

"Hooh, anak baru udah lo kerjain gitu. Kasian tau Ga. Mana mukanya polos banget lagi kaya bocah SD."

"Boda amat, yang penting gue seneng bisa lepas dari cewek gila itu," sahut Ziega santai. Bisa kalian tebak bukan? Ya lelaki itu kabur begitu saja meninggalkan sosok gadis polos di dalam kelasnya.

Ilora menatap ke kelas Ziega, hanya ada beberapa murid yang masih berada di dalam kelas. Sesekali dia melirik ke jam tangan yang melingkar di tangan kirinya.

"Buang sampahnya kok lama sih?" Batin Ilora sesekali ia memandang ke arah pintu, berharap sosok yang sedang ia tunggu datang.

"Lo siapa?" tanya seorang lelaki yang sedang merapikan meja juga kursi. Lelaki itu menoleh sambil bertanya ke arah gadis yang terasa asing dan berada di dalam satu ruangan dengannya membawa sebuah sapu.

"Aku Lora," sahutnya dan kembali membungkuk untuk membersihkan kolong meja.

"Dari kelas mana lo? Kenapa malah nyapu di kelas ini. Lo nyasar?"

Ilora mengelengkan kepalanya, "Lora dari kelas X IPA 2, ini lagi bantuin Ega piket."

"Ega? Di sini nggak ada yang namanya Ega." Dengan tatapan aneh, Rifan menatap ke arah gadis mungil yang berjarak hanya beberapa meter dari posisinya berdiri.

"Gin, Lef, ini temen kalian?" tanya Rifan pada kedua gadis yang sedang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.

Gina yang sedang menghapus papan tulis, mengangkat bahunya tanda jika Ilora bukanlah temannya.

"Ada, Kafael Ziega Orlando, itu temennya Lora. Dia dari kelas ini juga, dan Lora lagi bantuin dia piket."

"Oooooo Ziega," Rifan menganggukkan kepalanya paham dengan siapa yang Ilora maksud.

"Tapi hari ini bukan  jadwal piketnya Ziega."

"Hah?" Ilora mengerjapkan kedua matanya beberapa kali. Ekspresi muka kagetnya terlihat lucu, kedua mata Ilora memicing berusaha memastikan pendengarnya.

"Iya, kalau nggak percaya lo baca aja sana jadwal piket kelas ini. Tuh di sana."  Rifan menunjuk sebuah mading kecil yang terletak di dekat papan tulis.

Tanpa menunggu lama, Ilora menuruti apa yang Rifan perintahkan. Gadis itu berjalan mendekati mading, dengan tatapan menelisik dia membaca satu demi satu nama yang tertera di sana. Kening Lora berkerut, dan perlahan kedua sudut bibirnya melengkung ke bawah. Raut wajah Ilora seketika berubah menjadi masam saat dirinya sadar, jika Ega mengerjainya. "Ega kok jahat sih bohongin Lora!" gumam Ilora dengan perasaan kecewa.

"Lora mau pulang, maaf ya bantuin nyapunya nggak sampai beres. Lora pergi dulu." Setelah mengatakan hal itu, dia meraih tasnya dan berjalan menjauhi kelas, meninggalkan tatapan heran dari 3 manusia yang masih berada di sana.

"Lucu," gumam Rifan tersenyum kecil. Ada perasaan aneh saat Rifan menatap wajah cantik Lora, belum lagi cara bicaranya yang semakin membuat jantungnya berdetak lebih cepat dari biasa.

Sepanjang perjalanan, Lora menelusuri koridor sekolah dengan perasaan kecewa.

"Lora berniat baik lo padahal, makanya Lora mau bantuin Ega, tapi kok Eganya malah jahat sih?!" Keluhnya sambil sesekali menghentakkan kakinya untuk meluapkan perasaan kesal yang sedari tadi menyelimuti.

★★★

Ilora memasuki sebuah rumah minimalis berlantai 1 dengan raut wajah masam. Terlihat bulir keringat yang menetes dari sudut kening dia.

"Lora udah pulang sayang?" tanya seorang wanita paruh baya yang berjalan dari arah dapur.

Ilora tidak menjawab apapun, dia mendudukkan dirinya di atas sofa. "Loh, Lora kenapa manyun gitu? Bukannya harusnya seneng ya? Kan udah satu sekolah sama—"

"Ibu! Lora sebel Ibu. Lora juga marah, Lora tadinya mau bantuin Ega piket biar bisa pulang bareng. Tapi Ega malah bohongin Lora. Ega nggak piket hari ini, Loranya ditinggal gitu aja."

Lasmi tidak berkata apapun, dia hanya tersenyum tipis dan berjalan santai menuju dapur. "Ibu punya sesuatu buat Lora, siapa tau bisa bantu memperbaiki suasana hati kamu sayang."

Kedua mata Ilora berbinar, retinanya dapat menangkap beberapa cup brownies panggang bertoping strawberry dan parutan keju di atasnya.

"Brownies!" Seru Ilora antusias, terlebih perutnya memang sudah merasa lapar. Istirahat pertama ia gunain buat keliling sekolah untuk mencari sosok Ziega, sedangkan istirahat kedua saat sudah bertemu dengan lelaki itu, Ziega pergi begitu saja membuat dirinya mau tidak mau harus merelakan sepiring nasi goreng yang belum ia sentuh sama sekali.

Dengan antusias, Ilora mengambil brownies itu dan mulai memakannya. Entah kenapa sedari dulu itu merupakan salah satu makanan kesukaan Ilora.

"Lora udah senang lagi?"

"Udah, makasih banyak ya Bu," sahutnya dengan mulut terisi.

"Jadi gimana hari pertama di sekolah baru? Hmm?"

"Ya masih sama kaya rutinitas di sekolah lama, Lora ngejar Ega, Eganya kabur. Kaya gitu terus." Jawab Ilora dengan terkekeh kecil. sesekali mulutnya kembali mengunyah brownies bikinan Lasmi.

"Tapi Lora seneng Bu, Lora udah beberapa hari nggak ketemu Ega, dan hari ini pas kita ketemu lagi rasanya luar biasa. Lora sayang sama Ega Bu."

"Lora mau ngejar Ega sampai dapat, Lora mau luluhin hati Ega biar mau nerima Lora. Nggak papa kan Bu?" Ilora menatap manik mata Lasmi dengan sorot mata berbinar. Lasmi dapat melihat adanya semangat di setiap pancaran bola mata Ilora jika gadis itu sedang membahas sosok lelaki yang berhasil membuatnya jatuh cinta.

"Nggakpapa sayang, semua yang bikin Lora bahagian Ibu dukung." Lasmi mengusap perlahan puncak kepala Ilora. Tatapan mata wanita itu benar-benar memandang gadis di depannya dengan tatapan penuh sayang.

"Besok Lora mau bawain Ega bekel, Ibu bantuin Lora masak ya. Ajarin Lora juga." Tanpa ia sadari, bibirnya sudah tertarik membentuk senyuman tipis, membayangkan jika Ziega makan dengan lahap masakannya. 

★★★

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

KENANSHA Door ndia04

Tienerfictie

12.6K 1K 13
Alisha sungguh tak percaya kepulangannya setelah liburan malah membuatnya terkejut karena menyaksikan sang pacar yang menikah bahkan dengan teman sek...
3.9K 1.8K 51
Tentang mereka yang dipertemukan secara kebetulan, disatukan dengan banyak perbadaan, dan dipisahkan secara paksa "Kamu itu bulan dan aku bumi nya, t...
1.5M 108K 46
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
17.2K 355 9
NEW VERSION "Kapan aku bahagia, Tuhan?" --- "Ma, Pa, aku rindu pelukan hangat kalian, kapan kalian kembali seperti dulu, sebelum kejadian itu." --- "...