fairy and devil | nomin, mark...

By jaeminuman

52.2K 6.3K 706

"aku hanya suka pada dewa minhyung!" -na jaemin, little fairy "kau takut aku membunuh minhyungmu itu?" -lee j... More

0 | king of the moon
1 | sasung temple
2 | sooyoon sky
3 | hatae tower
4 | unsealed
5 | mysterious world
6 | god minhyung
7 | flower
8 | withered
9 | life saver
10 | sunrise
11 | fairy donghyuck
12 | fairy test
13 | ilcho
14 | nono & jasmine
15 | fantasy crystal
16 | disenchanted
17 | lee jeno, moon clan
18 | moon vs sky
19 | changyoon sea
20 | anger
21 | swapping bodies
22 | fairy = devil
23 | patricide
24 | checkmate
25 | ambush
26 | turnover
27 | flower in the moon clan
28 | foxy ideas
29 | worldly feelings
30 | injoon
31 | thousand-level illusion
32 | falter
33 | demesne
34 | homicide
35 | riddle
36 | the beginning of destruction
37 | pinkish heart
38 | ice cream mode
39 | live your own life
40 | yoonmi pool
41 | party at the mansion
42 | good boy gone bad
43 | pairs
44 | a miss
45 | useless great trick
46 | comradery
47 | banquet
48 | clownery things
49 | literally a clown
50 | what if...
51 | where does broken heart go?
52 | connexion
53 | knotty
54 | gloomy
55 | the wedding
56 | horror
58 | do not kick up a row
59 | the union of hearts
60 | fairies who commit sins
61 | supreme lord's sacrifices
62 | jasmine fairy's sacrifices
63 | wheel
64 | dreadful
65 | tears & kindness
66 | nana
67 | a world full of poison
68 | the war
69 | it looks like an ending, but it's not
70 | for the sake of love
71 | the illusion of the dozens of skies
72 | rebirth
73 | the guardian gods of the three worlds
74 | seo
75 | the broken hearts of the knights
76 | story at the heeyoo pavilion
77 | the contrarian of fate
78 | the king's death
79 | epilogue
hi! it's been a week

57 | sugar-coat

375 58 7
By jaeminuman

aula sesoo, langit sooyoon

seorang dewa muncul dari dasar air terjun yang berderu. wajahnya terlihat cukup tenang sampai ketika ia teringat hal-hal yang pernah ia jalani ketika menjadi manusia di kolam yoonmi.

"tidak disangka, aku, tuan kedua lee, hari ini masih bisa menemukan seorang sahabat."

"apakah kita pernah bertemu di suatu tempat?"

"pe... peri dalam lukisan?"

"mulai saat ini, aku, mark lee, dan lee jinoh bersumpah menjadi saudara beda keluarga."

"benar-benar sangat jelek. kau sama sekali tidak melukiskan kecantikanku sedikit pun."

"tuan muda benar."

"ini seharusnya menjadi milik orang yang sesungguhnya kucintai. hingga bertemu dengan tuan muda jaemin, aku baru tahu, kau pasti pemiliknya."

"melati." gumam sang dewa dengan cemas sebelum dirinya segera pergi dari aula sesoo.

🍬

jaemin yang sudah mulai bisa berjalan sendiri turun dari gendongan jeno. kini mereka berdua berjalan tertatih-tatih di tengah hutan dengan sang raja yang memapah sang peri.

"melati, duduk." ucap jeno ketika mereka akhirnya tiba di tepi sungai yang terdapat sebuah perahu di sana. raja itu sedari tadi berusaha menyembunyikan kelemahannya, namun matanya telah berkunang-kunang dan ia terjatuh lemas di atas perahu.

"pria kaku, kau tidak apa-apa, 'kan?" jaemin yang sudah sempat terduduk kembali bangun dan menghampirinya dengan panik. jeno tak menjawab. matanya menatap ke langit yang tiba-tiba menjadi penuh guntur. ribuan pasukan klan khayangan berdiri menatap mereka di atas awan hitam. raja yoonoh dan dewa agung youngho berdiri di tengah-tengah para pasukan tersebut.

tidak hanya jeno, jaemin pun panik melihat hal itu.

"sekelompok sampah." desis jeno penuh kebencian. yoonoh mengangkat kepalanya dengan arogan di atas sana. jarinya mengeluarkan sihir berwarna putih. seluruh antek-anteknya juga mengeluarkan sihir putih untuk menyerang lee jeno dan jaemin. raja bulan itu merentangkan kedua tangannya dan mengeluarkan api nerakanya yang tak sebesar ketika ia sedang dalam keadaan sehat. sihir putih milik klan khayangan langsung menyerbu api nerakanya yang tiba-tiba tak bergerak.

mengapa tidak bisa menggerakkan api neraka? batinnya panik. ia kembali terjatuh ke atas perahu dan yoonoh tersenyum meremehkannya.

"pria kaku." jaemin langsung memeluk tubuh raja itu.

"lee jeno telah menemui jalan buntu. bunuh."

"jangan!" peri melati langsung berdiri di hadapan raja bulan sembari merentangkan tangannya begitu mendengar perkataan dewa yoonoh.

"melati." desis jeno agar peri itu tidak melakukan sesuatu yang bisa membahayakan dirinya sendiri.

"hentikan!" dewa minhyung tiba-tiba muncul dengan sihirnya dan menatap sang kakak dengan berani.

"dewa minhyung, kau sudah berhasil melewati rintangan?" tanya jaemin heran. mark hanya mengangguk pelan. dewa perang itu juga sempat bertukar tatap dengan lee jeno yang merebah lemah di atas perahu.

"karena dewa perang minhyung telah melewati rintangan dan kembali ke posisi, maka membunuh lee jeno adalah hal yang harus dilakukan oleh dewa perang."

"akan kupantau siapa pun yang berani menyentuhnya!" tentang minhyung, "peri bunga melati adalah rekan klan khayangan. siapa pun dari kalian yang melukainya, artinya ingin menjadi musuhku, jung minhyung."

dewa yoonoh menatap dewa agung youngho yang langsung maju untuk membuka suara, "karena ada dewa perang yang menjadi penjamin, sepertinya memang ada kesalahpaham dalam masalah ini."

"lupakan saja. setelah membunuh lee jeno, tentu saja melati akan kembali ke langit sooyoon dalam keadaan selamat." ucap yoonoh. minhyung langsung mengulurkan tangannya pada peri itu.

"melati, ikut pulang denganku."

"pulang?" jaemin yang sedang mengurus jeno nampak bingung, "meskipun aku belum terlalu lama meninggalkan langit sooyoon, tapi kehidupan di kuil sasung sudah seperti kejadian pada ribuan tahun yang lalu, bahkan puluhan ribu tahun yang lalu. aku benar-benar sangat ingin pulang meskipun hanya dalam mimpi. aku merindukan bunga dan rumput di kuil sasung, omelan dewa taeyong, keberisikan peri donghyuck... aku selalu mengira aku bisa hidup di kota dewa dengan tenang, dari seorang peri kecil hingga menjadi peri tua."

genggaman tangan jeno pada tangannya semakin mengerat ketika jaemin mengucapkan hal tersebut.

"ikut pulang denganku. semuanya tidak akan berubah. selama kau kembali ke langit sooyoon, tidak peduli kau kembali ke kuil sasung atau datang ke istana yongchan, aku akan tetap menurutimu. aku jamin di seluruh langit sooyoon tidak akan ada orang yang menindasmu lagi."

"maaf, dewa minhyung."

"melati!" ekspresi minhyung nampak frustrasi ketika jaemin mengeluarkan sihir kecilnya untuk menarik perahu mereka ke tengah sungai. ia berlayar bersama lee jeno yang terbaring lemah di pahanya.

melihat hal tersebut, yoonoh menggeram penuh amarah. jarinya kembali mengeluarkan sihir putih yang diarahkan pada perahu mereka, "sangat keras kepala. bunuh!"

para prajurit kembali menggabungkan sihir mereka, namun minhyung segera menahannya dengan sihir biru muda yang bisa dibilang besar. jaemin segera membawa kepala raja bulan ke dadanya dan memeluknya erat-erat agar ia yang sedang tak bugar tidak perlu melihat pertengkaran hebat itu.

mata yoonoh memicing. rahangnya sudah sangat mengeras, "minhyung! aku memedulikan hubungan persaudaraan dan terus menahan diri terhadapmu, tapi kau malah bekerja sama dengan lee jeno dan pengkhianat langit sooyoon. berkhianat terang-terangan, dosamu benar-benar tidak terampuni!"

minhyung langsung mengerahkan sihirnya dengan sekuat tenaga untuk menghantam balik para pasukan klan khayangan tersebut. ia bukan hanya menahan serangan mereka lagi. yoonoh sangat amat tak percaya melihat kelakuannya.

"minhyung, apakah kau ingin memberontak?!"

"dulu aku menghormati kakak, mematuhi aturan langit selama puluhan ribu tahun, dan hanya mengikuti perintah kakak. tapi, setelah melewati rintangan di dunia manusia kali ini, sudah banyak yang aku mengerti. hingga hari ini, aku baru mengerti, di mata kakak, kasih sayang ibu terhadap putranya adalah kepengecutan. aku merindukan orang yang kucintai adalah sebuah kesalahan. rela mengorbankan nyawa untuk orang yang disayangi hanyalah hal yang bodoh dan menyedihkan di mata kakak! jika hal yang konyol ini adalah aturan langit, lalu mengapa jika aku memberontak?"

mata yoonoh membelalak, bahkan ketika minhyung sudah menghilang di balik sihirnya.

"peri berdosa minhyung, berkhianat terang-terangan, punya dosa yang sama dengan klan bulan. jika ada yang melihatnya, bunuh tanpa ampun."

🍬

"selamat, yang mulia." deokjun mengatupkan kedua tangannya dengan bangga ke arah wookhee yang sedang menghadap paviliun bersalju di hadapannya.

"sudah tiga puluh ribu tahun, akhirnya momen ini telah tiba." wookhee tersenyum senang.

"konyolnya, sia-sia saja mereka memiliki tulisan takdir, tapi tidak pernah menebak makna asli tulisan itu dengan benar." deokjun tersenyum simpul.

"aku mengikuti guru bereinkarnasi selama seribu kehidupan, sejak awal sudah melihat ia selalu harus mati demi orang yang dicintai di setiap kehidupannya. jadi, tuan muda kedua lee tidak bisa disebut ikut terlibat. yang sesungguhnya harus memutus jiwa dan membantu guru agar berhasil melewati rintangan adalah lee jeno yang sesungguhnya ia cintai di kehidupan ini." setelah mengatakan itu, wookhee masuk ke dalam kuil dan duduk di sebelah tubuh gurunya yang masih belum sadarkan diri.

"guru, akhirnya kau tidak perlu menerima penderitaan melewati rintangan lagi. guru tenang saja. aku sudah menaruh inti jiwamu di sebuah tempat dan mengamankannya, membantumu menyelesaikan tahap terakhir sebelum bangkit. itu pasti merupakan sebuah tempat yang tidak bisa ditebak oleh semua orang."

🍬


peri melati terisak sembari memandangi raja bulan yang matanya masih terpejam dan tadi sempat ia sandarkan di batang pohon. ia tidak tahu pasti bagaimana cara memulihkannya.

jaemin merenung selama beberapa detik dan akhirnya memutuskan untuk menyayat tangannya sedikit, lalu menempelkan luka sayatannya yang berdarah ke bibir lee jeno.

tetap tak ada reaksi.

air mata peri melati semakin deras, "bukankah kau sering berkata kau adalah penguasa tertinggi tiga dunia dan orang terkuat nomor satu? jadi, kau pasti akan baik-baik saja, benar tidak? lee jeno, aku mohon padamu, bangunlah, ya? asalkan kau bisa bangun, kelak tidak peduli bagaimanapun kau memarahiku atau membohongiku, aku tetap tidak akan marah. aku mohon padamu, jangan meninggalkanku sendirian."

mata jeno terbuka perlahan beberapa saat setelah jaemin berkata panjang lebar padanya.

"kau sudah sadar?!" jaemin langsung menghambur ke pelukannya, "akhirnya kau sudah sadar!"

🎧got7 - miracle

jeno sedikit kewalahan ketika dirinya langsung diserbu oleh pelukan, namun tangan kanannya terangkat untuk menepuk-nepuk pundak sang peri yang masih tersedu-sedu.

"kau sudah membuatku ketakutan. apakah kau tahu itu?"

dan untuk pertama kalinya jeno menghapus air mata di pipi jaemin dengan begitu lembut sembari berbisik, "aku tidak apa-apa. jangan menangis lagi."

"aku bukan menangis. aku hanya senang." jaemin menghapus air matanya sendiri, "apakah kau haus? aku akan pergi mengambilkanmu air."

jeno menahan tangan jaemin yang terlihat tersayat, "kau?"

"sudah tidak apa-apa." jaemin segera melepaskan tangannya dari genggaman jeno, "kau masih belum tahu, 'kan? ternyata darahku bisa menghidupkan kembali orang mati. jika dibicarakan juga aneh. mengapa darahku bisa punya manfaat ajaib ini?"

"kau masih punya niat untuk memikirkan semua ini. kelak tidak boleh mengambil darah untuk menolong orang. termasuk aku, juga tidak boleh. apakah kau mendengarnya?" ujar jeno dengan suaranya yang masih lirih. ia bahkan terbatuk setelah itu sehingga jaemin langsung memeganginya.

"lukamu begitu parah, tapi kau masih punya tenaga untuk marah. aku sendiri yang bersedia berbuat seperti itu. tidak sakit sedikit pun. sungguh."

"mengapa harus menolongku? bukankah kau selalu ingin pulang?"

jaemin merenung sejenak karena ia juga tak tahu jawabannya, "lagipula... lagipula, aku juga tidak bisa pulang lagi."

"kau masih bisa pulang tadi. setelah menolongku, kau baru benar-benar tidak bisa pulang lagi. sebenarnya mengapa kau menolongku?"

"jangan membicarakan ini dulu. kau sudah lapar, 'kan? aku akan pergi membuatkanmu sedikit makanan." jaemin hendak kabur dari pertanyaan itu, tetapi jeno menariknya dengan seluruh tenaganya yang tersisa hingga peri itu merebah di rengkuhannya dengan ekspresi terkejut.

"kenapa?" tanyanya lagi dan lagi.

"karena... karena aku..."

kedua belah bibir mereka saling bersatu ketika jeno mempertemukannya. tangan mereka saling bergerak dalam genggaman masing-masing. di depan api anggun dan di atas tanah bersalju tipis itu, bibir mereka saling berpagutan cukup lama. kedua insan beda klan itu masih mengenakan pakaian pernikahan mereka masing-masing. biarlah untuk saat ini...

"yang mulia!"

langkah kuanlin dan injoon langsung terhenti ketika melihat pemandangan di hadapan mereka. pagutan bibir mereka langsung terlepas dengan wajah tenang jeno dan wajah panik jaemin yang langsung bangkit terduduk sembari memeluk kepalanya sendiri. begitu lirikan lee jeno mengarah pada mereka, injoon terkekeh kecil dan menarik tangan kuanlin yang masih terpaku.

"ayo pergi."

begitu mereka berdua tak terlihat lagi, jeno menoleh ke arah jaemin yang masih memeluk kepalanya sendiri.

"rasanya aku ingin melompat ke sungai saja."

🍬

"tolong!"

"mengapa harus aku?!"

"biarkan aku pergi dari sini!"

dewa minhyung berdiri di atas perahunya yang mengarungi sungai leetae. beberapa inti jiwa yang bergentayangan penasaran keluar dari dasar sungai leetae dan mengelilinginya sembari meminta pertolongan.

melati, kau ada di mana? batin sang dewa. pandangannya mengarah pada inti jiwa yang berputar-putar di sekitarnya. para korban yang dibunuh oleh kepala kota laut untuk membuat hawa iblis ternyata begitu menderita seperti ini. inti jiwa mereka cacat, punya kebencian yang mendalam, dan tidak bisa beristirahat dengan tenang. di antara mereka ada inti jiwa klan bulan dan juga klan khayangan. jangan-jangan kematian tiga ribu prajurit belum lama ini juga merupakan ulah kepala kota laut?

"biarkan aku pulang!" para inti jiwa itu masih menjerit-jerit.

"semuanya mohon tenang saja. harap bersabar dulu untuk saat ini. aku pasti akan memikirkan cara untuk membersihkan kebencian kalian dan mengakhiri penderitaan.

🍬

istana dal, laut changyoon

"tidak bisa mengendalikan api neraka? ternyata kakak terluka begitu parah sampai seperti ini." ucap sungchan khawatir.

"saya yang telah lalai dan tidak mampu melindungi keselamatan yang mulia." kuanlin tak berani mengangkat kepalanya.

"kekuatan sihirku hanya rusak untuk sementara. tidak perlu panik." jawab jeno tenang.

"sekarang situasi laut changyoon baru saja tenang. raja yoo utara dan selatan selama ini tidak pernah setia. jika hal ini diketahui oleh mereka, takutnya akan terjadi gejolak." sungchan berkata dengan hati-hati. jeno sedikit tersenyum dengan gaya arogannya.

"dengan kemampuan mereka, meskipun aku tidak bisa mengeluarkan api neraka, membunuh mereka juga bukan hal yang sulit."

"bagaimanapun juga tetap harus mengutamakan keselamatan. kakak, istirahatlah dengan tenang agar lukamu bisa segera pulih. aku dan kuanlin pasti akan merahasiakan hal ini dan tidak akan memberitahukannya kepada seorang pun sembari menunggu luka kakak pulih dengan sempurna."

"kau sudah bekerja keras."

"kakak jangan berbicara seperti itu. kita berdua adalah saudara."

jeno tersenyum simpul dan turun dari kursi besarnya serta menepuk pundak adiknya dengan tegas namun hangat, "benar. kita adalah saudara."

sungchan sedikit gugup menghadapi hal tersebut. ia langsung menunduk dan pamit untuk pergi dari ruangan raja bulan.

"saya akan pergi mengantar yang mulia sungchan." kuanlin juga menunduk dengan senyumannya yang tak bisa ia tahan.

🍬

"waktunya minum obat." peri melati mengintip dari balik gorden ruangan raja bulan. ia berjalan ke arah kursi sembari mengaduk ramuan obat di mangkuk kecil. setelah ramuan itu diletakkan di atas meja, jeno segera duduk di hadapan sang peri. mereka berdua saling melempar senyum. jaemin bahkan setengah tertawa.

"apa yang kau tertawakan?" tanya jeno lembut.

"aku sedang berpikir sepertinya harapanku sudah terwujud."

"harapan apa?"

peri itu sedikit terlihat salah tingkah, "aduh, kau jangan bertanya lagi. cepat minum obat. jangan sampai obatnya dingin."

jeno mengangguk pelan ketika jaemin mengangkat mangkuk dari meja dan menyerahkannya padanya. ia langsung menenggak obat tersebut walau terkadang dahinya mengerut kepahitan.

"karena sekarang kau sudah menghabiskan obatnya, jadi aku pergi dulu."

raja bulan langsung meletakkan kembali mangkuknya di atas meja dan mengikuti langkah peri jaemin. peri itu tersenyum simpul tanpa diketahui sang raja. jeno terus mengikutinya seperti anak ayam yang berjalan di belakang induknya. begitu jaemin berbalik, jeno dengan hati-hati memegang tangan jaemin yang mengenakan gelang tulang melati darinya.

"istirahatlah lebih awal." ucap jaemin tanpa berani beradu tatap.

"kau juga."

senyuman malu-malu tak kunjung hilang dari bibir mereka bahkan ketika jaemin telah pergi ke kamarnya sendiri. raja bulan memilih mengalihkan perhatiannya dengan membaca literatur.

🦄

Continue Reading

You'll Also Like

436K 29K 25
Bagaimana jika kamu sedang tidur dengan nyaman, tiba tiba terbangun menjadi kembaran tidak identik antagonis?? Ngerinya adalah para tokoh malah tero...
429K 27.2K 58
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...
776K 70K 32
Ini adalah kisah seorang wanita karir yang hidup selalu serba kecukupan, Veranzha Angelidya. Vera sudah berumur 28 tahun dan belum menikah, Vera buk...
1M 99.6K 31
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...