27 | flower in the moon clan

537 74 8
                                    

jaemin menopang pipinya dengan kedua tangan sembari duduk di teras kuil sasung laut changyoon. ia merasa bosan dan kesal sendiri. peri itu bangkit sambil menghentakkan kakinya, lalu berjalan mondar-mandir di bawah pohon takdir.

jaemin, jaemin. padahal kau sudah bersusah payah hingga bisa mendapatkan kesempatan untuk kembali ke langit sooyoon, tapi kau malah tidak memanfaatkannya. sekarang jadi seperti ini, 'kan. tuduhan berkomplot dengan klan bulan sudah benar-benar terbukti. dewa minhyung pasti sangat kecewa padamu. dewa tidak akan datang menyelamatkanmu lagi. dewa juga tidak akan percaya padamu lagi. kau sudah membuat dewa minhyung kecewa.

jaemin, kau terlalu percaya diri. kau hanyalah seorang peri bertingkat rendah yang beridentitas tidak jelas. sekarang kau bahkan memanggul tuduhan pengkhianat. dewa minhyung adalah dewa perang. dewa datang menyelamatkanmu juga hanya karena tanggung jawab dan kebaikannya. kau pikir ada alasan apa dewa melindungimu seperti itu?

aku sendiri melindungi lee jeno seperti itu, apa mungkin aku menyu— tidak mungkin. ia adalah raja bulan, musuh nomor satu langit sooyoon.

peri melati itu kembali duduk sambil menangkup pipinya di atas kedua tangan setelah puas membatin. ia tak menyadari bahwa kuanlin sedari tadi mengawasinya.

💠

"pokoknya kuberi tahu kau. orang yang kusukai adalah dewa minhyung, bukan kau! aku juga berharap dewa minhyung yang menemani di sisiku, bukan kau! sebenarnya kau paham atau tidak?"

"orang yang ingin kutemui adalah dewa minhyung! dewa minhyung yang sebenarnya, bukan penyamaranmu!"

"kau sudah berjanji padaku kau tidak akan menyakitinya!"

jeno mengusap cincin yoyu di jari telunjuknya menggunakan ibu jarinya. ia tidak fokus dengan arak dan literatur yang sedang dibacanya karena perkataan-perkataan jaemin tentang dewa minhyung itu tak kunjung hilang dari pikirannya.

"yang mulia." kuanlin tiba-tiba datang dan memberi hormat. jeno terdiam sebentar untuk membenarkan ekspresinya.

"bagaimana kondisinya?"

"saya sudah mengamatinya sepanjang sore. setelah peri jaemin tinggal di sini, ia sangat patuh. ia hanya berjalan mondar-mandir di bawah pohon atau menghela napas. tidak ada pergerakan khusus darinya."

"aku mengerti. pergilah."

"baik." kuanlin sudah memundurkan tubuhnya.

"tunggu. baru saja kau memanggilnya apa? peri jaemin? sejak kapan kau begitu menghormati siluman bunga itu sehingga memanggilnya menggunakan nama?"

"yang mulia tidak tahu. meskipun semua orang tidak tahu masalah pertukaran tubuh yang mulia dengan peri, tapi para dayang diam-diam bergosip. kemarin saat yang mulia sungchan memberontak, ada peri yang menyelamatkan yang mulia tanpa memedulikan nyawanya. demi mengingat rasa terima kasih mereka kepadanya yang menyelamatkan yang mulia, jadi saya diam-diam memanggilnya peri jaemin." kuanlin terkekeh malu, "tiba-tiba saya keceplosan."

"kalau begitu, ia malah menjadi tamu terhormat istana dal?"

"benar. demi berterima kasih pada peri, para dayang mengadakan sebuah pesta. hanya saja, mereka tidak tahu apakah yang mulia mengizinkannya. bagaimanapun juga, yang mulia sendiri yang memerintahkan pengurungan peri. bawahan tidak berani melanggar perintah."

fairy and devil | nomin, markminKde žijí příběhy. Začni objevovat