fairy and devil | nomin, mark...

By jaeminuman

51.1K 6.2K 702

"aku hanya suka pada dewa minhyung!" -na jaemin, little fairy "kau takut aku membunuh minhyungmu itu?" -lee j... More

0 | king of the moon
1 | sasung temple
2 | sooyoon sky
3 | hatae tower
4 | unsealed
5 | mysterious world
6 | god minhyung
7 | flower
8 | withered
9 | life saver
10 | sunrise
11 | fairy donghyuck
12 | fairy test
13 | ilcho
14 | nono & jasmine
15 | fantasy crystal
16 | disenchanted
17 | lee jeno, moon clan
18 | moon vs sky
19 | changyoon sea
20 | anger
21 | swapping bodies
22 | fairy = devil
23 | patricide
24 | checkmate
25 | ambush
26 | turnover
27 | flower in the moon clan
28 | foxy ideas
29 | worldly feelings
30 | injoon
31 | thousand-level illusion
32 | falter
33 | demesne
34 | homicide
35 | riddle
36 | the beginning of destruction
37 | pinkish heart
38 | ice cream mode
39 | live your own life
40 | yoonmi pool
41 | party at the mansion
42 | good boy gone bad
43 | pairs
44 | a miss
45 | useless great trick
46 | comradery
47 | banquet
49 | literally a clown
50 | what if...
51 | where does broken heart go?
52 | connexion
53 | knotty
54 | gloomy
55 | the wedding
56 | horror
57 | sugar-coat
58 | do not kick up a row
59 | the union of hearts
60 | fairies who commit sins
61 | supreme lord's sacrifices
62 | jasmine fairy's sacrifices
63 | wheel
64 | dreadful
65 | tears & kindness
66 | nana
67 | a world full of poison
68 | the war
69 | it looks like an ending, but it's not
70 | for the sake of love
71 | the illusion of the dozens of skies
72 | rebirth
73 | the guardian gods of the three worlds
74 | seo
75 | the broken hearts of the knights
76 | story at the heeyoo pavilion
77 | the contrarian of fate
78 | the king's death
79 | epilogue
hi! it's been a week

48 | clownery things

387 48 12
By jaeminuman

chantae yang sedang tersenyum tiba-tiba melebarkan mata ketika jaemin memukul tepian meja lumayan keras. peri itu mulai merengek tanpa sebab.

"orang itu secara mencurigakan mendekati tuan muda di tengah malam. meskipun orang itu benar-benar ada, ia pasti bukan orang yang baik. tuan muda hati-hati saja tertipu olehnya."

"jaemin?" chantae tampak tak sanggup berkata-kata melihat jaemin yang membuang muka sembari memajukan bibir bawahnya. melihat itu, jaemin kembali menatap chantae sembari tersenyum tidak enak atas sikapnya yang ia sendiri tidak mengerti.

"tuan muda, jangan marah. aku hanya mencemaskan tuan muda."

chantae terkekeh, "kau tidak perlu cemas. jika ia benar-benar penjahat, bagus juga jika aku mengetahuinya agar aku bisa segera menghilangkan perasan ini. tapi, jika pria ini benar-benar ada dan aku malah melewatinya, maka aku bisa menyesal selamanya. jaemin, apakah kau bisa membantuku?"

pria kaku, ini yang katamu adalah hal baik yang kau lakukan? sekarang perbuatanmu malah berujung seperti ini. batin jaemin sembari mengatupkan bibirnya rapat-rapat, merasa gemas pada lee jeno yang menghancurkan rencana mereka.

🤡

mark lee tersenyum di tengah restoran dan mengangguk pada haechan yang sedang memeluk suatu benda besar di balkon lantai atas. jeno dan kuanlin juga telah keluar dari ruangan dan berdiri di balkon untuk melihat hal apa yang akan dilakukan oleh tuan muda kedua lee. haechan melemparkan benda yang ia peluk ke bawah setelah sebelumnya ia telah mengikat ujung atasnya pada tiang balkon. sebuah lukisan yang sangat besar langsung terpampang di sana.

mata jeno membelalak lebar melihatnya. orang-orang yang sedang makan di sana mulai memusatkan perhatian mereka pada mark lee dan lukisannya. beberapa membicarakannya karena mengganggu ketenangan restoran dan bar itu.

"itu... bukankah itu adalah peri jaemin?" tanya kuanlin pada tuannya.

"harap tenang! dengarkan perkataanku." mark mengangkat tangannya di hadapan puluhan orang di restoran itu.

"sssttt." haechan membantu tuannya memberi isyarat untuk diam dari lantai atas.

"lelaki dalam lukisan ini adalah kekasih yang diakui seumur hidup oleh diriku, mark lee."

orang-orang di sana mulai mengeluarkan tawa kecil nan sinis dan membicarakan kegilaannya, namun mark malah tersenyum bangga.

"hari ini aku menggantung lukisan ini di dalam restoran karena ingin siapa pun di antara kalian yang mengenal tuan muda ini bisa memberitahukan jejak keberadaannya. selama petunjuknya nyata dan dapat dipercaya, pasti akan ada imbalan besar berupa seratus batang emas." ucap mark lantang.

"seratus batang emas? apakah itu sungguhan?" orang-orang mulai berbisik. jeno di atas sana menghela napas.

tidak mungkin. jelas-jelas aku sudah menghapus semua ingatannya dengan melati. mengapa ia masih ingat?

🤡

"terima kasih semuanya!"

jaemin dan chantae yang ada di dalam ruangan mereka mulai merasakan distraksi yang dibuat mark dan orang-orang yang ramai di dalam restoran.

"siapa itu yang begitu berisik?" chantae mengerutkan dahinya.

"tuan muda duduk saja. aku akan keluar dan melihat." jaemin bangkit berdiri dan mengintip dari balik pintu. ia dapat melihat lukisan besar dirinya sendiri tergantung di tengah restoran.

"tuan muda kedua lee, kisahmu yang menolong lelaki penghibur saja belum selesai. sekarang kau sudah mulai menampilkan pencarian lelaki cantik yang baru. kau benar-benar romantis dan elegan."

jaemin dapat mendengar tawa mengejek dari orang-orang di sana.

"benar. jika kau ingin mencari orang, setidaknya kau beri tahu semua orang siapa nama dan di mana tempat tinggal lelaki dalam lukisan itu. benar, bukan?"

"benar."

"aku jujur saja pada kalian. soal lelaki dalam lukisan ini, aku juga tidak tahu nama dan asal keluarganya. pada malam festival lentera hari itu, dalam waktu singkat, entah siapa yang tiba-tiba melukiskan lelaki yang paling kusukai. mungkin yang melukiskannya adalah cupid."

lagi dan lagi, jaemin dapat mendengar tawa mengejek dari orang-orang di sana setelah mark mengatakan itu.

"yang mulia, membantu lim chantae melewati cobaannya lebih penting. tenang." bisik kuanlin ketika melihat rahang tuannya yang sudah mengeras di atas balkon.

di ruangan seberang, chantae mulai bangkit berdiri menghampiri jaemin di pintu.

"jaemin, siapa yang ada di luar?"

"bukan siapa-siapa. hanya sekelompok tamu restoran yang tidak tahu sopan santun. kita lanjutkan saja acara kita." jaemin langsung menutup pintunya kembali dan membawa chantae ke tempat duduk serta menuangkan minuman untuknya.

"aku punya firasat, aku pasti bisa menemukannya. mungkin ia juga sedang menungguku."

"pasti tidak akan."

suara mark dan pengunjung-pengunjung yang lain masih terdengar di telinga mereka samar-samar.

"tuan muda kedua lee, seluruh kota dolo tahu keluargamu telah berhenti memberikanmu uang. jika kami benar-benar telah menemukan orang itu, sebenarnya dari mana imbalan sebesar seratus batang emas yang kau katakan itu?"

"benar. apakah imbalan sebesar seratus batang emas ini akan dicicil?" orang-orang kembali menertawainya.

"aish! bagaimana mungkin? meskipun aku tidak punya uang, tapi lee jinoh, saudaraku ini punya banyak uang." perhatian orang-orang mengarah pada jeno yang bersidekap di balkon atas ketika mark menunjuknya, "jadi, kalian tenang saja. jika kalian menemukan orang ini, langsung saja pergi ke mansion yesi untuk mengambil imbalannya."

"aku tahu. ia adalah lee jinoh, pengusaha muda yang baru pindah dari jinlim." orang-orang di sana berbisik-bisik.

"lee jinoh, terima kasih atas kebaikanmu." mark mengatupkan kedua tangannya ke arah jeno, "jika tadi bukan karena kau yang menyemangatiku, aku pasti tidak akan berani berbuat seperti ini. nanti aku pasti akan mengembalikan seratus batang emasmu tanpa kurang."

"jika yang mulia tidak bisa menahan diri sedikit saja, rencana besar bisa kacau." kuanlin kembali memperingati ketika mata tuannya sudah membelalak, bahkan urat-uratnya rasanya mulai keluar dari seluruh penjuru tubuhnya. mendengar itu, jeno mengangguk-angguk dengan penuh amarah.

"tidak masalah."

mark lee terkekeh senang mendengar jawaban jeno. ia memandang orang-orang di restoran itu dengan pandangan yang seolah mengatakan 'kau dengar sendiri, bukan?'

🤡

"lee jinoh, kau jangan hanya melihat sisiku yang biasanya sangat mahir minum-minum dan sering pulang larut malam atau bahkan tidak pulang seharian. kenyataannya aku tidak punya nyali. sebelumnya saat kakakku ada di rumah, ia yang menanggung segala hal. aku tidak perlu mengkhawatirkan apa pun. tapi, keluargaku juga tidak pernah membiarkanku membuat keputusan. mereka juga tidak pernah memahamiku."

jeno di hadapannya hanya memegangi dahinya yang berkerut kesal dan tertekan.

"lee jinoh, kau benar-benar lebih seperti saudaraku dibanding saudaraku sendiri." mark tersenyum bodoh ketika jeno tetap tidak menanggapinya. ia baru hendak menyantap kembali makanannya ketika sebuah ide gila muncul di otaknya, "aha, lee jinoh! karena kau dan aku begitu berjodoh, bagaimana jika hari ini kita bersumpah menjadi saudara dari keluarga yang berbeda?"

dahi jeno semakin berkerut menatapnya. mark yang awalnya nampak semangat jadi sedikit murung, "lee jinoh, apakah kau tidak bersedia?"

"ber... bersedia." jawab jeno yang semakin tertekan, "setelah memilih tanggal dan bulan yang bagus di lain hari nanti..."

"mendadak lebih baik daripada menunggu hari lain! hari ini saja!"

"hari ini?" mata jeno melebar, "kita belum menyiapkan apa-apa."

"memangnya apa yang perlu dipersiapkan? kau dan aku memiliki niat yang sama. apakah ini masih belum cukup?" mark bersiap-siap bangkit berdiri, "tunggu sebentar."

jeno mengurut dahinya ketika mark pergi dari ruangan dan kembali dengan membawa lilin dan wewangian serta menuangkan minuman alkohol ke gelas untuk kesekian kalinya. ia merasa semakin tidak tahan menghadapi bocah konyol di hadapannya.

"lee jinoh, cepat berlutut." mark menekan bahu jeno ke bawah sebelum dirinya sendiri juga ikut berlutut di hadapan lilin dan wewangian itu.

"mulai sekarang, aku, mark lee, dan lee jinoh bersumpah menjadi saudara beda keluarga. kelak kami akan menikmati kebahagiaan bersama dan menanggung kesulitan bersama." mark mengangkat gelas minumannya, lalu menoleh ke arah jeno, menyuruhnya melakukan hal yang sama.

"ya, ya, ya. aku juga sama." jawab jeno malas. mark mengadukan kedua bibir gelas mereka dan menenggak minumannya. jeno hanya menyesapnya dan meletakkan kembali gelas itu ke meja sembari menahan kekesalan.

"sekarang kita adalah saudara baik." mark merangkul jeno yang berekspresi datar dan hanya bisa meliriknya dengan tajam.

🤡

"menjadi manusia biasa tetap lebih baik." injoon mendesah puas sembari menikmati seluruh makanan yang terhidang di mejanya, "makanan dan minuman lezat tersedia di mana-mana, tidak perlu hidup terlalu lama, dan tidak memiliki kekhawatiran apa pun."

"gawat! ada masalah besar!" kuanlin tiba-tiba masuk ke ruangannya dengan panik ketika injoon sedang menikmati. ia tidak jadi menggigit ayam rebusnya dan malah berlari-lari keluar bersama kuanlin.

"kau lihat!" jelmaan imoogi itu menunjuk lukisan peri jaemin yang tergantung di tengah-tengah restoran.

"mark lee yang melakukan ini?! ini tidak bisa dibiarkan! mengapa kau hanya diam saja?!" injoon mendorong kuanlin dan berlari-lari kecil ke atas balkon tempat lukisan tersebut digantungkan, "jika lukisan ini dilihat oleh tuan muda chantae, maka seluruh rencana kita akan gagal!"

"benar." kuanlin mengikutinya di belakang.

"beri jalan, beri jalan." injoon menyingkirkan orang-orang yang menghalangi jalannya, kemudian langsung melepas ikatan lukisan tersebut dibantu oleh kuanlin.

"apa yang kalian lakukan?!" seorang pemuda muncul di belakang mereka.

injoon mengerang ketika haechan mendorong dirinya dan kuanlin, kemudian berdiri menghalangi lukisan peri jaemin.

"ini adalah lukisan milik tuan mudaku. tidak boleh dilepas!"

haechan dan injoon saling bertatapan lama. injoon tersenyum melihatnya sedangkan haechan menatapnya heran.

"apa yang kau lihat?" tanya haechan sinis.

"siapa namamu? apakah kita pernah bertemu di suatu tempat?"

kuanlin memandangi injoon heran sedangkan haechan menatap injoon dari atas kepala hingga ke bawah kaki dengan tatapan meremehkan.

"jangan coba-coba mendekatiku." tegasnya, "tuan mudaku sudah bilang, siapa pun tidak boleh menyentuh lukisan ini."

"ia adalah haechan, pelayan sekaligus sahabat mark lee." bisik kuanlin pada injoon.

"namamu haechan. benar, 'kan?" injoon tiba-tiba mendapat ide, "kulihat sikapmu terhadap tuan muda kedua lee tidak benar-benar setia."

"sembarangan bicara kau!" amarah haechan terpancing mendengarnya, "demi tuan muda kedua lee, aku rela menerjang api!"

"jika kau benar-benar peduli padanya, bagaimana bisa kau tidak menghalanginya dan justru membiarkannya melakukan hal bodoh yang akan mempermalukan dirinya dan orang lain seperti ini?" injoon menunjuk lukisan peri jaemin yang tergantung.

"apa maksudmu?" nada bicara haechan merendah.

"masalah konyol tentang ia yang membawa pohon koral pemberian istana negara untuk melamar lelaki penghibur saja belum selesai. hari ini lagi-lagi ia membuat keributan seperti ini di restoran dan bar paling ramai di seluruh kota dolo. masalah ini pasti akan terdengar hingga ke telinga ayahnya. hukuman pukul sudah pasti tidak akan bisa dihindari. tidak masalah jika kau menerima pukulan, tapi tuan mark-mu bertubuh lemah, berkulit tipis, dan berdaging lembut." injoon berpura-pura prihatin sembari sesekali melirik kuanlin, meminta persetujuan darinya agar haechan lebih merasa terpojok.

"tapi, aku juga tidak boleh membantah perintah tuan mark. tuan mark paling mempercayaiku. ia berulang kali menekankan agar aku menjaga lukisan ini. ia bilang lukisan ini berkaitan dengan kebahagiaannya seumur hidup." haechan menunduk. injoon tertawa meremehkan.

"jika kau benar-benar memikirkan kebahagiaan seumur hidup tuan mark-mu, maka kau semakin harus melepas lukisan ini."

"apa maksudnya?" haechan menatap injoon waspada.

"coba kau pikir. jika yang ada di lukisan ini adalah seorang lelaki baik-baik dan terhormat dan tuan mark-mu mempublikasikannya seperti ini hingga seluruh kota tahu, ia sudah pasti merasa sangat malu. bagaimana mungkin mereka berdua bisa bertemu lagi? jika tidak bertemu, bagaimana kebahagiaan seumur hidup itu bisa tercapai? tuan mark-mu konyol. kulihat kau juga bodoh." injoon menoleh ke arah kuanlin yang langsung mengangguk pelan. orang kota laut itu kembali menatap haechan seolah mengatakan kau lihat, bukan? ia juga setuju denganku.

"yang kau katakan masuk akal. nasihat baik memang terkadang sulit diterima. tetapi... tetapi, meskipun tuan mark menyalahkanku, aku juga harus memikirkan kebaikannya. akan kulepas!"

injoon tersenyum puas ketika haechan akhirnya membuka sendiri ikatan lukisan itu.

"lai bodoh, kemari." injoon menggerak-gerakkan tangannya agar kuanlin menunduk, namun lelaki jangkung itu tetap berdiri sehingga injoon harus menarik bahunya, kemudian berbisik di telinganya, "sepertinya orang ini lebih bodoh lagi darimu. sangat menarik."

"apa yang menarik darinya?"

injoon tak menjawab karena haechan kini tersenyum puas ke arah mereka setelah lukisan itu dilepas.

"oh ya! gawat! jika hanya melepas lukisan ini saja, maka tak ada gunanya. sebelum tuan mark datang ke sini, ia sudah menyuruh orang untuk membuat ratusan salinan lukisannya dan memerintahkan agar lukisan-lukisan itu ditempel di seluruh kota. sekarang takutnya sudah ditempel di seluruh kota dolo."

mata injoon dan kuanlin terbelalak mendengar itu.

🤡

sungai leetae

"yang mulia, saya bersedia mengambil risiko untuk pergi ke laut changyoon lagi." deokjun berlutut di belakang tuannya. kini mereka sedang berpenampilan layaknya dewa, bukan sebagai warga kota laut.

"tidak perlu. setelah lee jeno dan sungchan berbaikan, sungchan pasti akan memberi tahu semua detail transaksi kita kepada lee jeno. jika lee jeno tahu kita sedang menyuling hawa iblis, ia pasti akan menyuruh orang membuat jebakan dan menunggu kita masuk sendiri ke dalam jebakan itu."

"karena lee jeno sudah bersiap sejak awal, maka rencana kita untuk membunuh klan bulan dan mengambil inti jiwa mereka untuk dijadikan hawa iblis takutnya..."

"dewa wookhee." wookhee dan deokjun menoleh ke belakang dan menemukan seorang lelaki dan beberapa pasukan pengawalnya membungkuk hormat pada mereka, "kukira aku salah mengenali orang. ternyata kau memang dewa wookhee."

"kau..."

"dewa tidak ingat aku lagi? tahun itu, ketika aku mengalami bahaya saat melewati cobaan, dewalah yang turun tangan untuk menolongku. hati dewa murni dan baik. mungkin dewa tidak akan mengingat kebaikan dewa sendiri."

wookhee terdiam mendengarnya.

"tapi, dewa, ada urusan apa dewa wookhee datang ke sungai yang merupakan perbatasan dua klan ini?"

"minhyung dilukai oleh lee jeno." jawab wookhee setelah berpikir sejenak, "kudengar di sini ada obat herbal peri. jadi, aku datang untuk mencari."

"apakah dewa mau mengunjungi pos kami? kami punya ribuan prajurit perbatasan. dewa menginginkan obat herbal apa? beri tahu saja mereka. saat patroli, mereka bisa bantu mencari."

"jika bisa seperti itu, maka itu sangat bagus." wookhee tersenyum.

"dewa silakan ke sebelah sini." lelaki itu menunjukkan jalan menuju posnya pada wookhee yang langsung mengikutinya.

🦄

Continue Reading

You'll Also Like

1M 94K 31
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
101K 9.8K 28
Teman SMA nya yang memiliki wangi feromon buah persik, Arion bertemu dengan Harris dan terus menggangunya hingga ia lulus SMA. Bertahun tahun tak ter...
573K 37.6K 31
Kanara menyadari dirinya memasuki dunia novel dan lebih parahnya lagi Kanara berperan sebagai selingkuhan teman protagonis pria yang berujung di camp...
626K 31.9K 44
Judul Sebelumnya : My Cold Husband Selena Azaerin, itulah namanya, walau dirinya bekerja sebagai agen intelijen negara, dia tak pernah kehilangan sif...