‼️ Disaran kan sambil denger lagu oceans & Engines- Niki ‼️
Kini baik arsen maupun cessa memilih bungkam, tadi setelah kedua keluarga mereka bertemu untuk membahas hubungan mereka selanjutnya, baik cessa atau pun arsen tidak mau bicara lagi, cessa memilih pergi ke taman belakang di ikuti arsen
"aku egois ga kalo minta kamu tetep tinggal?" Cicit cessa
Arsen diam, membatu, mendengar suara lemah yang biasa nya terdengar nyaring itu.
"aku cuman takut, aku takut sensen" arsen membawa tubuh rapuh itu untuk di rangkul, memejamkan mata nya, menumpukan dagu nya di kepala cessa
"aku ga suka, aku ga suka di tinggal, kamu udah janjii"
"Maaf"
"Aku ga suka arsen, aku ga suka janji di ubah jadi maaf, tapi aku gabole egois"
Arsen lagi lagi diam, mungkin jika arsen melawan musuh nya arsen bisa keras, namun yang menjadi lawan arsen kali ini adalah kedua orang cessa juga keluarga nya, maka dari itu arsen tidak memiliki pilihan
Iyah, keputusan kedua keluarga adalah arsen tetap pergi ke Canada, dan cessa melanjutkan pendidikan nya disini.
"aku janji aku bakal pulang, kamu rumah aku, aku janji gabakal aneh aneh disana"
cessa segera mendekap tubuh arsen, membiarkan tangis nya mengisi kekosongan malam, membiarkan kedua orang tua mereka mendengar nya.
Arsen senantiasa memeluk tubuh itu, mencoba menyalurkan segala hangat untuk hati yang rapuh, ah bahkan hati nya pun rapuh, namun apa boleh buat? ia tidak di perkenankan menolak.
___________
Cessa menarik nafas dalam, menatap pada cermin di depan nya, meyakinkan diri berkali kali.
Setelah itu cessa turun ke bawah, menghampiri kedua orang tua nya, tak ada sapaan hangat seperti sebelum nya, cessa hanya tersenyum dan segera duduk di kursi sebelah sang bunda
"gelis nya Bubun, mau makan apa sayang?" Irma mengusap rambut cessa yang sengaja di gerai
"apa aja Bun"
Semua nya hening, merasa begitu kehilangan, biasa nya cessa akan berisik namun akhir akhir ini kebanyakan diam.
"Nih makan yang banyak yah nak"
Setelah mengisi perut, cessa, Irma dan Ardi segera menuju mobil, pukul 15.30.
Cessa memasangkan earphone di kedua telinga nya, memejamkan mata nya sejenak, mencoba bersembunyi dari isi kepala nya yang berisik.
"sayang udah sampai" Ardi bersuara mencoba membangunkan cessa
Cessa menatap sekeliling, pemandangan yang tidak asing, hati nya lagi lagi berdenyut nyeri.
Pukul 15.50, cessa berjalan di ikuti kedua orang tua di belakang, mencoba mencari apa yang dia cari.
Tak lama ia dapat lihat, pria dengan Hoodie abu, juga celana jeans hitam yang tengah terduduk, sesekali terlihat membuka hape nya.
Disana terlihat beberapa orang memakai pakaian dengan ciri khas nya, jaket kulit dengan tulisan 'wolf'.
Cessa berjalan mendekat, lantas si pria pun mendekat ke arah cessa.
"Makasih sayang" arsen mendekap erat peluk cessa
Cessa tak mampu berkata kata lagi, menangis pun rasa nya tak ada guna nya, cessa harus tetap melepas arsen, dan melawan semua trauma nya.
Setelah beberapa menit berada pada posisi yang sama akhir nya mereka saling melepaskan diri.
Terdengar suara yang menyatakan jika semua penumpang pesawat harus segera menaiki pesawat yang dituju, dan itu berarti arsen harus segera pergi.
15.55
Arsen menatap satu persatu orang disana, memeluk sang mama, dan papah, lalu berpamitan, tak lupa pada Ardi, dan Irma.
Jangan lupakan pada ke tiga sahabat gila nya, dan dua anak buah baru nya.
"kal gua titip wolf!"
"lu bisa andelin gua bang!" Haikal yang merasa bahu nya di tepuk pun mencoba menenangkan sang mantan ketua
"Jaga diri yang bener lu ndre! Gua gabisa nolong kalo lu dikejar banci lagi" canda arsen pada Andre
"Ah bangsat sen" mereka tertawa mendengar itu
Setelah itu arsen berjalan pada arah seorang gadis yang sedari tadi menatap nya, pada gadis dengan mata sembab itu.
arsen menatap mata cessa.
"Aku pergi sebentar ya?jaga diri baik baik, aku sayang kamu cill, sayang banget"
Cessa menatap mata arsen, dan kembali berhamburan kepelukan nya.
"Kamu harus pulang, kamu harus tepatin janji kamu, kamu harus pulang ke aku, aku rumah kamu, bukan orang lain." Suara gemetar dan lirih itu menghiasi telinga arsen
"Aku janji cill, aku janji aku bakal selalu pulang ke kamu, kamu bakal selalu jadi rumah aku"
"Tolong jaga kepercayaan aku sensen"
Arsen menganguk di leher cessa
"Aku sayang kamu, sayang bangett" lagi lagi air mata itu luruh tanpa permisi, membasahi pipi gembil cessa
"Aku selalu lebih sayang kamu cill, selalu selalu"
"nanti kalo pulang bawain aku boneka besarr"
"iya sayang, nanti aku bawain" arsen terkekeh sejenak
Melepas peluk nya, menatap wajah cessa mengelap kedua pipi yang sudah banjir air mata itu.
"Izin ya om" arsen berujar setelah itu mengecup lama kening cessa
Suasana haru, tak bisa terlewat kan, para orang tua hanya ingin yang terbaik bagi kedua nya.
"Aku pamit ya? Aku izin pergi sebentar, kamu tunggu aku pulang"
Cessa menganguk, arsen menatap kebelakang di mana para orang tua ada
"Arsen pamit mah, pah, om, Tante"
"Bro gua pamit ya!" Arsen pada ke enam orang disana
"Baek Baek sen!" Andre terbawa suasana meneteskan sedikit air mata nya
Setelah itu arsen berjalan membelakangi mereka, berjalan menuju pesawat yang akan membawa nya terbang, menjauh dari cessa, dari tempat kelahiran nya, dan dari semua kenangan.
Cessa masih berdiri tegak di sana, menatap punggung yang semakin menjauh, mencoba sebisa mungkin untuk tidak berlari dan menahan arsen agar tidak pergi menjauh, ingin sekali rasa nya cessa berteriak dan menolak keras, namun lagi lagi semua ini demi kebaikan mereka, apa boleh buat?
Arsen menghilang setelah masuk kedalam pesawat, teman teman arsen berbalik dan berpamitan pergi, cessa masih terdiam disana, enggan rasa nya cessa pergi menjauh.
"Sayang ayo pulang" Irma mengusap bahu sang anak
Cessa masih diam
"Gelis.." Irma mencoba membalikan badan cessa
Di tatap nya kedua mata sembab itu.
"Bunnn" cessa lagi lagi berhamburan pada peluk sang bunda
"Everything Will be fine sayang"
"arsen bakal pulang kan"
"Tentu aja sayang" tangis pilu itu terdengar, membuat siapa pun, akan merasakan sakit yang sama, cessa yang di paksa melawan trauma nya.
"Maafin mamah ya sayang" Ibunda arsen mengusap kedua lengan gadis kecil itu, cessa tersenyum
"Ini bukan salah Tante mamah kok"
Cessa melepas peluk nya
"Ayo pulang Bun, Ade cape"
"Okei sayang ayo"
"Tante mamah, om papah, Ade pamit ya"
Kedua nya menganguk, membuat cessa segera pergi berjalan menuju mobil.
Sampai di mobil cessa segera menyandarkan kepala nya, menutup kedua mata nya agar terpejam.
"Mau beli es krim ga sayang?" Tanya Ardi
Cessa menganguk, "okei otwiii" Ardi mencoba mencairkan suasana, namun respon cessa hanya tersenyum.
Biarlah dulu, melepas seseorang yang sangat kita cinta bukan lah perkara mudah kan?
________
Haloo!!!
Sedih aku datang membawa sedikit kesedihan, hwhwhw
Jangan lupa vote + komen!!
Ini belum end ya!! Masih banyak kisah kisah dari remaja LDR ini, untuk waktu aku percepat biar cepet end heheh!!
See u next chapter olll 💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐