ENJOYYYYY
-----------
Michael dan Michelle sudah lahir dengan selamat. Keduanya memiliki perbedaan fisik, jika Michelle terlihat lebih ringkih dan rapuh, berbanding terbalik dengan Michael yang gendut dan berpipi gembul.
Walaupun begitu tetap cantik dan tampan, hatiku berdebar-debar hanya dengan melihatnya.
Alex yang berada di sebelah, masih menggenggam tanganku kuat, takut aku kembali nge-drop seperti semalam. Sejak melahirkan tubuhku terasa sangat lemah, hanya untuk duduk saja perlu bantuan Alex.
Bagaimana tidak jika terdapat banyak jahitan yang masih basah di bawah sana, terasa berdenyut-denyut hingga sekarang.
"Alex, aku ingin menyusui mereka, tolong bawakan keduanya," pintaku dengan memohon.
Dengan sigap, Alex memutari ranjang dan mengambil Michelle dalam pelukannya. Sedangkan Michael, Alex tatap sinis. Tidak lupa juga dengan memeletkan lidah, seakan sedang mengejek saingannya.
"Alex!" Tegur ku sambil melotot.
Sudah punya anak juga, tingkahnya tidak jauh berbeda dengan anak kecil. Michael yang masih bayi saja sudah ia anggap sebagai musuh bebuyutan, membuatku mengelus dada, tidak mengerti lagi.
"Wajahnya nyebelin, sayang. Lihat saja mata bulatnya yang selalu menatapmu itu. Pasti dia sedang berusaha merebut mu dariku!" Keluhnya dengan mengerucutkan bibir dan alis yang menyatu.
Rasanya aku seperti sedang mengurus tiga bayi, rengekan Alex tidak jauh berbeda dengan tangisan Michael dan Michelle yang ku dengar tiap malam.
Melihat wajah Michael, dia memang menatapku dengan penasaran. Tangannya sedang memeluk guling dan sesekali menjulur ke arahku, minta digendong.
Menggemaskan sekali dengan telinga serigala yang membuka dan menutup.
Bukankah wajar seorang bayi melakukan hal itu? Dia sedang menelaah sekitarnya. Alex saja yang berlebihan.
Mengambil alih Michelle dalam gendongan Alex, tanganku bergerak cepat menarik baju ke bawah. Dadaku yang semakin besar, sering terasa penuh karena susu di dalamnya.
Tidak berlama-lama lagi, aku mendekatkannya pada bibir Michelle yang kecil.
Tangan mungilnya pun seakan berusaha menarik dadaku, terlihat sangat imut.
"Jangan lama-lama nyusunya, Michelle cantik. Kau harus menyisakannya untuk papa juga," ucap Alex sambil mencubit-cubit pipi Michelle, gemas.
Mendengar ucapannya, sontak aku menatapnya dengan menyipit. Bisa-bisanya dia rebutan dengan anaknya sendiri.
Sudah seminggu ini aku memang tidak memperbolehkannya untuk menyusu, karena itulah mulut Alex semakin blak-blakan dan tidak bisa diam.
Namun, tetap saja tangannya masih bermain di area sana. Dia mengelus dadaku dan terkadang mencubit bagian tengahnya, membuatku tanpa sadar mendesah. Ucapan modusnya pun selalu sama.
"Sayang nganggur hehe."
Malas berdebat, mau tidak mau aku hanya membiarkannya.
Setelah Michelle tertidur dalam pelukan, aku kembali memberikannya pada Alex.
Alex yang mengerti langsung membawa Michelle kembali ke tempat tidur dan menyelimutinya.
"Bawa Michael padaku, Al. Giliran dia untuk menyusu," pintaku yang dibalasnya dengan tatapan tajam.
"Kenapa Michael dulu? Bukankah sekarang giliran Alex? Michael ga usah, badannya udah besar, udah sehat," ucapnya sambil menyentuh perut bayi laki-laki itu.
Berulang kali juga dia menjahili Michael dengan menarik ekornya dan menggelitik telinganya.
Katanya tidak sayang, akan tetapi senyumnya selalu melebar setiap habis menjahili Michael.
Dan seperti biasa, tidak lama Michael akan menangis dan meraung-raung di dalam sana. Kalau sudah begini, aku lah yang harus turun tangan.
"Alex!" Teriak ku agar dia berhenti berbuat nakal pada anaknya.
Suara ku yang terdengar meninggi pun membuatnya ciut, dengan tidak rela dia mendekatkan Michael padaku.
"Biar aku saja yang pegang, kau tidak boleh menyentuh pria lain!" Kekeh Alex, masih saja mengingat perjanjian bodoh itu.
Bagaimana bisa aku menyusuinya tanpa menyentuh. Menghela napas lelah, aku hanya berusaha mendekatkan dadaku pada bibirnya.
Kadang kala Alex masih bertingkah jahil dengan menarik Michael saat bibirnya akan meraup dada ku. Setiap tangan Michael ingin memeluk ku pun dengan sigap Alex langsung menyentilnya.
Merasa jengah, aku pun langsung merebut Michael dan memelototi Alex agar tidak merengek.
Ku elus rambutnya yang tebal dengan sayang dan ku tatap matanya yang menutup. Wajahnya sangat mirip dengan Alex. Keduanya hampir menyerupai ayahnya.
Tidak adil sekali, aku yang bersusah payah melahirkan, akan tetapi tidak ada yang mirip denganku. Apa sebegitu bencinya aku dengan Alex saat hamil, makanya bisa mirip dia semua? Sepertinya begitu.
Refleks wajahku mendekat dan menempelkan bibirku pada pipinya yang berlemak itu. Halus sekali hingga tanpa sadar aku memejamkan mata.
Namun itu semua tidak bertahan lama karena Alex langsung menjauhi bayi laki-laki itu dariku.
"Natalie ga boleh cium-cium Michael, Alex aja! Kan udah janji ga megang-megang pria lain!" Peringatnya dengan menatap tajam ku.
Michael yang merasa kenyamanannya terganggu kembali menangis kencang dan menendang-nendang wajah Alex.
Bukannya ditenangkan, Alex juga malah ikut menggigit kaki kecilnya dan menggelitik bawah ketiaknya agar diam.
Menggeleng lelah, sudah makanan sehari-hari ku melihat mereka bertengkar. Dan yang memulainya selalu saja suami tampan ku itu.
Dasar Alex! Mengalah pada anaknya saja tidak mau.
"Michael belum selesai menyusu, Al! Berikan padaku lagi," pintaku dengan menjulurkan tangan, bermaksud untuk merebut Michael dari gendongannya.
Namun, seakan tidak mau hal yang tadi terjadi lagi, kini Alex yang menggantikan ku. Dia menggendong Michael mendekati dadaku dengan menahan kedua tangannya di belakang punggung.
Setelah selesai memberikan makan, baru Alex menaruhnya kembali.
Melihat mereka berdua memiliki guling masing-masing, membuatku gemas. Baik Michael maupun Michelle, keduanya sangat menyukai pelukan. Ku yakin besarnya akan menjadi sosok yang penyayang.
Semoga saja tidak ada sifat manja Alex yang menurun pada mereka. Atau pun sifat posesif, stalker, dan kejam Alex. Aku hanya berharap mereka dapat tumbuh menjadi anak baik-baik saja.
Tidak jauh berbeda dengan Michael, Michelle pun selalu melihat ke arahku penasaran. Bahkan dengan posisi yang sama.
Anak kembar yang menggemaskan! Aku ingin menggigit pipi mereka.
Masih fokus dengan keduanya, tiba-tiba saja tubuhku digendong oleh seseorang.
Alex membawa tubuhku duduk di pangkuannya dan memeluk badanku dengan erat. Kepalanya masuk ke ceruk leher dan menghirupnya seakan tidak ada hari esok.
"Kenapa kau selalu fokus ke mereka, tidak lagi padaku? Aku ingin perhatianmu, cantik," bisiknya yang membuatku kegelian. Spontan aku mendekatkan kepalaku padanya dan menarik rambutnya dengan lembut.
Setiap ada kesempatan berdua, Alex pasti tidak akan menyia-nyiakan. Lihat saja tangannya yang sudah bergerilya ke seluruh tubuhku. Dengan cepat pula dia menarik kembali baju ku dan menatap kedua dada ku dengan berkabut.
"Ini untuk si kembar, Al! Kau tidak boleh mencobanya lagi," tolak ku, menggodanya.
Wajahnya langsung merenggut sebal dengan bibir yang maju ke depan. Tanpa perlu izinku, kepala Alex sudah berpindah ke bawah dan meraup dadaku dengan terburu-buru.
"Ini juga milikku, sayang. Semua yang ada pada dirimu adalah milikku. Si kembar hanya meminjamnya saja dariku, hanya untuk satu bulan! Aku tidak mau berbagi lama-lama. Nanti akan ku suruh pelayan yang menyusui mereka," tegas Alex sambil menatap kedua dada ku dengan tajam, seakan itu adalah benda yang berharga.
Ya, Alex membuat perjanjian bodoh lagi dengan tidak mengizinkan mereka menyusu padaku. Untuk satu bulan saja aku harus memohon seminggu penuh lamanya.
Mengangguk pasrah, aku hanya menyetujuinya untuk sekarang. Tentu saja nanti aku akan kembali memohon agar si kembar dapat menyusu padaku. Alex benar-benar lemah jika sudah didiamkan olehku.
"Ahh Alex jangan digigit," pintaku sambil meremas rambutnya sedikit kencang. Rasanya sudah lama aku tidak merasakan kenikmatan seperti ini.
Dapat ku lihat seringainya yang melebar di bawah sana. Bukannya berhenti, Alex malah semakin jahil memainkannya. Susah payah aku menahan desahan agar kedua anak ku tidak kembali terbangun.
Untungnya tidak berapa lama, Alex melepaskannya. Matanya menatapku sayu dengan senyum tulus di bibirnya. Berbeda denganku yang masih terengah-engah, mata ku pun menjadi berkabut melihatnya.
"Jangan menatapku seperti itu, sayang, aku sedang menahan untuk tidak menyentuhmu. Kau sangat cantik, mate," lirihnya sambil mencium bibirku berulang kali.
Tidak menolak, aku langsung membuka mulut dan membiarkannya mencicipi seluruh isi di dalamnya. Lidah kami bertaut dengan saliva yang saling bertukar.
"Kalau begitu sentuh lah, tidak ada yang menyuruhmu untuk menahannya, Al," jawabku sengaja memancingnya.
Bagian bawah sana terasa semakin membesar saat aku mengatakannya. Perlahan Alex menidurkan ku di kasur dan menungging di atas badanku. Dengan hati-hati kaki nya tidak menyentuh bagian perutku sama sekali.
"Tidak akan, aku tidak akan terpengaruh dengan godaanmu, cantik. Kesehatan mu lebih penting dari apapun. Aku tidak mau melakukannya sambil kau merintih kesakitan. Membayangkan mu kembali menutup mata dan harus dibawa ke rumah sakit, membuatku tidak mau merasakannya lagi. Tetap berada di sisiku sampai kapanpun, kau tidak boleh kemana-mana!" Ucapnya dengan posesif.
Masih ku ingat derai air matanya yang sangat kencang saat aku terbangun di rumah sakit beberapa hari yang lalu. Alex kalang kabut dengan penampilan yang berantakan. Si kembar yang berada di gendongannya pun ikut menangis, seakan tengah mengkhawatirkan ku.
"Maaf, aku tidak akan menyentuhmu lagi, hiks, jangan pergi lagi, jangan membuatku khawatir. Kau tidak boleh pingsan lagi, aku bisa gila."
Tersenyum senang, aku merasa terharu setiap mengingat momen itu. Alex selalu berada di sisiku, sikap kekanakan nya juga tidak lagi ku permasalahkan, karena memang begitulah Alex.
Aku tetap mencintainya.
Dan Rolf, aku sangat berterima kasih atas darahnya. Serigala itu berbohong, tidak hanya tiga hari, sampai saat ini pun aku masih dapat merasakan wangi lavender.
Rasanya sangat nyaman berada di dekat Alex, aku tidak bisa berhenti mencium lehernya. Bahkan kalau bisa menelanjanginya sekarang dan menyentuh sesuatu di bawah sana. Pasti sangat enak merasakan cairannya di dalam mulutku.
Tidak jauh berbeda dengan Alex, aku pun sama gilanya.
Mencium bibirnya dengan buas, aku menghisap bagian bawahnya berulang kali. Mataku terpejam dan tanganku menarik tengkuknya, memperdalam ciuman kami.
"Aku tidak akan kemana-mana. Karena itu jangan berhenti, ngh."
------------
DAH UDAH CUKUP HAHAHA
GIMANAAA PUAS GAAAA??
INI PANJANG LOHHH 1,5K WORDS!!😱😱
KESAN DAN PESAN DONGGG DI SEASON 2 INIII?? HEHEHE
KARNA UDAH TAMATTTT, JANGAN LUPA BACA CERITAKU YANG LAIN YAHHH!!
"My Girlfriend Is A Cat"
SAMA SERUNYA KOKKK, LUCUNYA ADA, GEMESNYA ADAAA, HARUS PADA BACAAA
AKU BAKAL SENENG BGTTT KALAU KALIAN MAU MAMPIR KESANA JUGA😚😚
BTWWW GUE SEDIH BGT HARUS NINGGALIN LAPAK INI AAAAA GA SIAP :((
SE SAYANG ITU SAMA ALEX NATALIE😭😭
MAKASI YAAA YG UDAH BACA, YG UDH VOTE DAN KOMEN DI SETIAP CHAPTERNYA, TERHARUUU
DAN MAKASIH JUGA UDAH NEMENIN S2 INI SELAMA SEBULAN PENUH!!
SEKALI LAGI AKU NYATAIN TAMAT!
START : 10 AGUSTUS 2023
END : 17 SEPTEMBER 2023
I LOVE YOUUU🤍