Pet Me, I'm Your Wolf!

By Raessyyy_

3.4M 163K 13.4K

"Jilat aku, aku menginginkannya! Bagian bawahku juga! Aku ingin merasakan mulutmu di sana, cantik." ... More

BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
BAB 15
BAB 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19
BAB 20
BAB 21
BAB 22
BAB 23
BAB 24
BAB 25
BAB 26
BAB 27
BAB 28
BAB 29
BAB 30
BAB 31
BAB 32
BAB 33
BAB 34
BAB 35
BAB 36
BAB 37
BAB 38
BAB 39
BAB 40
BAB 41
BAB 42
BAB 43
BAB 44
BAB 45
BAB 46
BAB 47
BAB 48
BAB 49
BAB 50
BAB 51
BAB 52
BAB 53 (END)
[S2] BAB 54
[S2] BAB 55
[S2] BAB 56
[S2] BAB 57
[S2] BAB 58
[S2] BAB 59
[S2] BAB 60
[S2] BAB 61
[S2] BAB 62
[S2] BAB 64
[S2] BAB 65
[S2] BAB 66
[S2] BAB 67 (END)
CERITA BARU!!

[S2] BAB 63

17.4K 793 72
By Raessyyy_

JANGAN LUPA BELIII SPECIAL BAB 62 YAHH EHEHHE

MAAP YAA UPDATENYA KEMALEMANN😔 ADA IDENYA MALEM TRUS, HERAN

KOMEN YG BNYK DONGG :( SEDIH BGT BAB SEBELUMNYA DIKIT😭😭

ENJOYY

------------

Mataku terbangun merasakan ada sesuatu yang menepuk-nepuk bahuku. Wangi lavender yang sangat harum terasa pekat di indra penciumanku.

Membuka mata untuk kedua kalinya, keningku mengerut melihat wanita cantik tepat berada di atas tubuhku. Rambutnya yang panjang terjuntai bebas hingga ke bawah bantal, terlihat halus hingga tanpa sadar tanganku memainkan ujung rambutnya.

"Alex, maaf aku tertidur," lirih wanita itu dengan wajah merenggut sedih. Bibirnya mengerucut ke bawah dan tangannya tidak berhenti mengelus janggutku yang mulai tumbuh.

Tubuhnya tidak berasa berat sama sekali, malah aku dapat merasakan bulatan besar dadanya, menghimpitku. Sontak senyumku terbit melihat dua gundukan itu menghiasi mataku di pagi hari.

"Kurang nikmat apalagi bangun-bangun melihat bidadari sexy sepertimu, kau menggodaku lagi hmm?" tanyaku sambil meremas pantatnya. Refleks tubuhnya menggeliat dan tangannya memukul bahuku dengan kencang.

Raut wajahnya malu-malu dan terlihat rona merah di pipinya. Tidak lama kemudian, dia menutupinya dengan menelungkupkan wajah ke dadaku. Aku yang gemas semakin jahil meremasnya berulang kali hingga Natalie mendesah kenikmatan. Siapa suruh se-imut itu di hadapanku.

Tidak, aku tidak berniat memasukinya lagi. Natalie masih kelelahan, tidak mungkin aku menambahnya. Namun, kalau sentuh-sentuh ku rasa tidak masalah. Tubuhnya memang milikku, semua yang ada pada dirinya adalah milikku.

Menjawab pertanyaanku dengan deheman, kepalanya kemudian mengangguk.

"Sangat nyenyak, dalam mimpiku saja aku masih merasakan sentuhanmu, Al. Bukankah itu aneh? Mana mungkin kau melakukannya saat aku tertidur, kan?" tanyanya, menatapku dengan menyipit curiga.

Merasa terciduk, aku pun menggeleng, tidak mengakuinya. Biar saja Natalie tidak tahu jika aku memang menyentuhnya sampai berjam-jam.

Kami sudah berjanji untuk tidak saling menyentuh saat tertidur, baru saja kemarin perjanjian itu dibuat. Dan tebak siapa yang menyarankan hal tersebut? Aku lah orang bodoh itu.

Habis tidak adil sekali jika Natalie meraba-raba ku saat tertidur, aku kan ingin merasakannya secara langsung. Namun, sepertinya kini aku sedikit menyesalinya.

Aku lupa jika orang yang selalu menyentuh saat tertidur adalah aku, mana tahan aku melihat Natalie hanya terbaring tenang tanpa ada sesuatu di tubuhnya.

Pikiranku yang sedang berkelana liar tiba-tiba saja teralihkan dengan tubuhnya yang bergerak gelisah di atasku, ditambah lagi dengan ringisan yang keluar dari bibir mungilnya.

"Ngh, Al. Punggungku pegal," keluhnya sambil berusaha bangkit dari tubuhku. Spontan aku membalikkan badan kami dan membiarkannya tertidur di kasur. Badannya seketika membusung dan menyamankan diri.

Natalie kebiasaan sekali, sudah ku bilang untuk tidur di tempat empuk, tetap saja di atas tubuhku. Apalagi kami habis melakukannya, sudah pasti badannya terasa remuk.

Perlahan, ringisannya mulai hilang dan wajahnya pun tidak lagi mengerut. Padahal Natalie sedang kesakitan, namun melihatnya mendesah tepat di hadapanku malah membuatku kembali mengingat malam kemarin.

Sial, otakku kotor sekali. Aku tidak bisa berhenti membayangkan miliknya yang mendekat, minta dimasuki.

Tahu dengan apa yang ku pikirkan, Natalie menutupi wajahnya dengan kedua tangan dan menendang-nendangku menjauh. Wanitaku imut sekali, aku bisa merasakan tubuhnya yang menegang, takut aku sentuh kembali.

"Aku ingin mandi, Al. Tubuhku lengket dan tidak enak," pintanya tanpa melihatku. Napasnya terengah-engah dan dadanya naik turun tepat di hadapanku.

Dengan nakal, aku merapatkan diri hingga benda kenyal itu terjepit. Kakinya yang menendangku pun ku biarkan mengangkang dan membuatnya semakin tersiksa karena tidak bisa bergerak sama sekali.

"Silakan saja kalau masih bisa jalan. Kau bergerak terlalu liar kemarin, masih terasa sangat lemas kan, sayang?" tanyaku yang langsung dibalasnya dengan pukulan. Tidak berhentinya tangan kecil itu mendorongku dan menyerangku dari segala arah. Takut Natalie kesakitan, akhirnya aku pun mengalah dan memberikan sedikit jarak antara kami.

"Jangan mengingatnya lagi ah! Aku malu!" rengeknya dengan pipi mengembung dan alis yang menyatu.

Mau ekspresi seperti apapun sepertinya Natalie memang tidak pernah mengecewakan, malah terlihat semakin imut di mataku. Refleks aku mencium pipi bulatnya dan sedikit menggigitnya dengan gemas. Rasanya aku ingin menelan daging ini ke perutku.

Mata bulatnya yang terbelalak, melihatku dengan sebal. Tangannya juga mendorong bahuku yang tidak berbuah apa-apa, malah aku yang berhasil menahan kedua tangannya di atas kepala.

Aku benar-benar suka posisi seperti ini, Natalie tampak menggairahkan.

"Kau sangat cantik, sayang. Jangan mandi dulu, aku masih belum mau kemana-mana. Mau nyusu, boleh?" pintaku yang dianggukinya dengan merajuk.

Hatiku rasanya berbunga-bunga tidak lagi mendapatkan penolakan dari Natalie. Walaupun wajahnya masih mengerut, tetap saja dia menurutiku.

Tidak berlama-lama lagi, aku menuju ke bawah dan melihat kedua gundukan itu yang tidak tertutupi apapun. Terlihat semakin besar, semakin hari. Aku menyukainya.

Tanganku meremasnya dengan lembut dan memajukannya hingga tepat berada di hadapanku. Mengemutnya dengan perlahan, rasanya sangat nikmat saat daging itu berada di mulutku.

Jari-jarinya masuk ke sela rambut dan menekannya, seakan tidak ingin berhenti. Lihat kan betapa nakalnya wanitaku, jangan salahkan aku jika hal ini semakin candu.

"Jangan kencang-kencang, ya, bayi besar. Masih sakit ngh," ringisnya yang tidak menghentikanku. Tubuhnya membusung dan matanya merem melek, kegelian. Kakinya menyatu dan menggesek-gesek bagian bawahku.

Aku yang tidak mau terpancing, memundurkan diri agar tidak mengenai miliknya yang mulai terasa basah. Bisa bahaya jika aku terus merasakannya, aku takut hilang kontrol dan memasukinya begitu saja.

Melihat wajahnya yang frustrasi, bibirku menyeringai puas dan semakin menghisapnya kuat. Aku jadi ingin melihatnya kembali memohon dengan mata yang berkabut seperti tadi malam, terlihat sangat sexy di mataku.

Namun, sayang hal itu tidak bertahan lama karena tiba-tiba saja Natalie menahan kepalaku. Raut wajahnya terlihat sedih tanpa alasan dan tangannya menutupi gundukan indah yang ku puja-puja itu.

"Ada apa, sayang?" tanyaku penasaran.

"Alex kok andal sekali? Aku membayangkan Alex pernah melakukannya dengan wanita lain," lirihnya dengan menunduk dan tidak mau menatapku.

Badannya bangkit dari tidur dengan tangan yang sigap menarik selimut di sebelahku. Setelah terduduk, dia menutupi tubuhnya dengan kain panjang itu dan bergerak mundur, menjauhiku.

Keningku mengerut, tidak mengerti dengan mood Natalie yang berubah-ubah. Bisa-bisanya dia cemburu di saat aku tidak pergi kemana-mana. Lagipula hal yang tidak masuk akal jika aku berselingkuh di saat ada wanita cantik yang merelakan tubuhnya untukku.

Natalie terlalu sempurna, hingga tidak ada keinginan sedikit pun untuk mencari penggantinya.

Tidak sampai di sana, matanya juga melirik sinis pada alat-alat sex di samping kasur dan menunjuknya dengan tidak suka.

"Terus itu, kau dapat ide darimana? Jangan-jangan bekas orang lain juga? Jijik! Jawab aku, apa barang-barang aneh itu pernah dipakai sebelumnya?" tanyanya sambil bersedekap dada dan menatapku dengan sebelah alis yang naik.

Mengikuti arah telunjuknya, aku jadi ingat masa-masa masih menggunakan barang itu dengan aktifnya. Tentu saja aku membelinya sudah dari lama, aku suka saat Natalie mengenakannya.

Dan ada hal lain juga yang menjadi memori dengan benda-benda itu, ku yakin dia tidak akan mau mengetahuinya.

Tahu aku tidak akan menjawab, Natalie semakin terlihat sebal dan membalikkan badannya dariku. Tubuhnya yang bersiaga akan turun dari kasur pun dengan cepat ku tahan. Sudah pasti Natalie salah paham.

Aku tidak pernah menggunakannya dengan orang lain. Mana mungkin juga aku berbuat sejauh itu, tidak ada yang membuatku sebegitu bernafsunya selain aroma tubuh Natalie.

Memeluk tubuhnya, aku mendudukkannya di pangkuan dan mencium punggung mulusnya berulang kali. Terdapat bercak merah yang membuatku semakin bergairah setiap melihatnya.

"Baiklah aku mengaku. Aku sudah membayangkan sex denganmu sejak awal pertemuan kita, sayang. Jangan marah padaku, tapi setelah hari itu aku mulai memperkosamu saat tidur. Karena aku tidak dapat memasukimu, yang ku lakukan hanyalah menggunakan alat-alat itu. Aku takut kau menganggapku stalker gila yang terobsesi tubuhmu."

Mendengar ucapanku, tubuhnya pun berbalik hingga kini kami bertatapan langsung. Kakinya mengangkang di hadapanku dan tangannya memeluk leherku dengan erat.

Matanya menyipit, menelaah ucapanku. Bukannya marah, senyumnya malah terbit dan tiba-tiba saja dia mencium pipiku dengan cepat. Hal yang jarang sekali dia lakukan sebelumnya.

"Pantas saja aku selalu pegal-pegal setiap pagi. Menyebalkan! Kau sudah melihat tubuhku sejak lama. Padahal saat itu aku masih sangat polos, berciuman saja tidak pernah," rajuknya sambil memukul bahuku pelan.

Untungnya tidak ada raut ketakutan di sana, seakan Natalie memang sudah menerimaku apa adanya. Tidak ada lagi yang ku sembunyikan darinya. Aku memang gila, lebih gila lagi sejak merasakan tubuhnya.

Mendengar ucapannya, aku jadi mengingat Natalie yang dulu, yang mendesah dengan malu-malu. Terlihat sangat menyenangkan karena aku selalu menyiksanya hingga dia berteriak kencang. Anehnya lagi, hal itu tidak membangunkannya sama sekali, malah semakin nyenyak dibuatnya.

Ada rasa bangga karena akulah orang pertama yang merasakan semuanya dari Natalie, termasuk bibir mungilnya itu. Spontan tubuhku mendekat dan menyatukan bibir kami dengan cepat.

"Tidak perlu khawatir, aku akan menciummu setiap hari, mulai hari ini," ucapku dengan senyum lebar, membayangkannya.

Kalau sudah seperti ini, aku semakin tidak ingin Natalie pergi kemana-mana. Rasanya aku ingin memperpanjang perjanjian kami untuk tidak keluar rumah selama setahun. Kurasa itu ide yang bagus.

Tangannya mendorongku dan menutup bibirku yang masih saja menyerangnya.

"Ngh aku tidak memintanya, Al. Sekarang aku penasaran satu hal, apa kau mau menurutinya?" lirihnya, seakan tidak yakin dengan pertanyaannya sendiri.

Keningku mengerut merasa penasaran dan alisku naik sebagai bentuk tanya. Mengingat ada bayi di perutnya, aku selalu antusias menunggu Natalie meminta sesuatu padaku, kurasa ini pertama kalinya.

"Apa itu? Apa ini ngidam pertamamu, sayang?" tanyaku dengan semangat. Tanganku menyentuh perutnya yang masih rata dan melihatnya dengan sayu.

Namun, ucapan Natalie selanjutnya berhasil membakar amarahku. Tatapannya yang berbinar dengan memohon itu tidak melunakkanku sama sekali. Mataku menatapnya tajam dan tanpa sadar tanganku mencengkram pinggangnya dengan kuat.

"Aku tidak tahu, Al. Jangan marah padaku. Tapi aku ingin membandingkannya dengan pria lain, apakah boleh? Hanya ciuman saja, please."

------------------

TEBAKKK ALEX BAKAL GMN? AHAHAHA

APA GABAKAL NGANCURIN DUNIA TUH?

BTW INII GAMABR NATALIE TIAP MALEM TIDUR DI ATAS BADAN ALEX. SIAPA YG IRII?

JANGAN LUPA VOTE COMMENTS YAAA

YG BNYK DONG EHEHEHEH

LOVE YOUUU🤍

Continue Reading

You'll Also Like

2.8M 188K 34
[ SEBAGIAN PART PRIVAT FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Bryan Ablord. Siapa yang tidak mengenal The King Of Werewolf ini? Kejam, bengis, tak mengenal ampun. ...
140K 13.9K 24
Girl and Big Ben sequel. Bukankah kini semuanya tampak seperti terulang kembali seperti piringan hitam usang yang memutar jalan kita dalam roda, hing...
1.1M 92K 62
Bagaimana jika seorang King of Werewolf dikhianati matenya sebanyak 3 kali? Dialah Dareen Walcott. Seorang pria yang berpenampilan bak dewa yunani it...
2.5M 125K 42
(18+) BOOK 1 OF MY PRINCE VAMPIRE SERIES ✔ Ciel Areolla gadis cantik pintar pendiam berwajah dingin cuek tak suka hal yg berbelit-belit tapi di balik...