The Season When Everything is...

By littlemixberry

647 57 14

Cassiopeia Autumn adalah gadis blasteran Indonesia-Italia yang mendapatkan beasiswa ke Florence, Italia. Ia m... More

PROLOG
CHAPTER 1 - Wounded Stranger
CHAPTER 2 - Attachment To Fate
CHAPTER 3 - Welcome Party
CHAPTER 4 - Meet U Again
CHAPTER 5 - Watching You
CHAPTER 7 - The Truth
CHAPTER 8 - Feeling Something

CHAPTER 6 - The Rival

52 5 0
By littlemixberry

Sebelumnya aku mau minta maaf karena sudah lama tidak update. Aku kurang enak badan beberapa hari lalu, yang membuat aku tidak bisa fokus dalam membuat cerita 🙏🏻

Bila kalian mampir kemari, jangan lupa untuk memberikan vote+komen ya. Terima kasih 🤍

Happy Reading...

____________

Disebuah gedung yang sudah terbengkalai, terlihat beberapa pemuda sedang berkumpul. Beberapa diantara mereka ada yang sedang merokok marijuana dan ada pula yang sedang  meneguk alkohol. Salah seorang lelaki yang memakai tanda di lengannya, berupa bandana berwarna hitam, terlihat sedang asyik bercumbu dengan seorang gadis. Lelaki itu mencium dengan rakus bibir si gadis hingga erangan terdengar dari mulut keduanya.

Tiba-tiba di tengah keasyikan mereka yang sedang berpesta kecil-kecilan, datang salah satu anggota geng. Dia masuk ke dalam bangunan, mengintrupsi semua orang yang berada di dalam.

"Ada yang datang." Teriaknya, membuat si lelaki yang tengah bercumbu tadi langsung melepaskan pelukannya dari si gadis.

Manik cokelatnya menatap ke arah anak buahnya dengan mata menyipit. Dia bangkit dari duduknya, menghampiri sang anak buah dengan langkah kaki yang memunculkan aura penuh intimidasi.

"Siapa yang berani datang di tengah pesta kita?" Tanyanya

"Andalaus. Mereka datang kemari, aku melihat dari teropong. Rombongan mereka terlihat sedang berjalan kemari." Jelasnya

"Shit!!!" Umpat si lelaki sambil meludah, maniknya menatap bengis entah kepada siapa.

Sementara itu Caspian bersama rombongannya telah sampai di depan bangunan terbengkalai, tempat berkumpul musuhnya berada. Melihat bangunan ini membuat pikiran Caspian agak sedikit melamun, dia memikirkan kejadian beberapa tahun lalu. Seharusnya dia menepati janji untuk tidak menginjakkan kakinya kemari. Akan tetapi, karena ada nyawa gadis yang tidak bersalah sedang dipertaruhkan, dia harus melakukan hal ini, jika masa lalu tidak ingin terulang kembali.

Enrique menepuk pundah Caspian, "Kau baik-baik saja?" Tanyanya.

Caspian mengangguk "Ayo ke dalam." Ajaknya kepada Enrique juga yang lain.

Enrique merasa khawatir melihat respon Caspian. Lelaki dingin itu memang pintar menyembunyikan perasaannya. Dia tidak percaya walau sahabatnya berkata baik-baik saja. Dia melamun pasti karena teringat kejadian di masa lalu, di mana kejadian mengerikan itu terjadi di bangunan terbengkalai ini.

Mengesampingkan perasaannya, Enrique pun berjalan memasuki bangunan ini bersama yang lain, dengan Caspian yang memimpin di depan. Tidak lupa anggota geng Caspian memakai bandana berwarna merah yang diikatkan di lengannya. Hal itu sebagai tanda jika mereka dari anggota geng Andalaus yang memiliki ciri khas berwarna merah.

Di kota ini terdapat 4 anggota geng yang masing-masing memiliki tanda dengan warna yang berbeda. Dua diantaranya tidak terlalu mencolok, karena posisi mereka dibawah Andalaus dan Moretti. Sedangkan, geng Andalaus dan Moretti merekalah yang menguasai kota ini. Dari situlah sering terjadi perseteruan di antara kedua geng, mereka saling memperebutkan wilayah kekuasaan dan juga hal lain.

Sesampainya di dalam bangunan, terlihat anggota Moretti sudah menyambut mereka. Caspian menatap ke arah lelaki yang berada di tengah, yang tak lain pemimpin Moretti, dialah Vittorio Moretti. Lelaki berbadan kekar dengan tindikan yang menghiasi bibirnya yang berwarna pink natural. Lelaki yang beberapa hari lalu sempat mengobrol dengan Cassie.

"Lama tak jumpa, Dole." Sapa Vittorio dengan smirk-nya yang khas.

Caspian dengan wajahnya yang datar tidak membalas sapaan, hanya menaikan sebelah alisnya.

"Aku ingin membicarakan sesuatu denganmu." Ucap Caspian

Enrique dan Serrano yang berada di sisi kanan dan kiri Caspian, memasang wajah menantang kepada Vittorio, berbeda dengan wajah Caspian yang selalu datar.

Vittorio tersenyum, "Kau ingin membahas soal gadis itu bukan?" Tanya Vittorio dengan nada bicara yang meledek.

"Dia tidak memiliki salah apapun." Jawab Caspian dingin

Lelaki itu sama sekali tidak menunjukkan mimik wajah apapun kepada Vitto, membuat lawannya merasa penasaran dengan apa yang dirasakan oleh Caspian saat ini.

"Tentu ada. Dia menyelamatkanmu yang seharusnya mati." Ungkap Vitto

Mendengar ungkapan Vitto membuat Enrique, Serrano dan anak buah Caspian yang lain tersulut emosi dan hampir mendekati Vitto dan anak buahnya yang lain untuk menghajar lelaki sialan itu. Namun sayangnya, Caspian menahan anak buahnya untuk maju.

Manik biru milik Caspian menatap Vitto, tangannya mengepal dengan kuat, menahan amarah yang sudah membuncah.

"Mari kita selesaikan ini di arena." Ucap Caspian dengan dingin. Dia sama sekali tidak menunjukkan ekspresi apapun.

Vitto menaikkan sebelah alisnya. Lagi-lagi dengan senyuman mencemooh. "Kau menantangku untuk balapan? Apa kau tidak ingat kejadian dua tahun yang lalu?" Tanya Vitto

Sial.

Lelaki itu mengingatkan kembali kejadian dimana Caspian tidak pernah ingin mengingatnya lagi. Dia berusaha melupakan kejadian itu, tapi sialnya lelaki ini malah mengungkit kembali kejadian pahit itu.

Caspian berusaha menetralkan degup jantungnya yang membara. Dia tidak boleh emosi karena perkataan lelaki bajingan seperti Vitto.

"Itu sudah sangat lama, Moretti. Lagipula, sudah lama kita tidak berjumpa di arena." Jawab Caspian dingin dan santai.

Vitto merasa gagal karena tidak berhasil membuat Caspian berontak seperti biasanya. Lelaki itu sudah benar-benar berubah, pikirnya.

"Baiklah. Aku tunggu malam ini di tempat biasa." Ucap Vitto

Caspian mengangguk dengan sedikit senyuman mencemooh. Lalu, Caspian dan anak buahnya pergi meninggalkan bangunan itu. Vitto memandang jauh Caspian dengan tatapan yang sulit diartikan.

****

Malam pun tiba. Seperti yang sudah disepakati oleh kedua geng, mereka kini sudah berkumpul di arena balap motor. Terlihat kedua geng sudah berada di tempat mereka masing-masing, dengan geng Caspian yang memakai tanda dengan bandana berwarna merah yang diikatkan di lengan untuk lelakinya dan untuk wanitnya diikatkan di rambut mereka, sebagai penandan bahwa mereka bagian dari Andalaus. Sedangkan geng Vittorio, memakai bandana berwarna hitam yang juga sama-sama diikatkan di lengan untuk lelaki, dan untuk wanitanya diikatkan di rambut.

Arena balap motor ini berada sedikit jauh dari pusat kota, dengan jalanan yang terjal karena berada di dekat jurang yang dibawahnya lautan lepas, serta diatasnya ada sebuah bukit. Beberapa anggota geng sudah menutup jalanan ini agar tidak dilalui oleh orang, kecuali anggota geng yang diundang. Tidak ada polisi yang tahu karena balapan liar tidak diperbolehkan di kota ini. Namun, anggota geng yang menguasai kota melanggar aturan itu dan tidak peduli kepada kepolisian, apalagi dengan latar belakang keluarga dari masing-masing pemimpin dari kedua geng itu cukup berkuasa di kota ini, membuat keduanya tidak takut dengan hukum.

Terlihat seorang gadis datang menghampiri Caspian, gadis itu memakai pakaian seksi yang memperlihatkan pusar serta belahan dadanya. Gadis itu memakai bandana merah di rambutnya yang menandakan jika dia adalah Ladies Andalaus, atau kelompok wanitanya geng Andalaus.

"Ale."

Sapanya, seraya memeluk lengan kekar milik Caspian yang saat ini terlihat karena lelaki itu hanya memakai kaos oblong.

Caspian yang dipanggil dan dipeluk oleh gadis itu hanya diam tidak merespon apapun. Dia hanya fokus membersihkan helm yang akan digunakan olehnya sebentar lagi.

Melihat respon Caspian hanya diam, membuat sang gadis kembali berkata. "Ih Ale!!!" Teriaknya

Teriakan dari sang gadis membuat Caspian menoleh sambil mengenyitkan dahinya.

"Apa maumu, Fio? Kau berisik sekali!!! Kau tidak lihat ya aku sedang bersiap untuk tanding dengan Moretti?!!!" Jawab caspian dengan kesal

Gadis yang dipanggil Fio itu mengerucutkan bibirnya sambil tetap memeluk tangan Caspian.

"Kau sama sekali tidak menjawab sapaanku." Keluhnya

Caspian memutar bola matanya, merasa jengah kepada gadis ini.

"Aku malas membalas sapaanmu dan aku sedang tidak ingin diganggu oleh siapapun, Fio. Sekarang, lepaskan pelukanmu dari lenganku. Aku harus segera bersiap!!!" Jawabnya dingin sambil melepaskan tangan Fio dari lengannya dengan kasar.

Setelah itu Caspian langsung pergi meninggalkan Fio dan berjalan ke arah mobil, untuk segera memakai pakaian khusus balapan.  Melihat Caspian yang meninggalkannya membuat Fio merasa kesal juga sedih, gadis itu menatap Caspian dari jauh. Sungguh, cintanya selalu bertepuk sebelah tangan dari dulu sampai sekarang.

Caspian sudah menaiki motor sport-nya, begitu pula dengan Vitto. Keduanya sudah memakai helm untuk melindungi kepala serta menutupi wajah mereka, hingga hanya menyisakan kedua mata mereka yang terlihat. Saat keduanya sudah berada digaris start, keduanya saling memandang satu sama lain dengan tatapan yang penuh dengan emosi.

Seorang wanita berjalan ke tengah diantara Caspian dan Vitto. Dia bersiap untuk mengibarkan bendera sebagai tanda pertandingan dimulai. Teriakan dari masing-masing geng sudah terdengar, ada yang menyoraki nama Caspian dan ada pula yang menyoraki nama Vitto.

Ketika Caspian sedang mengambil ancang-ancang, tiba-tiba saja tanpa sengaja ia menoleh ke arah samping. Di sana, dibarisan antara gengnya dan geng Moretti, seorang gadis yang menjadi alasan dibalik adanya balap liar ini, sedang berdiri dengan begitu polos dan anggun. Tatapannya seperti tidak mengerti dengan keadaan yang tengah disaksikan olehnya.

Caspian mengerutkan keningnya, terlihat dari alisnya yang bertaut.

"Autumn." Lirihnya dari balik helm.

Caspian terkejut ketika mendengar bunyi terompet yang ditiup, tanda pertandingan sudah mulai, juga bendera yang sudah dikibarkan oleh sang wanita. Dia kalah lebih dulu dari Vitto yang sudah menancapkan gasnya, karena kehadiran dari Cassie yang membuatnya sedikit tidak fokus.

Caspian mengumpat dan langsung menancapkan gas motornya untuk menyusul Vitto yang masih tidak jauh dari pandangannya. Dia terus menggas motornya sampai akhirnya dia berhasil menyusul Vitto.

Dari arah lain, Cassie memperhatikan ke dua pembalap yang saat ini tengah beradu aksi. Dirinya merasa ngeri melihat arena lintasan balapnya yang terjal dan berbelok-belok. Ini pertama kalinya dia menyaksikan secara langsung pertandingan balap liar, jika bukan karena Irish yang mengajaknya, dia tidak mungkin hadir. Irish menyuruhnya memakai bandana berwarna ungu, yang katanya benda ini sebagai untuk bisa masuk ke arena ini. Tapi, dari yang dia lihat di arena ini tidak semuanya memakai bandana ungu, ada juga yang memakai bandana merah, hitam, biru dan kuning.

Cassie nampak menyesuaikan dirinya di tempat ini, terlihat dari gadis itu yang mengobrol dengan anggota geng yang memakai bandana ungu. Terlihat jika anggota geng dengan lambang ungu itu, kebanyakan anggotanya dari fakultas seni, membuat Cassie gampang untuk berbaur.

"Lihat. Alessio berhasil menyusul Moretti." Ucap salah seorang lelaki

Mendengar ucapan itu membuat anggota yang lain, yang mendukung Caspian bersorak dengan gembira. Sedangkan Cassie, menatap dengan tajam ke arena balapan, dia tidak mengenal kedua sosok itu.

"Irish, mereka itu siapa?" Tanya Cassie

Irish dengan semangat menjelaskan. Walau dia bukan orang asli sini dan baru berapa minggu di sini, tapi gadis itu sudah mengetahui banyak hal yang tidak Cassie tahu.

"Yang memakai motor warna merah itu Andalaus, gengnya yang itu, yang memakai bandana merah." Tunjuk Irish ke arah geng Andalaus yang beranggotakan orang-orang tampan, cantik dan kaya raya. Terlihat dari penampilan dan barang yang mereka kenakan.

Cassie mengangguk sambil menatap ke arah geng itu, kemudian tatapannya jatuh kepada seorang gadis yang tadi menggoda Caspian, yaitu Fio. Gadis berambut cokelat dengan penampilan yang seksi itu menatap tajam ke arah Cassie, namun tatapan keduanya harus teralihkan oleh suara terompet yang ditiup, menandakan jika pertandingan sudah berakhir.

Anggota geng Andalaus bersorak gembira dengan kemenangan dari pemimpin mereka. Caspian membuka helm yang sejak tadi menutupi wajah rupawannya. Melihat hal itu membuat semua orang tertuju kepada sang pemenang malam ini, terutama Cassie yang menatap tak percaya jika pemimpin Andalaus itu Caspian. Jadi... ternyata itu benar, jika dia anggota geng itu. Bukan, dia bukan anggota, melainkan pemimpin dari geng yang banyak diperbincangkan.

Terlihat Vitto yang kalah masih berada di atas motornya. Lelaki itu membuka helm-nya dengan kesal, kemudian berjalan dengan cepat ke arah geng Andalaus. Tak lama dari itu, dia mencekal kerah jaket Caspian, menonjol lelaki itu dengan keras hingga tubuhnya tersungkur ke atas tanah.

Buk!

Melihat pemimpinnya diperlakukan seperti itu. Membuat anggota Andalaus tak terima, hingga mereka pun membalas hal yang sama kepada Vitto, namun Vitto berhasil menghindarinya. Kejadian tersebut memicu keributan, yang membuat kedua anggota saling berkelahi. Suasana di sana menjadi kacau dengan adanya hal itu, membuat semua orang yang tidak memiliki masalah dengan ke dua geng itu, harus cepat-cepat melarikan diri, jika tidak mau terlibat.

Caspian dan Vitto kembali berkelahi, mereka saling menonjok satu sama lain.

"Kau tidak terima dengan kekalahanmu, hah?!" Tanya Caspian di tengah perkelahian mereka

Vitto meludah, "Sebaiknya kita selesaikan sampai kau kembali sekarat seperti waktu itu." Jawabnya

Tanpa menunggu lama lagi, Caspian langsung kembali melayangkan serangannya kepada Vitto. Di tengah perkelahian antara keduanya dan para anggotanya, ada gadis yang tengah kebingungan harus melarikan diri ke mana, keadaan disini sangat kacau dan berdesak-desakan, membuatnya susah untuk berjalan. Membuat tubuh rampingnya tertabrak oleh beberapa orang yang ingin segera melarikan diri dari kekacauan.

Akibat dari berdesakan itu, membuat nafas Cassie tersenggal, dia kekurangan oksigen. Kepalanya sangat pusing dan penglihatannya mulai sedikit kabur, membuatnya tidak dapat melihat jelas dimana keberadaan dari orang-orang. Dan pada akhirnya, tubuh yang ramping itu ambruk di atas tanah.

________

*Cassiopeia Autumn*

*Alessio Caspian Dole*

*Vittorio Moretti*

*Fiorentina Ricci*

_________

Terima kasih sudah mau membaca sampai sejauh ini. Ditunggu untuk chapter selanjutnya di cerita Cassie ini. 🤍

Salam Hangat, Mei 🤍

Note: Aku akan ganti jadwal update Cassie dan Caspian disetiap hari Sabtu-Minggu saja ya. 🤍

Continue Reading

You'll Also Like

213K 1.4K 11
Naziela atau akrab di panggil ziel atau iel adalah seorang gadis yang baru saja lulus dari sekolah SMA dan sekarang dia sedang Kuliah di kejurusan ke...
1.5M 73.4K 52
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
799K 123K 44
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
459K 38.4K 31
Arvi dan San adalah sepasang kekasih. Keduanya saling mencintai tapi kadang kala sikap San membuat Arvi ragu, jika sang dominan juga mencintainya. Sa...