Pet Me, I'm Your Wolf!

By Raessyyy_

3.4M 163K 13.4K

"Jilat aku, aku menginginkannya! Bagian bawahku juga! Aku ingin merasakan mulutmu di sana, cantik." ... More

BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
BAB 15
BAB 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19
BAB 20
BAB 21
BAB 22
BAB 23
BAB 24
BAB 25
BAB 26
BAB 27
BAB 28
BAB 29
BAB 30
BAB 31
BAB 32
BAB 33
BAB 34
BAB 35
BAB 36
BAB 37
BAB 38
BAB 39
BAB 40
BAB 41
BAB 42
BAB 43
BAB 44
BAB 45
BAB 46
BAB 47
BAB 48
BAB 49
BAB 50
BAB 51
BAB 52
BAB 53 (END)
[S2] BAB 54
[S2] BAB 56
[S2] BAB 57
[S2] BAB 58
[S2] BAB 59
[S2] BAB 60
[S2] BAB 61
[S2] BAB 62
[S2] BAB 63
[S2] BAB 64
[S2] BAB 65
[S2] BAB 66
[S2] BAB 67 (END)
CERITA BARU!!

[S2] BAB 55

20.1K 966 106
By Raessyyy_

WALAUPUN GA SAMPE 100 KOMEN, TAPI GAPAPAA TTP GUE UPDATE

ENJOYY!!

----------

"Udah ah, cape," keluhku dengan suara yang sangat lemah. Tanganku menahan badannya dan dengan susah payah mengeluarkan miliknya dari kemaluanku.

Sudah tidak berasa sakit, namun tetap saja melelahkan.

Seperti yang ku duga, kami melakukannya lagi. Alex menyebalkan, katanya makan eskrim, akan tetapi dengan modusnya dia menyentuhku sana-sini.

Eskrimnya pun tidak begitu berasa karena dibalurkan ke seluruh tubuhnya, Alex memintaku menjilatnya hingga bersih. Mulutku sampai kebas karena terus-terusan terbuka.

Ku tidurkan tubuhku di atas kasur sambil memejamkan mata. Badanku terasa remuk semua, apalagi kaki ku yang sudah mati rasa.

Jangankan untuk nafsu makan, sekarang di pikiranku hanya tertidur dan beristirahat. Tidak ku pedulikan tubuhku yang belum tertutupi sehelai benang pun.

Alex sudah sering melihatnya, kurasa urat malu ku mulai menghilang di hadapannya.

Masih dengan mata yang menutup, kurasakan ada sesuatu yang menyentuh pahaku. Sontak mataku terbuka dan menatapnya yang tersenyum nakal.

"Alex! Jangan sentuh-sentuh, nyebelin!" omelku, menghempaskan tangannya yang mulai menjalar kemana-mana. Baru saja beres, masa mau lagi? Tidak, bisa-bisa aku pingsan dibuatnya.

Untungnya kali ini Alex sedang berbaik hati dengan tidak menyentuhku lagi. Tidak ku sangka, dia mengambil selimut dan menutupi tubuh kami.

Kakinya melingkari paha dan tangannya berada di perutku, mengelusnya. Tingkahnya seakan ada bayi di dalam sana saja, membuatku terlihat seperti ibu hamil.

Bibirnya tidak urung masih belum puas menciumku sana sini, terutama pipiku, selalu saja Alex menggigitnya.

"Kenapa sih sayang marah-marah mulu?" tanyanya dengan senyum lebar di bibirnya. Tentu saja mood-nya sedang sangat baik, dia berhasil menjebakku untuk yang kesekian kalinya.

Padahal aku sudah bilang tidak mau melakukannya lagi hari ini, benar-benar menyebalkan. Aku jadi merindukan masa-masa sendirianku, walaupun tidak ada teman sama sekali.

Mendengar ucapannya yang bertanya, refleks aku memiringkan badanku hingga kini kami berhadapan. Wajahku merenggut kesal dengan tatapan tajam yang mengarah padanya.

"Pakai nanya lagi?! Alex tuh tidak pernah mau menuruti Natalie!" sinisku dengan mengambil tangannya yang sedari tadi mengelus pipiku.

Sudah ku bilang tidak mau disentuh, masih saja jari-jarinya yang jahil memegangku. Tanpa aba-aba aku menggigitnya kencang hingga terdapat bekas gigitan di sana. Siapa suruh tangannya tidak bisa diam.

Astaga, semakin hari aku merasa kian sensitif. Bukan karena hamil kan? Tidak, terlalu cepat, kami baru saja menikah dalam hitungan hari. Aku belum siap.

Walaupun memang sebelum menikah pun Alex selalu mengeluarkannya di dalam. Semakin memikirkannya, aku malah merasa takut.

Tidak, tenanglah Natalie, sudah pasti karena kamu belum makan. Lapar selalu membuat mood orang down, kan? Ya, bukan masalah besar.

Tidak terima dengan tuduhanku, Alex pun mengerut tidak suka dan menggeleng yakin.

"Kan udah diturutin, kemarin Natalie ga mau pakai alat, Alex turutin. Natalie ga mau pakai lingerie juga gapapa, Alex ga marah," belanya dengan bibir mengerucut ke depan.

Berbeda denganku yang semakin menatapnya tidak percaya. Selalu saja berurusan dengan ranjang, padahal bukan itu yang ku maksudkan.

Semenjak menikah, Alex memang tidak mau melakukan hal lain selain bercinta, buktinya dari seminggu yang lalu kami masih berada di kamar tanpa kemana-mana. Bahkan ke toilet saja harus ditemani olehnya, aku merasa seperti anak kecil saja.

Untung aku mencintainya, kalau tidak sudah ku makan tubuhnya hidup-hidup. Menelan Alex sepertinya dapat membuatku kenyang.

Ucapannya pun tidak sepenuhnya benar, setiap aku menolak permintaannya ada saja hukumannya.

"Ga pakai alat, tapi Alex minta mainnya nambah dua jam! Terus ga pakai lingerie, tapi Alex ga bolehin pakai baju! Udah seminggu, Al, bosan," keluhku dengan menatapnya sinis.

Tidak dapat disangkal, aku pun menikmati permainannya. Akan tetapi kalau setiap hari dan setiap jam, rasanya aku sudah mulai jenuh dan ingin melakukan kegiatan lain.

Namun, setiap kali aku memintanya, Alex akan pura-pura tuli. Salahku juga karena menuruti permintaan anehnya di awal pernikahan kami.

"Kok ayang gitu? Kan janjinya sebulan kita diam di rumah aja. Nanti Natalie sibuk kuliah lagi, Alex ditinggalin," rajuknya dengan mengembungkan pipi, kesal.

Kami memang sudah sepakat bahwa aku akan tetap kuliah setelah menikah sekalipun. Sedangkan Alex, dia akan kembali mengurus perusahaanya. Aku menolak kehadiran Alex di tempat kuliah.

Nanti bukannya belajar, dia malah banyak modus dan membuatku tidak fokus. Alhasil, Alex meminta syarat agar kami hanya mendekam di rumah selama liburan kuliah ku.

Sekarang aku menyesalinya.

"Tapi kan tidak di kamar terus Alex! Kerjaan kita cuman tidur, sex, tidur, sex doang!" ucapku dengan nada suara yang naik satu oktaf. Habis Alex tidak pernah mau mengerti, selalu saja bercinta yang didahuluinya.

Namun, sepertinya aku terlalu keras. Tiba-tiba saja mata Alex berkaca-kaca dan semakin memelukku erat. Wajahnya dia sembunyikan di ceruk leherku dan tidak lama terdengar isakannya yang coba ia tahan.

Aku lupa jika sudah menikahi bayi besar, Alex jauh lebih manja daripada saat kita pacaran.

Menghela napas kasar, aku coba menetralkan amarahku. Alex sukanya dilembutin, dia tidak akan mendengarkan jika semakin dikasari, kecuali saat sedang berhubungan.

"Natalie jahat!" rintihnya berulang kali dengan menggigit-gigit bahuku sebagai hukuman. Bahkan dengan sengaja gigi runcingnya menusuk-nusuk kulitku.

Perlahan, aku pun menyamankan posisi dan mengelus rambutnya lembut. Tidak ada cara lain selain membujuknya dengan cara halus. Biasanya jika dimanja, Alex akan menjadi penurut.

"Alex, sayang, jangan ngambek, ya. Kan Natalie tetap sayang Alex. Emangnya Alex ga bosan di kamar terus, hmm?" tanyaku dengan menaikkan kepalanya hingga kami bertatapan.

Matanya yang berkaca-kaca malah tampak semakin imut dengan hidung yang memerah. Rasanya aku ingin menggigit hidung mancungnya yang sedang mengembang-ngembang itu, menggemaskan sekali.

Alex menggeleng yakin dan tangannya semakin mendekapku. Ucapannya yang tidak ada keraguan sama sekali, membuat jantungku berdegup cepat. Dia memang sering memujiku, akan tetapi soal perasaannya, Alex jarang mengungkapkan hal itu.

Biasanya, aku hanya bisa mendengar dari pikirannya saja.

"Mana mungkin Alex bosan! Alex juga sayang sama Natalie, maunya berduaan terus, ga mau ayang dilihat pria lain. Tapi karena Natalie bosan, yaudah kita honeymoon aja, mau?" tanyanya dengan sedikit tidak rela. Wajahnya cemberut dan bibirnya maju ke depan.

Berbanding terbalik denganku yang sudah terbelalak, merasa excited.

Tanganku menumpu pada pipinya, mencari kebohongan. Pikiranku sudah bercabang membayangkan jalan-jalan ke tempat lain selain rumah, apalagi kalau ke luar negeri.

Aku sangat tidak sabar mencari spot-spot foto aesthetic dan mencoba makanan di sana, pasti sangat nikmat.

"S-serius? Ke luar negeri, boleh?" tanyaku dengan menatapnya berharap.

Tidak ku duga, Alex langsung mengangguk tanpa berpikir panjang, membuat senyumku semakin melebar. Tidak dapat menahan antusiasnya, aku sampai meremas rambutnya gemas dan menyipit kesenangan.

Akhirnya liburanku tidak hanya berdiam diri di rumah saja, sudah lama aku tidak merasakan jalan-jalan. Mencari uang terus menerus membuatku lupa cara menikmati hidup. Aku belum pernah ke luar negeri, rasanya sangat menyenangkan hanya dengan memikirkannya.

Namun, ucapan Alex selanjutnya lagi-lagi berhasil menghempaskanku ke dunia nyata. Senyum nakal yang terbit di bibirnya, menaruh rasa curiga di hatiku. Setelah dipikir-pikir, tidak mungkin semudah ini membujuknya, sebelumnya saja aku selalu gagal.

Alex memegang pipiku dan menatapku lekat. Kadang kala dia mencium bibirku dengan terburu-buru dan penuh nafsu. Kalau sudah seperti ini, tentu saja aku mengetahui apa yang sedang dipikirkannya, apalagi jika bukan berhubungan badan.

"Tapi nanti kita di hotel aja ya, ga usah kemana-mana. Kita keliling hotel aja cobain suasana baru, kau sudah setuju, kan, sayang."

-----------------

EHEHEHHE EMG GA ABIS ABIS MODUS ALEX🌝

NGAPAIN JAUH" KE LUAR NEGERI CMN DI HOTEL DOANG??!😭😭

JANGAN LUPA VOTE COMMENTS YAAA BIAR GUE CPT UPDATE

YG BNYK DONGG KOMENNYA:( SPAM SPAM EHEHE

LOVE YOUU🤍

Continue Reading

You'll Also Like

2.5M 250K 32
"Seperti halnya sang Putri Tidur dalam cerita dongeng Anak-anak, yang harus mendapat ciuman magis dari sang Pangeran, cinta sejatinya, agar terbangun...
245K 11.4K 26
COMPLETED✔ 🚫DON'T COPY MY STORY!🚫 ✨Cek profilku untuk lihat ceritaku yang lain ya✨ --- Dia murid baru. Dia membuatku tertarik. Dia pria tampan. Dia...
832K 69.8K 50
Jordan Dandelion seorang Alpha yang memimpin Lightmoon Pack. Ribuan tahun lamanya sendiri tanpa kehadiran Mate. Sampai suatu saat, dirinya mulai ingi...
140K 13.9K 24
Girl and Big Ben sequel. Bukankah kini semuanya tampak seperti terulang kembali seperti piringan hitam usang yang memutar jalan kita dalam roda, hing...