ENJOYYYY
---------
"S-sekarang? Tunggu Alex, aku belum siap," sanggahku dengan terbata-bata, tidak dapat menahan jantungku yang berdetak hebat. Tanganku sudah mendorongnya menjauh, begitu pun tubuhku yang bergerak tidak teratur, ingin bebas dari kekangannya.
Namun, tentu saja tidak berpengaruh apa-apa. Alex dan nafsunya adalah dua hal yang tidak terkalahkan, ditambah lagi dengan Rolf yang sedari tadi memancingnya.
Seperti dugaanku, kepalanya menggeleng kuat dengan pipi mengembung, tidak mau. Jari-jarinya mengukung pergelangan tanganku dan pinggulnya berkali-kali dia mainkan, menggoda milikku di bawah sana.
Alex terburu-buru sekali, aku sudah malu setengah mati menanggapinya. Badanku yang berusaha lepas pun malah membuat bagian bawah kami bertabrakan.
"Jangan menolakku lagi! Aku merindukanmu, sayang, termasuk semua yang ada pada tubuhmu. Apa kau tidak merasakan hal yang sama hmm?" tanyanya dengan suara serak yang teramat sangat.
Hanya dengan mendengarnya saja, aku merasa merinding. Tatapannya menghunusku tajam dan bibirnya tidak berhenti mencium pipiku. Kadang kala, Alex menggigitnya dengan gemas.
Tidak hanya pipi, akan tetapi merambat kemana-kemana. Kening, hidung, dan terakhir adalah bibirku. Dia melumatnya dengan menggebu-gebu, membuatku tidak sempat untuk menolaknya.
Mataku perlahan terasa memburam dengan helaan napas yang terengah-engah, Alex tidak membiarkanku mengambil napas. Kepalanya terus saja mendorongku dan menarik bibirku dengan gairah.
"Bilang kau juga merindukanku, cantik," pintanya, menatapku lekat dan mengancam. Wajahnya hanya berjarak beberapa inci saja, bahkan aku bisa merasakaan napas hangatnya yang menghembus padaku.
Tangannya memegang daguku dan menahanku agar terus menatapnya. Mencuri kesempatan, dia mencium bibirku berulang kali, memaksaku untuk segera menjawabnya.
Aku tidak bisa berpikir jernih.
Di otakku hanya terdapat namanya. Tidak, aku tidak bisa menahannya lagi. Melihat wajahnya yang tampan tepat berada di hadapanku, tidak ada hal lain yang ku inginkan selain mengutarakannya.
Tanpa aba-aba, ku lingkarkan lenganku mengalungi lehernya. Begitu juga dengan kaki ku yang mulai naik ke atas pinggulnya.
"Aku juga merindukanmu, Al," lirihku malu-malu. Refleks aku langsung melihat ke arah lain, tidak berani menatap matanya yang berkabut. Darahku mendesir merasakan euforia gugup, cemas, dan bahagia menjadi satu.
Alex yang kesenangan pun menyatukan tubuh kami hingga tidak ada jarak sama sekali. Wajahnya kembali dia sembunyikan di ceruk leherku dan menghirupnya kuat di sana.
Kami berpelukan seperti teletubbies di atas kasur.
"Wanitaku yang penurut," pujinya dengan menggigit bahuku, gemas. Sontak aku membusungkan dada dan menarik kepalanya semakin mendekat, saking gelinya.
Tiba-tiba saja Alex bangkit dari tidurnya dan menatapku yang masih terlentang dari atas ke bawah. Senyum nakal terpatri di bibirnya dengan alis yang naik turun. Entah mengapa aku merasakan firasat buruk hanya dengan melihat wajahnya.
"Mate kita akan sangat cantik memakai dress yang kau siapkan, Al," ucap Rolf semakin memperburuk pikiranku. Mereka pasti merencanakan sesuatu di belakangku, hanya mendengar satu kalimat itu saja aku tahu ucapannya menjurus pada hal mesum.
Tubuhku bergetar, merasa cemas dengan apa yang mereka siapkan. Terakhir kali kami melakukannya saja sudah banyak alat-alat aneh yang menempel pada tubuhku.
Entah kali ini apalagi yang mungkin terjadi, ku yakin bukan dress biasa seperti yang ku pikirkan.
"Aku pun membayangkannya, Rolf, akan sangat pas di tubuhnya," jawab Alex dengan suara parau, menandakan dia tengah bernafsu. Saat sekilas aku melihat ke bagian bawahnya saja, aku tahu benda itu sudah menegang.
Spontan aku melihat ke samping, terlalu malu untuk memikirkannya. Alex sudah mengatakan akan memasukkannya pada milikku, tanpa izin ku sekalipun, dia tetap akan melakukannya.
Sudah pasti akan terjadi malam ini, tidak ada waktu lagi untuk menghindar.
"Ayo pakaikan! Tunggu apalagi, bodoh? Aku ingin cepat-cepat melakukannya, ayo ayo!" suruh Rolf, membuatku semakin merasa takut.
Sebisa mungkin, aku menahan napasku agar Alex tidak mengetahui seberapa gugupnya aku saat ini. Jantungku saja sudah berdegup cepat, menantikan apa yang akan dia lakukan selanjutnya. Ini semua terlalu mendebarkan.
Aku benar-benar akan melepaskan kesucianku, kurasa hal yang wajar jika reaksi tubuhku seperti ini. Padahal aku masih mengenakan pakaian, akan tetapi tatapannya berhasil menelanjangiku.
Namun, anehnya tidak terjadi apa-apa. Alex menggeleng lemah dan menjaga posisi aman, sedikit menjauhiku.
"Tidak, aku tidak mau memaksa Natalie lagi, Rolf. Lagipula wanita kita tetap cantik memakai apapun dan aku masih bisa menunggu hingga Natalie sendiri yang memberikan keistimewaannya. Aku tidak akan memaksakan kedua hal itu," jelas Alex dengan sigap membawaku ke atas pangkuannya, tidak lagi dalam posisi tiduran.
Alex mengelus rambutku berulang kali dan menyisirnya lembut. Tidak ada sentuhan sensual, maupun gairah di dalamnya.
Walaupun masih ku rasakan bagian bawahnya yang menegang, dia tetap berusaha menahannya demi kenyamananku. Matanya menatapku lekat dengan senyum tulus yang tersungging di bibirnya, Alex memperlakukanku seperti barang kaca yang mudah pecah.
Tingkahnya yang hati-hati, membuatku malah ingin mengabulkan keinginannya.
Aku merasakan hal yang sama dengannya, kurasa tidak ada gunanya lagi menolak hal ini. Cepat atau lambat, Alex akan tetap melakukannya.
Yang baru saja ku sadari adalah aku pun menginginkannya sebesar dia ingin menjagaku. Otakku benar-benar sesat, pikiranku sudah bercabang membayangkan miliknya yang masuk pada bagian intiku. Dan itu semua berhasil membuatku basah.
Dengan gugup, aku mengelus dagunya.
"Kenapa berhenti, Al? Ayo kita lakukan lagi, ini permintaanku. Kau juga sudah menyiapkan sesuatu, kan? Aku bersedia jika kau ingin memakaikanku dress ataupun alat-alat aneh pada tubuhku. Kali ini aku menginginkannya sampai tuntas, a-aku memberikannya padamu, Al," ucapku, tidak berani membalas tatapannya.
Terakhir yang ku lihat adalah wajah Alex yang menegang dengan mulut menganga. Matanya menatapku berharap, begitu pun telinganya yang sudah terbuka lebar, menandakan kebahagiannya.
"Kau tidak bisa menarik ucapanmu, sayang," tegasnya yang tanpa aba-aba menurunkanku dari pahanya, membuatku mengerut bingung.
Dengan cepat, Alex setengah berlari ke arah lemari dan mengeluarkan dress merah yang sangat terbuka, seperti dugaanku. Bahkan ku yakin lebih sexy dibandingkan melihatku telanjang. Pantas saja dia se-antusias itu.
Belum selesai, Alex pun mengeluarkan semua alat-alat sex yang dia punya. Yang tidak ku sangka, lebih banyak daripada sebelumnya.
Meneguk ludah kasar, aku jadi menyesali keputusanku. Aku seperti kelinci percobaan dalam laboratoriumnya, bedanya ini semua bersangkutan dengan kepuasannya.
Apa hal yang wajar jika pertama kalinya untukku harus se-mengerikan ini? Tanpa sadar tubuhku menegang, entah karena merasa takut atau karena sesuatu yang sudah basah di bawah sana.
"Ini banyak sekali, Al. A-aku harus menggunakan semuanya?" tanyaku tidak yakin. Kepalaku menggeleng tidak mau dan langkahku mundur saat Alex mendekat.
Aku berubah pikiran, apa masih ada kesempatan untukku kabur? Mataku menelaah sekitar dan mencari celah dimana tubuhku bisa muat. Aku ingin pergi kemanapun, tanpa Alex di dalamnya.
Namun, seakan tahu pikiranku, Alex dengan sigap mengurungku dan mendorongku ke atas kasur yang empuk. Tubuhnya yang besar seperti binatang buas yang sedang memenjarakan mangsanya. Bahkan aku sampai tidak bisa bergerak sama sekali dibuatnya.
Alex merobek bajuku dengan tidak sabar dan menciumku sana-sini tanpa peringatan. Jangankan untuk kabur, untuk bernapas saja aku terengah-engah menghadapinya.
Matanya yang nakal melihatku dari atas sampai ke bawah dengan dress merah yang sudah berada di tangannya.
Ditambah lagi dengan ucapannya yang tidak menenangkanku sama sekali, Alex malah menambah kegugupanku. Yang anehnya, tubuhku terasa semakin sensitif dibuatnya.
"Jangan takut, manis. Aku akan menandaimu terlebih dahulu, tenang saja tubuhmu akan bernafsu dengan sendirinya. Maafkan aku jika kali ini tidak ada kelembutan, aku sudah menunggu hal ini dari lama, sayang. Ku yakin kau pun bisa mengimbanginya."
----------
AAAAA SIAPA YG GASABAR BACA BAB SELANJUTNYAA?
MAAF YAAA CUMAN ADA DI KARYA KARSAAA DAN INI AGAK MAHAL KARNAAA PANJANG BGT WOIIII 2900 KATA
GILA SIH BIASANYA GUE CMN NYAMPE 1000 KATA DAN INI HAMPIR 3000 KATA?? PANJANGNYA TIGA KALI CHAPTER INI, BAYANGIN AJA YAH🥺
JADI HARGANYA 7RB, MOHON DIMAKLUMI YAHH. INI GUE BUATNYA HAMPIR LIMA JAM AN WOIII:( DIBELI DONG EHEHE
OIYAA INI ALEX POV YAHH
INI SPOILERNYA
"Al udah! sakit ahh, lepas!" pintanya dengan terisak-isak. Air mata berjatuhan ke pipinya dan wajahnya semakin memerah.
Tubuhnya yang semakin lemas, memberikanku kesempatan. Tanpa peringatan, aku semakin memajukan milikku hingga masuk dengan sempurna di kemaluannya.
Natalie sampai mencakar lenganku kuat saking terkejutnya. Kukunya meninggalkan bekas di kulitku, akan tetapi aku tahu ini tidak sebanding dengan rasa sakit bagian bawahnya.
INI LINKNYAA (ADA DI WALL PROFIL JUGA)
https://karyakarsa.com/Raessyyy/pet-me-im-your-wolf-bab-50-special-bab-alex-pov
IYAAA UDH MASUK AAAAA, YG KEPO KEPO AJA SOK BELII, INI JUJUR PARAH SIHHH HOT BGTTT🌝🌝
JANGAN LUPA VOTE COMMENTS DISINI JG YAA
LOVE YOUUU🤍