98,7FM [NOMIN]✓

Oleh nomixxn

629K 53.3K 4.8K

[COMPLETED] Nasib buruk Nakamoto Jaemin; seorang penyiar radio karena mengenal Park Jeno. TW / VIOLENCE, PSY... Lebih Banyak

⚠️Warning!
Introduction
Who is Jen?
Welcome Baby
Is That You?
Yes, I Am
Im Your Master 🔞
Dissident
Submit 🔞
A Secret
Creepy Wedding
Shy to be Naughty 🔞
Try To Understand
Planning
Dissapear
Naughty 🔞
Open Heart?
Sweet
You're the Fire 🔞
Effect
Clingy
Feel Hot 🔞
Good News
Broken Melodies
In Control
Jealous? 🔞
Teasing 🔞
Is it Love?
Why?
Welcome Baby
True Story
The Lost Child
Moving On
Freedom (Road to End)
Traitor
Meet Again
Complicated
END 1 OF 2
Angels Like You
-SEQUEL 1-
-SEQUEL 2-
-SEQUEL 3-
-SEQUEL 4- 🔞
-SEQUEL 5-
Final Chapter

Reason

10K 1K 56
Oleh nomixxn

“Jangan bermimpi!” Umpat Jaemin membuat Jeno mengulum seringai.

“Hm, sayang sekali.” Gumam Jeno memandangi lembaran surat di tangannya.

Kakinya melangkah perlahan dan seduktif membuat Jaemin merinding, pria itu ikut mundur secara perlahan, takut dengan Jeno yang terlihat mengintimidasi.

“Padahal aku ingin kau mendengar kau membaca bagaimana saat kita pertama kali bertemu, mungkin saja kau lupa...” ujar Jeno.

“Hari itu, pertama kali Jaemin menyapaku dengan senyum cerah, aku bahkan masih ingat, dia mengenakan kaos putih bergambar Winnie the Pooh, dan celana jeans, dengan rambut coklatnya...” Jeno bercerita membuat Jaemin memutar kilas balik pertama kali ia bertemu Jeno.

Pria yang pagi itu tampak culun dan tak memikat. Lalu dengan tingkahnya yang polos dan sok penakut, terlihat seperti introver.

“Hentikan!” Pinta Jaemin lirih

“Lalu, saat kau pertama kali mengajakku berkenalan, hingga aku tahu siapa namamu. Nakamoto Jaemin.”

“Diam!” Sentak Jaemin, tubuhnya menggigil bagaimana Jeno menceritakan setiap surat yang di kirim Jen.

Akhirnya, Jaemin sadar. Sosok yang di ceritakan Jen dalam suratnya adalah dirinya. Dan lagu-lagu romantis yang Jen ingin sampaikan pada pujaan hatinya, adalah dia.

Dari membaca semua surat yang Jen kirimkan, Jaemin menangkap bahwa pria itu adalah sosok yang hangat dan teduh. Pria itu juga penuh kelembutan dan romantis serta penyayang. Namun siapa sangka, bahwa itu ternyata tipuan.

Jeno dan Jen, adalah orang yang berbeda.

“Selamat Kamis malam semua, selamat mendengar Dream the Radio, dengan saya di sini, Beomgyu sebagai penyiar baru, mengisi slot Kamis malam untuk pendengar 98.7FM, Dream The Radio”

Baik Jeno dan Jaemin menoleh saat mendengar suara pembuka radio. Jaemin bisa melihat komputer Jeno menunjukkan ruang siaran yang biasa ia tempati untuk siaran, telah di tempati oleh sosok lain.

Bahkan Jeno menyadap kamera tempatnya bekerja. 24/7 Jeno tahu segala aktivitasnya. Bukankah pria itu sangat menyeramkan?

“Para pendengar pasti bertanya-tanya mengapa ada pergantian DJ secara mendadak, kan?” Beomgyu melempar tanya.

Tiba-tiba saja, alunan musik sedih mengalun di sela siaran.

“Ada berita tidak mengenakkan yang kami terima, bahwa Nana, DJ 98.7FM di kabarkan menghilang sejak beberapa hari yang lalu. Sampai kini, Nana belum juga di temukan...”

“Tidak!” Lirih Jaemin menggeleng.

Sementara Jeno mengulum seringai bangga mendengar siaran malam ini.

“Kami berharap, siapa pun yang melihat sosok Nana, bisa mengirim informasi ke 98.7FM.” Tutur Beomgyu.

“Bagaimana ini?” Tanya Jeno menoleh ke arah Jaemin dengan seringai yang tak luntur, menghiasi wajah tampannya. “Berita kehilanganmu sudah tersebar.” Lanjutnya.

“Kau bajingan, Jeno! Kau jahat! Kembalikan aku ke keluargaku, Brengsek!” Maki Jaemin memukuli dada bidang pria itu.

Jeno hanya menatapi Jaemin yang meronta seperti kesurupan, dia biarkan Jaemin terus memukulinya, hingga akhirnya tubuhnya merosot dan dia menangis sesenggukan di lantai.

“Aku ingin pulang.” Isak Jaemin.

“Baiklah, mari kita lihat pesan yang masuk malam ini. Pesan pertama dari Jen...” Ujar Beomgyu membuat tangis Jaemin berhenti, pria itu sontak mendongak ke arah Jeno yang melemparkan tatapan menantang dengan satu alis terangkat naik.

“Nana-ssi...” Beomgyu mulai membaca. “Aku sangat bahagia karena akhirnya aku mengungkapkan perasaanku padanya dan dia menerimanya.” Beomgyu membaca pesan yang masuk.

Jeno lantas berjongkok, menyamakan tingginya dengan Jaemin yang sudah hancur.

“Kau dengar, Sayang? Aku mendeklarasikan hubungan kita di siaran radio.” Ucap Jeno, sementara Jaemin hanya bisa mengepalkan tangannya dengan sumpah serapah di dalam hatinya.

“Sayang sekali, kekasihku tak bisa membacakannya.” Lanjutnya dengan tawa kecil.

“BAJINGAN! KAU MONSTER! AKU AKAN MEMBUNUHMU!” Teriak Jaemin menarik-narik kaos Jeno, pria itu meraung-raung seperti kesurupan untuk kedua kali, sementara Jeno hanya membiarkan Jaemin meluapkan amarahnya.

“Sayang sekali, Jen, jika kau mendengar ini, kau pasti terluka. Aku banyak mendengar tentangmu, karena aku juga pendengar siaran Nana. Semoga Nana segera di temukan. Dia pasti juga senang jika tahu hal ini.” Ucap Beomgyu.

“Bahkan mereka semua berbahagia, Sayang. Kau juga harusnya berbahagia.” Ucap Jeno.

“Baiklah, mari kita dengar lagu yang di minta oleh Jen. Die For You dari The Weekend with Ariana Grande.” Ujar Beomgyu.

“Lagu penutup yang manis dari akhir perjuanganku untuk mendapatkanmu, Sayang. Mari kita dengarkan” Ucap Jeno mengacak rambut Jaemin bak anak anjing yang malang.

Jeno beranjak dari posisinya dan mengambil duduk di kursi belajarnya, dia putar kursi itu hingga menghadap Jaemin yang terduduk di lantai.

“Tolong matikan.” Pinta Jaemin dengan suara seraknya serta nada yang bergetar menahan tangis.

“Kumohon, matikan itu.” Pinta Jaemin lagi.

“Sayang sekali.” Gumam Jeno, pria itu memunggungi Jaemin kemudian mematikan siaran radionya.

Setelah mematikan komputernya, pria itu beranjak dari duduknya dengan tangan terulur, Jaemin mendongak dan memandangi pria itu.

“Sudah malam. Ayo istirahat.” Ajak Jeno.

Dengan tubuh yang lemas dan gemetar, Jaemin mengulurkan tangannya dan menerima uluran tangan Jeno. Pria itu berdiri dan melangkah dengan tertatih untuk keluar. Melihat Jaemin yang tunduk, membuat Jeno bahagia. Dia mengusap rambut Jaemin dengan senyum menghiasi wajahnya.

“Aku suka jika kau tunduk seperti ini.” Ucap Jeno berlalu keluar setelah mengunci pintu.

Setelah itu, keduanya masuk ke dalam kamar Jaemin. Jeno ikut naik ke atas ranjang, dia membalut tubuh keduanya dengan selimut dan Jeno melingkarkan tangannya memeluk pinggang Jaemin. Pria itu sempat menghindar namun Jeno menariknya membuat Jaemin hanya menerima dekapan Jeno.


📻📻📻


Jaemin yang baru saja menyelesaikan makan siangnya, menoleh saat pintu terbuka. Dia lihat Jeno masuk mengenakan pakaian santai, hanya kaos tanpa lengan dan celana pendek selutut.

“Daddy dan Papiku sudah tiba.” Ucap Jeno. “Keluar dan sambut calon mertuamu.” Perintahnya membuat Jaemin menganga bingung.

“Apa kau tidak mendengarku?” Tanya Jeno meninggikan nada bicaranya.

Jaemin yang takut, langsung berdiri dan menerima uluran tangan Jeno. Dia melangkah pelan-pelan dengan Jeno di depannya.

Untuk kali pertama, setelah beberapa hari di sekap, akhirnya Jaemin keluar dari kamar. Dia bisa melihat rumah Jeno yang teramat megah.  Pria itu benar-benar memiliki hidup yang luar biasa.

Langkah Jaemin melambat saat tiba di ruang tamu, dia lihat seorang pria berwajah cantik dengan bibir tipis dan pria lain bertubuh jangkung dengan wajah dingin, persis seperti Jeno.

Baekhyun menoleh saat mendengar langkah kaki, bibirnya mengulum senyum, namun tidak terlihat ramah. Lebih seperti senyum formalitas, membuat Jaemin semakin kikuk berada di sini.

Dia menurut saat Jeno mengajaknya untuk duduk di hadapan kedua orang tua Jeno. Dia hanya memandangi Jeno dan dua pria di depannya bergantian.

“Daddy, Papi, ini adalah Nakamoto Jaemin, pria yang selalu aku ceritakan. Calon menantu kalian.” Jeno memperkenalkan dengan senyum.

Yang di perkenalkan tak bereaksi, dia hanya tertunduk, merasa enggan dengan situasi ini. Begitu pun kedua orang tua Jeno yang tampak tak menyambutnya dengan hangat. Apalagi sang Daddy yang wajahnya begitu menyeramkan.

“Kau tak perlu menceritakan apa pun, karena mereka sudah tahu semuanya.” Ucap Jeno pada Jaemin.

“Presdir, makanan sudah tersaji.”

Semua menoleh saat seorang maid datang dan memanggil untuk makan siang. Lantas mereka pun beranjak untuk ke ruang makan.

Chanyeol mendudukkan tubuhnya pada kursi utama, sedang suaminya berada di sisi kanan, sementara Jeno di sisi kiri dan Jaemin di sampingnya.

Jaemin mengerutkan alisnya saat tersedia segelas susu di sana. Jeno selalu memberikan susu untuknya, susu apa?

Mereka semua makan dalam kondisi tenang, tak ada pembicaraan apa pun, hanya denting peraduan sendok dengan piring berbahan keramik mengisi ruang makan.

Chanyeol adalah orang pertama yang selesai. “Ke ruanganku setelah ini.”

Begitu perintah yang dia berikan pada putranya. Setelahnya pria itu beranjak, meninggalkan keluarganya. Tak lama, Jeno selesai.

“Anggap saja hari ini kebebasan kecil untukmu. Tapi bukan berarti kau bisa bebas berkeliaran. Cobalah untuk pergi jika kau bisa? Rumah ini sudah di kelilingi penjaga dan anjing.” Ucap Jeno.

Jaemin tak bereaksi, dia menatap Baekhyun yang tampak tak acuh lalu menatap Jeno yang beranjak untuk menghampiri Daddynya, dan kini menyisakan dua submissive itu.

“Kau mau buah?”

Jaemin menoleh saat Baekhyun menjadi orang pertama yang memulai pembicaraan di antara mereka. Dia hanya tersenyum kikuk membuat Baekhyun menyodorkan sepotong apel yang sudah ia kupas dan Jaemin pun menerima dengan malu-malu.

“Terima kasih, Tuan.” Ucap Jaemin.

“Panggil aku, Papi.” Timpal Baekhyun membuat Jaemin sedikit tersentak. “Aku adalah calon Mertuamu. Apa kau akan memanggilku seperti itu seterusnya?” tanya Baekhyun dengan tawa kecil.

Jaemin mengulum bibirnya mendengar candaan Baekhyun, tetap saja, kalimat itu membuatnya merinding meski wajah si pembicara tampak ceria.

“Tuan...” Panggil Jaemin membuat aksi Baekhyun menyantap anggur terhenti. “Tuan tahu jika Jeno memiliki sikap seperti itu? Bahwa dia sangat menyeramkan?” Tanya Jaemin.

“Kenapa aku tidak tahu? Dia putraku, bukan berarti aku meninggalkan dia di sini, aku tidak tahu apa pun tentang putraku.” Jawab Baekhyun.

“Tuan, aku ingin pulang. Aku ingin bertemu kedua orang tuaku. Aku tidak ingin menikah dengan Jeno.” Jaemin mulai terisak.

Mungkin, dengan memohon pada Baekhyun, membuat pria itu iba hingga bisa membujuk putranya agar melepaskan Jaemin. Dia sudah tak punya pilihan lain, dia sudah putus asa.

“Kenapa kau memohon padaku?” Tanya Baekhyun dengan alis bertaut.

“Aku tidak ingin di sini.” Isaknya dengan kepala tertunduk membuat Baekhyun menghela nafas bosan.

“Tuan juga seorang Papa, pasti Tuan tahu apa yang di rasakan Papaku saat ini.” Isaknya.

“Aku mohon bujuk Jeno agar melepaskanku, dan beritahu dia bahwa tindakannya salah. Tuan tahu bahwa ini semua salah kan? Dia harus tahu bahwa apa yang dia inginkan, tidak selalu bisa ia miliki Tuan. Dia harus belajar...”

“Apa kau baru saja mengajari aku menjadi orang tua?” Tanya Baekhyun dengan wajah marahnya.

“Kau tidak tahu bahwa aku berjuang delapan tahun untuk memiliki Jeno kan? Segala upaya dan biaya yang besar sudah aku lakukan untuk memiliki dia sebagai pelengkap rumah tangga kami.” Omel Baekhyun.

“Aku melakukan apa saja dan memberi apa saja di sepanjang hidupnya. Kau tidak tahu perjuanganku dan suamiku. Aku akan melakukan apa pun yang membuat putraku bahagia. Jadi sebaiknya, tutup mulutmu!” Omel Baekhyun lagi.

Pria itu meletakkan buah anggur di tangannya dengan kasar lalu beranjak dari sana, meninggalkan Jaemin yang tersentak dan sakit hati setelah Omelan Baekhyun. Ternyata, tidak ada harapan untuk bisa bebas dari sini, bahkan kedua orang tuanya, tidak berbeda jauh dengan Jeno.


📻📻📻


Seperti biasa, kala ia sendiri, Jaemin akan berdiri di depan jendela, memandang keluar. Melihat jalan yang selalu sepi. Seperti memang tidak untuk di lintasi orang-orang. Kadang Jaemin berpikir, apakah kawasan rumah Jeno memang sepi?

Jaemin tersentak saat mendengar pintu terbuka, dia lihat seorang wanita masuk membawa koper kecil bersama tiga orang maid, lalu pintu kembali di kunci dari luar.

“Ada apa?” Tanya Jaemin panik.

Namun ia tak mendapatkan jawaban apa pun, melainkan dua orang maid yang langsung menariknya untuk duduk di kursi rias. Jaemin hanya memandangi orang-orang di dekatnya dengan bingung.

Dia bahkan sempat menolak untuk di rias sebelum dia mendapatkan jawaban.

Namun, lambat laun, dia mulai paham. Apalagi saat jas putih yang ia lihat di ruangan Jeno itu di keluarkan. Pria itu mengatakan bahwa itu adalah pakaian pengantin yang sudah ia siap kan.

“Aku tidak mau!” Tolak Jaemin menepis kedua tangan maid itu saat memaksa Jaemin untuk memakai pakaian pengantin.

“Tuan, kami mohon jangan seperti ini, pekerjaan kami di pertaruhkan setiap kami melayani, Tuan.” Ucap salah seorang maid.

“Pikirmu aku peduli? Nyawaku di pertaruhkan berada di sini!” Bentak Jaemin marah.

“Apa sudah siap?”

Keributan di kamar Jaemin berubah menjadi begitu hening saat suara berat Jeno menyeruak. Jaemin yang semula seperti kesetanan, berubah begitu cepat, tampak gemetar dan begitu tunduk. Sementara para maid dan perias juga mulai tertunduk takut.

“Apa yang begitu lama?” Tanya Jeno berdiri di ambang pintu, pria itu sudah tampak rapi dengan jas hitamnya, kedua tangannya terlipat di dada dan menatap Jaemin tajam.

“Kenapa kau masih belum memakai jasmu?” Tanya Jeno.

“Aku tidak akan melakukan ini!” Balas Jaemin.

Jeno menarik nafas dalam lalu melangkahkan kakinya menghampiri Jaemin membuat para maid semakin ketakutan. Bisa saja, mereka yang berakhir di marahi karena tidak bisa mengurus Jaemin sesuai Perintahnya.

Pria itu menurunkan kedua tangannya lalu memasukkan ke dalam saku celana. “Hari ini hari bahagiaku, jadi aku sedang tidak ingin melukaimu. Untuk itu, menurutlah padaku selagi aku berbalik hati.” Ucap Jeno mendekatkan wajahnya ke Jaemin membuat Jaemin menunduk takut.

Setelah ucapan itu, Jeno berbalik dan mengambil jas yang melekat pada tubuh sebuah manekin, dia kembali menghadap Jaemin dan mengulurkan jas itu.

“Sepuluh menit, atau aku benar-benar akan menghajarmu.” Perintahnya.

Jaemin hanya melirik dengan sorot mata yang tajam, tangannya terulur untuk menerima jas itu, setelah menyerahkannya, Jeno pun keluar.

Jaemin tak lagi bisa berbuat apa-apa, dia menurut saat maid membantunya memakai pakaian pengantin. Setelah siap, para maid keluar, menghampiri Jeno yang menunggu di depan pintu.

“Sudah selesai, Tuan Muda.” Ucap Seorang maid.

Jeno mengulum seringai lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar Jaemin. Dia lihat Jaemin terduduk di kursi rias dengan Isak tangis tanpa suara. Jeno putuskan berdiri di samping Jaemin membuat pria itu terkejut saat merasakan tepukan pada dua pundaknya.

“Kenapa menangis?” Tanya Jeno menyejajarkan wajahnya dengan Jaemin, dia ikut menatap ke kaca, melihat Jaemin yang tampak cantik dengan riasan tipis namun membuatnya berseri serta balutan serba putih yang tampak cerah baginya.

“Mempelaiku sangat cantik.” Puji Jeno dengan senyum cerahnya, dia kemudian menatap Jaemin dan menyeka air mata di kedua pipi Jaemin

“Kedua orang tuaku dan pastor sudah menunggu di gereja. Ayo, sayang. Pemberkatan kita sebentar lagi.” Ajak Jeno.

Dia mencengkeram pundak Jaemin kuat membuat Jaemin meringis sakit. Jeno tahu, jika dia tidak melakukan itu, Jaemin akan menolak untuk pergi. Dan benar saja, Jaemin akhirnya berdiri.

“Berhenti menangis di hari bahagia kita.” Ucap Jeno dingin membuat Jaemin mati-matian menahan tangisnya.

Pria itu tersenyum lalu mengacak pelan rambut Jaemin, tak ingin merusak penampilan pria itu. Setelahnya, Jeno menggenggam jemari Jaemin dengan tangan kanan mengeluarkan borgol dari saku celananya.

Jaemin membulatkan matanya saat Jeno memborgol kedua pergelangan tangan mereka. Dia tatap pria yang melempar seringai ke arahnya.

“Pikirmu aku bodoh, Sayang?” Tanya Jeno.

Jaemin merutuki Jeno yang ternyata mengerti rencananya. Dia memang berencana lompat dari dalam mobil saat mobil melaju menuju lokasi pernikahan. Tapi tetap saja, Jeno sudah melakukan semua ini, merencanakan semuanya lebih matang.

Sebenarnya, Jaemin yang bodoh. Dia terlalu ingin kabur hingga tidak memikirkan dengan matang rencananya. Dia harusnya lebih pintar dari Jeno, jika dia ingin lepas dari pria itu.

Sekarang, Jaemin hanya bisa menerima perlakuan Jeno yang membawanya untuk keluar, menuju lokasi pernikahan.



Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

1.1M 119K 50
[COMPLETED] [SUDAH TERBIT] "Dua aktor ternama yang dikontrak untuk menjalin hubungan demi karir mereka" Inspired by douyin video. This is nomin. M-pr...
911K 43.7K 40
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
74.7K 7.2K 5
| BXB || JAEYONG || MPREG || ANGST | Dunia Taeyong seakan runtuh dalam hitungan detik saat suaminya; Jung Jaehyun, mengatakan dengan lantang jika ia...
68.7K 3.7K 16
kejadian tak terduga dimana membuat Jung Jaehyun dan lee taeyong bertemu. baca y guys-!