Pet Me, I'm Your Wolf!

Autorstwa Raessyyy_

3.6M 168K 13.6K

"Jilat aku, aku menginginkannya! Bagian bawahku juga! Aku ingin merasakan mulutmu di sana, cantik." ... Więcej

BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
BAB 15
BAB 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19
BAB 20
BAB 21
BAB 22
BAB 23
BAB 24
BAB 25
BAB 26
BAB 27
BAB 28
BAB 29
BAB 30
BAB 31
BAB 32
BAB 33
BAB 34
BAB 35
BAB 36
BAB 37
BAB 38
BAB 39
BAB 40
BAB 41
BAB 42
BAB 43
BAB 44
BAB 45
BAB 46
BAB 47
BAB 49
BAB 50
BAB 51
BAB 52
BAB 53 (END)
[S2] BAB 54
[S2] BAB 55
[S2] BAB 56
[S2] BAB 57
[S2] BAB 58
[S2] BAB 59
[S2] BAB 60
[S2] BAB 61
[S2] BAB 62
[S2] BAB 63
[S2] BAB 64
[S2] BAB 65
[S2] BAB 66
[S2] BAB 67 (END)
CERITA BARU!!
CERITA BARUU (LAGI)

BAB 48

19.1K 1.2K 123
Autorstwa Raessyyy_

HELLOOO, SIAPA YG DARI PAGI UDH NUNGGUIN UPDATE ANN?

JAM SEGINI MASIH TERMASUK HARI KAMIS G SII?! IYAIN AJA DONG :((

MAAP YAA MALEM"

KOMEN YG BANYAK YAA, MAU GUE BALES SATU" EHEHE

ENJOYYY

----------

"Aku tidak me-rejectnya, Vin," lirihku, menggeleng lemah.

Ucapannya yang terdengar menuduh membuatku mengingat kembali apa saja yang sudah ku katakan pada Alex. Tidak ada satu kata pun aku menolaknya menjadi mate-ku. Seingatku begitu.

"Alex menghilang dan aku tidak dapat mencium wanginya sama sekali, kau pasti melakukan sesuatu, Nat!" kekeuh Alvin dengan menunjuk-nunjukku penuh amarah.

Dengan pandangan kosong, aku menelaah lebih jauh. Tidak mungkin dia bunuh diri hanya karena aku pura-pura berselingkuh, kan? Padahal ucapanku sama persis seperti saat bersama Leo, Alex seharusnya mengetahui hal tersebut.

Dan yang paling penting, dia tidak mungkin meninggalkanku sendirian. Batinku masih percaya jika Alex sedang bersembunyi di sekitar sini dan menertawakanku dari belakang.

Tangan Alvin mengepal melihat ekspresiku yang terdiam kaku, dia pasti mengira bahwa dugaannya benar. Langkahnya tegas dan tangannya seakan bersiap menonjokku.Tanpa sadar aku mundur secara perlahan.

Untungnya Alden lebih cepat menahan bahu Alvin.

"Tenanglah, Vin, Alex akan marah jika Natalie kenapa-napa. Sekarang kita cari Natasha dulu, biasanya dia yang lebih tahu dibandingkan siapapun," ucap Alden dengan mengusap punggung saudaranya.

Matanya ikut menatapku sinis, akan tetapi wajahnya lebih tenang. Alden hanya menghela napas panjang dan menahan tangan Alvin yang masih saja mengepal kuat.

Berbeda denganku yang mengerut bingung mendengar ucapannya, Natasha? Bukankah terakhir kali ku dengar Alex sudah membunuhnya?

Refleks tanganku menggenggam erat jaket Bryan, menumpu diriku sendiri. Entah mengapa aku merasakan firasat buruk mendengar Alex dan Natasha menghilang bersamaan, secara kebetulan.

Perasaanku tidak enak, seperti tengah dejavu dengan kejadian beberapa minggu yang lalu.

"Kau pulang saja, Nat. Kami akan mengabarimu jika sudah menemukan Alex. Ayo pergi, Vin," ajak Alden yang langsung diangguki oleh Alvin.

Sebelum pergi, masih ku lihat geraman marah Alvin yang mengarah padaku. Padahal kemarin dia terlihat yang paling cerewet, sekarang malah terasa menyeramkan saat diliputi amarah seperti itu.

Tanpa aba-aba mereka berubah wujud menjadi serigala besar dan pergi begitu saja dari hadapanku.

Tubuhku masih terpaku dan mataku menatap pada satu titik dengan melamun. Menelan ludah kasar, aku takut dengan fakta Alex yang mungkin saja kabur bersama Natasha.

Dia tidak menemuiku selama dua minggu, apalagi yang mungkin dilakukannya? Rasanya mustahil seorang Alex dapat menahan nafsunya. Selama bersamaku saja, tidak ada sehari pun tanpa melakukan kegiatan dewasa.

Seperti tahu apa yang ku pikirkan, Bryan menepuk bahuku pelan, menyadarkanku.

"Jangan berpikir macam-macam, Nat. Alex tidak mungkin sebodoh itu menyakitimu untuk yang kedua kalinya," ucap Bryan dengan tersenyum menenangkan.

Tangannya menarik pergelangan tanganku dan membawaku ke mobilnya. Padahal aku sudah packing segala macam, namun ternyata tidak seperti yang ku harapkan.

Hatiku khawatir mendengar Alex menghilang, akan tetapi lebih khawatir lagi setelah mengetahui Natasha pun menghilang. Dia belum meninggal, mana mungkin Alvin dan Alden tidak mengetahuinya.

Aku baru ingat jika Alex tidak sempat membakarnya, seorang penyihir hanya akan mati dengan api. Tubuh kami bisa menyatu kembali, walau sudah terbelah sekalipun.

"Mereka hilang bersama, Bri, dan Alex tidak menemuiku sama sekali. D-dia pasti melakukannya lagi dengan Natasha—" lirihku yang terpotong begitu saja dengan jari telunjuk pria itu.

"Ssst, sekarang kita pulang dan istirahatlah dulu. Pikiranmu sedang kacau, Nat," suruh Bryan dengan melajukan mobilnya meninggalkan rumah Alex.

Terpaksa, aku mengangguk dan melihat jendela dengan tidak bernafsu. Padahal tadi aku semangat sekali saat kesini. Namun mengetahui Alex tidak ada di kediamannya, malah membuatku semakin kepikiran.

Tidak mungkin juga aku kembali ke tempat Bryan, barang-barangku sudah tertata rapi di bagasi mobil dan rasanya tidak enak saja harus merepotkan pria itu lagi.

Menggigit bibir dalam, sepertinya aku harus sendirian malam ini.

"Antarkan aku ke apartemen saja, Bri," pintaku yang langsung ditatap tajam olehnya.

Dengan cepat pula Bryan menggeleng, menolak pernyataanku. Mobilnya tetap mengarah ke bukit dan kupingnya seakan tuli mendengar permohonanku.

"Aku butuh waktu sendiri, Bri, please."

Mengcengkram kemudi dengan kuat, akhirnya dia menurutiku. Mobilnya putar balik dan menuju ke kota. Wajahnya mengeras dan tidak ada satu pun kalimat yang terucap dari bibirnya.

Jelas sekali Bryan sedang marah padaku. Biar saja, aku sudah terlalu lelah untuk menghadapinya. Lagipula amarahnya tidak akan bertahan lama, beberapa jam lagi dia pasti sudah menghubungiku.

Jalanan yang tidak macet hanya memerlukan waktu sebentar saja untuk sampai di apartemen. Rasanya aku sudah sangat merindukan tempat ini. Terlalu sering menginap di rumah Alex, aku sampai melupakan kamarku sendiri.

Untungnya Alex yang membayarnya, dia benar-benar menanggung seluruh hidupku. Dari apartemen, biaya kuliah, hingga biaya hidup.

Jangan tanyakan apa balasannya, tentu saja diriku sendiri.

Menggeleng, aku tidak mau memikirkannya lagi. Alex tidak ada di sini dan aku takut kembali merindukannya.

Keluar dari mobil Bryan, aku tersenyum padanya sambil mengucapkan terima kasih. "Aku akan menjemputmu lagi jika kau kesepian, Nat. Call me," ucap Bryan dengan merenggut kesal.

Setelahnya dia benar-benar pergi dari hadapanku.

Dengan tubuh lemas dan tidak bersemangat, aku membawa dua koper di sisi kanan dan kiriku. Pikiranku masih melayang jauh, memikirkan hal buruk apa yang sedang Alex dan Natasha lakukan.

Kalau sampai dugaanku benar, aku tidak akan segan-segan lagi untuk membunuhnya. Enak saja berduaan dengan wanita lain di saat aku ingin memaafkannya.

Baru saja menghidupkan lampu, jantungku berdegup cepat melihat sosok laki-laki yang sedari tadi ku cari-cari. Tubuhnya basah kuyup dan tangannya bersedekap di dada. Jangan lupakan tatapan elangnya yang menatapku tajam.

"A-alex?"

"Lama sekali selingkuhnya! Aku menunggumu dari tadi," rajuknya dengan pipi mengembung.

Berbeda denganku yang masih terpaku di depan pintu, bahkan untuk menggerakkan kaki ku saja rasanya berat sekali. Mataku masih terbelalak dengan mulut menganga lebar.

Melihatku yang masih terdiam, Alex mendekat dan membawaku masuk. Tubuhnya menekanku ke pintu dan mengurungku di sana.

Jaraknya yang dekat sekali membuatku tanpa sadar menelaah wajahnya, meyakinkan diri jika ini bukan sekadar halusinasi.

"Alex, kau disini! Orang-orang mencarimu dan kau hanya diam di apartemenku?!" tanyaku dengan sedikit berteriak. Jariku menunjuk wajahnya dan menoel-noel pipinya.

Dia benar-benar di sini, di hadapanku. Tiba-tiba saja aku merasa sangat gugup dibuatnya.

Tanpa peringatan pula, tangannya menarik pergelangan tanganku dan menatapku lekat. Hidungnya kempas kempis, seakan sedang menikmati wangi tubuhku. Terbukti dari matanya yang terpejam berulang kali.

"Aku juga mencarimu, sayang, dan ternyata kau masih berduaan dengan pria lain. Menyebalkan, Natalie selingkuh terus," omelnya di telingaku. Nadanya terdengar seperti anak kecil, namun bertolak belakang dengan suara serak yang ia keluarkan.

Entah mengapa hawa di sekitar kami terasa panas, begitu pun dengan kupingku yang kegelian merasakan hangat napasnya.

Namun mengingat Natasha yang ikut menghilang saat Alex tidak ada, pikiranku pun kembali bercabang. Batinku masih mempercayai mereka melakukan sesuatu di belakangku.

Meneguk ludah kasar, aku menatapnya ragu. Takut dengan jawaban yang akan dikeluarkannya.

"Natasha juga menghilang, Al. Apa kau tadi bertemu dengannya?" tanyaku semakin mencicit. Suaraku saja sampai tidak keluar saat menyebutkan namanya.

Mataku melihatnya dengan lekat, menelaah bagaimana ekspresinya langsung berubah terkejut. Dari raut wajahnya saja, aku tahu bahwa dia sedang menyembunyikan sesuatu.

Firasat burukku terasa semakin nyata saat Alex mengangguk, membenarkan pertanyaanku. Helaan napasnya terdengar kasar dan tangannya mengelus pipiku, menenangkan.

"Ya, aku tidak akan berbohong lagi, Nat. Aku ada urusan penting dengan Natasha dan ku harap kau tidak membahasnya lebih lanjut. Aku sudah sangat merindukanmu, cantik."

-----------

TEBAKKK ALEX NGAPAIN SAMA NATASHA?

DANNN ABIS INI ALEX BAKAL NGAPAIN NATALIE? AHAAHHA

YG BENER DAPET PIRING CANTIK

JANGAN LUPA VOTE COMMENTS YAA

LOVE YOUUU🤍

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

84.3K 3.3K 26
Hidup noval semakin hancur saat 3 orang alpha memperkosannya secara bergikir. tak hanya itu mereka juga mengigit leher belakang noval hingga berdarah...
1.2M 94.5K 62
Bagaimana jika seorang King of Werewolf dikhianati matenya sebanyak 3 kali? Dialah Dareen Walcott. Seorang pria yang berpenampilan bak dewa yunani it...
976K 12.8K 25
Sebuah Cincin bermata biru yang merupakan warisan dari Pakde suamiku membuat rumah tanggaku hancur. Mampukah aku lepas dari makhluk penunggu cincin...
16.7K 1K 16
KARYA PERTAMA🎉 "Sekarang lo ikut gue!". ucap Dika Angel mengerutkan keningnya lalu berkata "Kemana?" "RUMAH SAKIT JIWA!". tegas Dika "APA?". teriak...