Pet Me, I'm Your Wolf!

Raessyyy_ tarafından

3.4M 163K 13.4K

"Jilat aku, aku menginginkannya! Bagian bawahku juga! Aku ingin merasakan mulutmu di sana, cantik." ... Daha Fazla

BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
BAB 15
BAB 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19
BAB 20
BAB 21
BAB 22
BAB 23
BAB 24
BAB 25
BAB 26
BAB 27
BAB 28
BAB 29
BAB 30
BAB 31
BAB 32
BAB 33
BAB 34
BAB 35
BAB 36
BAB 37
BAB 38
BAB 39
BAB 40
BAB 41
BAB 42
BAB 43
BAB 44
BAB 45
BAB 46
BAB 48
BAB 49
BAB 50
BAB 51
BAB 52
BAB 53 (END)
[S2] BAB 54
[S2] BAB 55
[S2] BAB 56
[S2] BAB 57
[S2] BAB 58
[S2] BAB 59
[S2] BAB 60
[S2] BAB 61
[S2] BAB 62
[S2] BAB 63
[S2] BAB 64
[S2] BAB 65
[S2] BAB 66
[S2] BAB 67 (END)
CERITA BARU!!

BAB 47

18K 1.2K 121
Raessyyy_ tarafından

INI MASIH TERMASUK UPDATE HARI INI GA SIH? MASIH LAH YA HEHE MAAPIN MALEM"

ENJOYYY

--------

Natalie POV

"Baiklah kalau itu keputusanmu, aku tidak akan mengganggumu lagi," ucap Alex yang masih terngiang di kepalaku hingga saat ini.

Sudah terhitung dua minggu sejak kejadian hari itu dan Alex benar-benar tidak mendatangiku. Entah kemana perginya pria itu, yang ku ingat terakhir kali adalah wajahnya yang marah dengan tangan mengepal kuat.

Alex tidak membuat keributan seperti biasanya, dia tampak tenang dan pergi begitu saja dari hadapanku. Tidak ada paksaan ataupun permohonan agar aku kembali bersamanya.

Anehnya, sekarang aku merasa ada yang kurang. Menatap dalam pada gelas yang ku pegang, perasaanku terasa kosong.

"Nat! Apa kau mendengarku?!" tanya seorang pria dengan menepuk bahuku kencang. Sontak pandanganku tertuju padanya. Bahkan aku sampai melupakan kehadiran Bryan yang saat ini tengah menemaniku.

Akhir-akhir ini pria itu memang selalu datang ke rumah, bukan untuk darah lagi, lebih tepatnya sebagai temanku satu-satunya. Setidaknya dengan kehadiran Bryan, aku tidak hanya melamun saja, ada seseorang yang bisa ku ajak bicara.

"Ah maaf, Bri. Aku sedang tidak fokus," lirihku dengan membalas tatapannya yang khawatir.

"Karena Alex lagi?" tebaknya yang tepat mengenai sasaran. Bryan memang selalu tahu apa yang ku pikirkan, kekuatannya adalah bisa membaca perasaan seseorang.

Dan alasan dia menggodaku saat awal pertemuan kami adalah karena hatiku berwarna merah pada saat itu, Bryan tahu aku sudah jatuh cinta pada Alex sejak lama. Menyebalkan sekali, orang lain lebih dulu mengetahuinya dibandingkan diriku sendiri.

Menggeleng, aku menyangkal pertanyaannya dengan lugas. Mana mungkin aku mengakuinya, Bryan pasti akan menertawakanku setelah apa yang kami lakukan di hadapan Alex.

"Rencanamu buruk, Nat. Kau memang berhasil membuat Alex meninggalkanmu. Namun, lebih parah dari itu, kau pun seperti kehilangan semangat hidup," ucapnya yang membuat keningku mengerut.

Apakah terlalu jelas? Padahal aku sudah berusaha tidak memperlihatkannya pada siapapun. 

Aku sangat membenci Alex, akan tetapi ada sisi hatiku yang menginginkannya berada di sini. Mengingat tingkahnya yang menggemaskan saat membujukku, sering kali aku luluh dibuatnya.

Tidak, tidak boleh. Alex sudah berselingkuh. Memaksakan senyum, aku menatap Bryan dengan menyipit dan menggeleng yakin.

"Tidak, aku senang, Bri. Setelah sekian lama, akhirnya aku lepas darinya," ungkapku dengan mencicit.

Mataku menatap Bryan dalam dengan pikiran yang kosong. Rasanya seperti merindukan seseorang, akan tetapi tidak bisa melakukan apa-apa.

Padahal saat Alex berada di sini, aku masih bisa tersenyum di belakangnya. Bagaimana tidak jika kelakuannya selalu diluar nalar. 

Apalagi saat tertidur di lantai, Alex seperti bintang laut yang menempel pada ubin, terlihat sangat imut dengan perut bulatnya yang naik turun. Ditambah lagi air liurnya yang sampai turun dari mulut.

Untungnya aku sempat memotretnya, biar saja menjadi aib di galeriku. Siapa suruh sudah berselingkuh di belakangku.

Bisa-bisanya aku memikirkan hal itu lagi, padahal sudah sangat lama.

"Kau tidak terlihat bahagia seperti yang kau katakan, Nat," ucap Bryan dengan menghela napas lelah.

Aku tidak menunjukkannya, akan tetapi hatiku menyetujuinya. Entah mengapa aku merasa ada yang salah, seharusnya tidak perlu seperti ini. 

Setiap melihat Alex aku ingin marah. Bagaimana bisa dia melakukannya dengan wanita lain, otakku masih bertanya-tanya dan tidak bisa memahaminya. Namun ada perasaan yang janggal dibandingkan dengan itu semua.

"Kau cemburu dan merasa kalah. Karena itu rencanamu adalah membuatnya merasakan hal yang sama. Saat itu kau mungkin puas, Nat, namun sekarang? Kau tidak jauh beda dengan mayat hidup. Pada kenyatannya kau tidak benar-benar ingin lepas darinya, kan?" tanya Bryan yang sekali lagi menusuk tepat di jantungku.

Mendengar ucapannya yang terang-terangan, rasanya seperti ditikam oleh pisau tajam. Pikirannya sama persis dengan apa yang ada di hatiku, aku memang merasa lega pada hari itu. 

Melihat Alex yang kecewa dan marah karena sikapku, semuanya terasa menyenangkan. Akan tetapi, aku tidak tahu jika efeknya hanya sebentar saja. Saat ini aku malah merasa bodoh telah melakukannya.

"T-tapi dia sudah melakukannya dengan Natasha, Bri," tekanku sekali lagi seperti kaset rusak. Kurasa ini ketiga kalinya aku mengucapkan hal itu.

Fakta tersebut tetap saja menyakitiku mau seberapa lama aku memikirkannya. Alex menikmatinya dengan wanita lain, dia melakukannya sama persis seperti apa yang kami lakukan. 

Masih terlarut dalam lamunanku, tiba-tiba saja Bryan menggenggam tanganku dan menatapku lekat, membuatku ikut membalas tatapannya. Wajahnya tampak sangat serius dengan alis yang menyatu.

"Dia mengira itu dirimu, Natalie! Jujur saja aku pun akan melakukan hal yang sama jika membayangkan bercinta dengan orang yang ku cintai," ungkapnya tanpa ada keraguan sama sekali.

Tubuhku terpaku dan mataku mengedip bingung, menatapnya dengan bertanya. Apa aku yang terlalu berlebihan? 

Aku tahu Alex sedang disihir pada saat itu, dia tidak benar-benar melakukannya dengan Natasha. Aku pun tidak melihat bekas percintaan mereka di tubuhnya.

Bagaimana jika posisi kami ditukar? Membayangkan di hadapanku adalah Alex dan bukan Bryan, refleks mataku menatapnya nanar. Aku merindukan sikap manjanya yang menyebalkan, rengekannya yang memintaku melakukan ini itu, dan telinga serigalanya yang terbuka tutup.

Aku baru menyadari jika selama ini aku tidak masalah disentuhnya. Bukan hanya karena paksaan dari Alex, jauh di dalam lubuk hatiku, aku pun menginginkannya.

"Apa aku harus memaafkannya?" tanyaku seperti orang bodoh. Namun, hal itu berhasil menerbitkan senyum di bibir Bryan.

Dia mengelus rambutku lembut dan membiarkan otakku berpikir lebih dalam. Bryan tidak menjawabnya dengan jelas, dia hanya membiarkanku memilih.

"Kalau kau merindukannya, maka jawabannya sudah jelas."

Karena itulah kini aku dan Bryan sedang menuju rumah Alex, untuk kedua kalinya. Ku harap kali ini pria itu tidak sedang macam-macam dengan wanita lain. Aku tidak akan ragu-ragu lagi membunuhnya jika Alex berani selingkuh di belakangku. 

Barang-barangku pun sudah tertata rapi di belakang bagasi mobil Bryan. Aku tidak akan menginap di tempatnya lagi, kurasa bersama Alex lebih baik.

Entah itu di rumahnya ataupun di apartemenku, tidak masalah.

Jantungku berdegup cepat memikirkannya dan tanganku pun keringat dingin sepanjang perjalanan. Otakku terasa penuh dengan banyak rangkaian kata yang akan kuucapkan. 

Aku harus menjelaskan tentang kejadian dua minggu yang lalu adalah rencanaku, aku tidak benar-benar serius mengejeknya ataupun membuatnya marah. Baiklah, itu semua kebohongan, miliknya tidak kecil, aku hanya asal bicara.

Walaupun kurasa itu terlalu berlebihan. Masih ku ingat raut wajahnya yang marah dan terkejut saat mendengarnya, membuatku merasa bersalah saja sudah mengatakan hal itu.

Tidak berapa lama, kami memasuki hutan werewolf dan sampai di rumah Alex. Anehnya, semuanya tampak gelap dan suram, seakan rumah ini tidak ditinggali selama beberapa minggu.

Tanpa sadar, tanganku menggenggam jaket Bryan kuat, merasa ragu untuk masuk ke dalam. Tidak, aku tidak boleh mundur sebelum menemui Alex. Menghela napas berulang kali, aku mencoba memberanikan diri.

Pintu depan yang terbuka pun, memudahkanku untuk masuk. Perlahan, kaki ku melangkah lebih dalam dengan mata yang menelaah sekitar.

Mataku menyipit melihat siluet dua orang di halaman belakang. Hanya dari punggungnya saja aku tahu bahwa itu adalah Alvin dan Alden. Mereka tampak merenung dan hanya menatap kosong pada sungai yang mengalir.

"Alvin?" panggilku pelan yang membuatnya menoleh.

Matanya yang coklat membuatku sadar bahwa dia sedang berada di mode serigalanya. Tampak sangat menyeramkan seperti hewan buas yang sedang melihat mangsanya, membuatku sontak melangkah mundur.

Sayangnya, Alvin lebih cepat menahanku. Jari-jarinya membungkus pergelangan tanganku kuat dan menatapku dengan tajam. Cakar-cakarnya sampai menusuk kulitku dan suaranya terdengar sangat berat seperti seekor serigala.

Namun, itu semua tidak sebanding dengan ucapannya. Darahku mendesir merasa ketakutan dan mataku terbelalak, mencari kebohongan dari setiap kalimatnya.

"Apa yang sudah kau lakukan Natalie?! Aku tidak tahu apa masalah kalian, akan tetapi kau tidak boleh me-rejectnya! Agh sial, kami tidak dapat menemukan keberadaan Alex dimana-mana dan seorang wolf hanya akan mati jika dia ditolak oleh mate-nya. Kau belum melakukannya sejauh itu kan, Natalie?!"

------------

TEBAKKK ALEX ADA DIMANAA? 

BTWW KOK TIBA" GUE KGN SM KEUWUAN MEREKA YA DIBANDING KONFLIK" MULU YAGASI??

SIAPAAA YG GASABAR BAB DEWASA? AHAAHHA

BTWW INI SPOILER BAB SELANJUTNYAA

TEBAK ALEX HABIS NGAPAIN? 

YG BENERR GUE KASIH CINTAH! MUAH!

JANGAN LUPA VOTE COMMENTS YAA BIAR CEPET UPDATEE

LOVE YOUUU🤍

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

1.2M 92.3K 62
Bagaimana jika seorang King of Werewolf dikhianati matenya sebanyak 3 kali? Dialah Dareen Walcott. Seorang pria yang berpenampilan bak dewa yunani it...
47.4K 4.1K 61
Bagaimana jadinya jika kalian harus masuk ke dalam lingkaran hidup yang membuatmu harus waspada setiap saat demi menjaga karir seseorang yang tak per...
2.5M 250K 32
"Seperti halnya sang Putri Tidur dalam cerita dongeng Anak-anak, yang harus mendapat ciuman magis dari sang Pangeran, cinta sejatinya, agar terbangun...
13.3K 1.4K 27
sequel dari mate is mine..... na jisung alpha muda yang masih harus berjuang untuk membuktikan bahwa dirinya mampu dan berhak untuk menggantikan...