Pet Me, I'm Your Wolf!

By Raessyyy_

3.4M 163K 13.4K

"Jilat aku, aku menginginkannya! Bagian bawahku juga! Aku ingin merasakan mulutmu di sana, cantik." ... More

BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
BAB 15
BAB 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19
BAB 20
BAB 21
BAB 22
BAB 23
BAB 24
BAB 25
BAB 26
BAB 27
BAB 28
BAB 29
BAB 30
BAB 31
BAB 32
BAB 33
BAB 34
BAB 35
BAB 36
BAB 37
BAB 38
BAB 39
BAB 40
BAB 41
BAB 42
BAB 44
BAB 45
BAB 46
BAB 47
BAB 48
BAB 49
BAB 50
BAB 51
BAB 52
BAB 53 (END)
[S2] BAB 54
[S2] BAB 55
[S2] BAB 56
[S2] BAB 57
[S2] BAB 58
[S2] BAB 59
[S2] BAB 60
[S2] BAB 61
[S2] BAB 62
[S2] BAB 63
[S2] BAB 64
[S2] BAB 65
[S2] BAB 66
[S2] BAB 67 (END)
CERITA BARU!!

BAB 43

19.4K 1.2K 103
By Raessyyy_

ENJOYYY

---------

Alex POV

Tubuhku terpaku mendengar ucapan Bryan yang menusuk. Mereka sudah pergi dan aku hanya terdiam di tempat, terlalu lemas untuk mengejarnya.

Ku tatap tanganku yang dipenuhi darah Natasha. Tidak ada rasa bersalah saat membunuh jalang itu, aku malah merasa menyesal sudah menyakiti mate-ku. Bahkan hingga mencekiknya.

Tubuhnya yang memberontak tadi tidak ku hiraukan, yang ada dipikiranku adalah menahannya untuk tetap berada di sisiku.

Tidak ku sangka, Natalie justru menjauhiku. Dia tidak mau mendengarkan penjelasanku dan pergi bersama pria lain. Masih ku ingat tatapannya yang melihatku takut dan tubuhnya yang menegang kaku.

Dia menatapku seperti monster.

Kalau tahu begini, aku tidak akan pernah membiarkan Natasha berada dalam hubungan kami. Sial, kecantikannya sangat menyesatkan.

"Aku harus bagaimana, Rolf?" lirihku putus asa. Aku tidak pernah mengejar wanita sebelumnya, apalagi membuat hati mereka sakit. Jujur saja aku sangat takut karena tidak tahu harus berbuat apa.

"Kejar, bodoh! Kau membiarkannya berduaan dengan pria lain? Kejar mate kita sekarang dan minta maaf padanya!" suruh Rolf dengan mengaum berulang kali.

Dia memutar-mutari kepalaku, terlihat sangat gemas dengan kelakukan bodohku. Rolf benar, Natalie tidak boleh berduaan dengan pria lain. Dia hanya milikku.

Kali ini aku tidak akan membiarkannya pulang sendiri lagi.

Dengan cepat aku membersihkan tubuhku terlebih dahulu, menghilangkan darah Natasha yang sangat menjijikkan. Kaki ku sudah berubah menjadi bentuk serigala, begitu pun tubuhku yang dipenuhi bulu.

Melewati pohon demi satu pohon, Rolf mengaum kencang, ketinggalan jejak mereka. Untungnya hidung serigalaku sangat peka, hingga kini hanya dapat mengandalkan bau Natalie.

Mengendus sekitar, Rolf mulai memanjat pohon dan melompat di atasnya. Di bawah sana terlalu gelap dan tidak mungkin juga berada di sana, vampir biasanya di atas bukit.

Terpusat pada satu titik, kami menemukannya. Natalie sudah masuk ke dalam rumah, sedangkan Bryan pergi entah kemana.

Setidaknya aku bisa merasa lega mereka tidak serumah berdua. Akan ku bunuh pria itu jika berani menyentuh mate-ku.

Tidak berlama-lama lagi, aku memanjat balkonnya dan masuk lewat sana. Natalie sudah bergelung dalam selimut hingga kepalanya pun tidak terlihat.

Suara isak tangis terdengar sangat kencang dan menyakitkan.

Tanpa aba-aba, aku tiduran di sebelahnya dan menumpukan kepalaku di bahunya. Tubuhnya memberontak, akan tetapi ku tahan dengan kuat. Tanganku memeluk badannya seperti guling dan tidak membiarkan Natalie melihatku.

Wanginya yang sangat harum, menenangkanku.

"Maaf sayang, aku tidak berniat menyakitimu," bisikku yang tidak dibalasnya sama sekali.

Bahunya terasa bergetar dan lambat laun dia terdiam, tidak lagi menolakku. Helaan napasnya terdengar kasar, seakan lelah mengusirku.

"K-kenapa kau disini?" tanyanya terbata-bata. Suaranya saja sampai serak dengan isakan yang terdengar memilukan.

Natalie benar-benar menangis, kurasa ini kedua kalinya aku melihatnya serapuh ini. Waktu itu karena Leo brengsek dan sekarang, karena aku.

Mengesampingkan rambutnya, aku melihat matanya yang berair dengan hidung memerah. Tampak sangat imut, aku ingin memakan pipi bulatnya.

Namun, boro-boro untuk melakukan itu semua, kepalanya saja langsung bersembunyi di bantal, menghindari tatapanku.

"Aku merindukanmu," ucapku sambil menelungkupkan kepalaku di ceruk lehernya. Wangi lavender yang lembut menyeruak masuk ke hidung saat aku melakukannya.

Aku sangat menyukainya. Tanpa sadar pula pelukanku mengerat, mempersempit jarak kami.

Natalie tidak merespon apa-apa, dia masih saja terdiam. Kadang kala tangannya terangkat menghapus jejak air mata di sana.

Refleks tanganku ikut mengelap wajahnya yang basah. Jari-jariku sampai gemetar merasakan air matanya yang terus saja turun, hal yang paling aku benci di dunia ini.

"Pergilah, Al, jangan menemuiku lagi. Saat bersama Natasha tadi, kau terlihat sangat menikmatinya. Itu artinya, kau tidak membutuhkanku lagi, kan," simpulnya yang membuat dadaku terasa berat.

Tidak dapat ku bayangkan, bagaimana perasaan Natalie melihatku berbuat yang tidak-tidak dengan Natasha. Jika itu terjadi padaku, mungkin aku akan langsung membunuh pria itu.

Namun, Natalie berbeda. Dibandingkan menjelek-jelekkan Natasha, ucapannya malah terdengar merelakanku. Dan aku sangat tidak menyukainya, seakan-akan aku adalah pria brengsek yang hanya menginginkan tubuhnya saja.

Atau mungkin, memang seperti itulah aku di pikirannya. Shit, seharusnya aku lebih bisa menahan nafsuku. Ini semua salah Rolf.

"Aku membutuhkanmu lebih dari apapun, sayang. Natasha tidak ada apa-apanya dibandingkan denganmu. Maaf, Nat, aku tidak sadar saat melakukannya—"

"Lucu sekali, Al. Kau tidak sadar, akan tetapi kalian sama-sama naked? Seharusnya aku yang minta maaf karena sudah mengganggu kegiatan kalian!" sindirnya yang membuat hatiku tidak nyaman.

Ucapannya tidak salah, siapapun yang melihatnya pasti tidak akan percaya. Aku memang bergairah saat itu, akan tetapi di bayanganku adalah Natalie.

Tidak dapat ku sangkal bahwa aku dalam keadaan sadar, aku ingat tanganku ikut membuka dress-nya dan mencium bahu Natasha dengan nafsu.

Sekarang aku merasa jijik denga napa yang sudah ku lakukan.

Di otakku sekarang sudah banyak pikiran liar, ingin menyentuh Natalie dan membersihkan diriku dari sentuhan jalang itu. Natasha membelaiku di banyak tempat, hingga saat ini tubuhku terasa gatal dan kotor.

Andai saja aku bisa dengan mudah memintanya pada Natalie, namun sebisa mungkin ku tahan keinginan itu. Aku tidak ingin menambah ketakutannya padaku.

Yang bisa ku lakukan hanyalah mencium rambutnya dan mengelus bahunya, menenangkan. Walaupun seringkali dia memberontak dan menghempaskan tanganku.

"Maaf, sayang, cup cup cup jangan menangis lagi," bujukku yang malah memperkuat isakannya.

Tangannya memukul-mukulku, begitu pun badannya yang bergerak tidak teratur, ingin terbebas dari pelukanku. Namun, aku tidak ingin melepaskannya.

Aku takut saat melakukannya, Natalie akan semakin menjauh dan menghindariku. Kali ini saja, aku membutuhkannya di sisiku.

"Lepas, Al! Kau sudah selingkuh, tapi masih menahanku seperti ini. Aku ingin bebas hiks, berhentilah menyiksaku," lirihnya yang terdengar sangat menyakitkan. Jantungku berdebar kencang, semakin merasa takut kehilangannya.

Natalie memang selalu menolakku, akan tetapi ini pertama kalinya aku mendengar perasaannya. Aku tidak tahu jika selama ini, aku terlalu memaksanya.

Yang ada di pikiranku adalah kenikmatanku sendiri. Rolf benar, aku tidak pernah menanyakan keinginannya dan selalu memaksakan kehendakku.

Perlahan, aku melepaskan pelukanku. Tubuhnya langsung menghindar dan menatapku dengan tajam. Tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya selain helaan napas yang memburu.

Tampilannya sangat berantakan dengan rambut kusut dan tali dress merah yang sudah turun di bahunya. Meneguk ludah kasar, aku menahan diriku untuk tidak menyentuh kulit mulus itu.

Natalie bangkit dari kasur dengan membawa bantalnya, membuatku refleks mengikutinya.

Tiba-tiba saja langkahnya berhenti dan berbalik, menghadapku. Tidak ku duga, dia memukulku dengan bantal dan menunjukku, penuh ancaman.

Wajahnya yang terlihat memerah tampak sangat imut, aku ingin menciumnya. Sudah ku bilang kan, semua yang berhubungan dengan Natalie selalu berhasil memancing nafsuku.

Ditambah lagi dengan ucapannya yang terdengar merajuk. Natalie-ku sangat menggemaskan, namun sayangnya aku tidak dapat menyentuhnya.

"Jangan mengikutiku! Aku tidak mau berduaan dengan pria yang baru saja bersentuhan dengan wanita lain. Jangan mengajakku berbicara, jangan meminta perhatianku, dan jangan muncul di hadapanku lagi. Aku membencimu!"

---------

KALAUUUU SEIMUT ITUU APA IYA ALEX BAKAL NURUTT?🌝🌝

WKWKWKKW TEBAKKK DONGG USAHA ALEX NGEREBUT NATALIE BAKAL NGAPAIN AJA?

YANG BENERR, GUE KASIH CINTAA, MUAH!

JANGAN LUPA VOTE COMMENTSNYA YAAA

LOVE YOUUU🤍

Continue Reading

You'll Also Like

24.3K 4.4K 45
[END] Kim Sejeong, gadis cantik berambut ikal yang angkuh dan semena-mena. Dia merupakan putri bungsu dari perusahaan besar bernama Shinhwa Group sek...
13.3K 1.4K 27
sequel dari mate is mine..... na jisung alpha muda yang masih harus berjuang untuk membuktikan bahwa dirinya mampu dan berhak untuk menggantikan...
63.5K 7K 48
bukan kami yang hendak memilih memiliki takdir seperti apa, sudah ketentuan moon goddess yang sudah menulis jalan kehidupan.... andai kami bisa di...
832K 69.9K 50
Jordan Dandelion seorang Alpha yang memimpin Lightmoon Pack. Ribuan tahun lamanya sendiri tanpa kehadiran Mate. Sampai suatu saat, dirinya mulai ingi...