Waiting For Us || Straykids

By baehaneulv

249 95 47

book #3 semuanya dijadikan satu dalam bentuk takdir fiksi Straykids x OC start : 23 juli 23 end : - More

Prolog
1. Rencana
2. Dotonbori, Osaka Jepang
3. Universal Studios, Osaka Jepang
4. Aquarium Kaiyukan, Osaka Jepang
5. Kastil Osaka dan Amerikamura, Osaka Jepang
6. Sobat patah hati
7. Cerita anak laki
8. Taman dipinggir kota
10. Jembatan
12. Hari bersamanya part 1
13. Hari bersamanya part 2
14. Cincin part 1
15. Cincin part 2

9. Ino dan Ayah Bin

9 4 0
By baehaneulv

sebuah rumah mewah tingkat dua itu tampak gaduh, segala macam suara terdengar. lelaki dengan balutan celana bahan hitam dan kaos oblong putihnya itu tampak panik.

dirinya setengah berlari menuju lantai atas tempat dimana sang putra kecilnya tidur.

"ino ayo bangun, sarapan!" ucap nya agak teriak sambil membuka pintu putih dengan gantungan bintang ditengahnya.

changbin berdecak melihat anaknya masih tergulung dengan selimut tebalnya. dengan iseng tangan lelaki itu menggelitiki pinggang si kecil

"aaaa ayah stop!"

tubuh ino menggeliat seperti ulat dibelakang pohon rumah nya dan sesekali anak itu berteriak dan ketawa.

"hahaha ino sudah bangun, geli ayah... stop"

changbin hanya ketawa melihatnya lalu menyingkap selimut anak itu dan menggendongnya.

dengan gemas lelaki itu mencium seluruh muka ino. "ayah bau belum mandi"

"enak aja, kamu tuh yang belum mandi. ayah mah udah wangi"

ino mendekatkan hidungnya kearah pipi changbin lalu mengecupnya. "hungg.. bau wangii"

"iya dong, ayo mandi dulu habis itu sarapan ya.."

changbin lelaki yang umur nya akan menginjak usia dua puluh lima yang mempunyai satu anak lelaki yang usia tiga tahun. tidak punya istri karna memang belum menikah.

bagaimana bisa lelaki belum menikah namun sudah punya anak yang usianya tiga tahun.

jadi anak yang sekarang changbin rawat bukan anak kandung nya, melainkan anak kakak perempuan lelaki itu. kakaknya changbin dan suaminya meninggalkan anak kecil tanpa dosa itu sendirian sedangkan kedua manusia tidak bertanggungjawab itu pergi entah kemana.

anak itu hasil hubungan terlarang nya, mereka menganggap ino adalah aib yang membuat malu keluarga. mereka pilih jalan pintas yaitu menikah karna terpaksa untuk menutupi adanya ino lalu setelah ino lahir keduanya bercerai dan pergi.

changbin satu-satunya adik yang menjadi tumbal untuk merawat sang keponakan. kalo bukan changbin siapa lagi, semua keluarganya menjujung tinggi martabat. jelas adanya ino membuat keluarga mereka malu.

changbin tidak menyesal malah dirinya senang adanya ino dihidupnya. dirinya sudah berjanji akan merawat anak kecil tak berdosa itu seperti anak nya sendiri.

lelaki itu membeli rumah minimalis disebuah komplek, tinggal berdua bukan masalah baginya. malah dirinya berpikir itu bisa melatihnya saat nanti sudah menikah.

urusan rumah sudah diurus dengan asisten rumah tangga, changbin tidak jago mengurus rumah makanya lebih baik dirinya menyewanya.

tapi untuk urusan masak masih bisa dirinya handle, karna changbin lumayan bisa masak. untuk makan berdua tidak menyulitkan dirinya

"ayah hali ini libur kelja?" tanya ino dengan sereal dimulut kecilnya. setelah mandi keduanya duduk dimeja makan

"ayah mau ke kantor sebentar, ino ikut ayah aja ya?" jawab changbin. selama changbin kerja ino akan dititipkan di daycare.

jika dititipkan pada sanak keluarnya nya yang ada anak kecil itu kena mental. setiap kali ino dibawa ke rumah besar keluarganya mereka semua menatap ino dengan tatapan tidak suka membuat anak itu menjadi takut dan berakhir nangis. dan changbin tidak mau ambil resiko jika ino kenapa kenapa.

hari sabtu ini seharusnya changbin menghabiskan awal weekend nya bersama anak kecil kesayangannya itu dengan liburan. namun sialnya asistennya meminta lelaki itu ke kantor karna beberapa hal.

changbin tak masalah kok, ino tidak rewel jika dibawa ke kantor. yang penting banyak cemilan dan mainan. bahkan terkadang anak itu akan main dengan beberapa karyawan disana yang sudah hafal kebiasaan anak tiga tahun itu.

••

jam menunjukkan pukul empat sore, changbin memarkirkan mobilnya depan cafe lalu keluar sambil menggendong ino. setelah memesan keduanya duduk disalah satu meja disana.

tidak terlalu ramai, changbin suka membuat pikirannya sedikit tenang.

pesanan mereka datang changbin langsung menyeruput americano nya sedangkan ino memilih melahap strawberry cake dan meminum milk shake strawberry nya.

Pintu cafe terbuka narumi masuk bersama sinta keduanya berjalan ke meja kasir untuk menghampiri pegawainya. lalu teriakan anak kecil mengalihkan perhatiannya

"akakkk!!!!"

ino berlari menghampirinya, karna meja yang diduduki changbin sedikit menghadap pintu membuat mereka bisa melihat siapa yang datang.

narumi melolot kaget saat melihat ino, anak kecil itu langsung minta gendong.

"loh ino? kok disini? sama siapa? kamu gak hilang lagi kan?" tanya narumi beruntun sambil membawa ino kedalam gendongannya.

sinta yang disampingnya menatap bingung. "anak nya siapa, nar?"

"ini loh yang kemarin lusa gue ceritain" jawab narumi menatap sinta

sinta hanya beroh ria lalu menyapa ino. "halo, adek namanya siapa?"

"halo akak, nama aku ino!" sahut anak itu cerita

sinta memekik. "aaa kamu lucu banget"

ino hanya menyengir sampai menampilkan gigi susunya yang putih.

changbin menghampiri mereka. "ino kebiasaan lari lari mulu"

"ayah, ino ketemu bunda"

mereka semua kaget mendengar tuturan kata yang ino katakan. 

"ino mulutnya, sini turun" ucap changbin

"aduhh maaf ya, mulutnya ino emang asal ceplos"

narumi terkekeh pelan. "iya gapapa"

"bunda, ino mau bunda"

ino memeluk leher narumi dan menenggelamkan mukanya diceruk leher wanita itu.

"ino gak sopan kaya gitu, sini sama ayah" changbin berusaha membujuk anaknya itu

anak itu menggeleng ribut, makin menyembunyikan mukanya.

changbin sendiri sudah menahan malu dan kesal.

sinta hanya menahan tawanya, mungkin jika tidak ingat dimana dirinya berada dirinya akan tertawa. mengerti dengan siatusi yang dialami sahabatnya cewek itu berujar.

"yaudah gapapa, lo bujuk dulu ino nya, biar gue yang urus ini dulu"

narumi memandang sinta ada tatapan lega sekaligus tidak enak. jadi cewek itu itu hanya mengangguk.

"ino tadi lagi mam apa? pasti belum habis ya?" tanya narumi mencairkan suasana yang menurutnya sedikit canggung

anak kecil kecil itu mengangguk ribut sambil menatap narumi. "ino mam kue strawberi, disana. suapin ino dong bunaa~~" balas anak itu sedikit manja diakhir kalimatnya.

membuat changbin tambah tidak enak hati, bukan apa apa ini pertama kali ino bersikap seperti itu kepada orang asing. apalagi mereka baru bertemu.

narumi berjalan melewati changbin menuju meja dimana lelaki itu duduk,  memangku ino karena lelaki itu memang memilih meja dengan dua kursi. changbin menyusul keduanya hanya menatap gadis dan anak nya dalam diam.

"ayah, gak diminum kopinya?" tanya ino polos. tidak tau saja changbin akan meledak saat ini

alih alih menjawab pertanyaan si kecil, diriinya hanya menyuruh ino pindah ke pangkuannya

"sini pindah kepangkuan ayah"

anak itu menggeleng ribut. "mau sama bunda"

changbin menghela nafas lelah. "ino itu bukan bunda ino, panggil kakak aja ya, jangan bunda"

ino menatap narumi sendu. "tapi kakak mau kan jadi bunda nya ino"

"eh?" narumi terlojak kaget dengan pernyataan itu. pertanyaan singkat itu lebih sulit terjawab dari pada kertas produksi yang sering dirinya debatkan dengan sinta.

"ino!" bentak changbin agak keras

"maaf ayah..."

narumi mengelus surai ino lembut sambil tersenyum.

"kayanya kita belum kenalan, aku narumi" ucap narumi sambil mengulurkan tangannya.

changbin membalasnya. "saya changbin, maaf ya biasanya dia gak kaya gitu" balas changbin sambil menjauhkan uluran tangannya

narumi mengangguk sambil tersenyum maklum. "gak usah panggil mbak, kayanya umur kita gak beda jauh. aku masih dua tiga"

"saya dua empat"

narumi tersenyum manis. "udah aku duga, masih muda"

changbin terkekeh. "keliatan masih muda emangnya?"

"iyalah, emang nya kelihatan udah tua?"

"gak, bukan gitu. mungkin pada heran aja karna sering bawa anak kecil"

"aaa benar juga" narumi hanya mengangguk kan kepalanya lalu menatap ino dipangkuannya sambil memakan kue, cara makannya lucu belepotan membuat narumi tanpa sadar mencubit pelan pipi gembul itu.

"aw- sakit bunaa, jangan dicubit" kesalnya

narumi terkekeh. "maaf nya kakak gemas bangett liat pipi kamu"

"ino manggil nya kakak bukan bunda" tegur changbin lagi

"ayah libett deh, buna nya aja ndaa mayahh" anak kecil itu malah balik mengomeli changbin. lelaki itu kaget mendengar nya

"anak ini-" changbin menatap galak anak nya

"gapapa kak, —eh? aku gapapa kan manggil kamu kak?" tanya narumi cepat sadar ucapannya takut nyinggung lelaki itu.

changbin kembali terkekeh. "gak masalah, senyaman kamu aja."

tanpa disadari sinta melihat semua yang narumi lakukan bersama ino dan ayahnya walaupun tidak mendengar mereka bicara apa tapi dirinya yakin sahabat nya akan menemukan jodohnya.

tunggu dulu?? jodoh?!

Continue Reading

You'll Also Like

ARSYAD DAYYAN By aLa

Teen Fiction

2.3M 124K 60
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
918K 90.1K 50
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
272K 9.1K 23
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
1M 52.4K 69
Mendengar namanya saja sudah membuat Wilona bergidik ngeri, apalagi bertemu dengan sosoknya langsung. Mungkin Lona akan kabur begitu melihat bayangan...