Pet Me, I'm Your Wolf!

By Raessyyy_

3.4M 163K 13.4K

"Jilat aku, aku menginginkannya! Bagian bawahku juga! Aku ingin merasakan mulutmu di sana, cantik." ... More

BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
BAB 15
BAB 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19
BAB 20
BAB 21
BAB 22
BAB 23
BAB 24
BAB 25
BAB 26
BAB 27
BAB 28
BAB 29
BAB 30
BAB 31
BAB 32
BAB 33
BAB 34
BAB 35
BAB 36
BAB 37
BAB 38
BAB 40
BAB 41
BAB 42
BAB 43
BAB 44
BAB 45
BAB 46
BAB 47
BAB 48
BAB 49
BAB 50
BAB 51
BAB 52
BAB 53 (END)
[S2] BAB 54
[S2] BAB 55
[S2] BAB 56
[S2] BAB 57
[S2] BAB 58
[S2] BAB 59
[S2] BAB 60
[S2] BAB 61
[S2] BAB 62
[S2] BAB 63
[S2] BAB 64
[S2] BAB 65
[S2] BAB 66
[S2] BAB 67 (END)
CERITA BARU!!

BAB 39

19K 1.2K 165
By Raessyyy_

AAAA DOUBLE UPDATEEE!

SIAPA YG SENENGG?

ENJOYY

----------

"Aku menginginkanmu, karena itu jangan menolakku lagi, Nat," ucapku dengan menatap Natasha lekat.

Wanita di hadapanku benar-benar seperti Natalie. Rambutnya yang panjang teruntai rapi di belakang punggungnya dengan baju merah yang tampak sangat menggoda.

Jarang sekali aku melihatnya seperti ini, biasanya Natalie tidak akan memakainya. Dia lebih memilih menutup tubuhnya dengan selimut dibandingkan dress sexy kesukaanku.

Wajahnya yang cantik dengan tatapan sayu itu sangat memancingku, aku ingin cepat-cepat membungkusnya. Walaupun rasanya janggal Natalie tidak takut lagi padaku, malah dapat dibilang terlalu berani.

Ku angkat tubuhnya yang terasa ringan dan ku letakkan di kasur dengan hati-hati. Tanpa ragu-ragu pula tangannya langsung melingkar di leherku dan mencium bibirku.

Dia memulainya duluan, membuatku refleks mengerut bingung.

"Mana mungkin aku menolak pria tampan sepertimu. Lakukanlah, Al, aku penasaran bagaimana rasanya," ungkap Natasha dengan senyum manis di bibirnya.

Tidak menyia-nyiakan kesempatan, aku langsung mencium bibirnya dengan bernafsu. Terasa lembut hingga membuatku menggila.

Natasha membalasnya tanpa perlu aku memohon, tidak ada kekakuan, semuanya sangat lancar seperti air mengalir. Tangannya saja sudah menyentuhku sana-sini, mencoba untuk membuka bajuku.

Tanpa berlama-lama, tanganku ikut menyusuri tubuhnya, menuju belakang punggung Natasha yang mulus. Bahkan dia sedikit membusungkan dadanya, memberikanku akses untuk membukanya.

Alisku menyatu, merasa aneh dengan semua ini.

Namun, wajahnya selalu berhasil membuatku lupa diri. Natalie-ku yang cantik tengah pasrah di bawahku dan jari-jari halusnya membelaiku lembut.

Otakku tidak dapat berpikir jernih lagi, aku hanya ingin memasukinya.

Sepuluh hari tidak menyentuh tubuhnya, aku merasa sudah gila. Baru kali ini aku merasa kembali bergairah kepada seorang perempuan.

"Ah, enak, lagi!" desahnya saat aku menjilat lehernya. Hidungku kempas kempis, tidak mencium wangi khasnya sama sekali. Hanya hambar, seperti daging mentah.

Padahal ku yakin di hadapanku adalah Natalie, wajahnya tidak mungkin berbohong, kan.

Mendengar ucapannya, aku malah merasa ganjil. Seharusnya Natalie menolakku dan selanjutnya aku akan merajuk karena tidak boleh menyentuhnya. Bukankah biasanya seperti itu?

Aku tahu ini terdengar tidak waras, akan tetapi aku merindukan Natalie yang pelit dan sombong. Hal itu membangkitkan jiwa dominanku untuk membuatnya meronta minta ampun. Terasa sangat menyenangkan saat aku berhasil meruntuhkan pertahanannya.

Sial, padahal aku sedang bersama Natalie, namun aku tetap merasa ada yang kurang. Semua tingkahnya yang berbeda, membuatku tidak puas.

"Lagi, Al, kau terlalu lama! Biar aku saja!" tegasnya dengan cepat membalikkan posisi kami.

Kini, aku berada di bawahnya dengan Natasha yang menghimpitku tanpa peringatan. Pinggulnya bergoyang menggoda kemaluanku dan tangannya menyentuh perutku yang tidak tertutup apapun.

Sontak mataku terpejam, merasakan kenikmatan di bawah sana. Aku tidak tahu jika Natalie bisa se-menggoda ini. Dia lebih ahli dari sebelumnya.

Natasha menempelkan kulit kami dan tangannya menyentuh kedua pipiku. Tidak ku sangka, dia menuju ke bibirku.

Bukan hanya kecupan, Natasha memainkannya dengan lihai. Bibirnya melumatku atas bawah dan beberapa kali pula lidahnya menjilatku.

Rasanya sangat memabukkan, membayangkan Natalie yang berada di atasku dan melakukannya. Wanitaku sudah pandai sekarang, ada rasa bangga aku tidak perlu mengajarinya lagi.

Pendengaranku terasa tuli dan mataku pun memburam, tidak dapat melihat dengan jelas. Apalagi saat samar-samar mencium wangi lavender, keraguanku seketika memudar.

Di hadapanku benar-benar Natalie, wangi ini tidak mungkin salah.

Lampu kamar yang gelap, tiba-tiba saja menerangkan sedikit cahaya dari arah pintu. Aku tidak tahu siapa yang mengganggu kegiatan kami, yang pasti aku akan sangat membencinya.

Menggeram marah, aku mengambil lampu tidur di sebelah kasur dan melemparnya ke arah sana.

"Pergilah, bodoh!" usirku yang berhasil membuat pintu itu kembali tertutup. Sudah pasti Alvin atau Alden, siapa lagi yang berani mengusikku selain mereka berdua.

Anehnya, lama kelamaan wangi lavender itu memudar seiring dengan langkah kaki yang terdengar menjauh.

Padahal Natalie sedang berada di pelukanku, namun wanginya perlahan menghilang. Tiba-tiba saja aku merasa ragu untuk menyentuhnya.

Seakan tidak memberikan kesempatanku untuk berpikir, Natasha mulai menuju ke bawah dan tangannya dengan sigap membuka celanaku.

Bibirnya pun tidak berhenti mencium seluruh leher dan dadaku, memberikan kissmark tanpa ku minta. Aku tidak perlu memohon ataupun merajuk, Natalie langsung melakukannya sesuai keinginanku.

Ayolah, Alex berpikir! Semuanya tidak wajar. Entah mengapa aku merasa hal yang mustahil wanitaku se-agresif ini.

"Kau bukan Nat-ku," lirihku dengan mendorongnya menjauh dari tubuhku.

Secepat kilat aku mengubah posisi menjadi duduk dan menutupi tubuhku dengan selimut, seperti seorang perawan yang takut diperkosa.

Mataku mengerjap berulang kali dan tiba-tiba saja sosoknya berubah menjadi Natasha. Wajahnya masih terlihat sangat bernafsu dan dia malah menyeringai puas, seakan senang dengan reaksiku.

Merangkak mendekat, dia menggoyangkan pinggulnya, ingin menggodaku dengan tubuh moleknya itu.

"Alex sayang, apakah penting aku Natalie atau bukan? Bukankah tadi sangat nikmat? Bahkan jauh lebih nikmat dibandingkan bersama mate tidak bergunamu, bukan? Ayolah kita teruskan, sudah sangat nanggung, sayang," ucapnya dengan mencubit payudaranya sendiri dan mendesah keenakan.

Bukannya bernafsu, aku malah merasa mual. Rasanya aku ingin memuntahkan sesuatu ke wajah menyebalkannya itu. Astaga, jadi selama ini aku melakukannya dengan Natasha?

Keningku mengerut tidak suka dan kaki ku pun menendang-nendang wanita itu agar menjauhiku. Bulu kudukku merinding, masih merasakan sentuhannya di tubuhku.

"Tidak, kau bukan Natalie, menjijikkan!" tegasku menghempaskan tangannya yang akan menyentuhku.

Menghentikan pergerakannya yang akan kembali menyerang, dengan cepat aku menekan lehernya dan mencekiknya dengan kuat.

Rasanya amarahku sampai di ubun-ubun, membayangkan bukan Natalie yang ku sentuh. Aku hanya menginginkannya.

Badanku gemetar, takut dengan apa yang akan dia pikirkan jika melihatku tadi. Aku merasa benar-benar marah dibuatnya, seharusnya Natalie yang bersamaku, bukan perempuan lain.

Tidak peduli Natasha adikku ataupun seseorang yang sangat spesial, aku tetap ingin Natalie! Aku merindukannya hingga rasanya membuatku gila.

"Alex, stop! Akh kau yang menjijikkan, tubuhmu sudah disentuh banyak wanita dan hanya aku yang mau menerimamu. Al, sadar!" teriaknya sambil terbatuk-batuk akibat perbuatanku.

Namun, aku tidak ingin menghentikannya. Amarahku sudah terkumpul di otak dan bagian bawahku yang sesak. Anggap saja ini sebagai balasan frustrasiku karena tidak dapat mengeluarkan sesuatu di bawah sana.

Tidak, kecuali dengan Natalie.

Ucapannya pun terdengar aneh, Natasha selalu mengulanginya seakan aibku adalah hal yang membanggakan untuknya. Aku benci tubuhku sudah disentuh banyak wanita dan dia selalu saja mengungkitnya.

Mengingat saat pertama kali Natalie menyentuhku, aku merasa seperti terbang melayang. Bahkan aku pernah sampai mimisan hanya karena melihat tubuhnya.

Tunggu, mimisan? Kenapa reaksi tubuhku cupu sekali? Maksudku bukankah seharusnya hal yang biasa aku melihat tubuh perempuan telanjang.

Atau mungkin, ini semua hanya halusinasi.

Shit, aku baru ingat jika Natasha pun penyihir. Dia terlalu lihai menyamar menjadi golongan kami hingga aku melupakannya begitu saja. Bodohnya lagi, aku tidak tahu apa kekuatannya. Entah mengapa aku merasakan firasat buruk.

Menggeram marah, aku mencengkram lehernya lebih kuat hingga urat-uratku terlihat jelas.

"Apa yang kau lakukan padaku, huh? Aku tidak pernah disentuh siapapun selain Natalie! Kau pasti menjebakku, jalang sialan!"

----------------

ASIKKK MULAI SADAR

TEBAKK GIMANA NASIB NATASHA SELANJUTNYA? AHAHAHHAHA

SIAPAAA YG MASIH KESEL SM ALEX? MSH ADAKAHH?

KASIAN TAUUU SEBENERNYA DIA DI PELET NATASHA, APA GUE DOANG YG NGERASA KASIAN WKWKWKW

BTWWW PASTI PD BISA NEBAK KAN SIAPAA YG NGINTIP DI PINTU?😭😭

GUE GAKUAT NGETIKNYA AAAAA

JANGAN LUPA VOTE COMMENTS YAAA

LOVE YOUUU🤍

Continue Reading

You'll Also Like

16.6K 1K 16
KARYA PERTAMA🎉 "Sekarang lo ikut gue!". ucap Dika Angel mengerutkan keningnya lalu berkata "Kemana?" "RUMAH SAKIT JIWA!". tegas Dika "APA?". teriak...
658K 57.9K 91
Rate 18+!!! Bagaimana perasaan mu dikejar-kejar oleh pria-pria aneh dan bertemu dengan pria tampan yang ternyata bukan lah manusia. Dan tinggal dirum...
565K 19.9K 46
[ maaf apabila ada typo ataupun alurnya gak jelas . Karena ini yang pertama ] Thanks guys for read and vote my story Aku adalah seorang gadis yang h...
47.3K 4.1K 61
Bagaimana jadinya jika kalian harus masuk ke dalam lingkaran hidup yang membuatmu harus waspada setiap saat demi menjaga karir seseorang yang tak per...