VLO & DAVE (T A M A T)

By irmasyarief

1.1K 95 8

10 BESAR KONTES #IWZPAMER2023 ***** Menikah muda merupakan impian terbesar Vlo. Andaikata Dimitri melamarnya... More

01 ● Purbasangka
02 ● Usai Sudah
03 ● Serangan Balik
04 ● Semangat Baru
05 ● Gejolak Jiwa
06 ● Tawaran Tasya
07 ● Gravitasi Hati
08 ● Calon dari Oma
09 ● Penolakan Vlo
10 ● Namanya Restu
11 ● Dua Kutub yang Berbeda
12 ● Persimpangan Jalan
13 ● Pencerahan
14 ● Pertemuan Pertama
15 ● Tembakan Dave
16 ● Panggil aku Mas
17 ● Kebohongan
18 ● Accismus
19 ● Terhanyut Masa Lalu
20 ● Aku Mendengarkanmu, Vlo
21 ● Nasihat Mama
23 ● Pilihan Vlo
24 ● Gesekan
25 ● Masa Lalu Dave
26 ● Partner in Crime
27 ● Sisi Lain yang Tersembunyi
28 ● Terhempas
29 ● Kecewa tak Bertepi
30 ● Kejujuran
31 ● Selamat Tinggal, Dave!
32 ● Luka di atas Luka
33 ● Kebencian yang Tersembunyi
34 ● Fakta yang Menyakitkan
35 ● Langkah Baru
36 ● Pupus Sudah
37 ● Deep Talk
38 ● Asmaradahana
39 ● Lamaran Dave
40 ● Tertangkap Basah
41 ● Liku-liku Luka
42 ● Tulus Meskipun Kecil
43 ● Kekalahan Dimitri
44. Cinta itu Ada
45. Epilog

22 ● Cinta itu Telah Mengetuk

11 2 2
By irmasyarief

"Mas Dave, pemasok sayuran dari Ciwidey udah datang. Beliau ada di depan."

Seorang lelaki muda berpakaian seragam, atasan kemeja hitam bertulisan Move On di bagian punggung dipadu celana jeans, muncul di depan pintu ruangan saat Dave memeriksa berkas-berkas sebuah perusahaan yang hampir bangkrut. Lelaki itu tampaknya sedang merancang strategi baru untuk menghadapi persaingan bisnis.

"Dika, suruh bapak itu tunggu di meja nomor satu aja. Sekalian nanti tolong buatin minuman," pinta Dave seraya membuka laptopnya.

"Baik, Mas. Mas mau dibikinin kopi?"

"Boleh, tapi yang  moccachino aja, Dika, jangan yang biasa," jawab Dave, matanya tetap mengarah ke layar di depannya.

"Tumben, Mas. Biasanya paling suka kopi hitam."

Dave melirik, sejurus kemudian dia terkekeh  seraya mengusap kepalanya. "Lagi suka moccachino aja."

"Siap, Mas. Saya panggil dulu bapaknya," jawab Dika.

Sepeninggal Dika, Dave tertawa sendiri. Lelaki itu baru menyadari jika pola minumnya kini berubah. Wajar jika Dika heran. Semua orang di kafe Move On sangat tahu selera lelaki itu, segelas kopi hitam panas dengan sedikit gula setiap pagi dengan roti bakar isi ikan tuna. Namun, setelah mengenal Vlo, Dave mulai mengikuti gadis itu, memilih moccachino sebagai minuman selingan.

Setelah memastikan konsep rancangannya tersimpan di Gogle Drive, lelaki itu beranjak keluar. Namun, langkahnya terjeda saat ponsel di saku celana berdering. Lelaki itu tersenyum ketika tahu siapa yang meneleponnya. Wajahnya terlihat semringah.

"Dave, aku sekarang lagi di Cibubur. Oma minta aku nginep di rumahnya. Hmm ... kamu ada di kafe?"

"Halo, Vlo. Wah, udah beres magangnya. Kamu diminta Oma atau emang yang datang sendiri? Kok, baru ngabarin? Kangen ya?"

Hampir saja Dave mengatakan jika dirinya yang merindukan gadis itu karena sudah tiga minggu tak bertemu. Vlo praktik klinik komunitas di daerah penduduk di kawasan Curug.

"Kangen?" Terdengar tawa renyah yang membuat jantung Dave berdebar. "Oma sakit, Dave. Jadi aku diminta Papa jengukin sekalian jaga karena Oma harus bedrest."

"Vlo, aku ke rumah Oma ya?" Tiba-tiba satu ide terlintas di kepala lelaki itu.

"Kamu mau ke sini, Dave? Kapan?"

"Kamu bisa tunggu setengah jam? Aku ada tamu dulu dari Ciwidey, bentar, kok. Abis itu meluncur."

"Baiklah, Dave. Kutunggu ya! Bete juga sendirian, Oma lagi tidur sekarang."

"Oke, siap! Mau dibawaain apa? Moccachino dingin kayak biasa?"

"Dave, kamu sekarang tau banget kesukaanku, deh." Terdengar derai tawa kembali dari seberang.

"Tentu, Vlo. Sekarang aku harus tahu apa kesukaan dan kebiasaanmu. Jadi, entar terbiasa."

"Rajin amat, Dave."

"Karena aku cinta kamu, Vlo. Teramat cinta."

Kalimat itu tiba-tiba meluncur dari bibir lelaki itu, tak bisa dibendung, seperti aliran sungai yang jebol tanggulnya, meluncur membawa banyak hal yang sudah tak bisa ditampungnya. Perasaan terdalamnya telah menjerumuskan Dave seperti pangeran penghamba cinta yang tak ingin kehilangan putri impiannya. Dave sadar, dia bukan lelaki muda yang pandai berkata puitis untuk menyatakan perasaannya.

"Dave, a-aku, .... "

"Vlo, tunggu! Aku segera datang. Janji ya, enggak kemana-mana!" Setelah itu Dave langsung mematikan percakapan.

Lelaki itu mengembuskan napas, menahan debaran jantungnya yang semakin bergerak kencang. Dave mengusap dadanya. Dia tak sanggup lagi mendengar bibirnya kembali berucap. Dave hanya ingin mengatakannya lagi seraya menatap mata Vlo yang telah membius jiwa.

****

Vlo menggigit bibir. Pernyataan cinta dari Dave yang baru saja didengar membuatnya kaget bukan kepalang. Hatinya bergetar. Dia tak menyangka kata-kata itu keluar dari bibir lelaki yang dia anggap kaku dan misterius. Gadis itu hanya bisa menyandarkan tubuh ke tembok. Tangannya meremas ujung blus motif floral.

Kedekatannya dengan lelaki itu selama beberapa bulan telah memberi gadis itu banyak kisah baru. Namun, Vlo masih bimbang. Gadis itu pernah meminta kepada Tuhan agar keadaan yang telah berjalan tetap seperti itu adanya sampai kondisi hati yang terluka kembali sembuh.

Sayang, Tuhan mengatakan sebaliknya. Dave telah meyatakan perasaan terdalamnya lebih cepat dan hal itu membuat Vlo gamang. Satu sisi, hatinya telah memiliki letupan yang sama dengan Dave, tetapi satu sisi lagi, ada kecemasan lain yang melingkupi.

"Mbak, dipanggil Oma ke kamar."

Tiba-tiba, Bi Mirah muncul di depan pintu kamar gadis itu. Vlo menoleh, lantas mengangguk lemah. Dia segera beranjak menuju kamar perempuan tua di dekat ruang keluarga. Gadis itu menghela napas panjang agar debaran jantungnya tak sampai ke perasaan Oma.

"Masuk, Sayang," pinta Oma saat tubuh Vlo sudah di depan pintu.

"Iya, Oma."

Oma tersenyum. Perempuan tua itu kemudian mengangkat pundaknya agar bisa bersandar di bantal penyangga. "Bagaimana dengan Dave?"

Vlo mengedikkan pundaknya seraya tersenyum simpul. "Kami sering ketemu, Oma. Ya, sebatas ngobrol biasa aja. Enggak ada yang istimewa."

"Dia belum bilang cinta?" Mata Oma menatap tanpa berkedip membuat Vlo gelagapan.

"Ih, Oma. Apaan, sih? Dave kayaknya enggak suka sama aku. Dia menganggap aku kekanak-kanakan," jawabnya sambil cemberut.

Vlo tidak ingin mengatakan hal yang sebenarnya jika Dave telah menyatakan perasaannya beberapa waktu tadi. Dia tak ingin Oma Asmirah berharap tinggi.

"Oh, ya? Masa, sih. Kenapa Aina bilang jika dia mendengar Dave mengigau dan memanggil namamu saat tidur? Bahkan jelas-jelas anaknya itu bilang gini, 'Vlo, aku cinta kamu'."

Vlo terkikik sambil menutup bibirnya. Debaran jantungnya semakin kencang dan melambung. Taman bunga hatinya semakin mekar merekah. Gadis itu baru berhenti setelah dia mampu menenangkan gejolaknya.

"Itu 'kan hanya mimpi, Oma. Belum tentu kenyataannya gitu."

"Mungkin, belum aja, Vlo. Lelaki butuh waktu dan keberanian buat nyatain perasaannya. Mungkin, bentar lagi,"hibur Oma sambil tersenyum.

"Bu, di depan ada tamu, ganteng banget. Dia nyariin Mbak Vlo."Seraut wajah polos milik Bi Mirah muncul di celah pintu yang terbuka.

"Nah, itu! Benar 'kan kata Oma? Samperin sana!"

"Tapi, Oma .... "

"Udah sana! Oma biar disini sama Bi Mirah, mau minta disuapin. Tenang, kami enggak bakalan ngintip, kok!" goda Oma seraya mengedipkan mata.

Wajah Vlo merona. Dia kemudian keluar setelah pintu kamar Oma ditutup pembantunya. Gadis itu kemudian melangkah ke depan. Debaran-debaran itu masih berpendar dalam dinding kalbu.

Gadis itu terpaku saat pandangannya bersirobak dengan tatapan Dave di depan pintu. Lelaki itu berdiri di samping tiang beranda dengan menyandarkan sisi tubuh sebelah kirinya. Dia terlihat memesona. Waktu sepertinya berhenti saat keduanya terdiam, hanya mata yang saling bicara.

"Halo, Nona! Pesananmu sudah datang. Boleh minta bayarannya sekarang? Ini menu rekomendasi favorit Kafe Move On yang terkenal itu,"  godanya seraya tersenyum. Lelaki itu mengulurkan satu paper bag berisi makanan dan minuman hasil olahan koki kafenya.

Vlo tergelak juga akhirnya. Sapaan Dave telah mencairkan rasa grogi yang hampir membalut suasana. "Dave, banyak banget ini."

"Kamu pikir, yang mau makan kamu aja? Aku juga sekalian, dong. Enggak adil kalau kamu nikmatin makanan enak sendiri sedangkan aku hanya ngelihatin aja." Lelaki itu kemudian beranjak.

Vlo menepuk keningnya. "Kupikir aku akan ditemani nyamuk, nyatanya manusia yang kelaparan juga," kata Vlo sambil tertawa.

Dave menatap Vlo, lelaki itu mendekat, lalu menarik tangan gadis itu dan mengajaknya duduk. Tangan Dave begitu cekatan mengeluarkan kotak-kotak makanan dan dua minuman dingin di meja. Setelah membuka salah satu kotak yang diberi tanda merah, Dave mengambil sendok di pelastik, lantas menyuapi gadis itu.

"Cobain, Vlo! Aaaa ... " kata Dave pelan.

Gadis itu tampak ragu-ragu membuka mulut, dia sepertinya grogi dan malu, tetapi pandangan Dave seolah memintanya melakukan hal itu. Vlo pun mengikuti keinginan lelaki itu. Dave terlihat senang.

Hmm ... sesendok tuna panggang berbalut saos dan mayonaise mendarat di lidahnya. Wow, sensasi kenikmatan menjalar saat indera pengecap itu mampu membawa sinyalnya ke saraf-saraf dan menghasilkan hormon endorfin. Tanpa terasa, Vlo menikmatinya hingga suapan terakhir. Dave mengusap kepala gadis itu.

"Enak? Kalau mau lagi, nanti aku bawain. Atau ... kamu harus main dan temani aku di kafe, Vlo!" kata Dave seraya mengusap sisa saos yang melekat di sisi bibir gadis itu dengan lembut.

Gadis itu menganggguk malu. Dia memperhatikan wajah lelaki di depannya yang sibuk membuka minuman yang dibawanya. Namun, tanpa Vlo duga, lelaki itu justru menatapnya tiba-tiba.

Dave tersenyum lembut. Perlahan, lelaki berbisik, "Vlo, aku cinta kamu. Maukah melewati hari-hari selanjutnya denganku?"

Continue Reading

You'll Also Like

506K 53.7K 69
Kisah Farid. Note: slow update n Baca nayra dulu. visionlosangeles.com
620K 27.6K 55
Clavaro Putra Aldikiano adalah Menteri termuda yang menggemparkan publik dengan lulusan S2 di Oxford dan mendapatkan gelar yaitu lulusan terbaik sehi...
92.4K 3.3K 39
Wanita cantik yang berusia 23 tahun itu berniat untuk mengunjungi kakaknya di San Fransisco, AS. Namun yang terjadi hanyalah kakaknya yang lari memba...
19K 2.3K 22
Tutorial to be a good boy : (Made by Manche) 1. Nurut sama manche 2. Patuh sama manche 3. Ikuti kata manche 4. Gaboleh MARAHIN MANCHE!!!! And now I...