CESSA

By salaabilaa1

550K 16.5K 225

hanya kisah gadis munggil yang terjebak bersama ketua geng paling di takuti More

Bab-1
bab-2
bab-3
bab-4
bab-5
bab-6
bab-7
bab-8
bab-9
bab-10
bab-11
bab-12
bab-13
Bab-14
bab-15
bab-16
bab-17
bab-18
bab-19
bab-20
bab-21
bab-22
bab-23
bab-24
bab-25
bab-26
bab-27
bab-29
bab-30
bab-31
bab-32
bab-33
bab-34
bab-35
bab-36
bab-37
bab-38
bab-39

bab-28

6.1K 239 2
By salaabilaa1

'bruk'

Cessa menutup pintu mobil arsen dengan kasar, arsen yang masih di luar pun hanya bisa menghela nafas lalu segera masuk mobil.

Ia melirik sedikit ke arah cessa yang menyilang kan tangan nya, jangan lupa bibir yang monyong monyong.

"kenapa sayang?" Dengan suara lembut arsen mencoba bertanya

"kamu kok jadi manusia ngeselin banget?pengen aku mutilasi?!!" Arsen hanya diam memandang cessa dengan gemas, wajah cessa sama sekali tak menyeramkan bahkan terlihat lucu

"Kamu mau mutilasi aku?"

Cessa menajamkan mata nya "IYA!!"

"Terus nanti yang temenin kamu beli mie ayam siapa?yang traktir kamu coklat banyak banyak siapa"

Cessa langsung menatap arsen "ish yaudah gajadi"

Arsen terkekeh gemas, mengusap rambut cessa

"Jadi gak mie ayam nya anak kecil" tanya arsen sembari menghidupkan mobil nya

"Jadiii"

Mobil pun melaju menuju tempat mie ayam langganan cessa

Sampai disana kedua nya langsung turun dan memesan, tempat mie ayam itu lumbayan ramai

"Neng punten ini mie ayam nya" ucap si penjual

"eh iya mang makasi"

Si penjual tersenyum dan pergi dari sana, cessa menuangkan kecap ke dalam mangkok mie ayam nya lalu di tambah sedikit sambal

  'ting!!''

Cessa menoleh, bunyi itu bukan dari ponsel nya, melaikan ponsel arsen.

Arsen terdiam saat membuka ponsel nya, mencoba meredam amarah nya, sedangkan cessa, ia fokus memakan mie ayam nya.

"Ini kamu?" Tanya arsen dengan nada datar memperhatikan ponsel nya pada cessa

Cessa memperhatikan sebentar, lalu menganguk

"Iya sama si Fajri tadi" ucap cessa dengan nada polos tak tau saja arsen sedang mencoba menahan amarah nya.

"Ngapain?"

"Tadi Fajri nanyain aku mau masuk eskul apa engga, terus nanya hobi aku, terus dia ngasih aku paperbag isi nya ada boneka sama coklat, coklat nya aku makan berdua sama Nanat terus boneka nya ditas, boneka nya lucuuu banget, aku suka." jelas cessa panjang lebar, arsen mengertakan gigi nya

"Pulang!" Datar nya

"Ih mie ayam nya belum abis sensen" cessa tak terima, arsen mengertakan gigi nya, hawa sekitar jadi tidak enak, cessa yang awal nya biasa saja pun jadi takut

"Gua bilang pulang ya pulang!!" Arsen menaikan nada bicara nya lalu menarik lengan cessa membawa nya keluar dari sana, tak lupa membayar mie ayam yang baru satu suap itu.

  Hening keaadan mobil yang mereka berdua tumpangi sangat hening, arsen memajukan mobil nya di kecepatan rata rata, membuat cessa panik, cessa trauma dengan mobil ngebut.

Cessa berusaha tenang, bernafas setenang mungkin, cessa memiliki penyakit asma.

Sedangkan arsen?ia mencengkaram setir dengan pikiran yang sangat marah, arsen tak suka cessa di dekati orang lain, apalagi gadis itu merespon nya, saat melihat tadi amarah nya semakin naik, penjelasan cessa juga tak mampu meredakan amarah nya.

Tak lama mobil itu berhenti, di sebuah tempat yang cessa tau, apartemen arsen.

Arsen keluar dari mobil, langsung menarik tangan cessa, tanpa sadar seberapa lemah cessa sekarang, bahkan arsen tak sadar jika nafas cessa sudah tidak normal, cessa tak berontak, ia diam jujur ia sangat takut sekarang.

   Cengkram ditangan cessa semakin menguat, arsen seperti iblis sekarang.

Ia mendorong cessa ke sofa apartemen nya, berdiri di hadapan cessa yang menunduk.

"Murahan!" Setelah mengucap kalimat itu arsen pergi ke kamar nya menutup pintu kamar dengan kencang membuat cessa terkejut bukan main.

Cessa diam, nafas nya sangat sakit, air mata nya luhur, badan nya bergetar hebat, antara takut, dan sakit hati, cessa tidak pernah di perlakukan kasar, oleh keluarga nya dan sekarang ia di perlakukan seperti ini oleh arsen.

Hati nya nyeri, saat ia percaya jika arsen taakan menyakiti nya namun nyata nya?

Dengan tangan gemetar cessa mencoba mengambil ponsel nya, menghubungi seseorang yang ia yakin bisa membantu nya.

"A-abang huh t-tolong huh t-tolong a- de" nafas cessa tercekat saat mencoba bicara

"Ade, Ade kenapa Ade nafas nya kok gitu, Ade dimana disekolah?" Angga di seberang panik saat mendengar suara adik nya

"T-tolong, apartemen arsen" setelah kalimat itu hening tak ada lagi suara cessa jatuh pingsan dengan nafas yang masih sesak

Sedangkan arsen, ia sedang berdiri di balkon nya, menyesap rokok yang di selipkan di antara jari tengah dan jari telunjuknya, ia kalut, dan emosi ia menyesal saat sudah sadar tadi ia emosi, niat nya setelah habis satu batang ini ia akan meminta maaf pada cessa.

Arsen menghela nafas nya, dan keluar dari kamar, namun mata nya terkejut saat melihat cessa yang terbaring di lantai.

"Cessa!!!" Arsen berlari menghampiri cessa

Membaringkan kepala cessa di paha nya, menepuk nepuk pipi cessa.

"Sayang, cessa bangun" arsen kalut

Lalu ia segera mengendong cessa menuju mobil nya, membawa cessa ke rumah sakit.

Arsen menyetir dengan cessa dipangkuan nya, ia kelewat panik.

Setelah sampai rumah sakit arsen langsung memasukan cessa ke dalam rumah sakit, beruntung rumah sakit tidak terlalu ramai, dan cessa segera di tangani.

Arsen duduk di meja tunggu ruang UGD, arsen benar benar tak habis pikir, bagaimana bisa cessa pingsan dengan hidung yang mengeluarkan darah.

Arsen menundukan kepala nya, ponsel nya berdering, nama Angga tertera disana, membuat arsen semakin gusar, tapi ia bukan pengecut.

"Halo" suara arsen pelan

"Dimana adek gua anjing!" Suara marah Angga terdengar jelas

"Gua serlok lu kesini aja" arsen mematikan panggilan sepihak lalu meng share alamat rumah sakit.

  Pintu ruangan terbuka, menampilkan dokter disana

"Keluarga cessa?"

"Saya dok" arsen berdiri

"keadaan pasien cukup serius, asma nya kambuh dan tak segera di berikan inhaler, meski sedikit telat tapi masih beruntung. sekarang pasien kelelahan dan di haruskan istirahat beberapa lama, kami juga sudah memberikan tindakan yang maksimal, pasien akan di pindahkan ke ruang inap, hanya satu hari, agar kami bisa memantau pasien."

Aku ngasal banget ges maap ya ^_^

Arsen menganguk "kamar vvip dok"

"Baik, administrasi bisa di depan ya kak" arsen menganguk, arsen berjalan ke ruang administrasi setelah itu kembali ke UGD dan melihat cessa yang masih dengan mata tertutup di pindahkan ke ruangan inap

Arsen terduduk di samping blangkar cessa, mengengam tangan mungil nya, mengumamkan beribu ribu kata maaf

"Maaf....maaf sayang.. bangunn" arsen terus mengusap tangan cessa, tanpa sadar satu tetes air mata keluar, melihat tubuh rapuh itu berbaring, dengan alat pembantu pernafasan serta tangan yang di infus.

Tak lama pintu ruang inap terbuka, menampakan Angga dengan raut amarah nya

"Ade" suara Angga melirih saat melihat adik nya

Lalu tak lama ia menarik arsen agar berdiri

Bug!!

  Satu tinjuan Angga berikan pada arsen

"Lo apain adik gua bangsatt!!" Suara Angga terdengar begitu mengancam

"Sorry ga"

Bug!!

Bug!! Angga menendang perut arsen sampai tersungkur

"Gua ga butuh maaf lu bangsat! "

Bug!!

Arsen tak melawan, karena ia merasa ia pantas mendapatkan ini, setimpal dengan apa yang cessa rasakan.

"Abang"
Angga hendak melayangkan tinjuan kembali pada arsen namun suara lirih cessa membuat fokus nya terhenti.

Angga segera menghampiri cessa dan memeluk nya, mengusap penuh sayang kepala adik kecil nya.

"Stttt ini Abang, jangan nangis nanti nafas nya sesek lagi" Angga mencoba menenangkan cessa.

arsen hanya menatap kedua nya, terdapat dua memar dimuka nya, dan ia memandang cessa dengan sendu.

Angga memastikan cessa tenang dulu, lalu

"Gua kecewa sama lu sen, pergi lu anjing"

"Gua mau nemenin cessa" arsen masih bergeming di tempat nya

"Cessa ga butuh lu" kini mata arsen mencoba menatap cessa yang menundukan kepala nya.

"Gua ga peduli. Gua tetep mau liat cessa"

"Lu pergi sekarang atau lu gaakan pernah ketemu cessa lagi!"

Ancaman Angga membuat arsen goyah, di satu sisi ia ingin tetap bersama cessa, namun ia takut ancaman Angga.

"Biarin gua ngomong sebentar sama cessa ga"  sendu arsen

"Engga, pergi!" Suara Angga meninggi

"Abang, gapapa" lirih cessa

Arsen mendekat, cessa enggan melihat wajah arsen namun hati nya tak tega.

"Aku minta maaf, maafin aku sayang, aku bener bener minta maaf"

Angga memandang nya muak, arsen menunduk di samping lain brangkar cessa.

"Jangan temui aku dulu" hati arsen bener benar nyeri saat mendengar kata itu.

Arsen mengeleng "aku gamau, aku gabisa"

Cessa diam

"Sana pergi udah kan?!" Arsen menatap cessa yang membuang pandangan nya.

Arsen tetap diam sampai Angga menarik nya keluar.

"Pergi, sebelum gua hajar lu sampe abis"

"Lu boleh hajar gua sampai abis, asal gua mati sambil liat wajah cessa"

Plak!!

Angga mengepalak kepala cessa, menghembuskan nafas nya sebentar.

"Orang tolol!"

"Pergi anjing, gua marah sama lu, besok lu boleh balik ke sini" arsen mendongkakan mata nya

"Kalo cessa maafin lu" lanjut Angga

Arsen masih diam di depan pintu, enggan pergi.

"Sen anjing!! Pergi gak?! Besok jelasin ke gua, sekarang kasih gua buat ngobrol sama cessa dulu"

"Jangan jauhin cessa dari gua tapi" lirih arsen

"Kaya anak kecil lu anjing!" Kesal Angga

"Ga gua mohon"

"Iya bangsat iya, sana "

Arsen menatap cessa sejenak, lalu pergi meninggalkan Angga dan cessa.

______

Hallooo gaiss

Putus ga ya cessa sama arsen?

Hihi, semoga suka ya,

See u next chapter. 💐💐

Continue Reading

You'll Also Like

319K 10.3K 9
INI CERITA PERTAMA SAYA JADI SILAHKAN BACA JANGAN MELIHAT VOTE YANG BARU SEDIKIT, SIAPA TAHU KALIAN SUKA! OH IYA SAYA MOHON TINGGALKAN JEJAK DI SETIA...
56.5K 1.1K 28
"APAAAAA!!!! Papa Syasa gamau dijodohin sama dia."gadis itu merengek sambil menunjuk seorang pria yang kini duduk dihadapannya. Pria itu menyeringai...
42.1K 1.3K 22
Felix Leandra Siapa yang tak mengenal pria ini? Seorang CEO tampan, pemilik perusahaan LEANDRA CORP. Perusahaan yang menyediakan properti terbesar di...
828 87 17
⚠️Warning Dilarang Melakukan Plagiat⚠️ Follow bisa kalii Diantara Aku dan Kamu Lebih sulit memendam perasaan untuk mu dari pada menyelesaikan puzzle...