Pet Me, I'm Your Wolf!

By Raessyyy_

3.4M 163K 13.4K

"Jilat aku, aku menginginkannya! Bagian bawahku juga! Aku ingin merasakan mulutmu di sana, cantik." ... More

BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
BAB 15
BAB 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19
BAB 20
BAB 21
BAB 22
BAB 23
BAB 24
BAB 25
BAB 26
BAB 27
BAB 28
BAB 29
BAB 30
BAB 31
BAB 32
BAB 34
BAB 35
BAB 36
BAB 37
BAB 38
BAB 39
BAB 40
BAB 41
BAB 42
BAB 43
BAB 44
BAB 45
BAB 46
BAB 47
BAB 48
BAB 49
BAB 50
BAB 51
BAB 52
BAB 53 (END)
[S2] BAB 54
[S2] BAB 55
[S2] BAB 56
[S2] BAB 57
[S2] BAB 58
[S2] BAB 59
[S2] BAB 60
[S2] BAB 61
[S2] BAB 62
[S2] BAB 63
[S2] BAB 64
[S2] BAB 65
[S2] BAB 66
[S2] BAB 67 (END)
CERITA BARU!!

BAB 33

24.8K 1.6K 266
By Raessyyy_

AAAA AKHIRNYA UPDATEE, SIAPA YG SENENGG? AYOO SPAM DISINI DULU DONG WKWKKWW

ENJOYYY

-------

"Tidak mau, Alex cuman mau disentuh Natalie," ucapnya dengan bibir memelas.

Pelukannya terasa semakin erat hingga aku merasakan kulit hangatnya yang bersentuhan denganku. Untungnya masih ada tanganku yang menjadi pembatas tubuh kami.

Kening Alex mengerut dalam dan matanya menyipit menatapku tidak suka. Badannya bangkit dan dia berusaha menekan kedua tanganku agar terbuka. Masih kekeuh, aku menggeleng bersamaan dengan gerakan ku yang semakin mundur, menjauhinya.

Dengan sigap pula aku menarik selimut untuk menutupi kulitku yang terekspos. Biar saja Alex tidak bisa melihatnya. Kalau bisa aku ingin memakai baju oversize saja agar dia tidak dapat membayangkan bentuk badanku lagi.

Siapa suruh sudah melihat tubuh perempuan lain? Sial, sekarang aku malah seperti seorang pacar yang cemburu.

"Ayang pelit! Selalu pelit sama Alex!" rajuknya yang akhirnya menyerah.

Tangannya bersedekap di dada dan pipinya mengembung, sebal. Telinga serigalanya tampak turun seiringan dengan pandangannya yang menunduk.

Yang menjadi perhatianku adalah rona merah di pipinya dengan mata berkaca-kaca, Alex seperti bayi, yang ditolak langsung menangis.

Selalu saja berhasil membuatku tidak tega.

Bagaimana bisa Alex yang seimut itu menyentuh banyak wanita? Hanya membayangkannya saja sudah membuat mood-ku turun seketika.

Jika biasanya aku akan kasihan dan menurutinya, kali ini tidak. Aku tidak mau kembali terjebak dan membiarkan Alex menyentuhku. Dia pasti menertawakanku dengan bersifat murahan seperti itu.

"Tidak mau! Kau pembohong," tuduhku yang langsung dibalasnya dengan gelengan.

Alex semakin merenggut dan memukul-mukul bantal sebagai pelampiasan. Tidak mau kalah, tangannya menarikku kencang dan mendudukkan ku di pangkuannya.

Lengannya yang kekar mengurungku dengan mendekap tubuhku kuat seakan tidak ingin aku kabur lagi.

"Tidak pernah," jawabnya dengan yakin. 

Berbeda denganku yang menyipit, tidak percaya. Jangan kira aku tidak tahu apa-apa, Alvin sudah banyak bercerita tentang Alex. Bukan hanya tentang wanita, bahkan sampai ke hobi dan perilakunya pun ikut disertakan.

"Kita tidak seumuran, kau sudah tiga puluh tahun ke atas," ungkapku dengan menunjuknya, curiga.

Satu fakta ini yang membuatku merinding saat mendengarnya, aku tidak tahu rentang usia kami sejauh itu. Padahal selama ini aku hanya bercanda jika sifatnya mirip om-om, tidak ku sangka ternyata ucapanku adalah kenyataan.

Aku tidak mengerti kenapa kami bisa berada di satu kelas yang sama, seharusnya Alex sedang sibuk kerja atau sudah menikah.

Anehnya tidak ada keterkejutan di raut wajahnya. Bibirnya malah tersenyum lebar dan mencium pipiku cepat.

"Aku tidak pernah bilang kita seumuran, sayang, lagipula aku bosen kerja. Entahlah, aku hanya merasa akan menemukan mate-ku di sana, lihat instingku terbukti, kan?" tanyanya dengan bangga dan menatapku memuja.

Tangannya menekanku semakin kencang dan dagunya berada di atas kepalaku. Kadang kala dia menghirup wangi rambutku kuat, menikmatinya. 

Aku yang tidak nyaman spontan memberontak dan mendorong tubuhnya, yang tentu saja tidak berpengaruh apa-apa.

Reaksinya yang biasa saja terlihat sangat menyebalkan. Apa hanya aku yang terkejut di sini? 

"Hei itu instingku! Kau dulu sibuk sama perempuan lain!" ucap Rolf yang tiba-tiba saja muncul di pikirannya.

Alis Alex menyatu, tampak tidak suka mendengarnya. Dari raut wajahnya saja terlihat bahwa pria itu sedang berusaha menyanggah pernyataan Rolf. Sedangkan aku yang baru mengetahuinya semakin merasa jengkel dan ingin cepat-cepat pergi.

Alex menyebalkan! Jantan yang paling baik di dunia ini hanya Rolf!

Tanpa aba-aba aku menggigit bahunya kuat membuat Alex yang sedang melamun jadi terkejut. Refleks tangannya melepaskanku dan memberikanku kesempatan untuk kabur. Dengan cepat kaki ku melangkah menjauhinya.

Ternyata benar bahwa Alex memiliki banyak wanita, entah mengapa aku merasa panas hanya dengan memikirkannya. 

Memang hal yang wajar di umurnya sekarang, Alex memiliki perempuan di sisinya. Namun tetap saja aku tidak dapat menerima fakta tersebut. 

Setelah berdiri, kaki ku melangkah mundur dengan tatapan mengancam 'jangan mendekat'. Enak saja dia bisa menyentuhku sebebasnya di saat aku tidak bisa begitu.

"Kau tetap pembohong, Al. Kau bilang ini kamarmu, padahal ruangan dimana kau membawa wanita lain. Dan mungkin, kau juga melakukannya di sini. Aku tidak mau disamakan dengan mereka," lirihku dengan suara yang mencicit.

Pandanganku menunduk, tidak berani menatap matanya yang mungkin saja membenarkan perkataanku. Hanya tau dari Alvin saja rasanya sudah sangat tidak nyaman, apalagi jika harus mendengarnya dari mulut Alex langsung.

Mengingat kamar ini adalah yang pertama bagiku melakukan hal dewasa, rasanya tidak adil jika Alex sudah sering melakukannya. Aku merasa bodoh.

Apa setiap bulan purnama Alex membawa wanita ke sini? Dan memakai gaun yang ku pakai sekarang? Sepertinya memang begitu. 

Aku baru menyadari jika tidak ada yang spesial dariku. Semuanya hanya berulang bagi Alex, seperti radio rusak yang memutar siaran yang sama.

Tidak mendapatkan jawaban apapun, Alex seakan mengakuinya. 

Kaki ku yang lemas sampai harus terduduk di lantai, tidak dapat menopang badanku sendiri. Perasaanku campur aduk, ingin marah, akan tetapi tidak tahu apa yang harus ku katakan lagi. Ingin sedih pun rasanya seperti percuma. 

Seharusnya aku mengenal Alex lebih dalam sebelum bertindak jauh. Tidak hanya tubuhku, tanpa alasan yang jelas hatiku pun terasa retak.

Perlahan, ku rasakan seseorang mendekat dan duduk di sampingku. Dia menggenggam tanganku dan mengangkat daguku hingga kami bertatapan.

Tidak ku sangka, Alex menangis. Maksudku, dia memang cengeng dan seperti bocil, namun tetap saja mengejutkan melihatnya berlinang air mata seperti itu.

"Alex tidak seburuk yang Natalie pikirkan! Jangan menunjukkan wajah seperti itu lagi, please, ayang lebih cantik kalau tersenyum," ucapnya di telinga yang berhasil membuatku meringis geli.

Spontan aku menggosokkan telinga ke bahu berulang kali, menggaruk kupingku. Napasnya yang hangat terasa menggelitik. Padahal sedang serius seperti ini, aku malah fokus ke hal lain.

Tidak, Natalie, jangan memikirkan yang tidak-tidak. Alex harus diberi pelajaran.

Tanpa peringatan sebelumnya, tiba-tiba saja tangannya turun ke pinggangku dan menggelitik area sana. Tidak ada ampun, Alex melakukannya dengan kedua tangan hingga membuatku tiduran di lantai.

Refleks aku mencegahnya dengan mendorong tangannya, walaupun tidak berefek apa-apa. Rasanya sangat menggelikan saat tubuhku ditahan dan digelitik seperti itu. Tanpa sadar kaki ku meringkuk dan tawaku menggema ke seluruh kamar.

Bahkan aku sampai melupakan apa yang tadi kami bahas saking tidak dapat menahan gelinya. Untungnya tidak lama, Alex melepaskanku dan ikut tiduran di sampingku. 

Mataku menatap langit-langit tembok dan terdiam untuk beberapa saat. Napasku yang masih terengah-engah membuatku harus menenangkannya terlebih dahulu. 

Merasa diperhatikan, aku menoleh ke samping dan bertatapan dengan Alex yang sedari tadi menatapku. 

Senyum lebar terpatri di bibirnya dan matanya menatapku dengan binar cahaya yang tidak dapat dijelaskan.

"Aku benar, kau lebih cantik kalau tertawa, sayang."

Deg. Aku merasa jantungku berdegup kencang, apalagi melihat wajah tampannya yang sangat dekat. Mendadak, aku merasa malu dan ingin cepat-cepat kabur.

Dengan cepat, aku mengalihkan pandanganku kembali ke atas dan menolak interaksi mata dengannya. Ini terlalu mendebarkan. 

Sial, Natalie, kembalikan otak warasmu! Menggeleng, aku tidak akan jatuh lagi pada tatapannya. 

Alex selalu berhasil membuatku luluh dengan sifat imut dan unpredictable-nya, aku merasa benar-benar murahan mengingat bukan hanya aku saja yang ditatap seperti itu olehnya.

Dan mungkin saja, mulut manisnya itu bukan hanya tertuju padaku. Tidak ada yang tahu bagaimana Alex memperlakukan wanita sebelumnya. Namun ku duga pasti sama.

Karena itu, jangan merasa spesial, Nat. Ini bukan apa-apa bagi Alex.

Masih terlarut dalam pikiranku, dia bangkit dari tidurnya dan mengubah posisi hingga kini berada di atasku. Tangannya yang menyentuh pipi membuatku sadar dan terbelalak.

Begitu pula dengan sebelah tangan Alex yang sigap sudah berada di samping kepala, menahanku untuk kabur. Tubuhku terpaku dan pandanganku hanya terdapat wajahnya.

Ini membuatku gugup. Apalagi setelah mendengar ucapannya yang serius, aku takut tidak dapat menahan diriku. Entah dorongan darimana, aku ingin mempercayainya.

"Baiklah aku minta maaf sudah pernah melakukannya. Tapi itu sudah sangat lama, sayang, aku tidak bermain wanita lagi sejak bertemu denganmu. Dan ada sesuatu yang ingin ku tunjukkan padamu, tentang kamarku sebenarnya. Ku harap kau tidak akan marah setelah melihatnya, cantik."

---------

EHEHEHHEHE TEBAKKK ISI KAMAR ALEX APAAA?

GUE TAU INI KETEBAKK BUTTT PLISSS TUNGGUINNN

GUE BAKAL BUATTT SE MENGEJUTKAN MUNGKIN, JEDER!!

AYOOO TEBAK DULU TEBAK DULUU

YG BENERRR DPT CIUMAN GUE DARI JAUH AHAAHHAHA, MUAHH!ლ⁠(⁠'⁠ ⁠❥⁠ ⁠'⁠ლ⁠)

JANGAN LUPA VOTE COMMENTS YAAA

LOVE YOUUU🤍

Continue Reading

You'll Also Like

16.6K 1K 16
KARYA PERTAMA🎉 "Sekarang lo ikut gue!". ucap Dika Angel mengerutkan keningnya lalu berkata "Kemana?" "RUMAH SAKIT JIWA!". tegas Dika "APA?". teriak...
565K 19.9K 46
[ maaf apabila ada typo ataupun alurnya gak jelas . Karena ini yang pertama ] Thanks guys for read and vote my story Aku adalah seorang gadis yang h...
244K 11.4K 26
COMPLETED✔ 🚫DON'T COPY MY STORY!🚫 ✨Cek profilku untuk lihat ceritaku yang lain ya✨ --- Dia murid baru. Dia membuatku tertarik. Dia pria tampan. Dia...
14.6K 2K 32
Sebenarnya yang kusukai, dia atau temannya? Ah tidak, tidak. Kim Sejeong, kau memang primadona kampus tapi jangan seperti playgirl seperti ini. "Kau...