Cinta Untuk Nazwa [TERBIT]

By Dhiaraa_

186K 7.8K 760

16+ ⚠AWAS BAPER!!!⚠ Author ga tanggung jawab "Gus Rakaa!" panggil Nazwa kembali disertai sedikit godaan. "Iya... More

Kalah Tantangan
Yang Bener Gus?!
Hari Bahagia
Senyuman Pertama Untuk Nazwa
Dua Hari Sekali
Perkara Hudzaifah Aslam Mubarak
Kena Hukum Gus Raka
Cilok Legend Ala Nazwa
Harlah di Pesantren Kyai Hamdan
Kencan ke Pasar Malam
Baju Tidur Couple
Masker-maskeran
Guru Pengganti
Ngambek nya Gus Raka
Hiling Ke Asrama Santri Putra
Pulang Ke Rumah
Hari Pertama Di Rumah Nazwa
Ndrakor Bareng Ayang
Baby Zea
Jadi Orang Tua Dadakan
Umi Minta Cucu
Ke Rumah Oma
Diperkenalkan ke Keluarga Besar
Crush Nazwa
Barbequean
Hoodie Taddy Bear Milik Nazwa
First Kiss?
Rencana Dinner
The Maulidya Cafe
Balik Ke Pesantren
Santri Baru
Kerja Bakti
Marah Membawa Berkah
Milad Gus Raka
Kado Terindah
Kamu Hamil?
Kebenaran Ning Amara
Mau Poligami
Mencari Perhatian Gus Raka
Malam Tanpa Gus Raka
Perubahan Sikap
Niat Buruk Ning Amara
Gus Raka Dan Ning Amara
Tamu Tak Diundang
Personil Baru
Tiga Kurcaci
Sebuah Kabar Mengejutkan
Jangan Dekati Putri Saya!
Tes DNA
Sakitnya Hati Nazwa
Antara Merelakan Atau Melepaskan
INFO!!!
VOTE COVER!!!
OPEN PRE-ORDER!!

Cemburu Level Akut

2.6K 120 21
By Dhiaraa_


"Nazwa hari ini kamu jadi ikut saya kontrol Cafe? " Tanya Gus Raka saat mereka sedang berdua kamar.

Sebenarnya pagi ini Nazwa sedang tidak libur, tapi kelas nya pagi ini sedang kosong, hanya beberapa santri yang sibuk mengejar target hafalan untuk bulan ini. Sedangkan Nazwa sendiri sudah selesai, sehingga dia tidak memiliki kegiatan apapun.

"Jadi dong Gus.. Orang udah cantik gini, masa ngga jadi. " Celetuk Nazwa berada tepat di belakang Gus Raka. Sehingga pria itu harus membalikan badan guna menatap penampilan istrinya saat ini.

Gus Raka tersenyum, kemudian mengelus puncak kepala Nazwa dengan gemas.

"Yasudah ayo berangkat.. Nanti keburu siang. " Ajak Gus Raka menarik tangan Nazwa keluar dari kamar.

Suasana Ndalem juga sedang kosong sekarang, dikarenakan Uma Aminah dan juga Abah Syafiq tengah berada di Pesantren.

Gus Raka berjalan menuju garasi guna mengeluarkan mobil, sedangkan Nazwa memilih untuk menunggu di depan teras. Tak lama setelah nya mobil Gus Raka sudah keluar dan Nazwa segera masuk ke dalam.

Selama perjalanan, Nazwa asik berceloteh sana-sini, apapun dia bahas bersama dengan Gus Raka, sesekali juga Gus Raka nampak terkekeh menanggapi Nazwa.

Sampai tak terasa satu jam sudah berlalu, kini mereka sudah sampai di depan Cafe. Nazwa turun dari mobil, memandang Cafe di depan, tampilan nya sama seperti Cafe di Surabaya, mungkin Gus Raka sengaja menyamakan desain Cafe miliknya.

Nazwa di bawa oleh Gus Raka masuk dalam Cafe, disana sudah ada seseorang pria langsung datang menyambut mereka berdua.

"Assalamualaikum Gus. " Sapa orang itu menjabat tangan Gus Raka.

"Waalaikumsalam. "

"Nazwa kenalkan beliau adalah Arif penanggung jawab di Cafe ini. " Lanjut Gus Raka memperkenalkan orang bernama Arif tadi kepada Nazwa.

"Dan Arif.. Kenalkan ini adalah istri saya Nazwa. "

"Salam kenal Nyonya Raka. " Goda Arif tersenyum sembari menangkupkan tangan di depan dada. Perlu diketahui bahwa Arif adalah sosok yang humoris, tak jarang juga Arif sering menggoda bos nya itu.

"Ariif.. " Gumam Gus Raka mengingatkan.

"Salam kenal saya Nazwa. " Sapa Nazwa sedikit menunduk sembari menangkupkan tangan di depan dada.

"Nazwa.. Kamu tunggu disana saja yaa, saya ingin bicara sebentar dengan Arif. Kalau lapar, kamu bisa pesan saja dengan pelayan. " Ucap Gus Raka.

"Iyaa Mas.. Nazwa ngga papa ko, lanjutin aja kerja nya. " Jawab Nazwa.

Selepas perginya Gus Raka dan juga Arif, Nazwa memilih untuk mencari tempat duduk sambil sesekali melihat pengunjung saat ini. Nazwa duduk di samping jendela tidak jauh dari pintu masuk.

Dihadapan nya saat ini sudah ada lembar menu, Nazwa melihat daftar menu yang ada. Seketika senyum Nazwa terbit begitu lebar saat membaca salah satu menu disana. Ternyata Gus Raka tidak main-main dengan ucapan nya waktu di Surabaya, beliau benar-benar memasukan makanan kesukaan Nazwa dalam daftar menu.

"Ada yang bisa saya bantu, Kak? " Sapa pelayan Cafe seketika mengalihkan perhatian Nazwa. Gadis itu mendongak tersenyum mengangguk.

"Saya pesan seblak sedang dengan Jus Melon. " Pinta Nazwa.

"Baik Kak.. Mohon di tunggu. "

Sambil menunggu pesanan nya datang, Nazwa memilih menyalakan ponsel Gus Raka yang tadi sempat Nazwa pinjam saat dalam perjalanan menuju Cafe.

Tak banyak akun media sosial yang Gus Raka miliki, hanya WA dan juga Instagram saja, itupun Instagram milik Nazwa.

Gadis itu sangat fokus mensrcoll beranda miliknya sampai tidak sadar ada seseorang datang menghampiri meja Nazwa.

"Haii. " Sapa orang itu.

Nazwa kembali mendongak menatap orang itu, pandangan mereka bertemu, Nazwa membeku di tempat. Kenapa bisa orang ini ada di disini.

"Zaidan.. " Gumam Nazwa dengan lirih.

Nazwa tidak mengerti bagaimana bisa Zaidan ada disini, sedang apa laki-laki itu di tempat ini, memang jika Cafe ini adalah teman umum. Tapi kenapa harus disaat Nazwa datang.

"Kita ketemu lagi.. Boleh duduk disini? " Tanya Zaidan.

Belum sempat Nazwa menjawab, Zaidan sudah lebih dulu duduk di depan nya. Membuat Nazwa kembali menutup bibir nya rapat-rapat.

"Lu disini sama siapa? " Tanya Zaidan memulai topik pembicaraan diantara keduanya.

"Sama seseorang, Lu sendiri ngapain disini? " Jawab Nazwa balik bertanya.

"Gue sama temen, tapi dia lagi ke minimarket bentar. " Jelas Zaidan. Nazwa mengangguk pelan tanpa berniat berbicara lebih. Jujur Nazwa sangat canggung saat berbicara berdua seperti ini, di samping itu juga dia juga takut jika tiba-tiba Gus Raka datang dan melihat mereka berdua.

"Btw.. Lu ngga di Pondok? Bukan nya waktu itu lu bilang kalau lagi mondok di Kediri? "

"Iyaa.. Cuma lagi libur aja. "

"Ouh.. "

Tanpa mereka sadari, rupanya sejak tadi Gus Raka sedang memperhatikan mereka. Gus Raka tidak tau siapa laki-laki yang sedang mengobrol dengan istrinya. Dengan langkah lebar, Gus Raka memutuskan untuk segera menghampiri Nazwa.

"Nazwa! " Panggil Gus Raka.

Tentu Nazwa terkejut bukan main, Reflek gadis itu langsung bangkit dari tempat duduknya. Tak hanya Nazwa, Zaidan pun juga bangkit dari tempat duduknya dan langsung memandang Gus Raka dengan senyum ramah. Gus Raka sendiri merasa tak asing, beliau seolah pernah melihat nya tapi lupa dimana.

"Udah selesai Mas? " Tanya Nazwa mencoba mengalihkan perhatian Gus Raka.

"Sudah. "

"Dia Kakak lu, Naz? " Sahut Zaidan.

"Saya Raka, Suami Nazwa. " Suara itu terdengar begitu horor sampai Nazwa merasakan hawa di Cafe ini berubah menjadi dingin.

Beda dengan Nazwa yang sedang ketakutan, Zaidan malah justru tertegun begitu mendengar penuturan dari Gus Raka. Senyum yang sejak tadi menghiasi wajah tampan Zaidan seketika meredup, tapi detik berikutnya Zaidan kembali menarik sudut bibirnya.

"Ouh.. Kalo gue Zaidan, teman kecil Nazwa. Lu udah nikah Naz? Kenapa waktu itu ngga bilang? " Tanya Zaidan kini melirik Nazwa yang sejak tadi hanya menunduk.

Zaidan? Gus Raka sekarang mengingat nya, dia adalah pria yang pernah Nazwa dan para sepupunya ceritakan waktu di rumah Oma.

"Emm.. Ngga papa.. Gue lupa waktu itu. " Jawab Nazwa sembari melirik Gus Raka melalui ekor matanya.

Tak lama kemudian datang makanan pesanan Nazwa. Dalam hati Nazwa terus merutuki kebodohan nya, kenapa bisa dia tadi harus memesan makanan.

"Mba.. Makanan dibungkus aja. " Punya Nazwa kepada pelayan Cafe tersebut.

"Kenapa dibungkus? Kamu bisa ko makan disini. " Sahut Gus Raka secara tiba-tiba.

Nazwa menggigit bibir bawah nya. Mau tak mau Nazwa harus menuruti perintah Gus Raka, walau dalam hati Nazwa sangat tidak nyaman dengan situasi seperti ini.

"Yaudah Mba makan disini aja. "

"Kalo gitu gue langsung cabut aja.. Next time ketemu lagi byee. " Pamit Zaidan.

"Assalamu'alaikum. " Tegur Gus Raka seketika. Lagi dan lagi Zaidan kembali tersenyum ke arah mereka.

"Assalamu'alaikum. " Sapa Zaidan.

"Waalaikumsalam. "

Sepertinya Zaidan dari tempat duduk mereka. Nazwa dan juga Gus Raka duduk saling bersebelahan.

"Gus.. "

"Makan! " Titah Gus Raka menarik ponsel nya dari genggaman Nazwa. Bisa Nazwa dengar dari nada bicara beliau, jika saat ini beliau sedang marah.

"Naz.. Zai tadi tampan yaa aslinya.  "

Uhukk.. Uhuk..

Nazwa langsung tersedak kuah seblak begitu mendengar perkataan Gus Raka. Jika sudah seperti ini, pasti Gus Raka sedang menyindir dirinya.

"Hah?! "

Nazwa meneguk saliva nya susah payah, badan nya kini menghadap Gus Raka dengan sempurna. Tangan nya terulur berniat menyentuh tangan Gus Raka, tapi dengan cepat Gus Raka mengelak.

"Cepat habiskan makanan nya, setelah itu kita pulang! " Jelas Gus Raka dengan wajah datar dan mengabaikan Nazwa yang saat ini tengah menatap dirinya.

*****
Sejak keluar dari Cafe, Gus Raka sama sekali tidak mengeluarkan sepatah katapun, laki-laki itu hanya diam menampilkan wajah datar sama seperti beliau ketika di tempat umum.

Bahkan saat mereka berdua sampai di Ndalem Gus Raka tetap mengabaikan Nazwa, dan memilih untuk masuk lebih dulu meninggalkan Nazwa seorang diri.

"Gus Raka ihh.. Ko malah ninggalin?! " Rengek Nazwa berlari masuk ke dalam mengikuti langkah suami nya.

Nazwa membuka pintu kamar dengan sangat hati-hati. Disana terlihat Gus Raka sedang bersiap-siap.

"Gus! " Panggil Nazwa berjalan menghampiri suami nya.

"Hmm.. "

"Mau kemana? "

"Masjid. "

Nazwa akui jika sekarang Gus Raka sedang dalam mode kulkas dua puluh pintu. Dan itu semua gara-gara Nazwa.

"Gus Raka marah yaa sama Nazwa? "

"Tidak. "

"Guss.. Beneran deh, Nazwa tadi juga ngga tau ko dia bisa sampai disini. Kita tadi ketemu ngga sengaja. " Ucap Nazwa berusaha menjelaskan kepada Gus Raka.

"Ouh.. "

"Gus- "

"Nanti saja bahas nya, saya mau ke Masjid, Assalamu'alaikum. " Pamit Gus Raka menarik tangan Nazwa dan mengarahkan ke wajah wanita itu.

"Waalaikumsalam. "

Pintu kamag tertutup sudah dengan sempurna. Nazwa menjatuhkan tubuh nya di atas ranjang, merasa kesal sendiri. Tau gitu, Nazwa memilih untuk tidak ikut saja daripada diabaikan oleh suaminya seperti ini.

"Cemburu nya udah level akut.. " Gumam Nazwa menghela napas lelah.

Jangan lupa vote and comment
See you next time

Salam dari Author
Ig:dhnryyy_

Lampung, 08 Juli 2023

Continue Reading

You'll Also Like

678K 5.1K 25
di jadikan pembantu di rumah pengusaha kaya raya dan anak dari pengusaha kaya itu jatuh cinta kepada pembantu itu bahkan saat baru awal bertemu ia su...
Say My Name By floè

Teen Fiction

1.1M 65.9K 33
Agatha Kayshafa. Dijadikan bahan taruhan oleh sepupunya sendiri dengan seorang laki-laki yang memenangkan balapan mobil malam itu. Pradeepa Theodore...
698K 1.7K 35
menceritakan tentang perjalanan aira si gadis polos , yg menjadi lonte karna dititipkan dirumah om nya, yuk baca 20#sadis 28#bxg 9#binal 120#kejam 1...
629K 18.2K 40
Ivander Argantara Alaska, lelaki yang terkenal dingin tak tersentuh, memiliki wajah begitu rupawan namun tanpa ekspresi, berbicara seperlunya saja, k...