Pet Me, I'm Your Wolf!

Av Raessyyy_

3.4M 163K 13.4K

"Jilat aku, aku menginginkannya! Bagian bawahku juga! Aku ingin merasakan mulutmu di sana, cantik." ... Mer

BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
BAB 15
BAB 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19
BAB 20
BAB 21
BAB 22
BAB 23
BAB 24
BAB 25
BAB 26
BAB 28
BAB 29
BAB 30
BAB 31
BAB 32
BAB 33
BAB 34
BAB 35
BAB 36
BAB 37
BAB 38
BAB 39
BAB 40
BAB 41
BAB 42
BAB 43
BAB 44
BAB 45
BAB 46
BAB 47
BAB 48
BAB 49
BAB 50
BAB 51
BAB 52
BAB 53 (END)
[S2] BAB 54
[S2] BAB 55
[S2] BAB 56
[S2] BAB 57
[S2] BAB 58
[S2] BAB 59
[S2] BAB 60
[S2] BAB 61
[S2] BAB 62
[S2] BAB 63
[S2] BAB 64
[S2] BAB 65
[S2] BAB 66
[S2] BAB 67 (END)
CERITA BARU!!

BAB 27

36.7K 1.9K 284
Av Raessyyy_

APAAA MSH ADA YG BANGUN?

KLO ADAA, KALIAN LUAR BIASAA😚

ENJOYYY

--------

Ku tarik tangan Natalie dengan kencang dan ku jauhkan dari Bryan.

Wajahnya yang sok tampan itu membuatku kesal, berani-beraninya dia mau merebut Natalie. Langkahi dulu mayatku.

Dengan menggeram, ku cekik lehernya dan ku bawa ke tempat yang lebih jauh dalam gang. Bagaimana pun, aku tidak mau banyak orang yang menonton.

Natalie yang mengikuti, ku beri peringatan dengan memelototinya. Tanganku mengelus rambutnya lembut dan menatapnya sayu.

"Ini urusan laki-laki, kau tunggu di sini, cantik," pintaku dengan tersenyum manis. Aku tidak ingin menakutinya. Natalie yang bimbang akhirnya hanya terdiam kaku dan membiarkanku pergi sendiri.

Matanya menatap Bryan khawatir yang membuatku semakin merasa panas.

Berbeda dengan pria yang kini tengah menarik-narik tanganku, meminta dibebaskan. Kakinya menendang ke segala arah yang sayangnya tidak dapat mengenaiku sama sekali.

Ku banting tubuh Bryan ke dinding hingga terjatuh. Suara benturan yang sangat keras antara punggung dan tembok, menandakan betapa kuatnya badan itu ku lempar.

"Aw sedikit sakit," ucapnya, menganggap enteng.

Senyum miringnya tampak meremehkan dengan tatapan mata yang menertawakan, membuat keningku mengerut.

Setelahnya dia bangkit dan memegang lehernya yang terdapat bekas tanganku. Bryan terbatuk-batuk dengan memukul dadanya, meredakan.

Namun anehnya tidak ada tanda-tanda dia sekarat. Padahal tadi aku mencengkram lehernya dengan sangat kencang.

Menyipitkan mata, aku menatap wajahnya yang terlihat pucat, seakan aliran darahnya mulai sirna.

"Kau bukan manusia," tebakku yang langsung dibalasnya dengan tawa renyah.

Kepalanya dia miringkan ke kanan kiri hingga terdapat bunyi tulang dari lehernya dan tidak berapa lama kemerahan di lehernya menghilang.

Mataku menatapnya menelaah dengan tangan bersedekap. Lagipula apapun jenisnya, werewolf tetap yang terkuat, aku tidak takut pada siapapun.

Mengambil sesuatu di sakunya, Bryan menyeringai.

"Ya, memangnya di jaman sekarang masih ada manusia?" tanyanya dengan mengeluarkan salep berwarna kecoklatan.

Entah apa yang ingin dia lakukan, yang ku tahu tangannya sibuk mengoles cairan kental tersebut ke seluruh tubuhnya. 

Tidak ku duga, hanya menunggu beberapa menit saja, kulitnya berubah menjadi kecoklatan. Tidak lagi pucat pasi seperti dinding.

Bukannya kembali marah, aku malah penasaran pada Bryan. Dengan mudahnya, dia berhasil mengalihkan fokusku. Alhasil, tubuhku hanya terdiam dan menatapnya ingin tahu.

Sedangkan Bryan, dia sedang merapihkan rambutnya dengan sebelah tangan yang memegang cermin kecil. Sesudahnya dia menepuk-nepuk bajunya yang berantakan.

"Ah ya, jangan menghajarku lagi, aku bukan mahkluk yang seperti itu. Stay cool and calm, lagipula aku akan tetap mendapatkan Natalie bagaimana pun caranya," ucapnya yang terdengar sangat menyebalkan di telingaku.

Tubuhku terasa terbakar ingin menonjoknya, akan tetapi sebisa mungkin ku tahan. Mengetahui dia juga mahkluk immortal ada sedikit rasa was-was di hati. Aku tidak tahu apa kekuatannya.

Apalagi seorang vampir, mereka unpredictable

Walaupun ku yakin kemampuannya adalah menjadi sombong dan sok tampan, cocok sekali dengan kepribadiannya.

Dengan perasaan kesal, ku biarkan Bryan pergi. Baiklah aku akan mengikuti cara mainnya, stay cool and calm, cih. Sok inggris sekali!

Dari sisi manapun, aku lebih tampan darinya.

"Tentu saja! Aku werewolf paling tampan di muka bumi ini! Berterima kasih lah karena kau mempunyaiku, Al," ucap Rolf ikut memperkeruh perasaanku. 

Di dalam otakku saja dia sudah menunjukkan gigi runcingnya dan tersenyum, membanggakan dirinya sendiri.

Tidak Bryan, tidak Rolf, sama saja sombongnya.

"Aku lebih tampan!" kekeh ku tidak mau dibantah.

Seperti biasa, tidak akan ada habisnya berantem dengan Rolf. Bahkan kami pernah berdebat semalaman penuh, mempertanyakan siapa yang lebih cocok dengan Natalie. Serigala ku sangat keras kepala.

Menghela napas lelah, aku keluar dari gang tersebut dan terkejut, tidak menemukan Natalie dimanapun. Alisku menyatu dengan perasaan panik menatap sekitar, mencarinya kemana-mana.

Namun, nihil. Tidak mungkin dia diculik Bryan, kan? Kalau benar seperti itu, aku akan benar-benar membunuhnya tanpa ampun.

Kepalaku yang pusing terasa semakin nyut-nyutan setelah menghadapi Bryan, sial seharusnya tadi langsung ku habisi saja. Setidaknya aku masih punya sedikit hati nurani, bukan.

Tidak dapat dipungkiti, ketakutan Natalie menghilang lagi dari pandanganku menimbulkan banyak pikiran negatif di benakku sekarang.

Dengan tergesa-gesa, aku segera pergi dari gang tersebut dan mencari ke sekitar kafe. Akan tetapi, tetap belum ditemukan.

"Natalie? Sayang?" teriakku, mencoba memutari restoran tersebut.

Suara lirihan wanita yang seperti memanggil "Alex", membuatku berbalik dengan cepat. Dia di sana.

Dengan senyum polos dan langkah kecilnya yang melompat-lompat, Natalie menghampiriku. Tangannya memeluk seekor anjing imut berwarna putih yang menatapku berbinar.

Namun tentu saja dibanding itu semua, aku lebih terpaku melihat kecantikan Natalie dengan rambut panjangnya yang berayun seiring langkahnya. Wanitaku cantik sekali.

"Lihat, aku menemukan anjing imut ini. Dia bisa jadi teman Rolf, Al. Bagaimana menurutmu?" tanyanya dengan nada antusias dan tatapan memohon padaku.

Berbeda denganku yang masih terpaku dengan pesona Natalie, tidak ku pedulikan anjing liar itu sama sekali. 

Mulutku menganga dan kadang kala aku meneguk ludah kasar, merasakan nafsuku yang kembali naik ke permukaan.

Natalie yang merasa terabaikan, menepuk bahuku pelan hingga pikiranku kembali fokus padanya. Sontak mataku menatap tajam anjing jantan yang mendapatkan pelukan wanitaku itu, beruntung sekali.

"Maksudmu kita pelihara? Tidak!" tolak ku dengan lugas.

Enak saja anjing itu ingin mengambil waktu ku dengan Natalie, tidak bisa. Tidak ada yang boleh menjadi pihak ketiga antara aku dan Natalie. Titik.

Spontan wajahnya yang cantik menunjukkan raut cemberut, bibirnya mengerucut, dan matanya menyiratkan kesedihan. 

"Apa kau tega membuangnya? Rolf pasti senang jika dia punya teman, iya kan Rolf?" tanya nya padaku, seakan dia bisa berbicara dengan Rolf.

Matanya menatapku memohon dengan binar terang, ingin mendapatkan persetujuan. Namun sayang Rolf pun menggeleng.

"Tidak, aku tidak mau ada saingan. Sial, berapa banyak jantan yang ingin mendekati Natalie? Aku membenci kalian semua! Lagipula dibandingkan menjadi temanku, anjing liar itu lebih cocok menjadi santapanku!" ucap Rolf dengan tegasnya. 

Setidaknya untuk kali ini, aku dan Rolf bisa sependapat. Kami tidak suka sesuatu yang berbau jantan, mutlak harus dihindari dari Natalie.

Seiring dengan perkataan Rolf, wajahnya semakin murung dan menunduk. Natalie seperti bunga layu yang tidak disiram berhari-hari.

Tangannya semakin memeluk anjing itu erat dan tidak lama matanya menatapku tajam.

"Kalau begitu kau pulang saja sendiri, aku akan kembali ke apartemenku dan merawat anjing lucu ini. Kau menyebalkan!" seru nya dengan berbalik dan berjalan meninggalkanku.

Bahkan dia tidak menatap ke belakang sedikit pun, seakan tidak mempedulikan ku. Rasanya sekarang aku benar-benar benci hewan liar itu, dengan gampangnya dia merebut perhatian Natalie. 

Aku akan membencinya seumur hidupku.

Secepat mungkin, aku menyamai langkahnya dan menahan tangannya. Tubuhnya yang sangat ringan sampai sedikit terjatuh saat aku menarik tangannya ke arah yang berbeda.

Setelah menemukan tempat sepi, aku memojokkan Natalie ke dinding dan menatapnya pasrah.

Berbeda dengan anjing dalam pelukannya yang menjulurkan lidah dengan bahagianya, seperti tengah mengejekku.

Tidak, tidak ada yang boleh merebut Natalie lagi.

Dengan sayu, aku menatapnya dalam dan berkabut. Wanitaku sangat cantik, aku tidak akan bosan untuk mengatakannya.

Tanganku naik ke kepalanya dan ku elus lembut. Perlahan, ku cium rambutnya dengan berperasaan.

"Cium aku, aku akan menilai apakah anjing itu pantas kita pelihara atau tidak dari ciumanmu. Kau boleh menolak, tapi akan ku pastikan hewan liar itu besok sudah berada di perut Rolf! Aku sangat lapar, Natalie. Pilihannya antara memakanmu atau anjing liar itu."

----------

EHEM BAU BAU NYA BUKAN CIUMAN DOANG NI

PADA KEPO GAAA ALEX NATALIE BAKAL NGAPAIN AJA???

AYOO TEBAKK? WKWKWKW

BTW ITU MASIH DI JALAN, PULANG WOEE KALIAN CARI HOTEL KEK APA KEK, CAPE BGT SM ALEK

SPOILER BAB SELANJUTNYAA

HAYOLOOO NATALIE KENAPAA??🌝

JANGAN LUPA VOTE COMMENTS YAAA BIAR CEPET UPDATE

LOVE YOUUU🤍

Fortsätt läs

Du kommer också att gilla

16.6K 1K 16
KARYA PERTAMA🎉 "Sekarang lo ikut gue!". ucap Dika Angel mengerutkan keningnya lalu berkata "Kemana?" "RUMAH SAKIT JIWA!". tegas Dika "APA?". teriak...
565K 19.9K 46
[ maaf apabila ada typo ataupun alurnya gak jelas . Karena ini yang pertama ] Thanks guys for read and vote my story Aku adalah seorang gadis yang h...
24.3K 4.4K 45
[END] Kim Sejeong, gadis cantik berambut ikal yang angkuh dan semena-mena. Dia merupakan putri bungsu dari perusahaan besar bernama Shinhwa Group sek...
1.7M 59.9K 29
Nicole seorang gadis biasa yang baru menginjak semester kedua di kampusnya. Dia berharap masa remajanya dapat berjalan dengan sempurna seperti yang p...