Pet Me, I'm Your Wolf!

Door Raessyyy_

3.4M 163K 13.4K

"Jilat aku, aku menginginkannya! Bagian bawahku juga! Aku ingin merasakan mulutmu di sana, cantik." ... Meer

BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
BAB 15
BAB 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19
BAB 20
BAB 21
BAB 22
BAB 24
BAB 25
BAB 26
BAB 27
BAB 28
BAB 29
BAB 30
BAB 31
BAB 32
BAB 33
BAB 34
BAB 35
BAB 36
BAB 37
BAB 38
BAB 39
BAB 40
BAB 41
BAB 42
BAB 43
BAB 44
BAB 45
BAB 46
BAB 47
BAB 48
BAB 49
BAB 50
BAB 51
BAB 52
BAB 53 (END)
[S2] BAB 54
[S2] BAB 55
[S2] BAB 56
[S2] BAB 57
[S2] BAB 58
[S2] BAB 59
[S2] BAB 60
[S2] BAB 61
[S2] BAB 62
[S2] BAB 63
[S2] BAB 64
[S2] BAB 65
[S2] BAB 66
[S2] BAB 67 (END)
CERITA BARU!!

BAB 23

46.1K 2.3K 165
Door Raessyyy_

AAAA MAAPP UDAH TIGA HARI G UPDATEEE:(

SIAPA YANG TIAP HARI NUNGGUIN NOVEL INI UPDATEE?!!

ENJOYYY

-------------

Bibir Alex terlihat mengerucut dengan pipi yang mengembung. Keningnya mengerut dan tangannya tidak mau melepaskan genggaman kami, memaksaku untuk terus bersamanya.

Aku sudah menemaninya selama dua hari penuh. Entah sampai kapan kegiatan ini berulang. Padahal aku memiliki jadwal kerja hari ini.

Setelah beberapa menit yang lalu dia meminta nyusu, aku menolaknya. Astaga, membayangkannya saja terlalu malu. Aku takut Alex akan merambat kemana-mana jika ku turuti.

Alhasil, dia ngambek.

Matanya tidak mau menatapku dan tubuhnya sedikit menjauh. Hanya tanganku yang dia cengkram erat sebagai pelampiasan kesalnya.

Bahkan rambutnya yang basah saja menolak ku keringkan, masih banyak rintik-rintik air yang berjatuhan dari sana. Anehnya, malah terlihat semakin tampan di mataku.

"Kau memang pelit, nyebelin!" Ejeknya berulang kali padaku dengan matanya yang menyipit sinis. Alex sudah mengatakannya yang ketiga kali hari ini.

Dan selanjutnya, dia akan menatapku berbinar dengan kedipan mata yang memohon. "Ayolah, sekali saja."

Dengan sabar, aku menggeleng dan mengelus rambutnya yang berair. Alex akan semakin sakit jika tertidur dengan rambut basah.

Menggunakan handuk di tangan, aku membasuh rambutnya perlahan dan menggosok-gosokkan nya dengan lembut. Alex terlihat cemberut, akan tetapi tangannya dengan modus sudah berada di pinggangku.

Bahkan kini pipinya menempel ke dadaku, mencari-cari kesempatan.

"Tidurlah, Al. Kau sedang sakit, aku akan menurutimu setelah kau tidur, bagaimana?" Tanyaku hati-hati. Kadang kala aku melihat jam, takut terlambat ke tempat kerja.

Membujuk Alex ternyata lebih sulit dibandingkan menyelesaikan tugas kuliah. Dia masih bersikeras ingin menahan ku di sini dan berpelukan sepanjang hari seperti Teletubbies.

Sesuai dengan dugaanku, dia menggeleng dan bibirnya semakin maju.

"Bohong! Setelah ku tidur, kau akan pergi, sebel," ucapnya dengan merajuk.

Tangannya semakin memelukku erat dan mulutnya dengan nakal menjilat bagian leherku. Beberapa kali kesempatan pula dia menggigit kaos ku seperti ingin merobeknya.

Untung, aku lebih cepat menahannya.

Aku tidak memakai dalaman apapun di balik baju, Alex tidak mau memberikannya. Padahal ku lihat ada banyak di lemarinya, seakan dia sengaja ingin kembali menelanjangi ku.

"Aku harus kerja, tidurlah anak bayi," bujuk ku kembali menidurkannya ke kasur.

Namun dengan cepat, Alex menarik tanganku hingga kini tubuhku menghimpit badannya. Dengan erat, dia memelukku dan kakinya memenjarakan ku.

Tidak berhentinya sedari tadi Alex menjilat pipi ku, seperti seekor anjing.

Elusan jari-jarinya yang sudah masuk ke dalam kaos, mengelus punggungku dengan sensual. Baju ku sampai naik ke dada dibuatnya.

Sontak mataku menatapnya tajam dan menahan tangannya. Alex tidak bisa diam sekali, ada saja kelakuannya. Dan kini kami berada di posisi yang berbahaya, dia bisa dengan mudah memenjarakan ku dan melakukan hal yang semalam.

Tidak, aku tidak mau lagi. Terlalu melelahkan.

Dengan cepat aku bangkit dan sedikit menjauh darinya. Ku ambil tangan Alex yang nakal dan menggigitnya kuat, memberi efek jera.

Namun, bukannya kesakitan, Alex malah tertawa renyah dan melepaskannya dengan gampang. Tangannya yang besar tiba-tiba saja mencubit pipiku kuat, membuatku menatapnya kesal.

"Tidak sakit sama sekali, sayang. Lebih enak jika kau melakukannya di bawah sana," lirihnya dengan nada serak yang ku hapal, tanpa sadar otakku menyalakan sinyal bahaya.

Kepalaku menggeleng keras dan tubuhku semakin menjauh ke ujung kasur. Dengan sigap juga aku menutup tubuh Alex menggunakan selimut tebal dan menggulung-gulungnya.

Merasa sudah aman, tanganku menepuk rambutnya dan ku elus lembut bagian sana.

"Tidurlah, Al, kau menguap terus sedari tadi. Bayi manja harus cepat tidur! Nina bobo oh nina bobo, kalau tidak bobo digigit nyamuk," nyanyi ku yang membuatnya memejamkan mata sejenak.

Setelah aku berhenti, Alex kembali membuka mata dan menatapku sebal.

"Nyanyikan aku lagu lagi, suaramu enak, sayang. Kalau tidak mau, suara desahan mu pun tidak apa-apa, lagi lagi," pintanya dengan wajah merenggut dan menatapku memohon.

Ditambah lagi dengan pikiran serigala nakal di dalam sana yang terdengar sangat mesum.

"Kita hajar lagi saja, Al. Aku pun masih belum puas mendengar desahannya," ucap Rolf memprovokasi pikiran Alex.

Seiringan dengan hal itu, tegukan ludahnya terdengar kasar dan tatapan matanya menajam, seperti seekor harimau yang sedang menunggu mangsanya lengah.

Dengan cepat aku menggeleng dan beranjak, pura-pura akan ke toilet. Berada di dekatnya terlalu menakutkan.

Namun itu semua sia-sia karena tangannya yang berurat menarikku kuat dan memeluk tubuhku kencang. Tanpa aba-aba pula dia memenjarakan ku dengan tangan dan kakinya yang berat.

"Ahh Al," desahku saat tidak sengaja lengannya menyentuh leherku yang berdarah. Walaupun sudah menjadi darah kering, akan tetapi tetap terasa sakit.

Matanya meneduh, menatapku khawatir dan memeriksa bagian belakang leherku.

"Maaf sayang, aku lupa ada bekas gigitan Rolf di sana. Apa masih sakit?" Tanyanya dengan lembut dan penuh perhatian.

Wajahnya yang sangat dekat, membuatku malu untuk menatapnya balik. Dengan ragu-ragu aku hanya mengangguk. Bahkan untuk tidur saja rasanya tidak nyaman.

Alex dengan hati-hati memelukku dan tidak menyentuh bagian sana. Matanya terpejam dan mengurungku dengan kencang. Aku tidak bisa keluar dari kungkungannya.

Mataku menatapnya sayu dan hanya diam, terlalu lelah untuk memberontak. Yang penting tangannya tidak merambat kesana kemari lagi, hanya ekornya yang kadang kala mengelus ku.

Pipi ku memerah merasakan kulitnya yang hangat menyentuh tubuhku. Bibirnya pun kini tepat berada di kening, menciumku lembut.

Dapat ku lihat pula senyum tulusnya yang bahagia.

"Begini saja, aku menyukainya. Habis kau menolak terus, sayang, nyusu tidak boleh, desah tidak boleh, semua tidak boleh. Aku sebal! Padahal kita pacaran, sebal sebal," rengeknya dengan bibir yang maju seperti bebek.

Berbeda denganku yang sudah malu-malu, tidak mau menatapnya. Bagaimana tidak ku tolak, Alex selalu meminta hal aneh yang belum pernah ku lakukan sebelumnya. Ini semua sangat cepat bagiku.

Merasa terkurung, tanganku keluar dari selimut dan tanpa sadar menyentuh otot kekarnya itu. Bermaksud menenangkan, aku mengelusnya.

"Aku sudah menurutimu tadi malam, sayang," ucapku membujuknya. Alex selalu memanggilku seperti itu, entah mengapa aku jadi ingin mencobanya juga.

Tidak ku sangka tiba-tiba saja dia mengangkat daguku lembut hingga kini mata kami bertatapan. Senyumnya tersungging jelas di sana dan tatapan matanya terlihat berbinar.

"Katakan lagi! Aku ingin mendengarnya," pintanya dengan menatap bibirku lekat.

Aku malu sekali. Spontan tanganku sedikit mendorongnya dan ingin menghindari tatapan intensnya itu. Sayang, Alex malah menahan ku semakin kuat.

Ditambah lagi dengan tubuhnya yang panas, membakar ku di dalam selimut.

Miliknya di bawah sana sudah memaksa masuk di sela-sela pahaku, membuat kaki ku mau tidak mau mengangkang, memeluknya. Walaupun masih mengenakan celana, dapat kurasakan kemaluannya yang tegang dan besar menekan ku.

Dengan menggoda, dia memainkan pinggulnya hingga rasanya semakin menusuk. Bodohnya lagi, dengan pikiran kosong aku malah mendesah keenakan, menuruti kemauannya.

"Ahh sayang, b-berhenti."

Dan kini aku menyesal. Yang ku ingat setelahnya hanya tatapan buas Alex menatapku. Giginya yang runcing keluar dari mulutnya dan cakarannya di punggungku terasa menguat. Tanpa aba-aba dia menenggelamkan ku dalam selimut.

"Kau memancingku! Sekali saja setelah ini aku akan tidur, janji."

------------

SIAPA YG GAPERCAYA BAKAL SEKALI AJA?!🙋🙋

BTWW MAAP YA KLO GINI GINI AJAA, KAN MSH ROMANTIS"NYA EHEHEHHEE GATAU NANTI

JANGAN LUPA VOTE COMMENTS DULU YAAA

LOVE YOUUU!🤍

Ga verder met lezen

Dit interesseert je vast

1.2M 92.2K 62
Bagaimana jika seorang King of Werewolf dikhianati matenya sebanyak 3 kali? Dialah Dareen Walcott. Seorang pria yang berpenampilan bak dewa yunani it...
659K 58K 91
Rate 18+!!! Bagaimana perasaan mu dikejar-kejar oleh pria-pria aneh dan bertemu dengan pria tampan yang ternyata bukan lah manusia. Dan tinggal dirum...
2.5M 250K 32
"Seperti halnya sang Putri Tidur dalam cerita dongeng Anak-anak, yang harus mendapat ciuman magis dari sang Pangeran, cinta sejatinya, agar terbangun...
24.3K 4.4K 45
[END] Kim Sejeong, gadis cantik berambut ikal yang angkuh dan semena-mena. Dia merupakan putri bungsu dari perusahaan besar bernama Shinhwa Group sek...