Nadine's Journal

By caa_chaa_0114

351 32 0

Cerita ini tentang Gabriel, bocah tengil anak orang kaya yang suka godain Nadine, kakak kelas sekaligus tetan... More

00 || Neighbors
01 || Netflix and Chill
02 || Sorry
03 || First Kiss
04 || I Like You
05 || Les Piano
06 || Curiga
07 || 3rd Movement
08 || Coffee
09 || Jamal
10 || Darrel
11 || Medicine
12 || Camping
13 || Bonfire
14 || Confidence in me
16 || Video
17 || Grapes or Vanilla?
18 || Coke and Drunk
19 || Turn on
20 || Tristan Nayla
21 || Afterhour
22 || Arrested
23 || Psycho
24 || Taking Advantage
25 || The Result
26 || Brother
27 || Kebiasaan
28 || Comeback
29 || R8 V10
30 || Day With Darrel
31 || End of Us?
32 || Jerk and the Selfish
33 || Instagram Story
34 || Clarity
35 || Through Her Window
36 || My Fault
37 || Smoking Weed
38 || Beer Cycle
39 || Pool at Night
40 || Two Guy Kissing
41 || Bali Date
41 || Bad 4 U [SELESAI]

15 || Bule Jadi-jadian

6 0 0
By caa_chaa_0114

Happy reading💚

Jangan lupa vote dan comment

**

"Lo pernah pacaran?" Tanya Gabriel saat mereka lagi nunggu giliran flying fox, Nadine menggeleng pelan sebagai jawaban.

"Pantes, tapi bagus."

"Bukan nggak laku ya, waktu itu ada yang pernah nembak tapi gue tolak gara-gara belagu banget."

"Lebih ganteng dari gue?" Tanya Gabriel narsis.

"Iya deh gantengan lo. Bocil sih mukanya, anak papi lagi." jawab Nadine dengan muka jengkel.

"Dia nawarin gue Rubicon biar jadi pacarnya, gila kali tuh anak."

"Yaelah Rubicon doang, gue punya Land Cruiser b aja." Ucap Gabriel sombong.

"Punya bapak lo itu kan? Kenapa lo gak pake yang Land Cruiser aja ke sekolah?" Tanya Nadine bercanda.

"Gila kali lo, bisa dikata gak bayar pajak gue. Lagian terlalu model bapak-bapak mobilnya."

"Sama aja kali, lo juga biasa naik bmw, bisa juga dibilang gak bayar pajak."

"Beda itu mah, bmw 800 juta doang."

"Sombong amat doang, mobil gue nangis dipojokan."

"Ntar deh gue beliin, lo mau yang mana?"

"Nggak usah, enakan pake yang biasa aja, bawa bmw malah jadi takut keluar, takut diserempet."

**

Selesai kegiatan flying fox, mereka lanjut ke rafting. Satu perahu isinya 7 orang yaitu, Gabriel, Nadine, Brandon, Justin, dan 3 murid lainnya.

"Bang videoin ya ntar, saya mau loncat nih" ucap Gabriel ke petugas arung jeram yang ikut jagain mereka.

"Siap, mas!"

Sampai di cliff jumping, perahu mereka ketemu sama perahu yang isinya Elina, Dasha, Manuel, Charlie, dan 3 murid lain.

"Woi turun gak lo?" Teriak Charlie dari perahunya sambil siap-siap turun buat naik ke tebing setinggi 13 meter di atas sana.

"Turun lah! Woi ikut gak lo? Ikut lah buat kenang-kenangan." Ajak Gabriel ke Brandon yang sejak tadi nolak ajakannya.

"Nggak, lo aja sono, gue pindah." Jawab Brandon lalu berdiri buat pindah ke perahu yang ada Elina.

"Cuih bucin"

"Come on dude, don't act like a pussy" giliran Justin yang ngebujuk Brandon.

"What the fuck what did you say?" Brandon natap Justin tajam, akhirnya dia turun karena gak terima dikatain.

"That's what boys really are. Woohoo!" Teriak Justin lalu langsung loncat ke air diikutin yang lain.

"Thanks udah maksa bule jadi-jadian satu ini biar ikutan" ucap Gabriel ke Justin sambil ngerangkul Brandon dan mukul bahunya keras.

"Lo diem di perahu, ato gak pindah ke sebelah aja, gak usah ikut-ikutan." Ucap Gabriel pas liat Nadine baru mau berdiri dari tempatnya.

"Ini emang mau pindah" jawab Nadine ketus. Dia juga ogah loncat dari ketinggian segitu. Mending kalo keren, kalo kena musibah kan nggak lucu.

"Tiati salah sasaran kena batu mati" sinis Nadine setelah pindah ke perahu sebelah.

"Tenang, gue nggak bakal mati gara-gara kena batu doang, lo gak mungkin jomblo lagi secepet itu." Balas Gabriel belagu.

"It's cool" gumam Elina bikin Nadine noleh ke arah gadis itu.

"To have a relationship like you and him. You two are like real friends, not just a lover."

"Lo juga pasti bisa, jangan keliatan lo bergantung sama dia buat jaga-jaga kalo bakal sakit hati kedepannya." Jawab Nadine sambil liatin cowok-cowok yang udah gaya-gayaan di atas tebing.

"Gue ke atas dulu, lo tunggu sini, jangan balik duluan." Ucap Manuel ke Dasha sebelom turun.

"There's a traitor here." Bisik Elina sarkas ke Nadine.

"Namanya juga baru, fall in love at the first sight itu." Jawab Nadine sambil ketawa pelan.

"Lo lebih baru lagi tolong ya, belom anniv ke 24 jam malah." Dasha gak mau kalah.

"Sumpah, daritadi gue di sini kayak nyamuk liatin mereka berdua" decak Elina kesal.

"Satu sama lah! Lo juga kalo ada Brandon gitu"

Sementara mereka ributin masalah jadi nyamuk, Nadine merhatiin cowok-cowok yang lagi atraksi itu.

Nggak nyangka aja kehidupannya di sekolah barunya bisa kayak gini, punya pacar dari salah satu cowok famous di sekolah dan temen-temennya juga oke.

Jujur ini yang dia harapin dari dulu, punya temen-temen yang baik, asik, sefrekuensi, dan pacar yang oke secara sifat dan fisik.

**

Selesai rafting, mereka bersih-bersih mandi dan segala macem.

Di kamar mandi perempuan banyak yang mandi bareng karena gak berani mandi sendirian, takut ada kecoa, laba-laba, atau apapun serangga yang mengerikan.

Sementara itu di kamar mandi laki-laki, banyak yang heboh minjem shampoo gara-gara pada gak bawa, sama ada beberapa yang teriak-teriak karena airnya dingin.

"Anjing dingin banget anjing!"

"Kemaren gue berniat gak mandi sampe pulang, tapi gara-gara rafting yakali basah-basahan ampe pulang."

"Cupu lo, gue berak di Swiss airnya lebih dingin dari ini"

Selesai mandi, Brandon masuk ke tendanya buat beres-beres dan ternyata di dalem udah ada Justin yang lagi tiduran pake kaos tanpa lengan doang.

"Lo gak siap-siap? Abis ini acara penutupan." Tanya Brandon sambil masukin barang-barangnya ke dalam tas.

"Mager, cape." Jawab Justin sambil guling-guling di tenda, bikin barang-barang yang ada di sana berantakan.

"Tolong ambilin celana gue dong tuh di ujung." Brandon nunjuk celananya yang ada deket Justin.

Justin ngambilin itu lalu ngasih ke Brandon. Tapi sebelom Justin lepasin tangannya, tangan Brandon lebih dulu ngambil itu, bikin tangan mereka sempet nyentuh satu sama lain.

Justin ngeraba tangan Brandon lalu natap dia dengan tatapan yang cowok itu gak ngerti. Sepersekian detik setelahnya, Brandon baru sadar dan langsung narik tangannya balik.

"Sorry I'm not, gay." Ucap Brandon pelan, takut nyinggung perasaan Justin.

"Fuck" umpat Justin lalu ngebalikin celana Brandon dengan ngelemparnya.

"Sorry, kalo abis ini lo jadi gak nyaman sama gue." Ucap Justin abis itu lanjut tiduran ngadep arah lain.

"It's fine, I'm not a homophobic."

"Btw bilangin si Gabriel tuh, gue gak bisa mintain obatnya terus karena susah juga ngomong ke boss gue."

"Hm, nanti gue bilangin. Udah ditransfer katanya yang kemaren."

Justin mengangguk pelan setelah itu dia keliatan mikir sebentar. "Sama itu, efek addictednya lebih kuat daripada yang biasa dia minum."

**

"Si Gabriel ini ciee baru punya pacar ya, Gab?" Tanya Pak Donny sambil ketawa pelan. Pak Donny ini guru matematika kelas 11.

"Oiya dong pak, saya juga nggak mau kalah sama bapak yang sering pamer foto bareng istri." Jawab Gabriel sambil sesekali ngeliat Nadine yang lagi makan es krim sama temen-temennya.

"Mantep banget kamu nih dapetnya cici cici"

"Biar bisa manjaan kalo sama yang lebih tua, pak."

"Aduh saya jadi kangen masa muda, co cwit banget kemaren nembaknya"

"Liburan pak sama istri biar bisa pacaran lagi hahaha." Jawab Gabriel lalu tertawa.

"Kalo liburan terus, duitnya dari mana? Anak udah dua, belom bayar cicilan."

Gabriel cuma senyum karena bingung jawab apa lagi, dia gak pernah ngerasain itu semua.

"Bantuin itu bawain tasnya, masa ceweknya disuruh bawa sendiri" kata Pak Donny pas liat Nadine jalan sambil bawa ranselnya yang segede karung beras 10kg.

"Yaudah pak, saya duluan mau bantuin ayang beb." Gabriel naruh tangannya di dahi kayak sikap hormat waktu upacara, lalu pergi nyamperin Nadine.

"Sini gue bawain" Gabriel ngerebut tas yang Nadine bawa.

"Aduh baik banget, kebetulan udah pegel-pegel punggung gue." Nadine mukul-mukul punggungnya yang mulai sakit karena bawa tas.

Gabriel mijit bahu Nadine sambil mereka jalan ke bus.

"Yang bener bawanya, ntar jatoh ada parfumnya itu"

"Pecah ya beli lagi" jawab Gabriel enteng.

"Kalo lo yang beliin sih gapapa"

"Iya, jajan ke mall di Paris sekalian."

**

Jam 4 sore Nadine baru sampai di rumah setelah 3 jam perjalanan pulang.

Pas lagi buang sampah, Nadine papasan sama seorang cewek yang baru keluar dari rumah Gabriel, yang diyakini sebagai kakaknya.

Nadine cuma senyum buat nyapa karena gak enak kalo dicuekin gitu aja, dia berniat langsung masuk karena udah cape banget, semalem dia cuma tidur 3 jam, tapi ternyata cewek itu malah menghampirinya.

"Hey, siapa nama lo?" Tanya Adelyn dengan senyum ramahnya.

"Nadine" jawab Nadine juga dengan senyumnya.

"Bisa ngobrol di dalem?" Tanya Adelyn sambil nunjuk pintu rumah Nadine yang kebuka sedikit.

Nadine mengangguk pelan "masuk aja"

"Gue Adelyn, kakaknya Gabriel, boleh kan ngobrol sebentar?" Tanya Adelyn seraya duduk di sofa dengan kaki menyilang.

Jujur Nadine agak gugup, udah kayak ketemu camer, padahal ini baru kakaknya.

"Gue boleh nanya tentang kalian? Gabriel gak pernah mau cerita tentang lo, katanya takut diambil hahahaa"

"Serius dia bilang kayak gitu?" Tanya Nadine sambil ketawa pelan.

Adelyn ngangguk meyakinkan "sejak gue pulang, dia udah makin gede dan nggak nyangka aja sekarang dia berani main ke rumah cewek yang tinggal sendirian." Ucap Adelyn sambil ngeliat sekeliling rumah Nadine.

Mendadak Nadine jadi panik, takut Adelyn mikir dia gak bener.

"Tenang aja, gue percaya kok sama kalian." Adelyn ketawa pelan liat ekspresi Nadine, bikin Nadine ikutan ketawa canggung.

"Kalian pacaran?" Tanya Adelyn to the point, niat awal dia emang pengen nanyain itu karena Gabriel gak akan mau cerita.

Nadine mengangguk pelan "i-iya baru sih, baru banget malah"

"Serius? Berarti gue belom ketinggalan info banget lah ya. Kapan dia nembak?."

"Kemaren, waktu camping pas acara api unggun" Nadine senyum-senyum sendiri inget kejadian semalam.

"Sumpah? Di depan semua orang? Dia dapet ide itu dari mana?" Tanya Adelyn gak percaya.

"Iya- gak tau, aku juga kaget pas dia tiba-tiba manggil." Jawab Nadine bingung harus milih kata gue atau aku, akhirnya dia milih yang lebih sopan.

"Ternyata dia bisa juga bersikap manis kayak gitu sama cewek, kirain cuma bisa ngomel-ngomel kayak ke gue." Ucap Adelyn pelan.

"Pokoknya gue ngerestuin hubungan kalian berdua, dan bilang aja kalo misalkan Gabriel macem-macem sama lo."

"Hahaha oke, makasih kak, oh iya kakak mau minum apa nggak? Biar aku ambilin."

"Boleh, apa aja deh yang lo ada."

Sementara Nadine di dapur, Adelyn manfaatin kesempatan itu buat liat-liat isi rumah Nadine, siapa tau ada yang disimpan orang tuanya di sini.

To be continued...

**

Gabriel

Nadine

Brandon

Justin

Adelyn

Aku berterima kasih banget sama kalian yang udah mau luangin waktu buat baca cerita ini, views, vote, dan komen dari kalian berarti banget buat aku.

See you next part, 拜拜👋🏻

Continue Reading

You'll Also Like

36.2K 4K 83
"Tapi lo nggak pernah menghargai gue sebagai cowo lo!!" "Maaf.." Kisah Cinta Segitiga terumit antara pacar dan musuh?πŸ’” WARNING!!! Ini bukanlah ceri...
13.9K 1.1K 37
HAI GAYS JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA OKE,DAN JANGAN JADI PLGIAT⚠️ **** Obsesi sang mantan yang merugikan banyak pihak.membuat sandrina harus t...
3.6M 38.3K 32
(βš οΈπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žπŸ”žβš οΈ) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] β€’β€’β€’β€’ punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
401K 29.5K 63
Masih SMA udah NIKAH! Bukan karena di JODOHKAN. Bukan karena kecelakaan saat PACARAN. Tapi karena saling CINTA. β€’β€’β€’ "Yaudah kalau gitu kita pacaran...