Nadine's Journal

By caa_chaa_0114

351 32 0

Cerita ini tentang Gabriel, bocah tengil anak orang kaya yang suka godain Nadine, kakak kelas sekaligus tetan... More

00 || Neighbors
01 || Netflix and Chill
02 || Sorry
03 || First Kiss
04 || I Like You
05 || Les Piano
06 || Curiga
07 || 3rd Movement
08 || Coffee
09 || Jamal
10 || Darrel
11 || Medicine
12 || Camping
13 || Bonfire
15 || Bule Jadi-jadian
16 || Video
17 || Grapes or Vanilla?
18 || Coke and Drunk
19 || Turn on
20 || Tristan Nayla
21 || Afterhour
22 || Arrested
23 || Psycho
24 || Taking Advantage
25 || The Result
26 || Brother
27 || Kebiasaan
28 || Comeback
29 || R8 V10
30 || Day With Darrel
31 || End of Us?
32 || Jerk and the Selfish
33 || Instagram Story
34 || Clarity
35 || Through Her Window
36 || My Fault
37 || Smoking Weed
38 || Beer Cycle
39 || Pool at Night
40 || Two Guy Kissing
41 || Bali Date
41 || Bad 4 U [SELESAI]

14 || Confidence in me

11 0 0
By caa_chaa_0114

Happy reading💚

Jangan lupa vote dan comment

**

"Bukannya lo gak doyan banana?" Tanya Brandon karena nyium bau asepnya.

"Perasaan lo doang kali"

Nadine buru-buru pergi sebelum mereka sadar kalo dia daritadi nguping.

Soal obat yang dikonsumsi Gabriel atau tentang dia ngerokok, Nadine gak gitu peduli. Tiap orang pasti punya dosanya masing-masing dan dia juga gak bisa ngelarang-larang cuma gara-gara mereka udah pacaran.

Daripada bikin cowok itu ilfeel, mending diem.

Playlist : Rangga Jones - confidence in me

"Did she know?"

"Siapa?" Tanya Gabriel yang gak peka kemana arah pembicaraan Brandon.

"Your girlfriend, about you and this pills."

Gabriel menggeleng lemah "gue takut dia marah karena ternyata cowoknya selemah ini."

"Menurut gue dia bukan orang yang kayak gitu. If she really loves you, she would accept all your flaws no matter what."

"Nanti aja gue bilang kalo udah tau dia beneran serius sama gue."

"Apa yang lo liat dari dia?" Tanya Brandon penasaran.

Selama ini Gabriel deket sama cewek, gak ada yang bener-bener dia pacarin bahkan dipublish kayak gini.

"Dia asik, mandiri, gak ngekang gue, pikirannya dewasa secara mental."

Brandon ngangguk setuju, dia juga liat itu dari Nadine.

"Disaat cewek lain pada ramah pas gue deketin, dia malah ngoceh-ngoceh. Itu bikin gue ngerasa apa gue kurang menarik sampe dia gak minat?"

"But you got her already"

"Effort banget gue anj! Dia tetep gak bisa dibikin baper dengan gampang. Beda sama your Elina cukup dikasih Dior udah dicium kan lo sama dia?"

"It's her culture."

"It's yours too"

"No, I'm Korean"

"But you speak English"

"I live in Canada when I was little."

"At least she shows that she really loves you." Gabriel tetap gak mau kalah, dia ngerasa hubungan Brandon jauh lebih baik darinya.

"Kita beneran mau adu nasib begini?" Tanya Brandon gak percaya

"Lo pernah hs sama dia?" Tanya Gabriel santai yang bikin Brandon langsung melotot.

"It's privacy!"

"Atau mungkin touching each other?" Tanya Gabriel lagi dengan nada nyebelinnya.

"Gue gak bakal jawab mau lo nanya sampe kapan pun, rese lo kalo nanya gituan."

"Yaelah, kalo udah cerita aja kali, gimana rasanya?" Tanya Gabriel sambil colek-colek Brandon dan naikin alisnya.

"Rasanya seperti mati lampu ya sayang"

"Anjing lo gue serius, malah nastar!" Gabriel mukul paha Brandon sampai bunyi lumayan kenceng.

"Shit, it hurts!"

"Lo berdua beneran saling cinta, apa nafsu doang?"

"Enough, nanti paru-paru lo bolong." Brandon ngerampas vape yang sejak tadi dihisap Gabriel dan nyimpen itu.

"Ikut-ikut kakak gue lo pake nyita-nyita segala!"

"It's for your goodness dude."

**

Jam 2 pagi Gabriel masih belum bisa tidur karena ngerasa gak nyaman di tempat asing. Dia keluar dari tendanya buat cari angin sebentar.

Gabriel duduk di depan tenda, udara di luar cukup dingin untuk cowok yang cuma pake kaos sama celana panjang itu, tapi dia biarin. Menurutnya itu bisa bikin dia tenang.

Selang lima menit kemudian, Jessy lewat sama temennya, kayaknya mereka mau ke toilet.

"Jess" panggil Gabriel pelan, bikin langkah mereka otomatis terhenti.

Jessy terpaksa nengok, padahal dia udah berusaha ngabain Gabriel, tapi malah cowok itu yang ngajak dia bicara lagi.

"Lo duluan gapapa? Gue mau ngomong bentar" kata Jessy ke temannya.

"Apa?" Tanya Jessy setelah tinggal mereka berdua.

Gabriel nepuk tempat di sebelahnya, nyuruh Jessy duduk.

"Lo sadar nggak, semalem lo baru nembak Nadine dan lo yang bilang sendiri kita udah selesai, terus sekarang lo mau apa lagi?" Tanya Jessy gak abis pikir.

"Kan gue bilang kita tetep temenan." Jawab Gabriel, dia narik tangan Jessy supaya duduk di sebelahnya.

"Lo baik-baik aja?" Tanya Gabriel yang terkesan cuma basa basi.

"Kenapa tiba-tiba nanyain gue?"

Jessy gak ngerti sama isi otak Gabriel, apa semua cowok baru nyari lagi pas udah kehilangan?

"Yang tadi lo omongin, siapa bilang gue gak suka sama lo? Gue punya perasaan, jelas gue pernah suka sama lo, kita dulu sedeket itu gue juga bisa luluh."

"Udah lah nggak usah muter-muter, lo mau ngomong apaan? Gue gak enak sama Nadine."

"Intinya lo gak seburuk itu, sampe gue gak ada perasaan sama lo. Gue pernah suka sama lo, tapi gue gak pernah nembak lo karena takut. Sorry."

"Lo nggak perlu minta maaf, sekarang juga udah kelar."

"Maaf kalo gue brengsek. Gue takut lo cuma mainin gue dengan nganggep gue anak kecil yang bisa lo bohongin."

Ucapan Gabriel bikin Jessy pengen ketawa geli, saat ini cowok itu bisa nunjukin sisi bocahnya yang menurut Jessy lucu.

"Makanya anak kecil tuh gak usah gegayaan pacaran sama yang lebih tua, kencing aja belom lurus lo!" Bales Jessy sambil tertawa.

Gabriel sedikit ngerasa terhina dengan kalimat itu, "diem deh, jangan ngungkit itu lagi."

"Sekarang lo udah berhasil move on?" Tanya Gabriel tanpa mikirin perasaan Jessy yang malu banget.

"Nggak semua yang gue omongin tadi tentang lo." Jawab Jessy yang jelas-jelas bohong.

"Gue cuma pengen bilang, lo pantes dapet yang cowok yang baik, yang bener-bener serius dan cinta sama lo."

Jessy gak nanggepin ucapan Gabriel, matanya mulai memanas. Nggak tau kenapa, udara malam yang dingin ini, ditambah suasana daerah pegunungan bikin dia jadi emosional.

Dia natap ke atas buat mencegah air matanya supaya gak jatuh, tapi air itu nggak berhenti dan akhirnya ngalir juga.

"Gue udah berusaha lupain lo, awalnya ngeliat lo sama Nadine rasanya sakit, gak rela. Tapi gue sadar kalo gak ngelupain lo malah nyakitin diri gue sendiri." Ujar Jessy sambil ngeliat ke arah lain karena gak mau Gabriel liat dia nangis.

"Di saat gue udah mulai bisa move on, lo malah dateng dan ngomong kayak gini bikin gue ragu. Tolong kalo gak bisa ngasih kepastian gak usah ngucapin kata-kata yang bikin gue luluh."

"Gue minta maaf kalo nyakitin lo." Ucap Gabriel pelan.

Jessy berdiri dari tempatnya, "Gue gak pernah marah sama lo karena gue sadar kalo gue yang mulai masalah ini, gak jujur sama lo, jadi gue harus terima konsekuensinya."

Jessy nyisir rambutnya ke belakang sebelum lanjutin ucapannya

"Jangan suka nyakitin perempuan, jangan mainin mereka kalo lo gak serius, lo gak bakal tau gimana rasanya. Gue harap lo serius sama Nadine." Lanjutnya sebelum pergi sambil menghapus air mata yang membasahi pipinya.

**

Jam 6 pagi mereka udah harus bangun untuk senam pagi, sarapan, dan siap-siap buat outbound.

"Is it tight enough?" Tanya Brandon setelah bantu Elina masang safety beltnya.

Elina ngejawab dengan anggukan kepalanya.

"Okay be careful" Brandon meluk Elina sekilas dengan satu tangannya sebelum dia harus balik ke kelompoknya.

"You too babe!"

"Liat, lo gak mau apa gue pasangin kayak gitu?" Tanya Gabriel yang tiba-tiba muncul.

"Telat lo datengnya, liat nih udah kepasang semua." Jawab Nadine sambil nunjuk pengaman yang udah terpasang sempurna di badannya.

"Susah emang punya pacar kelewat mandiri, mau dibantuin pun dia udah bisa sendiri." Gumam Gabriel yang bikin Nadine senyum kecil.

"Yaudah sini gue aja yang pasangin helm lo." Nadine ngambil helm yang nganggur di tangan Gabriel dan makein itu di kepalanya.

"Malu anjg, malah kebalik gini!"

"Ssst udah diem, jangan banyak protes!" Nadine ngeletakin jari telunjuknya tepat di depan bibir Gabriel dan bikin cowok itu terdiam sambil natap Nadine dan jarinya secara bergantian.

Gabriel ngambil tangan Nadine dari bibirnya lalu menggenggamnya dan ngecup punggung tangan gadis itu.

"Pasti bau rendang" Nadine narik tangannya dari Gabriel sambil ketawa iseng terus lari.

"Sembarangan lo, gue pake obat kumur tiga ratus ribu!" Teriak Gabriel sambil ngejar Nadine.

Mereka kejar-kejaran diliatin sama anak-anak lain, salah satunya Brandon yang lagi sendirian karena gak sekelompok sama Elina.

Nadine sengaja ngumpet di belakang Brandon, berharap cowok itu bisa nahan Gabriel supaya stop ngejar dia.

"What the fuck are you doing here?" Tanya Brandon yang terkejut.

"Temen lo noh" Nadine nunjuk Gabriel yang lari ke arahnya.

"Gosh, he's a piece of work" Desis Brandon, "by the way, congrats for the official with my bud's."

"Thank you" jawab Nadine sambil naikin alisnya sebagai balasan.

"Dude, stop it! Lo gak malu apa?" Brandon nahan Gabriel, lalu ngeliat Nadine yang sembunyi di belakangnya.

"Nyenyenye pacar lo mana? Sendirian aja tumben."

"Shut up, you know it already."

"Dih, marah. Ya bukan salah gue kalo lo berdua gak sekelompok."

"I'm out, bye." Kata Brandon lalu pergi dari mereka.

"Ngambekan banget itu anak"

"Gue juga kalo jadi dia males join sama temen yang ada pacarnya."

"Oh ngebela, yaudah pacaran aja sono sama si Brandon." Gabriel pura-pura ngambek.

"Kok lo jadi ikutan marah sih?" Tanya Nadine heran, mood Gabriel suka berubah-ubah, sifatnya juga.

Kadang cowok itu bisa dewasa, kadang balik lagi kayak anak kecil.

"Bareng gue jalannya, jangan jauh-jauh, apalagi kalo sampe diajak ngobrol sama si Jamal." Gabriel menggandeng tangan Nadine erat.

"Kenapa? Merasa tersaingi lo sama dia?" Tanya Nadine nantangin.

"Lo tuh ya, gue tau dia suka sama lo dari cara dia natap lo." Bisik Gabriel di telinga Nadine sambil meluk bahunya dari belakang.

"Sana ih, banyak orang" Nadine ngelepas pelukan Gabriel, bikin cowok itu masang wajah bt.

"Terus aja kayak gitu, kenapa sih? Malu pacaran sama gue?" Tanya Gabriel kesel.

"Jangan mulai, gue cuma gak mau dibilang caper gara-gara deket sama lo." Ucap Nadine pelan.

"Lo pacar gue apa salahnya? Hilangin pikiran negatif lo." Gabriel benerin rambut Nadine yang nutupin wajahnya.

To be continued...

**

Aku berterima kasih banget sama kalian yang udah mau luangin waktu buat baca cerita ini, views, vote, dan komen dari kalian berarti banget buat aku.

See you next part, 拜拜👋🏻

Continue Reading

You'll Also Like

36.2K 4K 83
"Tapi lo nggak pernah menghargai gue sebagai cowo lo!!" "Maaf.." Kisah Cinta Segitiga terumit antara pacar dan musuh?💔 WARNING!!! Ini bukanlah ceri...
7.1K 5K 8
Bagaimana jika kamu dipertemukan kembali oleh takdir , dan takdir itu adalah teman masa kecil mu, namun kau sangat membencinya ....? JANGAN LUPA FOL...
132K 6.8K 50
Dimas Alif, seorang kapten basket di Universitas Gadjah Mada. Sikapnya yang ramah dan aktif berorganisasi membuatnya hampir dikenal oleh seluruh maha...
192 64 12
Happy reading Kemenangan SMA High Internasional School dalam lomba sains membuat High Internasional School menjadi juara bertahan Apalagi Naomi yang...