Nadine's Journal

By caa_chaa_0114

351 32 0

Cerita ini tentang Gabriel, bocah tengil anak orang kaya yang suka godain Nadine, kakak kelas sekaligus tetan... More

00 || Neighbors
01 || Netflix and Chill
02 || Sorry
03 || First Kiss
04 || I Like You
05 || Les Piano
06 || Curiga
07 || 3rd Movement
08 || Coffee
09 || Jamal
10 || Darrel
11 || Medicine
12 || Camping
14 || Confidence in me
15 || Bule Jadi-jadian
16 || Video
17 || Grapes or Vanilla?
18 || Coke and Drunk
19 || Turn on
20 || Tristan Nayla
21 || Afterhour
22 || Arrested
23 || Psycho
24 || Taking Advantage
25 || The Result
26 || Brother
27 || Kebiasaan
28 || Comeback
29 || R8 V10
30 || Day With Darrel
31 || End of Us?
32 || Jerk and the Selfish
33 || Instagram Story
34 || Clarity
35 || Through Her Window
36 || My Fault
37 || Smoking Weed
38 || Beer Cycle
39 || Pool at Night
40 || Two Guy Kissing
41 || Bali Date
41 || Bad 4 U [SELESAI]

13 || Bonfire

6 0 0
By caa_chaa_0114

Happy reading💚

Jangan lupa vote dan comment

**

"Thank you, Sha. Bagus-bagus banget ini kata-katanya, terakhir kita pilih cowok kali ya? Daritadi udah cewek terus nih." Johnny nyamperin Jeff buat diskusi kira-kira siapa yang bakal mereka pilih terakhir.

"Lo deh, yang banyak fans adik kelasnya" Jeffrey nunjuk Gabriel.

"Kak Gabriel saranghaeeee" teriak seorang adik kelas diiringi sorakan teman-temannya.

"Gile gile! Langsung disambut sama fansnya" komentar Jeffrey sambil geleng-geleng kepala.

Gabriel cuma senyum kecil nanggepin itu, pandangannya ngeliat ke segala arah buat nyari keberadaan seorang gadis di antara kerumunan orang.

"Gabriel matanya kecil banget, melek dikit ngapa" teriak Charlie dan langsung diikuti ketawa receh Brandon.

"Diem lu berdua!" sinis Gabriel, dia nanggung malu depan tiga angkatan.

"Go dude come on, you can do it!" Teriak Brandon buat nyemangatin cowok itu.

"Sorry, tapi gue gak bakal nyampein kesan pesan karena isinya rata-rata sama, kalian juga bakal bosen kayaknya kalo denger yang mirip-mirip lagi dari gue." Gabriel menjeda kalimatnya sejenak, dia tarik napas dalam buat mikirin kata selanjutnya.

"Selama Gabriel yang ngomong gue mah gak bakal bosen!" Teriak seorang murid perempuan.

"Feel free, bro, omongin apa aja yang lo mau." Kata Johnny meyakinkan.

"Mungkin gue gak bisa nyatain ini sesuai yang lo harapin, gue gak bisa seromantis Romeo dan Juliet ataupun Jack and Rose, gue juga gak bisa bacain lo puisi yang sampe bikin lo terharu karena nilai Bahasa Indonesia gue pas-pasan."

Gabriel menjeda kalimatnya sejenak "Tapi gue bisa nyanyiin lagu ini buat lo. Ada gitar ga?" Tanya Gabriel ke Jeffrey yang duduk 3 meter di depannya.

Jeffrey langsung ngasihin gitarnya, sedangkan Charlie mulai ketukan lagunya pake kursi bakso yang dia dudukin karena di sini gak ada cajon.

Gabriel mulai metik gitarnya, bikin semua orang yang tadinya sibuk sendiri langsung nyimak dan sorakan riuh menyeruak di awal cowok itu nyanyi.

Hit me up

I'll come and get you at the train station

Head down the 405

Two o'clock

I drop you off down at your grandparents

I'll park my car, say hi

L

et's meet up by the bonfire

Baby the moon's gonna be crazy

'Cause I think I'm in love with you

"Aaaaakkk tolong mau mati gue dengernya!"

"Udah gak bernyawa sih gue."

"Sisain satu plis cowok kayak gini!"

"Emang boleh secandu ini suaranya?"

Gabriel ngangkat tangannya buat isyarat supaya sorakan mereka berhenti.

"Ini buat lo, cewek di baris ketiga yang pake bucket hat Converse putih." ucap Gabriel lantang.

Nadine yang awalnya mainin kuku langsung ngangkat wajahnya karena merasa ciri-ciri itu mirip dirinya.

"Yang merasa memenuhi kriteria yang disebut Gabriel maju dong" kata Jeffrey sambil ngeliat ke arah Nadine.

Gabriel nyamperin Nadine yang duduk agak belakang, murid lain di depannya langsung paham dan ngasih Gabriel jalan.

Cowok itu narik tangan Nadine sampai ke tengah dan menggenggam kedua tangan gadis itu.

"Lo tau nggak, gue deg-degan parah buat ngomong ini di depan banyak orang." Gabriel naruh tangan kanan Nadine di dada kirinya. Cuma gadis itu yang bisa denger suaranya sekarang.

Nadine bisa ngerasain detak jantung Gabriel yang berdetak gak teratur.

"Ci Nadine tukeran posisi yukk" teriak seorang adik kelas dari circle yang sama kayak yang neriakin Gabriel tadi.

"Mamiiii mau punya cowok secepatnya!"

"Nyari dimana ya cowok modelan begini?"

Tingkah Gabriel bikin banyak orang gemes sendiri sama mereka.

"Gue harap lo bisa ngasih jawaban yang gue harapin, gue serius. Please jangan bikin malu gue di depan mereka." Ucap Gabriel sungguh-sungguh.

"Emang lo mau bilang apa?" Tanya Nadine dengan senyum malu-malu, tapi tetap becandain cowok itu.

"I like you and I think you like me too. After all we have been through, how about making us exclusive?" Tanya Gabriel di micnya, Nadine bisa lihat dari matanya kalo cowok itu sungguh-sungguh.

"GUE IRI GUE BILANG!" Teriak seseorang lagi

Gadis itu mengangguk pelan, "I do wanted to" jawab Nadine sambil senyum lebar lalu nyembunyiin mukanya dibalik telapak tangannya.

Jujur Nadine malu banget diginiin, tapi ekspresinya gak bisa bohong kalo dia seneng banget.

Gabriel meluk Nadine buat nyembunyiin wajah gadis itu di dadanya, lalu dia ngecup pucuk kepala Nadine sekilas, setelah itu ngelepas Nadine.

Gadis itu langsung lari balik lagi ke tempatnya.

"Congrats, gurl! It's the sweetest way to confess that I've ever heard. I wish Bran did that too."

"Aaaaa gatau ah pengen ngilang gue!" Nadine masih nyembunyiin wajahnya di lengan saking malunya, semua tatapan tertuju padanya sekarang.

**

Pukul 10 malam, acara api unggun baru selesai, dilanjut dengan acara Barbeque.

Ada beberapa murid yang bertugas buat bakar-bakar makanan, salah duanya Nadine sama Dasha.

"Ini gue yang bakarin terus lo yang siapin piring sama taroin yang masih mentah ya?" Ucap Nadine sambil sibuk bolak balik daging yang lagi dibakar.

"Yaudah, takut gosong gue kalo ngebakar" jawab Dasha sambil siapin piring terus duduk bentar sampe makanannya mateng.

"Lo sejak kapan sama Manuel?" Tanya Nadine penasaran.

Dasha keliatan berpikir sejenak, "sejak ketemu di minimarket."

Jawaban Dasha nggak spesifik banget menurut Nadine.

"Kok bisa? Tiba-tiba gue liat waktu itu udah berduaan aja lo"

"Gimana ya, kejadiannya juga cepet banget, gue ketemu dia abis les terus ngobrol yaudah deh deket." Jawab Dasha dengan senyum mesem-mesemnya.

"Secepet itu? Kapan prosesnya?" Tanya Nadine makin penasaran.

"Ya lo tau sendiri, pandangan pertama itu emang suka gak terduga hahaha"

"Cielah gaya banget, sama adek kelas lagi." Balas Nadine yang gak inget kalo barusan dia udah resmi sama Gabriel.

"Lo gak ngaca? Sendirinya juga sama brondong!"

"Oh iya lupa. Btw waktu itu lo di sekolah kenapa sih?" Tanya Nadine karena belum dapet jawaban soal itu.

"Hah yang mana?" Tanya Dasha pura-pura gak inget.

"Yang lo mendadak marah-marah terus kabur gitu aja"

"Oh waktu itu gue lagi cape aja, semalem belajar terus pulang sekolah gue masih ada les, kegiatan osis juga lagi banyak karena ngurus camping."

"Kan, apa gue bilang osis tuh beban, pulang sekolah udah siang, belom rapatnya."

"Tapi seru tau, banyak temen baru!"

"Huh, gak relate buat kaum introvert, menguras energi you know."

"Yaya terserah lo"

"Nih udah mateng, mana piringnya?"

Nadine ngelepas sarung tangannya abis selesai naruh daging di piring.

"Gue pengen pipis, lo lanjutin dulu bisa kan? Jangan sampe gosong." Ujar Nadine abis itu pergi ke belakang.

"Sini gue bantuin" Manuel tiba-tiba dateng dari arah depan.

"Lo bisa?" Tanya Dasha gak yakin.

"Gini-gini gue jago masak di rumah, masakan gue lebih enak malah daripada nyokap." Jawab Manuel bangga.

"Yaudah nih yang belom" Dasha ngasih kotak isi daging mentah dan langsung dibakar sama Manuel.

"Lo ngomong apaan sama si Nadine?" Tanya Manuel santai tapi Dasha tau kalo cowok itu serius.

"Nggak ngomong apa-apa" jawab Dasha dengan nada malas.

"Awas kalo sampe lo ngomong macem-macem!" Manuel mengusap rahang Dasha lalu tersenyum puas.

"Hm" Dasha memalingkan wajahnya dan menepis tangan Manuel kasar.

"Lo gak lupa kan?" Tanya Manuel dengan bisikan.

**

Selesai dari toilet, Nadine gak balik ke Dasha karena liat ada Manuel di sana. Dia mutusin buat jalan-jalan cari angin karena sesek deket api terus.

Nadine berniat menyendiri di deket tenda paling ujung karena sepi, tapi pas sampe sana, ternyata ada dua cowok yang lagi ngobrol ngebelakangin dia.

Nadine meneliti dua orang itu, ternyata Gabriel sama Brandon.

"Sejak kapan lo minum ini?" Tanya Brandon sambil ngasih satu tablet obat yang diminta Gabriel.

"Belom lama, tapi gue sempet berhenti gara-gara diambil Adelyn." Gabriel nerima obat itu lalu nyobek bungkusannya dan meminumnya.

"Dia tau?" Tanya Brandon agak kaget karena temannya ini masih nekat cari di tempat lain.

"Hm, tapi aman, dia masih bisa diajak kongkalikong"

"It's not good for your brain, bisa bikin halusinasi, ngantuk, or even the worst penglihatan lo burem." Brandon ngingetin Gabriel tanpa sadar dia sendiri yang ngejerumusin temennya.

"Gue tau, udah berusaha ngurangin juga, cuma gue minum kalo gak bisa tidur atau kalo di tempat asing kayak gini. Kadang gue suka parnoan."

"Gue gak bisa mintain terus-terusan karena akses mereka juga susah." Ucap Brandon supaya Gabriel gak terus bergantung sama obat itu.

"Yaudah nanti gue cari di tempat lain lagi."

"Kenapa lo gak beli dari yang dulu lo langganan?" Tanya Brandon heran, harusnya Gabriel masih bisa beli walau obatnya disita.

"Takut Adelyn nemuin alamatnya."

"Gue ngerti masalah lo dan itu emang gak gampang ngatasinnya, but please don't drive after consume it."

Gabriel cuma ngangguk pelan lalu ngeluarin vapenya.

"The fuck? Sekarang malah makin gak bener lo!" Brandon ngedorong keras bahu Gabriel sambil ketawa pelan.

"Ternyata bener, ngerokok tuh bikin kecanduan dan tenang walau sebentar." Ucap Gabriel santai sambil ngisep vapenya.

"Bukannya lo gak doyan banana?" Tanya Brandon karena nyium bau asepnya.

"Perasaan lo doang kali"

To be continued...

**

Gabriel

Nadine, si malu-malu tapi mau😏

Brandon

Manuel

Dasha

Aku berterima kasih banget sama kalian yang udah mau luangin waktu buat baca cerita ini, views, vote, dan komen dari kalian berarti banget buat aku.

See you next part, 拜拜👋🏻

Continue Reading

You'll Also Like

TITANIA By IthaFia

Teen Fiction

3K 105 67
Tita yang sejak kecil tinggal di London hanya ditemani oleh bodyguard pribadinya diminta untuk pulang menetap di Indonesia menjelang pernikahannya. T...
31.9K 1.3K 51
"Aku benci sama kamu" Kata kata itu yang hampir setiap hari aku teriakan ketika saat bertemu denganmu,kamu yang jail , suka banget ganggu kehidupan o...
36.2K 4K 83
"Tapi lo nggak pernah menghargai gue sebagai cowo lo!!" "Maaf.." Kisah Cinta Segitiga terumit antara pacar dan musuh?💔 WARNING!!! Ini bukanlah ceri...
3.5M 52.3K 32
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...