OMOOO INI MASIH TERMASUK DOUBLE UPDATE GA SIHHH?
PADAHAL UDAH GUE BUAT DARI SORE TP BARU BISA UPLOAD SKRG:(( MAAPINN
ENJOYYY!
------------
Ku buka bajunya dengan kasar hingga terdengar suara robekan kain dari sana. Benang-benang ini menghalangiku melihat tubuh indah Natalie.
Tangannya sedari tadi mendorong dadaku, kadang kala dia menonjok bahuku kuat. Sayangnya tidak berasa apa-apa.
Bibirnya yang bergetar membuatku gemas ingin menghentikannya. Ku cium bibir itu kasar dan memburu, sengaja ku cengkram dagunya agar tidak dapat menghindar.
Rasanya manis, salivanya sangat nikmat dan memabukkan.
"Hmm, l-lepas," rintihnya tidak jelas di telingaku.
Fokusku malah pada lidahnya yang bergerak, seakan menggoda ku.
Tidak membuang kesempatan, ku masukkan lidahku ke dalam mulutnya hingga refleks dia menganga lebih lebar. Napasnya terengah-engah dan berulang kali lidahnya mendorong, membuatku malah semakin bernafsu.
Tangannya yang tidak berhenti mendorong, ku cengkram dengan kuat di atas kepalanya hingga tidak dapat bergerak lagi. Tidak ku pedulikan rintihannya yang kesakitan atas tindakanku.
Perutku terasa penuh dengan bunga-bunga merasakan manisnya mulut Natalie.
Namun, air mata itu menggangguku. Keningku mengerut saat semakin lama bibirnya terasa asin. Ditambah lagi dengan sesegukannya yang mengganggu pendengaran.
Sontak mataku terbuka dan terkejut melihat wajah cantiknya yang berantakan. Matanya terpejam erat dengan pipi yang memerah. Belum lagi luka gores dan bekas darah yang berada di belakang leher Natalie, membuatku merasa sangat marah.
"AGHH SIAL," teriakku kencang sambil meremas bantal.
Natalie yang terkejut sontak membuka matanya dan menatapku bingung. Masih tersisa air mata di sana, membuatku tampak sangat brengsek.
Ku lempar bantal ke arah lemari hingga menimbulkan suara pecahan kaca yang sangat kuat.
Melihat Natalie menangis dan ketakutan di hadapanku, meruntuhkan nafsuku yang sudah di ujung tanduk.
Tubuhnya menolakku, bagaimana mungkin aku tetap memaksanya.
Akhirnya aku bangkit dari kasur dan membebaskannya dari pelukan. Ku jauhi Natalie dengan langkah berat dan duduk di pojokan dinding.
"Pergilah, Nat,"
Sepuluh menit lagi tepat tengah malam. Badanku sudah gemetaran dan bagian bawah sana menegang sempurna, meminta untuk dilepaskan.
Dengan cekatan aku mengambil kembali rantai besi dan mengikatkan tangan kaki ku di sana.
Kepalaku bersandar pada tembok dan meratapi nasibku malam ini yang hanya bisa main sendiri. Ku peluk bantal dengan kuat, melampiaskan rasa inginku mengurung Natalie.
"Kau benar, Al, aku pun tidak sanggup menyakitinya. Tenanglah, aku akan menemanimu, Al," ucap Rolf di dalam pikiranku.
Jujur saja aku sedikit terkejut mendengar ucapannya. Baru kali ini aku mendengar Rolf se-pasrah itu. Entah kemana sosok keras kepalanya tadi yang menyuruhku memperkosa Natalie.
Tidak ku sangka, dia pun tidak kuat melihat wanitanya menangis.
Wajahku masih menunduk, tidak mau mempedulikan Natalie. Mungkin dia sudah pergi dan meninggalkanku. Aku tidak akan mengejarnya lagi.
Setidaknya aku sudah memberitahunya jalan aman agar tidak terserang werewolf lagi. Kaum kami benci keramaian, karena itulah aku menyuruhnya untuk lewat jalan raya.
Namun, bayangan seseorang di hadapanku mengalihkan pikiran. Hanya dari bayangannya saja, aku dapat menebak postur tubuhnya yang cantik itu, Natalie.
Spontan aku mendongak dan melihatnya berada di hadapanku. Dia mengusap matanya, menghapus air di sana dan menatapku sayu.
Tangannya yang terangkat itu menampilkan dadanya lebih jelas. Pipinya yang merah juga tampak imut di mataku.
"A-aku akan membantumu, Al. Ajari aku, tapi hmm jangan sampai masuk, aku belum siap," ucapnya dengan nada gugup. Matanya tidak mau menatapku dan bibir merahnya dia gigit seakan menggodaku.
Sedangkan aku, masih menganga, mencerna apa yang Natalie ucapkan. Pikiranku terasa blank dan mataku hanya terpaku pada kecantikannya.
Perlahan, Natalie terduduk dan membantuku melepas rantai besi ini. Entah kekuatan darimana, dia bisa mengetahui letak kuncinya.
Walaupun tangannya bergetar, dia tetap membukanya secara hati-hati, tidak ingin menyakitiku.
Tanpa dia sadari, setiap sentuhannya membuatku merinding kegelian. Hal ini membangkitkan hasratku lagi untuk menerkamnya.
Tidak, tidak boleh. Aku tidak akan membuat Natalie menangis lagi.
"Aku sudah menyuruhmu pergi, Nat. Sana, pergi saja hus hus. Aku tidak butuh kau," sindir ku dengan merenggut tidak suka.
Pipiku mengembung dengan bibir mengerucut ke depan. Walaupun begitu mataku tetap menatapnya was-was, takut Natalie benar-benar pergi dari hadapanku.
Bagaimanapun, ini kesempatan langka. Jarang-jarang Natalie menyodorkan tubuhnya padaku.
Bahkan Rolf sudah kesenangan di dalam sana dengan mengaum berulang kali.
Mendengar ucapanku, bukannya tersinggung, Natalie malah sedikit tertawa dan tersenyum cantik setelahnya. Tangannya tiba-tiba saja mencubit pipiku dan menariknya kencang.
"Baiklah aku pergi," ucapnya singkat yang menusuk hati.
Setelah membuka rantai besiku, dia hanya tersenyum menggoda dan berdiri seakan ingin menjauhiku.
Dengan cepat aku menahannya dan membawanya ke atas kasur. Untungnya kali ini Natalie tidak menolak, dia malah tertawa geli di belakangku.
Bajunya yang sudah robek sana sini, ku tarik lebih kuat sampai bentuknya mengenaskan. Ku buang baju itu jauh-jauh hingga kini Natalie hanya mengenakan dalaman.
Tatapannya yang menatapku dalam, terlihat ketakutan dan kegugupan di sana.
Jantungnya terasa berdetak kencang dan napasnya memburu. Dia pasti takut aku akan kembali kasar.
"Aku tidak akan menyakitimu, sayang. Kali ini kita akan melakukannya dengan perlahan, okey?" Tanyaku yang dijawab dengan anggukan olehnya.
Bibirnya tersungging, mencoba tersenyum dan tangannya membalas genggaman tanganku, mencoba percaya.
Tanpa berlama-lama ku dekati wajahnya dan ku cium bibirnya dengan lembut. Tidak ada paksaan kali ini. Bahkan saking pelannya, mata Natalie sampai terpejam indah seakan sedang menikmati pergerakanku yang melumat bibirnya.
Bibirnya terasa manis dan candu. Terasa aroma lavender yang kuat di sana, aku menyukainya.
Yang tidak ku duga adalah Natalie membalas ciumanku. Walaupun masih kaku, dia melakukan persis seperti apa yang ku lakukan.
Dengan berperasaan, dia ikut melumat bibirku dan menghisapnya. Darahku mendesir hebat hanya karena sentuhannya yang kecil ini, seperti tersetrum listrik.
Perlahan, ku lepas bibirnya dan ku tatap wajahnya yang sayu. Dari sorot mata itu saja, aku tahu bahwa Natalie pun menginginkannya.
Pahanya yang mengangkang, membuat milikku merasakan lipatannya lebih dalam. Padahal masih tertutupi celana ketat, akan tetapi rasanya seperti aku menyentuhnya secara langsung.
Aku bisa gila hanya dengan membayangkan milikku masuk ke kemaluannya. Apa rasanya sempit? Aku penasaran.
Menggigit bibir dalam, aku merasa frustrasi karena keinginanku hanyalah halusinasi semata.
Kau tidak boleh bertingkah lebih jauh, Al, tidak boleh menakuti Natalie, tekan ku pada diri sendiri.
"Ayolah, Al, coba sedikit saja. Natalie tidak akan tahu jika kau pura-pura terjatuh, please, aku ingin merasakannya juga," mohon Rolf kembali dengan otak mesumnya itu.
Tiba-tiba saja raut wajah Natalie menatapku takut, akan tetapi tidak menolakku yang masih menciumnya.
Berpura-pura, tanganku hilang keseimbangan dan badanku terjatuh menimpa tubuhnya. Dengan sengaja ku majukan pinggulku hingga terasa semakin masuk ke pahanya.
Rasanya sangat sempit hanya mencobanya dari luar saja. Aku tidak kuat lagi.
Dengan terburu-buru aku mengambil rantai besi itu dan mengikatkan tanganku pada kasur. Natalie yang bingung, mengerutkan keningnya dan menatapku bertanya.
Kali ini kunci rantai besi itu ku buang jauh-jauh, hingga tidak ada kesempatan untuk Natalie membukanya.
Hanya ini yang bisa ku lakukan agar tidak menerkam Natalie, yaitu menahan diriku sendiri.
Ku bawa tubuhnya ke atas pangkuanku hingga kini kakinya mengangkang tepat di milikku, terasa sangat menggelikan di bawah sana.
"Tolong puaskan aku, Nat. Aku tidak akan menyentuhmu, karena itu sekarang giliranmu, sayang. Jilat aku, aku menginginkannya! Bagian bawahku juga! Aku ingin merasakan mulutmu di sana, cantik."
--------------
AAAAA SIAPA YG GASABAR SELANJUTNYAAA??? TEBAK NATALIE BAKAL NGAPAIN ALEX? AHAHAHAHA
NINU NINU DEWASAA!!! DI KARYA KARSA YAHH
BTW YG MASIH NNYA KENAPA DI KARYA KARSA TERUS SIH KAK
1. KARNA INI ADEGAN DEWASA, BAHAYA!! GUE UDAH TRAUMA KENA TEGUR WATTPAD, APA KALIAN MAU CERITA INI ILANG?:(
2. GA BISA NYANGKAL, GUE BUTUH DUIT JUGA. BCOZ BUAT SATU CHAPTER AJA CAPE BGT WOII BISA BERJAM JAM. YU BISA APRESIASINYA DIKITTT AJA BIAR GUE SENENG GITU
TAPI JUJUR BACA KOMEN KOMEN KALIAN JUGA UDAH SENENG BGT SIHHH! THANK U YAHH YG UDH NGERTIIN KENAPA HARUS DI KARYA KARSA HUHUHU
KADANG GUE NGERASA BERSALAH JUGA JUJUR, TAPI CAPE NYA GABISA BOONG:(
OIYAAA SPECIAL BAB INI DI KARYA KARSA CMN 4 RB AJAAA! DAN INI EKSKLUSIF 1500+ WORDS, AGAK GILA SIH BUATNYA
INII SPOILERNYAA
"Seperti ini saja?" tanyanya mulai meremehkan.
Spontan senyumku terbit mendengarnya, Natalie mulai percaya diri memainkan milikku. Lambat laun ku lepas tanganku hingga tidak lagi menuntunnya.
Seperti dugaanku, Natalie bisa menggerakkannya sendiri. Tidak lagi ragu, tangannya terasa semakin cepat di milikku.
"Ahh ya enak sayang," desahku. Rasanya tubuhku semakin sensitif akibat sentuhannya.
Merasa kurang licin, ku ambil tangannya dan ku jilat menggoda.
INIII LINKNYAA
https://karyakarsa.com/Raessyyy/pet-me-im-your-wolf-449835
JANGAN LUPA VOTE KOMENNYA YAAA
LOVE YOUUU🤍