Nadine's Journal

By caa_chaa_0114

351 32 0

Cerita ini tentang Gabriel, bocah tengil anak orang kaya yang suka godain Nadine, kakak kelas sekaligus tetan... More

00 || Neighbors
01 || Netflix and Chill
02 || Sorry
04 || I Like You
05 || Les Piano
06 || Curiga
07 || 3rd Movement
08 || Coffee
09 || Jamal
10 || Darrel
11 || Medicine
12 || Camping
13 || Bonfire
14 || Confidence in me
15 || Bule Jadi-jadian
16 || Video
17 || Grapes or Vanilla?
18 || Coke and Drunk
19 || Turn on
20 || Tristan Nayla
21 || Afterhour
22 || Arrested
23 || Psycho
24 || Taking Advantage
25 || The Result
26 || Brother
27 || Kebiasaan
28 || Comeback
29 || R8 V10
30 || Day With Darrel
31 || End of Us?
32 || Jerk and the Selfish
33 || Instagram Story
34 || Clarity
35 || Through Her Window
36 || My Fault
37 || Smoking Weed
38 || Beer Cycle
39 || Pool at Night
40 || Two Guy Kissing
41 || Bali Date
41 || Bad 4 U [SELESAI]

03 || First Kiss

24 3 0
By caa_chaa_0114

Happy reading💚

Jangan lupa vote dan comment

**

Jam 8 malam Nadine baru pulang ke rumah seperti biasanya. Dia harus ngajar les dari jam 5 sampe jam 8. Untungnya tempat lesnya deket jadi Nadine gak perlu lama di perjalanan.

Nadine baru aja mau masuk kamar mandi, tiba-tiba ada yang buka pintu kamarnya.

"Lo sering lupa kunci pintu ya?" Tanya Gabriel sambil jalan santai liat-liat interior kamar Nadine.

"Lo ngapain di sini?" Tanya Nadine panik, untung dia selalu buka baju di kamar mandi.

"Main aja iseng, di rumah gak ada yang menarik."

"Cari temen lo lah!"

"Lagi gak mood"

"Cari pacar sono biar gak gangguin gue."

"Lo aja gimana yang jadi pacar gue?"

Nadine menghela napasnya kasar, "di sini bukan tempat main ataupun iseng, pulang sana gue cape."

"Cape abis ngapain lo?" Tanya Gabriel sambil jalan ke arah Nadine.

"Pulang malem-malem mulu lagi tiap hari, open bo?" Lanjutnya.

"Nggak ada kali orang open bo pulang sepagi ini." jawab Nadine gak peduli, dia pura-pura sibuk main hp supaya cowok itu ngerasa diabaikan.

Gabriel makin ngedeketin Nadine lalu ngukung gadis itu di tembok dan nyentuh dagunya.

"Daripada kerja begitu sama orang lain mending sama gue" bisik Gabriel tepat di depan bibir Nadine, "lo mau berapa deh, tinggal sebut." Lanjutnya.

Nadine natap Gabriel sengit, "Lo punya sopan santun gak sih? Mikir gak kalo orang tua lo yang dibilang begitu, marah gak?" Nadine ngedorong tubuh Gabriel kasar lalu menjauh dari cowok itu.

Gabriel cuma diem karena kaget sama respon Nadine yang gak terduga.

"Lo pasti sering kayak gitu sama cewek, dan mungkin mereka mau sama lo, tapi sorry gue bukan orang yang bisa lo ajak tidur seenaknya."

"Orang tua lo pernah ngajarin lo buat nawar cewek kayak gitu?" tanya Nadine lagi dengan santai, namun dalam hatinya dia marah.

"Sorry, gue kelewatan." Ucap Gabriel pelan.

"Lo gak ngerti rasanya cape pulang kerja yang beneran kerja, bukan ngobral kayak yang lo bilang karena lo belom pernah ngalamin." Nadine ngeluapin isi hatinya karena udah cape banget hari ini dan bikin dia jadi emosional.

Dia terus kepikiran sama hidupnya kedepan, orang tuanya mulai gak bisa dihubungin dan mereka gak ngirim uang sama sekali sejak 3 bulan yang lalu.

"Lo harusnya bersyukur dan bisa lebih ngehargain orang, lo punya orang tua yang mampu harusnya lo manfaatin itu buat hal yang berguna, bukan jadiin cewek buat lo seneng-seneng." Lanjutnya dengan nada bicara meninggi, wajahnya memerah, Nadine udah nahan air matanya sejak tadi.

"Iya gue salah gue minta maaf, tadi gue becanda dan gue tau becandanya kelewatan. Tapi yang gue gak suka di sini lo cape tapi ngelampiasin semuanya ke gue. Come on, gue juga punya masalah, hidup itu gak tentang lo doang, gak usah seolah masalah lo yang paling gede dibanding orang lain." Gabriel mulai nggak terima karena Nadine nyalahin dia.

"Gue udah bilang sejak awal mending lo pulang karena gue cape, tapi lo gak dengerin, yaudah jangan salahin gue."

"Lo tuh kenapa sih, sama Jeffrey lo bisa ngomong baik-baik, tapi sama gue?
Kenapa sama gue enggak? Bawaan lo selalu kesel tiap ngeliat gue." Tanya Gabriel yang bikin cewek itu langsung natap wajahnya.

"Kenapa jadi bawa-bawa dia?" tanya Nadine gak ngerti.

"Karena gue gak bisa berhenti mikirin lo sejak liat kalian ngobrol akrab di sekolah, puas?" Jawab cowok itu dengan tersirat kecemburuan di matanya.

"Terus salah gue?" Tanya Nadine dengan nada bicara nggak kalah tinggi.

"Nggak lo gak salah, itu bukan salah lo, pikiran gue yang salah." Jawab Gabriel setelah itu ngacak rambutnya frustasi.

Air mata Nadine mulai jatuh tapi buru-buru dia hapus.

Gabriel yang ngeliat itu mulai iba, ternyata Nadine bisa nangis juga. Dia kira gadis itu mati rasa sampai bersikap biasa aja walau ditinggal orang tuanya.

Akhirnya Gabriel ngalah dan milih buat nyelesain perdebatan mereka.

Dia narik Nadine buat duduk di pinggir kasur lalu meluk gadis itu sambil ngusap-ngusap punggungnya yang malah bikin tangisan Nadine makin gak bisa berhenti.

"Udah jangan nangis, gue minta maaf." ucap cowok itu dengan lembut lalu ngecup kepala Nadine sekilas yang ada di bawah dagunya.

"Lo yang mulai" jawab Nadine sambil sesenggukan.

"Gini nih, dia yang marah, dia juga yang nangis, tapi tetep gue juga yang harus minta maaf." kata Gabriel dan langsung dapet cubitan dari Nadine di perutnya.

"Sakit anjg! Kalo nyubit tuh ya nyubit aja, gak usah diputer."

"Diem"

"Lo tuh emang hobi main fisik ya?"

"Nyakitin lo enak." Jawab Nadine sambil senyum kecil dipelukan Gabriel dan masih sesenggukan.

"Udah nangis pun masih bisa ngeledek"

"Lo sering ngintipin gue pulang kan dari jendela?" Tanya Nadine tiba-tiba.

"Kaga dih, geer banget"

"Kok lo tau gue udah pulang?"

"Ya denger aja ada suara pintu"

"Om-om seberang bilang lo suka ngintip dari jendela."

Gabriel nampak berpikir sejenak, siapa yang dimaksud Nadine dengan om-om seberang itu.

"Bapak gue anjir!" Gabriel langsung ngelepas pelukannya.

Nadine ketawa pelan pas Gabriel baru nyadar, lola banget emang.

Gabriel ngambil boneka bebek yang nganggur di kasur lalu mainin lehernya seolah boneka itu yang ngomong, "ciciii udah dong nangisnya, aku laper" ucapnya dengan nada diimut-imutin.

"Nggak cocok lo begitu ah" Nadine ngerebut boneka itu buat dimainin mulutnya karena gemes.

"Daripada mainin mulutnya dia, mending nih bibir gue" Gabriel monyongin bibirnya biar saingan sama bebek.

Nadine ngejauhin muka Gabriel dengan ngedorong jidatnya, "Pulang sana lo!"

"Cium dulu baru gue pulang" Gabriel ngedeketin wajahnya lagi.

"Ogah"

"Kenapa? Lebih suka sama yang lain?"

"Lo cowok pertama yang berani cium gue"

"Oh first kiss, bagus, gue gak dapet yang bekasan" gumam cowok itu dengan senyum lebar di wajahnya.

"Tapi lo bekasan" balas Nadine yang terdengar nusuk banget di Gabriel.

"Awhhh that's harsh!"

Gabriel nggak gerak juga masih duduk di kasur sambil senyum-senyum, bikin Nadine kesel liatnya.

"Sana anjg!"

**

"Kamu ngapain tiap malem mampir ke seberang?" Tanya Anthony sambil baca koran.

"Waspada curanmor! Habis curi motor, maling datang ke rumah minta STNK." Gabriel malah baca judul berita yang ada di koran.

"Gimana tuh pa ceritanya?" Tanya Gabriel penasaran.

"Jangan ngalihin topik, jawab dulu pertanyaan papa"

"Ya main, kita kan temen, kebetulan satu sekolah." Jawab Gabriel sambil nyomot makanan yang ada di meja.

"Duduk situ" perintah Anthony, "kalo kamu mau main, ajak dia ke sini jangan kamu yang ke rumahnya, dia tinggal sendiri, paham kan?"

"Aku gak ngapa-ngapain, pa" Gabriel berusaha ngeyakinin papanya kalo dia bukan anak yang bejat.

"Mencegah lebih baik daripada tanggung jawab."

"Dia anaknya rajin, mau kerja di umur segini, lah kamu kalo mau pergi begini mulu" Anthony meragain tangan Gabriel yang minta duit kalo mau kemana-mana.

"Anak papa yang bener tuh siapa sih- oh jadi papa yang ngaduin." Gabriel inget Nadine bisa tau kalo dia sering ngintip dari papanya.

"Jangan sekali-kali kamu rusak anak orang, inget kamu punya kakak perempuan, karma itu ada." Jelas Anthony.

"Udah udah, cukup, papa mikirnya kejauhan, ngomong apasih?" sela Gabriel, karena papanya bicara ngelantur.

"Dibilangin tuh denger, itu kuping jangan cuma dijadiin pajangan."

"Ini makanan perasaan kemaren baru beli, kenapa udah abis semua?" Tanya Gabriel kesal setelah buka lemari tapi ternyata kosong.

Anthony nunjuk ke sudut ruangan pake dagunya, di sana ada 3 koper ukuran besar.

"Adelyn pulang?"

Adelyn itu kakaknya Gabriel yang kuliah di luar negeri.

"Wah kurang ajar!" Gabriel langsung lari ke lantai dua, kamar kakaknya.

**

"Mmhh"

"Are you okay with this?" Tanya Brandon.

"I think?" Jawab Elina ragu.

"If you're not ready we can stop now"

"No, I'm fine. Do you have a condom?"

"It's the girl who prepares for that isn't it?

"Ck, are you insane? What if my mom found it?"

"Please stop, okay? I don't wanna do this if you're not ready"

"Hell yes I'm ready"

Gabriel incoming video call...

"Fuck, ganggu aja" Brandon balik layar hpnya supaya telepon itu mati.

"Pick it up" suruh Elina, akhirnya Brandon telepon balik.

"What?" Tanya Brandon ngegas dengan suara agak serek.

"Starbucks? Gue mau cerita" ucap Gabriel dari seberang sana.

"Not in the mood bye"

"Wait, lo abis ngapain dah?" Tanya Gabriel karena Brandon keliatan gak pake baju.

"None of your business"

"Shit, are you-" Gabriel ga sanggup lanjutin kata-katanya.

"Masih mau ngomong nggak? Kalo gak gue tutup"

"Temenin woi ayolah-" suara Gabriel keputus karena Brandon udah matiin teleponnya.

"Go get yourself with him"

"Are you upset?"

To be continued...

**

Adelyn Bearnice, 20 yo, Indonesian

Aku berterima kasih banget sama kalian yang udah mau luangin waktu buat baca cerita ini, views, vote, dan komen dari kalian berarti banget buat aku.

See you next part, 拜拜👋🏻

Continue Reading

You'll Also Like

838K 79.8K 51
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...
7.1K 5K 8
Bagaimana jika kamu dipertemukan kembali oleh takdir , dan takdir itu adalah teman masa kecil mu, namun kau sangat membencinya ....? JANGAN LUPA FOL...
401K 29.5K 63
Masih SMA udah NIKAH! Bukan karena di JODOHKAN. Bukan karena kecelakaan saat PACARAN. Tapi karena saling CINTA. ••• "Yaudah kalau gitu kita pacaran...
31.9K 1.3K 51
"Aku benci sama kamu" Kata kata itu yang hampir setiap hari aku teriakan ketika saat bertemu denganmu,kamu yang jail , suka banget ganggu kehidupan o...