Pet Me, I'm Your Wolf!

By Raessyyy_

3.4M 163K 13.4K

"Jilat aku, aku menginginkannya! Bagian bawahku juga! Aku ingin merasakan mulutmu di sana, cantik." ... More

BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10
BAB 11
BAB 13
BAB 14
BAB 15
BAB 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19
BAB 20
BAB 21
BAB 22
BAB 23
BAB 24
BAB 25
BAB 26
BAB 27
BAB 28
BAB 29
BAB 30
BAB 31
BAB 32
BAB 33
BAB 34
BAB 35
BAB 36
BAB 37
BAB 38
BAB 39
BAB 40
BAB 41
BAB 42
BAB 43
BAB 44
BAB 45
BAB 46
BAB 47
BAB 48
BAB 49
BAB 50
BAB 51
BAB 52
BAB 53 (END)
[S2] BAB 54
[S2] BAB 55
[S2] BAB 56
[S2] BAB 57
[S2] BAB 58
[S2] BAB 59
[S2] BAB 60
[S2] BAB 61
[S2] BAB 62
[S2] BAB 63
[S2] BAB 64
[S2] BAB 65
[S2] BAB 66
[S2] BAB 67 (END)
CERITA BARU!!

BAB 12

89.5K 4.2K 255
By Raessyyy_

ASIKKK UPDATEEE SETELAH SEKIAN ABAD

SIAPA YG NUNGGUINN?

MAAP YAAA LAMA UPDATENYA, SMOGA MSH PADA SUKAA AAMIIN

BTWWW MAKASIII ATAS 100K+ VIEWS NYAAA KALIAN MEMANG LUAR BIASA!! DAN #1 MANUSIA SERIGALA, GILEEEE!!

KEREN BGT YAALLAHH DAHLAH MAU NNGIS

ENJOYYY THIS BAB GESS!!

----------

Alex POV

Natalie menjauhiku.

Sejak dia bilang menyukaiku, Natalie malah menjaga jarak dariku dan ini sudah terhitung hari ke tujuh.

Masih teringat jelas bagaimana berdebarnya hatiku saat dia mengucapkan satu kalimat itu, rasanya tubuhku melayang dengan mata menatapnya tidak percaya.

"Terima kasih karena tidak menyentuhku, terima kasih sudah menjagaku, aku ingin berterima kasih untuk semuanya, Al. Sepertinya aku mulai menyukaimu."

"Sepertinya aku mulai menyukaimu."

Bahkan sampai hari ini, kalimat itu masih terngiang di kepala, membuatku tersenyum dan tertawa tanpa alasan. Wanitaku sungguh menggemaskan.

Namun ini sudah berlebihan, bagaimana bisa Natalie menjauhiku begitu saja? Aku benar-benar sebal.

Setiap ku mendekatinya, dia akan memutuskan pembicaraan kami dengan cepat dan menghindar dari pandanganku. Wajahnya selalu menunduk dan tidak berani menatapku.

Aku merindukannya.

Karena itulah saat sedang jam istirahat seperti ini, aku langsung menariknya ke tempat sepi.

Natalie tampak terkejut dan mencoba memberontak dengan melepaskan tangannya, akan tetapi ku tahan dengan kuat. Kakinya menahan langkah, tidak ingin mengikutiku.

Memastikan tidak ada orang di sekitar kami, aku duduk di bangku taman belakang kampus dan tanpa aba-aba memangkunya. Kalau ku biarkan Natalie duduk sendiri, dia akan mudah kabur dariku.

Tanganku memeluk pinggang dan mengurungnya dengan posesif.

"A-ada apa, Al? Urusan kita sudah beres, Leo tidak menggangguku lagi," ucapnya dengan gugup, seperti biasa dia tidak mau melihatku dan wajahnya selalu memerah.

Tubuhnya tegang dan masih berusaha lepas dari pelukanku.

Perkataannya memang benar, mengenai Leo, dia tidak pernah muncul lagi di hadapan wanitaku. Semua itu karena aku mengancamnya. Baiklah ini hanya rahasiaku.

Tanpa Natalie tahu, aku menghajar lelaki itu lagi hingga dia masuk rumah sakit. Aku mencakar dan membantingnya tanpa ampun, kurasa tulang tangannya sampai patah.

Karena itulah, Leo sampai saat ini belum masuk kuliah, aku tidak peduli juga.

Mendengar ucapan Natalie, keningku pun sontak mengerut, tidak suka. Bisa-bisanya dia menganggap kami beres, setelah aku jatuh cinta sedalam-dalamnya.

"Kita tidak pernah selesai, sayang, kau harus bertanggung jawab sudah membuatku gila padamu," ucapku di telinga Natalie yang membuatnya menggeliat, kegelian.

Tangannya sedikit mendorongku agar menjaga jarak dan wajahnya dia sembunyikan dengan memalingkan muka cantiknya dariku.

"Gadis kita sedang malu, Al. Bibirnya gemetar, aku ingin menciumnya. Ayolah, sebentar saja!" pinta Rolf sudah meraung-raung di dalam sana.

Tanpa sadar pandanganku jadi mengarah ke sana dan meneguk ludah kasar. Bibir Natalie yang sedikit tebal itu membuat pikiranku melayang. Menciumnya benar-benar candu, rasanya aku ingin terus mencicipinya.

Apalagi saat dia membalas ciumanku, hisapannya memabukkan. Aku penasaran bagaimana jika dia melakukannya di bagian bawahku. Sepertinya aku tidak bisa berhenti mesum berada di dekatnya.

Selaras dengan pikiranku, Natalie tiba-tiba saja menatapku takut dan menutup mulutnya dengan tangan, alisku menyatu dibuatnya. Sudah ku bilang kan sikapnya sangat aneh, seakan dia tahu apa yang ada di benakku.

"Kau terlalu agresif, Al," ungkapnya dengan malu-malu. Tangannya masih menutupi bibir kesukaanku dan matanya hanya melihat ke bawah.

Refleks aku mengangkat dagunya dan menatap tepat di matanya. Warna matanya yang coklat terang terlihat sangat jernih hingga aku bisa mengaca di sana.

Perlahan aku mengambil tangannya dari bibir dan pandanganku semakin turun ke bawah, menelaah wajahnya yang cantik. Hidung yang kecil dengan gumpalan pipi yang besar, tanganku jadi gemas ingin mencubit dan menggigitnya.

Rambutnya yang panjang kini tengah terurai indah menutupi sebagian wajahnya. Merasa terusik, aku pun memindahkan helaian rambutnya ke belakang telinga.

Menatapnya lekat, menerbitkan senyum lebar di bibirku. Natalie ku yang cantik.

Ucapannya benar, aku memang selalu bergairah. Tanganku gatal ingin terus menyentuh tubuhnya. Bukan salahku kan? Salahkan Natalie yang terlalu mempesona.

"Aku sangat suka menyentuhmu, karena itu jangan menghindariku lagi, please," mohonku, tanpa melepaskan tatapan mata kami.

Retina matanya tampak membesar dan terlihat kegugupan di sana. Ditambah dengan napasnya yang seketika berhenti menghembus, seakan cemas itu akan menggangguku.

Natalie yang ingin menoleh ke arah lain, ku tahan wajahnya agar tidak memutuskan kontak mata kami. Seketika wajahnya mengerut dengan bibir yang maju, matanya menyipit dan menatapku kesal.

"Jangan seperti ini, j-jantungku berdetak kencang," ucapnya terbata-bata dengan mencicit. Tangannya berada di dada, seperti takut organnya itu akan keluar.

Berbeda denganku yang langsung tersenyum lebar dan menahan tawa. Natalie polos sekali, hal se-simple itu saja dia mengungkapkannya padaku.

Aku pun merasakannya, berada di dekat Natalie selalu membuat darahku mendesir. Apalagi saat bola mata cantik itu menatapku, rasanya aku ingin tampak sempurna di sana.

Dengan menggoda, aku mengawasi tangannya dan mendekatkan kepalaku di dadanya. Kuping serigalaku tampak keluar, ingin ikut mendengarkannya. Telinga Rolf memang lebih peka, dia bisa mendengar dua kali lebih tajam daripada manusia.

Dapat kudengar, jantung Natalie yang berdegup cepat dan itu semua karena aku. Tubuhnya memang tidak dapat berbohong, sejauh mana pun dia mengelak, Natalie tetap milikku.

"Nat sudah mencintai kita, Al, aku bisa merasakannya. Ajak dia bercinta, bodoh! Jangan menolak lagi atau aku yang akan mengambil alih tubuhmu!" paksa Rolf sudah sangat tidak sabar di dalam sana.

Astaga, dasar serigala nafsuan! Lihatlah Natalie ku langsung menegang kaku dibuatnya.

Kepalaku masih berada di dadanya dan tanganku memeluk pinggangnya semakin kuat, mempererat jarak kami.

Tubuhnya yang mengeluarkan keringat dingin tercium sangat wangi di hidungku. Wangi lavender yang sangat lembut dan menenangkan. Memejamkan mata, aku seperti berada di taman dengan dikelilingi bunga berwarna ungu yang cantik.

Walaupun tubuhnya memberontak, tidak ku biarkan dia terbebas se-inci pun. Napasnya terasa hangat di atas kepalaku, seakan tengah ketakutan.

"Aku tidak mau terburu-buru, Rolf. Natalie masih takut pada kita, lagipula begini saja sudah nyaman, aku sangat menyukainya," balasku agar Rolf tidak mengoceh lagi.

Terdengar hembusan napasnya yang lelah dan merajuk. Ku yakin setelah ini dia tidak akan mau berbicara lagi denganku hingga aku menurutinya. Rolf memang serigala yang keras kepala.

Biarlah dia marah, aku tetap akan mendahulukan Natalie dibandingkan nafsuku sendiri.

Aku sudah berjanji akan menjaganya, ya mungkin sedikit sentuhan tidak apa-apa, akan tetapi tidak dengan memasukinya.

Namun ucapan Rolf sepertinya bukan main-main, dia memberontak dalam diriku hingga tubuhku terasa panas. Ekorku menegang, begitu pula dengan telingaku yang melebar sempurna. Ini bahaya.

Dengan cepat, aku menyembunyikannya di tudung hoodie-ku.

Dapat kurasakan bulu-bulunya yang mulai muncul di kulit. Sial, aku tidak bisa mencegah Rolf keluar.

Tidak ada pilihan lain selain pergi dari sini sebelum Natalie mengetahui wujud asliku. Sontak aku berdiri dan mengagetkannya yang masih melamun.

Natalie sedikit terjatuh akibat doronganku, akan tetapi tidak ada waktu untuk membantunya. Terburu-buru aku segera pergi dari sana dan bersembunyi.

Walaupun masih berjalan, wujudku kini setengah berubah. Bahkan jaketku sudah robek-robek karena dagingku menebal. Rolf memang dua kali lebih besar.

Sebelum berbalik, masih dapat kulihat raut terkejut Natalie melihat rupaku. Dia menutup mulutnya dan matanya terbelalak, tidak percaya.

Dibanding itu semua, ucapannya lah yang mengejutkanku. Entah aku salah dengar atau bagaimana, aku merasa Natalie menyebutkan namaku---lebih tepatnya serigalaku.

"Rolf?"

-----------

TEBAKKK NATALIE BAKAL NGAPAINNN???

ASIKKK BENTAR LAGI KETEMU NIHHH🌝

SIAPA YG GASABARRR??

ROLF MODE GALAK

YANG MAU REBUT NATALIE, TIATI DIDATENGIN!!

KALAU INIII, ROLF MODE MENGGODA AYG NYA

LEBIH SUKA YANG MANAAA? AHAHAAHAHA

VOTEEE SM KOMEN YG BNYK DULUUUU AYO AYOOO

LOVE YOUUU🤍

Continue Reading

You'll Also Like

9.2K 1.4K 55
gadis cantik yang selalu terlihat ceria , bahagia dan sedikit bertingkah bar" ,namun sebenarnya sikap yang ia tunjuk kan kepada semua orang jauh dari...
13.3K 1.4K 27
sequel dari mate is mine..... na jisung alpha muda yang masih harus berjuang untuk membuktikan bahwa dirinya mampu dan berhak untuk menggantikan...
832K 69.8K 50
Jordan Dandelion seorang Alpha yang memimpin Lightmoon Pack. Ribuan tahun lamanya sendiri tanpa kehadiran Mate. Sampai suatu saat, dirinya mulai ingi...
63.2K 7K 48
bukan kami yang hendak memilih memiliki takdir seperti apa, sudah ketentuan moon goddess yang sudah menulis jalan kehidupan.... andai kami bisa di...