Lost [End]

De wsa_sunflower

720 155 46

Yang hilang akan digantikan dengan yang lebih baik🍃 . . . . Cerita ini hanya fiksi jadi gak ada sangkut... Mais

Prolog
Ku bahagia
Selamat datang jagoan
Anniversary dan kejutan tak terduga
Kepergianmu
Kalung dengan liontin bunga matahari
Setelah kau pergi
Ayah dan papa
Kakak hutang cerita sama kita
Ulang tahun miko
Miko juga butuh sosok ayah
Ayah Tian
Papa Yuda
Buna sakit
Get well soon
Buna harus memilih
Buna sudah memilih
Ikhlas
Pertemuan
Masa lalu
Selamat om tante
Papa juga harus bahagia
Tian Abisatya
Haikal Chandra Purnama
Resmi
Liburan
Selamat berbahagia Papa
Miko sekolah
Adik miko
Hampir kehilangan
Deeptalk
Anisya salsabila abisatya
Miko sayang sama adek-adek
Ayah Haikal
Maaf Miko baru datang
Ayah harus kuat
Winan Ardhito
Cepat bangun mas
Welcome back mas
Perempuan penyayang
Akhir yang bahagia (end)
Bonus chapter 1
Bonus chapter 2
Bonus chapter 3

Bonus Chapter 4 (Last)

9 4 1
De wsa_sunflower

Sinar matahari pagi bersinar begitu terang, tak membuat semangat Kiran luntur, saat ini ia tengah menyiram tanaman hias di halaman depan rumahnya.

Sembari bersenandung kecil ia terus saja menata dan menyiram beberapa tanaman hias yang dibelikan Tian khusus untuknya beberapa waktu lalu.
Entahlah beberapa bulan ini Kiran jadi menyukai tanaman hias. Sehingga kini halaman depan rumahnya tampak lebih hijau.

"Anak-anak lagi ngapain ya sekarang?" Monolognya, pasalnya sejak semalam ia hanya sendirian di rumah.

Dikarenakan hari ini libur, maka Miko dan juga Nisya meminta untuk menginap di rumah Narda, alasannya karena mereka rindu ingin bermain dengan Dylan dan juga Ravin. Mereka terus saja merengek sehingga mau tak mau Kiran akhirnya mengizinkan mereka menginap. Sedangkan Tian tadi malam mendapatkan panggilan darurat katanya, jadilah mau tak mau tadi malam ia berangkat dan meninggalkan Kiran sendiri di rumah.

Semalam Tian berkata ia akan pulang pagi hari, namun sampai saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 8 lebih, Tian belum juga pulang.

"Sepi juga ya di rumah sendirian, tau gini aku ikut nginep aja di rumah Narda" Gumamnya.

Namun lamunannya seketika buyar ketika ia melihat mobil Tian, ah akhirnya Tian pulang juga. Lantas ia berlari untuk membukakan pagar.

"Assalamualaikum dek" Ucap Tian kala turun dari mobil hitam itu.

"Waalaikumsalam mas" Balas Kiran lalu mencium tangan suaminya itu.

"Lesu banget kayaknya, gak tidur sama sekali ya?" Tanya Kiran, pasalnya ia melihat wajah Tian yang nampak kelelahan.

"Iya dek, mas capek banget" Balasnya.

"Yaudah kalo gitu masuk yuk? Terus bersih-bersih nanti aku buatin teh anget, biar badannya enakan. Abis itu istirahat" Ajak Kiran diangguki Tian.

"Anak-anak belum pulang?" Tanya Tian.

"Belum mas, katanya masih mau main mumpung Miko libur sekolah" Jawab Kiran.

"Maaf ya semalam kamu jadi sendiri di rumah" Ucap Tian.

"Gapapa kok mas, namanya juga ada panggilan darurat, masa iya aku gak ngebolehin mas keluar sih"

"Makasih ya dek atas pengertiannya" Tian mengelus puncak kepala Kiran lembut, Kiran mengangguk lalu tersenyum karena tingkah manis suaminya itu.

"Yaudah sekarang mas bersih-bersih dulu gih, biar bisa cepet istirahat" Titah Kiran lembut.

"Iya dek, tapi nanti temenin mas istirahat ya?" Ajak Tian.

"Manja banget deh, ya udah nanti aku temenin" Balas Kiran.

"Biarin mumpung anak-anak masih di rumah Narda, jadi kita harus quality time berdua" Ucapan Tian ada benarnya juga, rasanya sudah lama mereka tak berduaan seperti sekarang ini, karena biasanya akan ada anak-anak ditengah mereka.

"Iya mas" Balas Kiran.

"Ya sudah mas mau mandi dulu" Pamitnya lalu berjalan menuju kamar mandi, setelah meletakkan asal tas yang dibawanya. Sebelum berjalan menuju kamar mandi, Tian menyempatkan mengecup pipi Kiran. Sehingga membuat pipi nya bersemu memerah, hal yang sudah sering Tian lakukan namun masih saja membuat Kiran tiba-tiba berdebar-debar dan bersemu karena malu.

"Nanti aku siapin pakaiannya di kamar ya mas, sekalian sama sarapannya juga" Kiran lantas membawa tas Tian untuk diletakkannya di tempat yang seharusnya. Lalu menuju dapur untuk menyiapkan sarapan untuk Tian.

Tak memerlukan waktu lama untuk Kiran menyiapkan sarapan, ia hanya membuat segelas teh hangat dan juga sepiring nasi goreng dengan telur mata sapi. Menu sarapan pagi yang menjadi favorit Tian.

Setelah meletakkan sarapan itu di nakas, ia lalu membuka lemari untuk menyiapkan pakaian Tian. Tak lama Tian masuk dengan masih mengenakan handuknya yang hanya menutupi bagian bawah.

"Bajunya yang ini gapapa kan mas?" Tanya Kiran lalu memberikan baju kaos berwarna abu-abu dengan celana pendek selutut itu pada Tian.

"Gapapa dek, baju manapun yang disiapin pasti mas pakai kok. Makasih ya istrinya mas" Ucapnya lalu mulai memakainya.

"Iya mas, udah kewajiban aku. Oh iya sini handuk basahnya biar aku jemur"

"Bentar dek, mas keringin rambut dulu"

"Sini biar aku bantu mas keringin rambutnya, mas duduk aja" Kiran lantas membantu mengeringkan rambut Tian dengan handuk lalu menyisirnya hingga rapi.

"Nah udah rapi suami aku, udah wangi udah ganteng juga. Sekarang aku jemur dulu handuknya ya"

"Itu sarapannya udah aku siapin di nakas, khusus hari ini gapapa lah ya makannya dikamar, biar mas nanti bisa langsung istirahat" Ucap Kiran.

"Makasih ya dek, memang gak salah mas pilih kamu" Lagi-lagi Tian berterima kasih.

"Iya mas, ya udah cepet makan, nanti keburu dingin" Kiran lantas keluar dari kamar untuk menjemur handuk.

Setelah selesai menjemur handuk, Kiran kembali ke kamar untuk menepati janjinya yang akan menemani Tian beristirahat. Lagipula tadi malam ia tak bisa tidur nyenyak jadilah pagi ini ia juga sedikit mengantuk.

"Udah selesai makannya mas?" Tanya Kiran lalu duduk di tepi ranjang.

"Belum dek, mau disuapin boleh gak? Sekalian kita makannya berdua, kamu belum sarapan kan?" Tanyanya.

"Ya ampun mas, mentang-mentang gak ada anak-anak, jadi ayahnya yang manja ya sekarang" Goda Kiran lalu mengambil alih piringnya.

"Aku udah sarapan kok mas, tadi pagi" Ucap Kiran lagi.

"Itu kan tadi, sekarang kan belum, jadi temenin mas makan ya?" Kiran menghela nafas pasrah, tak habis pikir bagaimana bisa suaminya ini tiba-tiba menjadi manja seperti ini.

"Nih mas" Kiran menyodorkan sesendok nasi goreng kehadapan Tian, yang langsung dilahapnya dengan semangat.

"Gimana enak gak?" Tanya Kiran.

"Enak dek kayak biasa, tapi karena disuapi kamu jadi dua kali lebih enak" Balas Tian.

"Ini kalau anak-anak liat kamu begini, aku yakin mereka bakal ngetawain kamu mas, yang manjanya melebihi Nisya" Ucap Kiran.

"Gapapa sesekali dek, daripada mas manjanya sama istri orang. Nanti kamu marah" Godanya.

"Awas aja kalo gitu! Mas aku kunciin di luar gak boleh masuk" Balas Kiran.

"Gak akan dek, percaya deh sama mas. Cemburuan juga ternyata kamu" Tian mencubit hidung Kiran gemas.

"Iya iya mas aku percaya kok sama mas" Balas Kiran.

"Sekarang gantian, giliran kamu yang mas suapin" Tian mengambil alih piring ditangan Kiran.

"Jangan banyak-banyak mas nyendoknya" Ucap Kiran,lalu menerima suapan dari Tian.

Setelah selesai dengan acara sarapan pagi berduanya, Kiran lantas beranjak menuju dapur untuk menyimpan piring kotor itu. Lalu membersihkannya, setelah itu Kiran kembali ke kamar pasalnya Tian sudah memanggilnya.

"Dek?" Panggil Tian.

"Iya mas, kenapa?" Tanya Kiran.

"Kan katanya mau nemenin, ayo sini" Ucap Tian lalu menepuk-nepuk tempat kosong disampingnya.

"Iya mas, maaf tadi agak lama soalnya aku cuci dulu piringnya biar gak berantakan di dapur" Kiran lantas duduk di samping Tian yang sudah berbaring.

"Sini dek" Tian menarik Kiran agar ikut berbaring dengan berbantalkan tangannya.

"Dek?" Ucap Tian.

"Hmm?" Balas Kiran.

"Gimana kalo nanti sore kita jemput anak-anak aja? Sekalian nanti malamnya kita jalan-jalan?" Saran Tian.

"Mmm boleh juga mas, udah lama juga kita gak jalan-jalan bareng" Balas Kiran.

"Nanti aku telpon Narda deh, biar gak usah anterin anak-anak nanti sore" Tambah Kiran, Tian mengangguk.

"Ya udah sekarang mas istirahat dulu, pasti udah ngantuk banget kan?" Ucap Kiran.

"Mmm belum terlalu sih, mas masih mau ngobrol sama kamu. Udah lama juga enggak deeptalk sama kamu" Balas Tian.

"Mas?"

"Hmm? Kenapa?"

"Sepi ya mas gak ada anak-anak" Ucap Kiran.

"Iya sepi banget dek, biasanya ada mereka yang selalu ribut entah itu rebutan mainan atau rebutan makanan" Balas Tian.

"Iya mas, kira-kira nanti kalo mereka udah besar kita bakal kesepian gak ya?" Tanya Kiran.

"Kok ngomong gitu dek?" Tanya balik Tian.

"Ya enggak mas, kan nanti kalo mereka udah besar terus punya kehidupan masing-masing, mereka gak tinggal lagi sama kita"

"Atau gak misalnya gini deh, nanti setelah lulus SMA misalnya anak-anak mau kuliah di luar kota, kan otomatis mereka gak tinggal sama kita, nah ketika waktu itu datang kita bakal kesepian gak ya?"

"Soalnya dari mereka kecil aku gak biasa jauh dari mereka, paling ya cuma kayak sekarang gini, ditinggal nginep dirumah om tante nya atau nenek kakeknya. Itupun cuma semalam atau paling lama 2 malam. Aku kadang suka mikir, gimana ya nanti, apa aku bakal bisa ngelepasin mereka" Tambah Kiran.

"Mmm kalo soal itu, mas juga pasti ngerasa berat. Berat banget, tapi kalau memang sudah waktunya, ya kita bisa apa. Kita harus selalu mendukung apapun cita-cita dan kebahagiaan mereka, kita cuma bisa mendoakan dan mendukung apa yang terbaik untuk mereka"

"Memang gak mudah, orang tua mana yang mudah melepaskan anaknya begitu saja. Gak ada dek, tapi kalau demi kebahagiaan anak-anak ya apa salahnya kan?" Ucap Tian, Kiran mengangguk.

"Gak kebayang aja gitu mas kalau hari itu tiba, anak-anak yang tadinya manja terus seiring berjalannya waktu, mereka dewasa terus memilih jalan mereka masing-masing" Ucap Kiran.

"Kejauhan gak sih mas kalo aku bicarakan tentang ini sekarang? Aku cuma takut gak siap aja gitu" Ucap Kiran lagi.

"Mmm untuk sekarang ya bisa dibilang masih kejauhan sih dek, tapi kan waktu gak akan terasa. Nanti tau-tau mereka dewasa, gak ada salahnya mempersiapkan dari sekarang"

"Tapi menurut mas, lebih baik kita nikmati dulu yang sekarang ada di depan mata, maksudnya kan mumpung sekarang anak-anak masih kecil, kita nikmati masa-masa nya mereka manja, mereka nakal, sebelum nanti mereka dewasa. Jangan dulu mengkhawatirkan hal yang belum pasti, toh siapa tahu nanti anak-anak kuliahnya gak jauh-jauh di luar kota, bisa aja kan mereka sampai dewasa tetap tinggal disini sama kita. Sampai mungkin nanti pada akhirnya mereka mempunyai keluarga kecil masing-masing"

"Kalau mereka sudah memiliki keluarga masing-masing, nanti kita punya cucu, mas jadi kakek kamu jadi nenek" Balas Tian panjang lebar.

"Iya mas, tapi karena semua yang kita bicarakan ini sepertinya masih agak jauh, jadi kita nikmati aja dulu setiap detik kebersamaan keluarga kecil kita" Balas Kiran.

"Nah iya dek, karena waktu gak akan bisa diputar kembali, maka kita harus menikmati waktu yang berharga ini" Ucap Tian lalu beralih menatap Kiran yang masih berada disisinya.

"Mari berjanji untuk terus bahagia bersama dek, sampai nanti kita tua. Sampai kelak maut yang memisahkan kita"
Ucap Tian lagi.

"Iya mas, kita harus selalu bahagia. Walaupun pastinya akan banyak tantangan yang harus kita hadapi didepan sana" Balas Kiran lalu menatap Tian yang juga menatapnya dengan senyuman teduhnya. Senyuman teduh yang selama beberapa tahun ini menjadi favoritnya. Senyuman teduh yang mampu membuatnya merasa lebih tenang.






🌸🌸🌸

Apasiii cheesy banget kayaknya😭
Finally last bonchap bisa aku selesaikan juga 😭
Gimana menurut kalian chapter ini berlebihan gak? Aku juga bingung sebenarnya:(
Terimakasih buat yang masih mengikuti cerita ini sampai di bonus chapter terakhir ini😍
And next semoga secepatnya aku bisa bikin new story lagi, udah ada judul sebenarnya tapi buat alurnya masih meraba-raba, jadi tunggu aja yaa semoga secepatnya dapat ide lagi😂🤗🥰😍💚

Continue lendo

Você também vai gostar

323K 35.1K 71
⚠️BXB, MISGENDERING, MPREG⚠️ Kisah tentang Jungkook yang berteleportasi ke zaman Dinasti Versailles. Bagaimana kisahnya? Baca saja. Taekook : Top Tae...
3K 266 12
irreplaceable itu artinya tak tergantikan dear huang Renjun~~~ tersenyum dan berbahagialah meski tanpa kami , jalanin hidupmu dengan ceria dan bahag...
Seven Somethings De Hazelnai

Mistério / Suspense

22.8K 2K 35
Berawal dari sebuah rencana yang mengasyikkan "By the way, liburan ini kalian pada mau kemana?", tanya Jeno "Sepertinya berlibur bersama cocok untuk...
31.1K 3.8K 30
Kisah enam cogan yang terlahir memiliki kelebihan yang tak dapat dimiliki manusia lain. wwoowww apakah itu? yuk simak kisah mereka.