ALBIAN || SCOUPS [On Going]

By anzolv

6K 1K 752

[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] "Udah yang keberapa kali geng lo kalah sama geng gue?" ucap Albian dengan senyuman... More

Prolog
Cast
chapter 1
chapter 2
chapter 3
chapter 4
chapter 5
chapter 6
chapter 7
chapter 8
chapter 9
Chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 14
chapter 15
chapter 16
chapter 17
chapter 18

chapter 10

195 45 31
By anzolv

hai semuanya, aku bikin au chat random dari cast cerita Albian. jangan lupa follow akun au aku di Instagram ya @au.purpledaisy

* * *

"Akhirnya kamu pulang ke rumah ini, Albian."

Albian yang merasa namannya disebutkan itu hanya menatap datar ke arah pria yang sedang berkumpul dengan istri barunya dan anak sambungnya. Sebenarnya Albian tidak ingin datang ke rumah Papanya, namun ada beberapa barang yang belum sempat ia bawa ke rumah barunya.

"Cuman mau ngambil barang yang ketinggalan." jawab Albian sambil melangkah menuju lantai atas.

Anak sambung dari Papanya Albian hanya menatap Albian datar dan dingin, sejujurnya ia tidak ingin mempunyai keluarga seperti ini. Namun sang Mama memilih menikah kepada Wahyu, papa Albian. Mau tidak mau anak itu harus terima.

"Bian, kamu masih marah sama Papa?" tanya Wahyu saat melihat putra kandungnya membawa ransel yang di isi dengan barang-barang pribadinya.

"Menurut Papa?" Albian melirik ke arah anak sambung Wahyu.

"Hei, kalian kapan akur? Kalian ini sudah menjadi Kakak beradik,"

"Aku nggak akan pernah akur sama dia."

"Lo pikir, gue mau akur sama lo?" Lelaki yang sedari tadi hanya diam menatap keberadaan saudara sambungnya itu kini membuka suara.

Sadewa, ia menatap Albian yang juga menatapnya dengan tatapan benci.

"Seharusnya lo nggak ada disini dan ngerusak keluarga gue!"

"Gue juga sebenarnya nggak mau ada disini, tapi ini semua takdir."

"Kalau bukan nyokap lo yang genit ke bokap gue, keluarga gue harmonis tanpa ada lo dan nyokap lo!"

"ALBIAN! TUTUP MULUT KAMU!" Wahyu mulai emosi dengan putra sulungnya.

"Apa? Bener kan? Kalau aja Tante Lina nggak genit sama Papa, mungkin Mama sama Papa nggak akan cerai dan aku sama Diva nggak akan kehilangan rasa kasih sayang orang tua!"

"Panggil dia Mama, Bian!"

"Mama aku cuman satu, Mama Karin bukan Tante Lina!"

Lina yang merasakan sesuatu yang menusuk di dalam hatinya itu langsung menangis, sampai sekarang anak sambungnya itu masih belum menerima dirinya dengan baik di keluarga Najendra.

"Jaga omongan lo, Bangsat!"

Sadewa langsung bangkit dari duduknya dan langsung meninju wajah Albian sampai sudut bibir lelaki itu berdarah, Sadewa tidak terima jika Albian berbicara seperti itu soal Mamanya. Albian juga merasa bahwa omongannya itu terlalu berlebihan, namun memang begini kenyataannya.

Kesabaran Albian juga ada batasnya, sampai sekarang ia masih belum terima jika keluarganya hancur karena ulah Sekretaris Papanya itu dan yang lebih parahnya lagi Tante Lina adalah Ibu dari Sadewa, teman Albian sendiri.

Sekitar 3 tahun yang lalu saat Albian menduduki kelas 3 SMP terjadi keributan di dalam keluarganya, sudah lama Albian mendengar semua keributan itu. Tidak cuman Albian yang selalu mendengar keributan antara Mama dan Papanya, namun Bi Irma yang sudah lama bekerja di keluarga Najendra dan Diva yang pada saat itu masih berusia 1 tahun.

Awalnya Albian tidak mengerti apa yang selalu diributkan oleh kedua orangtuanya, namun waktu demi waktu Albian juga semakin dewasa dan mulai mengerti dengan keadaan. Wahyu yang jarang pulang ke rumah itu pasti yang menjadi topik keributan di rumah, Wahyu mengatakan bahwa dirinya sibuk bekerja demi anak dan istrinya sedangkan Karin tidak terima dengan alasan itu.

Karin, Mama Albian. Merupakan wanita sukses dengan pekerjaannya, bisa saja ia hidup mandiri tanpa suami karena memang dirinya sudah sukses sebagai model majalah sejak ia berusia 20 tahun. Namun kedua orang tua Karin atau Nenek Kakek Albian menjodohkan Karin dengan Wahyu, pada saat itu pekerjaan Wahyu hanya sebagai karyawan biasa di sebuah kantor milik Papanya Karin.

Karin ingin menolak, namun kedua orangtuanya ingin sekali memiliki cucu dan Karin hanyalah anak tunggal. Mau tidak mau Karin harus terima dengan perjodohan tersebut dan Wahyu menyetujui bahwa ia akan menikahi Karin.

Setelah menikah, hidup Wahyu berubah 80 derajat jika di ukur dari segi perekonomian. Yang tadinya hanya menjadi karyawan biasa di kantor kini ia menjadi CEO dari kantor tersebut dan Papanya Karin memutuskan untuk pensiun, menyerahkan semua pekerjaannya kepada menantu. 1 tahun usia pernikahan mereka, Wahyu dan Karin dikaruniai anak lelaki yang sejak lahir memiliki wajah yang tampan dan kini sudah tumbuh dewasa yang bernama Albian Najendra.

Karin dan Wahyu sama-sama sibuk bekerja dan Albian diurusi oleh asisten rumah tangga yang kebetulan Karin mempekerjakan Bi Irma. Albian hanya dekat dengan Bi Irma dari kecil, diurusi, ditemani bermain sampai mengantarkan Albian ke sekolah itu semua Bi Irma yang lakukan. Karin sama sekali tidak memperhatikan anak lelakinya itu, dipikiran Karin hanya uang dan pekerjaan begitupun Wahyu.

Hanya selang beberapa bulan dikabarkan Karin tengah mengandung. Keluarga besarnya pun senang karena anak yang dikandung oleh Karin berjenis kelamin perempuan, begitupun Albian yang tidak sabar dengan kehadiran adiknya yang saat ini bernama Diva Najwa Najendra.

Setelah melahirkan, lagi lagi Bi Irma yang mengurus anak kedua mereka. Tugas Karin pada saat itu hanya menyusui saja dan masih sibuk dengan pekerjaannya.

Saat Diva berusia 1 tahun terjadilah pertengkaran hebat di rumah mereka, dari pukul 8 malam sampai tengah malam. Albian sangat terganggu oleh perdebatan tersebut karena saat itu Albian sedang fokus belajar untuk mengikuti Ujian Akhir di SMP. Begitupun Bi Irma yang menemani Albian belajar di kamar sambil menggendong Diva.

"MAKSUD KAMU APA SIH MAS NGELAKUIN ITU?!"

"NGELAKUIN APA? EMANG KAMU TAHU APA?"

"AKU TAHU SELAMA INI KAMU BERMAIN API SAMA SEKRETARIS KAMU DI KANTOR!"

Hanya itu yang Albian dengar, karena setelah Karin mengatakan perselingkuhan, Bi Irma langsung menutup pintu kamar Albian dan menutup telinga kedua anak majikanya itu. Bi Irma tidak ingin mereka tahu keadaan orang tuanya saat ini, mereka masih terlalu kecil.

"Mas Bian, fokus belajar ya," ucap Bi Irma saat itu.

Albian kecil hanya tersenyum dan mengangguk, mulai melanjutkan belajarnya.

Setelah pertengkaran hebat malam itu, Karin memutuskan untuk bercerai dari suaminya dan Karin memilih keluar dari rumah itu. Albian dan Diva masih diasuh oleh Bi Irma yang pada saat itu ia sempat membawa kedua anak majikanya keluar dari rumah karena Wahyu yang mengusirnya.

Bayangkan saja orang tua mana yang tega mengusir anak kandungnya sendiri pergi bersama asisten rumah tangga?

Bi Irma sempat kebingungan mencari tempat tinggal sampai akhirnya ia menemukan kontrakan untuk tinggal sementara disana. Albian tidak keberatan sama sekali pada saat itu justru yang ia takutkan adalah berpisah dengan Bi Irma.

Sampai pada saat Albian memasuki masa SMA, ia masih tetap tinggal bersama adik perempuannya dan juga Bi Irma. Tapi saat masuk SMA, mereka sudah pindah dari kontrakan yang mereka tempati waktu itu, karena sang Kakek ternyata memiliki warisan yang cukup banyak untuk Albian.

Mengetahui rumah tangga anak dan menantunya yang hancur, sang kakek justru menghawatirkan kondisi kedua cucunya. Kakek Albian menyuruh anak buahnya untuk mencari keberadaan Albian dan juga Diva, sampai mereka menemukannya di sebuah kontrakan.

Awalnya anak buah si Kakek mengira bahwa Bi Irma telah menculik Albian dan Diva, namun Albian membelanya.

"Bi Irma adalah asisten rumah tangga di rumah saya yang sudah merawat saya dari kecil." ucap Albian pada saat itu.

Anak buah si Kakek masih tidak percaya, maka Albian menyuruh mereka untuk membawa sang Kakek ke kontrakan tersebut.

* * *

TBC

Yeay bisa update lagi, Alhamdulillah.

Jangan lupa vote untuk chapter ini ya!

Bantu promote juga, ajak teman-teman kalian buat baca ALBIAN !

IG : anzolv_

Continue Reading

You'll Also Like

38.9K 1.2K 30
"Aku sama dia cuma sahabat, nggak lebih, Aluna." "Persahabatan tanpa melibatkan perasaan itu, nggak mungkin." _Aluna Glensia_
1.4K 210 14
Ketika di hadapkan untuk bertahan atau bersama orang baru, itu tentu sulit... Abella citra yuanda, perempuan berisi namun tinggi dengan iris mata hit...
3.1K 1.9K 9
Arkatama Desantara, laki-laki sempurna dengan paras tampan, berambut hitam, dan sifatnya yang dingin, serta bakat bermain basketnya, tak luput dari d...
8.4K 1.2K 44
"Kita bersatu karena perasaan bukan karena kita sama." -Nathalia Fresha Leyvara- "Ada cinta segitiga, antara aku, kamu dan Tuhan." -Arshaka Varelino...