ALBIAN || SCOUPS [On Going]

By anzolv

5.1K 990 736

[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] "Udah yang keberapa kali geng lo kalah sama geng gue?" ucap Albian dengan senyuman... More

Prolog
Cast
chapter 1
chapter 2
chapter 3
chapter 4
chapter 5
chapter 6
chapter 7
chapter 8
chapter 10
Chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 14
chapter 15
chapter 16

chapter 9

178 45 38
By anzolv

hai semuanya, aku bikin au chat random dari cast cerita Albian. jangan lupa follow akun au aku di Instagram ya @au.purpledaisy

* * *

"WOI BLACKWOLF BERANTEM LAGI SAMA MORTAL ENEMY!" teriak salah satu siswa itu berhasil membuat satu sekolah heboh.

Sudah lama mereka tidak mendengar kedua geng motor itu berkelahi, mungkin beberapa hari belakangan memang tidak ada masalah dan sekarang? mereka membuat ulah kembali.

Pasti masalah yang melibatkan mereka cukup besar, maka dari itu kedua geng motor yang cukup terkenal tersebut berkelahi kembali di belakang sekolah.

Hampir seluruh siswa berbondong-bondong untuk pergi ke belakang sekolah untuk melihat perkelahian tersebut.

"MENDING LO SEMUA NYERAH, DARIPADA SALAH SATU DARI LO MASUK RUMAH SAKIT!" Hazen mengatur napasnya memburu, sudut bibirnya pun berdarah akibat berkelahi.

Saat ini pertengkaran mereka sudah dikerumuni oleh para siswa dan siswi, bukannya memisahkan namun mereka justru asik menonton tontonan gratis itu.

Sama seperti murid lainnya, Meisha dan Ashel juga ikut menonton pertengkaran itu namun mereka datang terlambat dan harus menyelip diantara antara banyaknya murid.

"GUE MINTA BOS LO JAUHIN MEISHA! MEISHA ITU PUNYA GUE!"

Deg.

Meisha mematung saat mendengar namanya disebutkan oleh Sadewa, apa dirinya yang menyebabkan pertengkaran ini? Kenapa harus dirinya?.

"Sha," panggil Ashel dengan menyenggol lengan Meisha yang masih mematung.

"Kayanya cuman lo yang bisa pisahin mereka, Sha." lanjutnya

Dengan cepat Meisha berlari ke depan untuk memisahkan mereka semua, kata Ashel hanya dirinya yang bisa memisahkan mereka.

"BERHENTI!" Meisha berlari sambil merentangkan tangannya yang mungil berniat untuk memisahkan mereka.

Meisha berdiri di tengah-tengah mereka, sambil melihat semua anggota Blackwolf dan Mortal Enemy. "Gue bilang berhenti!"

Sadewa tersenyum melihat gadis mungil itu di depannya, dengan begitu dirinya langsung menghampiri dan hendak merangkul pinggang ramping dari gadis itu.

Albian melihat Sadewa melangkah membuat dirinya juga ikut melangkah, sebelum Sadewa berhasil merangkul pinggang ramping Meisha, Albian sudah lebih dulu mendorong lelaki itu agar tidak berdekatan dengan Meisha

"Simpan sifat brengsek lo!" ucap Albian saat melihat Sadewa sudah jauh dari Meisha, Albian juga menggeser tubuh mungil Meisha ke belakang tubuhnya agar tidak berdekatan dengan Sadewa

"Kenapa? Gue cuman mau sentuh Meisha doang," ucap Sadewa ambil mencari kesempatan untuk menyentuh lengah gadis itu.

Albian akan terus menjaga Meisha dari Sadewa, bukan apa-apa dirinya tahu betul sifat Sadewa yang bisa dibilang brengsek.

"Jangan lo sentuh Meisha pakai tangan kotor lo itu." aura dingin terpancar di wajah Albian.

Setelah mengucapkan kalimat itu, rahangnya mengeras dan tangan yang mengepal.

Albian yang tidak ingin Meisha disentuh lagi oleh Sadewa, ia memutuskan untuk pergi dari sana dan menyuruh teman-teman untuk bubar begitupun para murid yang berkerumun.

"Cabut." ucap Albian dingin. Lelaki itu menarik tangan Meisha  untuk pergi dari tempat kejadian.

"Sialan." umpat Sadewa saat melihat anggota Blackwolf pergi membawa Meisha.

Sementara itu beberapa murid sudah berhamburan pergi setelah Albian dan teman temannya pergi dari tempat kejadian. Ashel yang masih terdiam saat melihat seseorang yang ia kenal diantara geng Mortal Enemy. Mengapa harus bertemu laki-laki itu? Ashel benar-benar tidak mengetahui bahwa laki-laki itu satu sekolah dengannya setelah dikeluarkan dari sekolah lamanya.

**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*


Albian membawa Meisha jauh dari belakang sekolah, ia mengantarkan Meisha ke kelasnya yang berada di lantai tiga.

"Nggak seharusnya lo ada disana," yang dimaksud Albian adalah Meisha berada di belakang sekolah tadi, menyaksikan keributan Blackwolf dan Mortal Enemy.

Meisha hanya menunduk.

"Kata Ashel itu semua gara-gara gue, kenapa? Gue masih murid baru." ucap Meisha.

"Sekarang lo masuk," Albian mendorong pelan bahu Meisha, menyuruh gadis itu untuk masuk ke dalam kelas.

Meisha hanya terdiam, menatap Albian yang juga menatapnya. "Bisa tolong jelasin semua?"

"Duduk di bangku lo, gue cabut." Albian pergi dari pandangan Meisha yang masih menatap punggung Albian.

Meisha berbalik badan dan langsung di tatap aneh oleh teman-teman sekelasnya, sepertinya Meisha baru saja di bicarakan oleh mereka. Meisha menunduk dan segera berjalan menuju kursinya.

"MANA YANG NAMANYA MEISHA!" suara teriakan itu sontak membuat murid kelas 10 IPA menoleh ke arah pintu kelas, begitu juga Meisha.

Sedetik kemudian datanglah gadis berseragam ketat dan make up yang tebal memasuki kelas 10 IPA. "Mana yang namanya Meisha?"

"S-saya..." Meisha menunjuk tangan, gadis yang berada di ambang pintu kelas itu langsung menghampiri Meisha.

Dengan tampang julid gadis itu melangkah menuju Meisha.

"Jadi lo yang namanya Meisha?" tanya gadis itu sambil memperhatikan penampilan Meisha dari atas sampai bawah.

Rosalie Nazeera. Gadis itu memiliki rambut yang panjang, berkulit putih dan tubuhnya sedikit berisi. Rosalie adalah senior Meisha di sekolah itu, saat ini Rosalie menduduki kelas 12 IPS. Rosalie juga dikenal sering melakukan pembullyan terhadap murid-murid yang bisa membuat dirinya marah, tapi tidak semua adik kelas atau teman seangkatannya itu takut kepadanya. Rosalie memiliki keturunan Belanda, Ayahnya asli orang sana sedangkan Ibunya asli orang Indonesia. Maka tidak heran jika Rosalie memiliki wajah yang cantik dan mempesona, tidak jarang dirinya menjadi incaran para kaum Adam. Di tambah lagi Rosalie sering kali memakai make up yang tebal dan mengenakan seragam ketat yang membuat tubuh idealnya terbentuk.

"Kenapa ya, Kak?" tanya Meisha takut.

Meisha tahu bahwa gadis yang di hadapannya ini adalah seniornya, karena selama MPLS kemarin Meisha sama sekali tidak melihat Rosalie.

"Secantik apa sih lo? Sampai di rebutin sama Albian dan Sadewa?"

"Maksudnya, Kak?"

"Alah nggak usah pura-pura bego!"

Tanpa diminta pasti kabar Blackwolf bertengkar dengan Mortal Enemy itu sudah pasti tersebar luas di sekolah, penyebab mereka bertengkar juga pasti tersebar. Kini Meisha sudah menjadi topik hangat di sekolah.

"Ada apa ini?" Ashel, gadis itu baru kembali dari belakang sekolah dan langsung menghampiri temannya.

"Lo siapa?" tanya Rosalie.

"Gue, Ashel. Teman Meisha."

"Lo nggak usah ikut campur ya." ucap Rosalie sambil memandang Ashel dari atas sampai bawah.

"Lo yang seharusnya nggak usah ikut campur!" Meisha kenal dengan suara lelaki yang terdengar itu.

Begitupun murid di kelas yang seketika hening saat melihat Sadewa memasuki kelas 10 IPA, dengan tampang datar dan sudut bibir yang berdarah. Lagi-lagi Meisha menghela nafasnya pasrah, jangan sampai senior laki-lakinya itu membuat masalah lagi.

"Lo nggak usah ikut campur." ucap Sadewa lagi saat sudah berada di hadapannya ketiga gadis itu.

"Kenapa gue nggak boleh ikut campur? Gue nggak mau ya lo pacaran sama dia dan gue juga nggak mau Albian jadi pacar dia!"

Sadewa tertawa sinis, sifat gadis itu masih sama seperti dahulu tidak pernah berubah.

"Lo itu cuman mantan gue, nggak berhak buat larang gue dekat sama siapapun."

"Walaupun cuman mantan, gue masih sayang sam lo!"

"Kalau lo sayang sama gue, lo nggak mungkin suka sama teman gue sendiri!"

Kini hanya perdebatan mereka yang mengisi kelas 10 IPA itu, Meisha dan Ashel pun mendadak terdiam saat mendengar perdebatan mereka.

Teman? Jadi Albian dan Sadewa pernah jadi teman? Ada apa ini sebenarnya?

Rosalie menghentakkan kakinya dan langsung pergi dari kelas 10 IPA dengan perasaan marah, malu dan cemburu menjadi satu.

"Lo nggak apa-apa kan, Sha?" tanya Sadewa menyentuh bahu kiri Meisha.

"Nggak usah pegang-pegang teman gue!" Ashel menghempaskan tangan Sadewa dari bahu Meisha.

Sial, semua orang menghalangi Sadewa berdekatan dengan Meisha. Tadi Albian, lalu Rosalie dan sekarang? Sadewa tidak mengenal gadis ini.

"Shel, udah." ucap Meisha. "Gue nggak apa-apa, Kak."

"Kalau dia ganggu lo lagi, bilang gue ya." ucap Sadewa khawatir.

"Nggak usah jauh-jauh bilang lo, gue akan selalu di samping Meisha" sahut Ashel. Sadewa hanya menatap gadis itu datar.

"Iya, makasih sebelumnya." Meisha tersenyum kepada Sadewa.

Senyuman itu membuat para kaum Adam melemah, senyuman manis. Sama seperti Sadewa saat ini, hanya kata cantik yang ada di pikiran Sadewa.

**•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚*


"Assalamualaikum," Albian memasuki rumahnya sambil membawa helm di tangan kirinya.

Setelah bel pulang sekolah tadi, Albian memilih untuk langsung pulang ke rumah karena kepalanya mendadak terasa pusing. Mungkin karena pertengkaran tadi.

Albian meletakkan helm di belakang pintu lalu mulai melangkah menuju ruang tamu, terlihat lah pandangan yang membuat dirinya tenang. Setiap Albian pulang pasti yang ia lihat selalu Bi Irma dan Diva sedang menonton televisi di ruang tamu.

Entah mengapa Albian merasa bahwa Bi Irma seperti ibu kandungnya, yang memberi kasih sayang penuh terhadap dirinya dan adik perempuannya. Bi Irma sendiri adalah seorang single parents yang merantau, beliau jauh-jauh pergi ke Jakarta untuk mencari kerja. Dan dahulu, untung saja Bi Irma bertemu dengan Karin yang sekarang menjadi majikannya atau Ibu dari Albian dan juga Diva.

Setelah kedatangan Bi Irma dahulu, Albian kecil mulai akrab dengan Bi Irma yang kebetulan sangat suka kepada anak kecil maka dari itu Bi Irma mulai membantu Karin untuk mengurus Albian kecil yang sekarang sudah beranjak dewasa dan saat ini beliau mengurus adik perempuan Albian.

"Assalamualaikum, Bi." Albian mencium punggung tangan Bi Irma.

"Waalikumsallam, Mas." Bi Irma segera beranjak dari duduknya.

"Duduk aja, Bi. Temenin Diva lagi, aku mau ke kamar abis ini." ucap Albian.

"Mas Bian udah makan belum? Biar bibi siapin,"

"Udah tadi di sekolah,"

Kini pandangannya teralih kepada gadis kecil yang sedang tiduran di atas karpet merah sambil meminum susu di botol.

"Hei, cantik." Albian duduk dan mulai menciumi seluruh wajah Diva yang sedang anteng menonton kartun.

"Minum susu aja sih, udah gede juga." ucap Albian mengelus rambut Diva.

"Hmm??" Diva hanya menatap Albian dan mulutnya masih penuh dengan ujung botol susu.

"Kamu udah gede, minum susunya di gelas jangan di botol lagi." Diva menggeleng dan kembali menatap televisi.

"Nggak mau? Udah gede juga kamu itu,"

Lagi-lagi Albian mencium wajah mungil Diva, mulai dari kening dan pipi secara bergantian. Sifat Albian yang seperti itu terkadang membuat Diva murka, karena Albian memaksa mencium wajahnya karena gemas.

"Besok Diva minum susunya di gelas aja ya, Bi."

"Aakhh...."

Ucapan Albian mengundang teriakan dari Diva, walaupun masih kecil ia paham apa yang dimaksud dari Kakak laki-laki tadi.

"Ndaa mauu..." Diva mulai melepas botol minumnya.

"Nggak mau apa?"

"Mau minum cucu dicini..." Diva mengangkat botol minumnya dan diperlihatkan ke wajah Albian. Botol susu itu sudah Diva pakai saat bocah kecil itu berusia dua tahun dan sekarang Diva berusia empat tahun.

"Diva udah gede ya, Bi. Jadinya harus minum susu di botol,"

"AKHHHH NDA MAUUUU...."

Setelah berhasil membuat Diva marah dan berteriak seperti itu, tugas Albian hanya satu. Lari, iya lari sebelum adik perempuannya itu mulai beraksi menarik rambut Albian hingga rontok.

"Iya-iya minumnya di botol," Bi Irma menenangkan Diva. Seperti Bi Irma memang sudah terbiasa dengan teriakan Diva akibat ulah Albian yang selalu membuat anak majikannya itu murka, untung saja Diva tipe anak yang mudah untuk ditenangkan.

* * *

TBC

Yeay bisa update lagi, Alhamdulillah.

Jangan lupa vote untuk chapter ini ya!

Bantu promote juga, ajak teman-teman kalian buat baca ALBIAN !

IG : anzolv_

Continue Reading

You'll Also Like

223K 10.3K 43
Do you believe in God? Do you believe in Angels? Do you believe that there is heaven? Do you believe that an angel can lost its wings? Do you believe...
557K 19.6K 52
|| C O M P L E T E D || [NO TRANSLATIONS | NO REPOST IN ANY FORM WITHOUT PERMISSION] Kim Haneul was still a baby when a group of vampire adopted her...
1.9M 46.8K 192
This book composed of Seventeen short Imagines series . --- Stories, one shots, fanfic imagines dedicated for carats and kpop group name Seventeen...
9.3M 277K 200
Seventeen Imagines for all 13 members •S.Coups •Jeonghan •Joshua •Jun •Hoshi •Wonwoo •Woozi •DK •Mingyu •The8 •Seungkwan •Hansol •Dino Book backgroun...