Musim semi kali ini masih sama.
Aku menyendiri di bawah dedalu tua.
Sesekali bercengkerama melepas segala sesak.
Bertahan cegak meskipun lara masih berserak.
Aku tumbuh tanpa pilar kokoh di sisiku.
Hidup terasa hambar dan abu-abu.
Aku bahkan terasing di tengah desing bising.
Tiada kenyamanan selain berteman dengan hening.
Sama seperti dedalu tua yang menaungiku.
Sepanjang waktu hanya tertunduk dalam bisu.
Seolah sang butala lebih menarik mata.
Ini semua karena aba, pergi tanpa sepatah kata.