Masa Remaja [svtgs]

By ayunakim_

67.2K 6.2K 283

Sederhana. Kisah ini hanya menceritakan tentang perjalanan cinta di masa-masa remaja♡ Warning ⚠️ Don't copy m... More

📸
01.
02.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
09.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.

17.

1.3K 134 0
By ayunakim_

Bruk!

"BAJINGAN!"

Masih di depan gerbang sekolah, Seungcheol dan anggota Serenity yang lain berkelahi dengan Yuta serta antek-anteknya. Mereka di jadikan bahan tontonan oleh siswa-siswi yang lain dan tidak ada yang berani melerai mereka.

Seungcheol menarik kerah jaket Yuta yang telah jatuh terduduk karenanya agar berdiri lalu memaki, "Goblok lo! main kasar sama cewek!"

Bugh!

Seungcheol memberikan bogeman lagi pada Yuta sehingga laki-laki berdarah Jepang itu oleng dan terjatuh lagi.

"Kalau mau main kasar jangan sama cewek, PUNYA MALU GAK, LO?!" ucap Seungcheol cukup keras.

"APA-APAAN INI, HEY HENTIKAN!!"

Perkelahian di antar squard Serenity dan beberapa anggota squard NCT di hentikan oleh salah satu guru perempuan yang datang dan melerai mereka.

Seungcheol menatap Yuta tajam yang telah kalah darinya, mata dan raut wajah seungcheol memperlihatkan sebuah kemarahan. Nafasnya juga memburu.

"Kalian anak sekolah LSM, kan? Kenapa kalian ke sini? Pergi sana, kembali ke sekolahan kalan. Kalau tidak saya akan melaporkan kalian ke kepala sekolah. Cepat!"

Yuta berdiri, merapikan penampilannya lalu mengajak antek-anteknya pergi. Setelah Yuta dan Squardnya pergi, guru—galak—Kim Seokjin menatap Seungcheol dan para sahabatnya. "Kalian, ikut sayang ke kentor—"

"JEONGHAN!"

Teriakan itu mengalihkan perhatian siswa lain pada Jeonghan yang kini jatuh pingsan dalam pelukan Jisoo.

Entah apa yang merasuk Seungcheol, dia tiba-tiba dengan segera mendekati Jeonghan yang tidak sadarkan diri dan membopongnya bridstyle gadis bar-bar itu pergi ke UKS.

"YA! CHOI SEUNGCHEOL!"

Seungcheol mengabaikan teriakan guru Seokjin dan tetap pergi membawa Jeonghan ke UKS karena di pikirannya saat ini hanya Jeonghan.

🌺🌺🌺

"Eoh, astaga!" Chan yang baru saja membuka pintu ruang kepala sekolah terperanjat kaget melihat kakaknya dan anggota serenity berdiri di dekat pintu berhadapa dengan Kim Namjoon sang kepala sekolah. "Kalian ngapain di sini?" tanya Chan penasaran.

"Nunggu hukuman, Chan," balas Seokmin.

"Lah, emangnya kalain buat salah apa?"

"Mereka berkelahi di depan halaman sekolahan tadi." Bukan anggota squard yang menjawab tapi pak Namjoon yang menjawab. "Kamu ngapain ke sini?" alihnya bertanya mengenai kedatangan Chan.

"Saya di suruh bu Seokjin ngambil surat buat para siswa, pak," balas Chan.

"Oh iya, sebentar."

Pak Namjoon pergi mendekati meja kedudukanya, mengambil setumpuk surat yang telah di persiapkan dan diletakkan di atas meja lalu memberikannya pada Chan.

Chan menerima surat tersebut. "Makasih, pak. Kalau gitu saya panit."

Pak Namjoon mengangguk. Setelah Chan mengambil surat dan pergi, pak Namjoon kembali memperhatikan ke enam murdi yang terlibat perkelahian tadi pagi satu-persatu.

Pak Namjoon berjalan mondar-mandir di hadapan mereka. "Kalian tau kan salah kalian apa?"

Seungcheol dan yang lain menjawab dengan serentak. "Tau, pak!"

Pak Namjoon mengangguk. "Bagus." Beliau berhenti berjalan bolak-balik dan kemudian bertanya, "Bapak mau tanya, kenapa kalian berkelahi tadi pagi?"

"Maaf pak," ucap Seungcheol.

"Saya bertanya Seungcheol bukan memintamu untuk meminta maaf."

Seungcheol menghelakan nafasnya pelan. "Anak sekolah sebelah main kasar pak sama Jeonghan dan saya gak terima," jawabannya jujur.

Pak Namjoon mengangkat satu alisnya. "Hanya karena itu?"

"Hanya karena itu?!" Seungcheol menatap pak Namjoon dengan tatapan terkejut. "Pak, itu termasuk kekerasan loh dan korbannya perempuan." Seungcheol tak habis pikir dengan pak Namjoon yang terlihat menyepelekan tentang kekerasan.

"Saya tau, tapi apa kamu sadar kalau kamu sama temen-temen kamu aja juga main kekerasan tadi?" tanya pak Namjoon tenang.

Seungcheol terdiam.

"Ingat kata bapak. Kekerasan tidak harus di balas dengan kekerasan," ujar pak Namjoon menasehati muridnya.

"Tapi mereka laki-laki pak dan seharusnya laki-laki gak boleh main kasar sama perempuan," balas Seungcheol tak terima.

"Lalu, jika laki-laki bermain kasar pada sesama laki-laki apa diperbolehkan?"

Seungcheol kembali terdiam.

Pak Namjoon membenarkan letak kacamatanya. "Sekarang kalian masuklah kelas." Pak Namjoon menyuruh ke enam muridnya untuk masuk kelas. "—oh iya! sebelum pulang sekolah nanti, kalian ke sini lagi untuk mengambil surat pernyataan bahwa kalian di skorsing."

"Kok, di skors pak!" protes Seokmin tak terima.

Pak Namjoon menghelakan nafasnya pelan. "Seokmin, sekolah ini mempunyai peraturan yang ketat. Apalagi ini tentang perkelahian, jika kalian berkelahi di luar sekolah maka tidak dipermasalahkan tapi kalian berkelahi di area sekolahan."

"Tapi jangan di skorsing dong, pak. Di hukum bersihin lapangan atau toilet aja deh, gak apa-apa." Soonyoung ikut protes.

Pak Namjoon menggelengkan kepalanya menolak. "Tidak. Kalian harus di skorsing agar tidak ada siswa lain yang meniru. Ini sudah kedua kalinya ada perkelahian di sekolah ini setelah angkatan dua tahun yang lalu. Bapak tidak mau kejadian ini terjadi lagi." Tatapan Pak Namjoon kemudian teralihkan pada Mingyu. "Mingyu, meskipun kamu anak pintar, rajin dan peraih paralel satu saya tetap akan menghukum kamu akan tindakan perkelahian tadi, maaf."

Mingyu mengangguk. "Gak apa-apa, pak. Saya pantas mendapatkan itu," balasnya.

"Yasudah, kalian pergilah."

Seungcheol dan yang lainnya membungkuk hormat dengan singkat pada Pak Namjoon, setelah itu mereka pergi dari ruang kantor dengan lesu.

"Mami gue pasti ngomel-ngomel kalau tau gue di skors, astaga!" Seokmin mengusak rambutnya kasar.

"Di kira lo doang apa?! Gue juga kali, nyokap gue pasti bakal nyita boneka maung gue." Soonyoung ikut frustasi.

"Sorry, guys. Gara-gara gue kalian jadi ikut di skors," ucap Seungcheol merasa bersalah.

Mingyu yang berdiri di sebelah Seungcheol merangkul pundaknya. "Ini bukan salah lo. Kitanya aja yang ikut-ikutan adu jotos."

"Iya, gue juga salah," kata Vernon menyetujui ucapan Mingyu.

Seokmin dan Soonyoung ikut menyetujui, mereka berdua tidak menyalahkan Seungcheol untuk hukuman skorsing. Toh, mereka juga salah karena ikut-ikutan.

"Udah lah, gak apa-apa. Cuma di skorsing doang buka di keluarin dari sekolahan," kata Jun santai.

Seungcheol dan yang lain mengangguk untuk membenarkan ucapan Jun. Mereka salah jadi mereka pantas untuk mendapatkan hukuman meskipun akhirnya di rumah nanti mereka pasti akan terkena omel dari ke dua orang tua masing-masing, terkecuali Mingyu.

"Cabut, yok."

Soonyoung menatap Seokmin. "Lo mau bolos?"

Seokmin menggelengkan kepalanya dan membalas, "Gak lah! Nanti hukumannya nambah lagi."

Yang lain tertawa mendengar balasan seokmin yang terlihat takut jika hukumannya di tambah. Mereka berenam kemudian melangkah pergi dari depan ruang kepala sekolah.

"Bay the way, lo kerasukan apa sampai-sampai nolongin Jeonghan, Cheol?" tanya Mingyu tiba-tiba pada Seungcheol. Posisi mereka berdua berjalan di belakang yang lain.

"Simpati aja," elak Seungcheol.

"Simpati, ya?" Mingyu mengangguk. "Tapi kayanya buka simpati, deh. Lo kelihatan panik banget pas bawa Jeonghan ke UKS."

"Gak tuh."

Mingyu tersenyum. "Lo takutkan kalau Jeonghan kenapa-kenapa?" tanya Mingyu lagi.

"Gak!" usai menjawab singkat pertanyaan Mingyu, Seungcheol langsung melangkahkan kakinya lebih lebar meninggal Mingyu yang berjalan pelan di belakang.

Mingyu menatap punggung Seungcheol, tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya pelan. "Pembohong."

🌺🌺🌺

Maaf guys tadi kepecet di publikasikan, padahal belum rampung di garap 🙂

Emak balik lagi 😘
Book Young parents udah di selesaikan jadi mulai saat ini emak akan fokus pada book ini.

See you next time, guys 🤗

Continue Reading

You'll Also Like

2.6M 151K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...
1.3M 93.3K 43
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
772K 93.4K 12
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
660K 8.8K 24
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+