PROTAGONIST COUSIN'S (lanjuta...

By Tempeh04

727K 83.3K 7.3K

#INI CERITA BUKAN JIPLAKAN ATAU PLAGIAT, TAPI EMANG UQI YANG PINDAH AKUN. BAGI KALIAN YANG PENASARAN DENGAN L... More

Perhatian
#1. Catlyn iri, pengen punya juga~
#2 Shiren korban bully
#3 My Daddy
#4. Sadboi
#5. Pelukan sama Hot Daddy
#6. Sayang anak
#7. Cuek Untuk Caper
#8. Abang Sepupu Meresahkan
#9. Cium?!
#10. Ayo Pacaran
#11. Incest beneran nih?!
#12. Perasaan Para Karakter
#13. Perasaan yang salah
#14. Masuk Sekolah
#15. Teman Baru
#16. Ketos Agresif
#17. Sisi lain Seno
#18. Rison si Softboy
#19. Hot.
#20. Hot II
#21. Jajan berujung petaka
#22. Hubungan Naura dan Shiren
#23. Penculik
#24. Pesan
Cast Characters
#25. Penyelamatan
#26. Khawatir
#27. Calon Mertua
#28. Perubahan Rencana
#29. Make Crazy!
#30. Satu Terbuka, Semua Terbuka
#31. Formerly
#32. Hubungan Masa Lalu
#33. Hanya menganggap Saudara
#34. BYE
#35. Wanna Date?
#36. Dating w/ My Love
#37. Genre Incest? No!
#38. Ketahuan
#39. Saya sebenarnya dua orang:)
#40. FL bareng ML
#41. Gemaaas!
42. Hitler Familly
43. Selesaikah?
#44. Antara ini dan itu

#45. Bye Seno

4.6K 385 81
By Tempeh04

BUGH!

Rison memberikan bogem mentah nya tanpa perasaan ke Yuma. Nafasnya memburu dengan tatapan tajam dingin yang selalu ia sembunyikan dibalik senyum tengilnya.

"Cuiih! Jijik gw denger Lo asal klaim Shiren kayak gitu"

Yuma terjatuh ke bawah. Ia sedikit terkejut dengan tonjokan Rison yang tiba tiba, apalagi tenaga nya yang besar tidak main main. Yuma bisa merasakan pipi nya mati rasa.

Anak anak geng Yuma lantas marah melihatnya, tak terima bos mereka di jatuhkan dengan mudah seperti it, langsung menyerang.

Rison langsung saja di serbu oleh anak geng Yuma, namun Seno, Rangga dan 2 ketua angkatan lainnya ikut membantu melawan mereka.

Wajah cuek Rison yang selalu flat tanpa ekspresi menatap tajam Yuma yang sudah berdiri sambil menatap nya tengil, seperti menantang.

"Huuww... Takuut.. tapi boong.. wlee" kata Yuma meledek membuat Rison naik pitam.

"JANGAN KEPANCING ANAK MAMIH" Peringat Rangga yang sesekali melihat ke arah teman temannya, dan kebetulan ia melihat Yuma yang sengaja meledek Rison untuk membuatnya emosi.

"Gw tau" sahut Rison dingin.

Terjadilah duel 1 vs 1 antara Yuma dan Rison.

Yuma melancarkan serangannya dengan lihai, terlihat ia sangat terbiasa dengan pertarungan jalanan seperti sering melakukannya. Sedangkan Rison, ia kuat, sangat kuat sekali di bandingkan Yuma. Namun, Rison yang biasa nya hanya berkutat dengan buku buku nya kelabakan menghadapi Yuma yang lihai bertarung.

Tapi seperti biasa, peran utama akan selalu bisa membalikkan keadaan. Rison dengan ketanggapannya yang luar biasa sudah mulai bisa membaca gerakan Yuma. Ia memusatkan seluruh kekuatannya di tinju sebelah kanan dan kaki kiri nya. Dengan serangan beruntun Rison melancarkan serangan nya di wajah dan pinggang samping Yuma.

BUAAAK!

"AARGHH..!" Yuma menjerit kesakitan. Dapat ia rasakan hidungnya patah dengan cairan kental mengalir diatas bibir nya.

Yuma mengusap cuping bibir nya pelan. Terlihat darah segar mengotori tangannya yang berurat.

"Shit! SIALAN LO RISON" Emosi Yuma menyerang kembali Rison membalas perbuatan si anak mami itu.

Rison tersenyum miring, merasa puas.

Sedangkan disisi lain, Seno dan Rangga saling bahu membahu berhadapan dengan beberapa orang langsung sekaligus.

"HAHAHAH.. Good boy Seno! Ga sia sia gw ngelatih anak anjing kayak Lo sekarang" kata Rangga tertawa puas melihat Seno yang banyak menumbangkan orang.

Seno berdecih tidak suka. "Gw bukan anak anjing lu!"

"Of course not, but now you're a ravenous hungry wolf" kata Rangga smirk, melihat wajah Seno yang terlihat senang menghabiskan mereka dengan brutal sampai mengeluarkan banyak darah.

Aroma besi menyeruak segar di sekitar mereka berdua, apalagi tangan Seno yang sudah bersimbah banyak darah dari lawannya.

Perasaan senang seperti meghirup opium, membuat Seno kecanduan setiap melihat dan mencium aroma darah.

Tapi tanpa mereka sadari, dari balik pohon yang tidak jauh dari tempat mereka berkelahi ada seseorang yang terus memantau mereka. Sosok tinggi yang gagah nan tegap memakai jaket hitam yang menutupi jaket menatap tajam salah satu dari mereka.

Sosok itu lantas mengeluarkan barang yang selalu tersimpan dibalik kantong jaketnya. Sebuah pistol semi otomatis yang sengaja dia bawa untuk menghabisi targetnya sekarang. Ia arahkan corong pistol kesasaranya.

"Penculik sialan, mati Lo" gumam sosok itu dan langsung menekan pelatuk nya.

DORR!!!

Suara tembakan menyaring keras membuat para remaja yang sedang berkelahi berhenti seketika.

Seno yang sedang menaiki musuh, untuk menghabisi nya pun berhenti. Namun, seketika perasaan panas dan perih terasa dipunggung sebelah kiri nya, seperti mengenai jantung nya sedikit.

"Aaarrrghh...!" Seno lantas menyentuh dada kirinya. Perasaan sesak dan sakit yang nyata membuat ia oleng dan jatuh dari tubuh lawannya.

"SENO! Bangsat! Siapa orang pengecut yang diem diem pake pistol?!" Emosi Rangga langsung bersimpuh disebelah Seno.

"Uhuk..!" Seno memuntahkan seteguk darah. Rison dan 2 ketua angkatan langsung mendekati mereka.

"Pengecut! Anak buah lu pake senjata?" Tanya Rison menatap remeh Yuma dan sekawanan geng nya.

Wajah Yuma berubah datar. Ini tidak seru, tidak ada siapapun yang Yuma ijinkan memakai senjata dari awal, agar ia bisa menikmati perkelahian ini. Aura dinginnya menyeruak diantara gengnya.

"Siapa?! Siapa yang seenaknya pake pistol tanpa seijin gw, BANGSAT?!" Marah Yuma membuat anak anak gengnya bergetar takut.

Rison juga sedikit terkejut, melihat wajah tengil yang adu pukul dengannya tadi berubah dingin sepeti dua orang yang berbeda.

"Bertahan anak anjing" gumam Rangga memapah Seno untuk dibawa kerumah sakit.

Shiren dan anak anak lainnya yang memang menunggu diluar langsung panik saat melihat Seno berwajah pucat dengan darah dibaju nya.

Shiren lantas berlari mendekati Seno dan Rangga.

"Astaga, Seno..." Tangan Shiren bergetar menyentuh wajah Seno yang memucat.

"Rangga.. Seno, Seno kenapa? Kenapa dia bisa sampai berdarah kayak gini? Siapa.. siapa yang udah buat Seno begini?!" Panik Shiren sudah meneteskan air mata nya.

Hati nya merasa sakit, ia merasa sesuatu yang buruk akan terjadi kepada salah satu lelaki nya ini.

"Aku jelasin nanti yah, kita harus kerumah sakit secepatnya" jawab Rangga lembut menatap Shiren yang sedang panik.

"Bisa bantu aku bukain pintu mobil, cantik?" Pinta Rangga yang langsung dilakukan Shiren.

Rangga langsung memasukan Seno ke kursi belakang. Ia melihat Shiren yang terus melihat Seno yang melemah karna darah mengalir dari punggungnya.

"Mau ikut?" Rangga menawari Shiren. Dengan cepat tentu Shiren mengangguk mengiyakan ajakan Rangga.

"Aku duduk belakang" kata Shiren lugas.

Rangga tersenyum simpul. "Iya boleh" jawab Rangga kalem mengusap lembut kepala Shiren.

Untuk kali ini, Rangga rela tidak mengambil kesempatan untuk duduk bersampingan dengan Shiren. Ia akan mengalah, untuk anak anjingnya yang sekarat.

=°=°=

"Seno.. hiks.. Seno kuat... Seno sayang Shiren kan? Seno ga boleh tutup mata Seno.. Seno..! hiks.. please.. jangan kayak gini.. Shiren ga suka.. jangan.. ga mau.. SENO! BUKA MATA NYA! Hiks.. huaa.. maaf.."

"Shi..ren.." ucap Seno tersendat sendat.

Shiren langsung memusatkan seluruh perhatian nya ke Seno. "Iya Seno. Shiren disini. Tahan sebentar lagi oke, kita hampir sampai rumah sakit. Ish.. rumah sakitnya kenapa jauh banget sih.." kata Shiren sedikit mengeluh, yang sudah tidak tau berapa banyak ia menumpahkan air mata nya sampai pipi nya basah sebegini nya.

"Ma-maaf.. Seno.. selalu.. nyakitin Shiren.. hah.. Seno.. egois.." Seno meneteskan air matanya.

Ia berasa lemah.. sebagian tubuhnya sudah tidak dapat ia rasakan lagi. Kepalanya pun sangat pening. Seno tidak ingin mati, tapi jika di akhir kehidupannya ia bisa melihat Shiren ternyata sepeduli ini kepadanya, ia tak menyesal harus pergi. Karna, itu membuktikan Seno sudah ada didalam hatinya meski hanya sedikit.

Dengan kepergiannya yang seperti ini pun, pasti akan membuat Shiren mengenangnya dengan lama. Seno senang. Bisa mengisi pikiran Shiren walau dengan kesedihan, yang penting, Shiren selalu mengingat nya.

"Iya! Seno sangat egois! Maka nya Seno harus bertahan, biar Seno bisa memperbaiki diri, tidak jadi orang yang egois lagi" kata Shiren berusaha menyemangati Seno agar tidak menutup mata nya yang mulai sayu.

Seno terkekeh pelan. "Maaf.. aku.. tidak pernah menyesal.. untuk.. hah.. untuk bawa kamu kerumahku dan mengurung mu... I-itu.. karna aku mau kamu aman.." Seno berusaha mengeluarkan semua yang ada dipikirannya, meski sakit seluruh badannya saat ia berbicara panjang, tapi Seno tidak mau melewatkan kesempatan terakhirnya ini.

Shiren mengangguk, menempelkan kening mereka berdua, seakan menjawab, tidak apa.. ia tidak keberatan dengan semua yang sudah terjadi.

Shiren tidak tega, tidak kuat melihat wajah pucat Seno yang mulai mendingin. Air mata nya semakin meluruh.

"Cukup.. jangan ngomong lagi. Kita udah sampai rumah sakit"

Rangga keluar duluan, meminta bantuan kepada suster dan dokter yang berjaga untuk membawa Seno.

Seno langsung dinaikin ke ranjang pasien. Genggaman tangan Shiren dan Seno tidak pernah sekalipun terlepas.

"Shiren.. I love you more"

=°=°=

HAAAY SEMUA NYAAA..

UQI KEMBALIII

A

khirnya, ada waktu dan ide untuk melanjutkan cerita ini!!!

Bagaimana? Sedih tak?

Feel tak?

Masuuk kedalam relung hati dan jiwa tidak???!

Semoga masook, karna Uqi sudah lama tidak menulis.. harap maklum jika banyak kata pengulangan dan kaku🙏🙏

Seperti biasa, kalo suka jangan lupa support yah maniiiezsss

Continue Reading

You'll Also Like

494K 18.9K 50
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
812K 70.6K 44
Setelah kematian ibunya Rayanza yang tadinya remaja manja dan polos. Berubah menjadi sosok remaja mandiri yang mampu membiayayi setiap kebutuhan hidu...
761K 35.5K 40
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
4.1M 243K 60
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...