Nda nyangka cerita "MY BABY AIRA" udah tamat! Aku mau berterima kasih atas dukungan kalian yang sejak awal mensupport aku. Tanpa kalian cerita ini mungkin tidak bisa di lirik oleh khalayak.
Awalnya view nya masih beberapa saja, namun lama-kelamaan Alhamdulillah udah ribuan dan semoga cerita ini kalian menyukai nya :)
Ini cerita pertama ku sekaligus pengalaman pertama di dunia menulis maka dari itu masih banyak kesalahan-kesalahan yang ada di dalamnya (Typo). Jadi mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kesalahan yang saya perbuat secara tidak sengaja. Mohon di maklumi.
Jadi ini adalah part terakhir untuk cerita "MY BABY AIRA". Tapi kalian tidak perlu sedih, Author masih memiliki cerita yang menunggu kalian dan akan menghibur kalian di setiap part nya.
Tapi sebelum itu, jangan lupa follow untuk info lebih lanjut!!
Happy reading
Satu bulan kemudian...
Bayi kecil Noel sangat aktif bergerak hingga membuat Nasyah kewalahan mengurus nya.
"Bun~bun" gumam Noel mengisap jari mungil nya
Nasyah yang sedang mengetik di handphone nya di buat melongo oleh suara Noel barusan yang memanggil nya.
Nasyah langsung saja mengangkat Noel duduk di pahanya "Noel udah bisa manggil bunda? Coba lagi sayang"
Noel meniup bibir kecilnya hingga suara-suara lucu membuat Noel terkekeh sendiri "bun~"
Nasyah langsung saja mendarat kan beberapa kecupan di seluruh wajah Noel membuat bayi itu tertawa geli.
"Pinter banget sih anak bunda"
"Oh iya hari ini, para aunty cantik pengen ketemu sama Noel. Jadi Noel mandi dulu biar tambah ganteng yah" lanjut Nasyah dan bergegas membawa Noel ke dalam kamar.
Noel hanya bergumam tak jelas saat di urus Nasyah membuat ibu muda itu ingin menelan anak di hadapannya itu.
Setelah memandikan Noel, Nasyah langsung mendandani nya dan membiarkan Noel di atas kasur sedangkan Nasyah menyiapkan peralatan Noel ke dalam tas lalu menitipkan kepada IRT untuk menjaga nya sebentar karena dirinya juga harus berdandan cantik.
Sedangkan Khanza sibuk di kantor mengurus beberapa berkas tertumpuk akibat jarang datang ke kantor dengan alasan kedua anaknya yang selalu merengek jika Khanza berangkat ke kantor.
Dan hari ini juga Aira bolos ke sekolah demi mengikuti ayahnya ke kantor. Hal pertama yang dia rasakan adalah bisa. Karena hanya duduk diam sambil memperhatikan Khanza yang mencoret-coret di kertas yang tidak Aira mengerti.
Aira merutuki dirinya karena merengek ikut Khanza ke kantor. Padahal jika dia ke sekolah pasti jauh lebih menyenangkan bisa bermain sepuasnya.
"Ayah! Apa masih lama? Aku ingin pulang" tanya Aira dengan nada merengek.
Khanza menghela nafas pelan lalu menatap Aira yang duduk di sofa dengan menggoyangkan kakinya. Begitu lucu pikir nya.
"Masih lama sayang, apa Aira bisa menunggu sedikit lagi? Please" mohon Khanza namun mendapat wajah cemberut dari Aira.
"Sini sayang"
Aira beranjak dari sofa dan berlari kecil menuju meja kerja Khanza lalu duduk di pangkuan Khanza.
"Aira tidak mau lagi ikut ayah ke kantor. Lebih baik bermain bersama Dede Noel itu lebih menyenangkan" lirihnya memeluk Khanza menyandarkan kepalanya di dada bidang Khanza.
"Aira pasti lapar kan?"
"Hm. Sama ngantuk juga ayah"
Khanza meraih ponsel di atas meja lalu mengetik sesuatu di sana dan menyimpan nya kembali setelah memberitahu seseorang.
"Mau pulang bareng ayah atau di antar supir aja?"
Aira mendongak menatap manik mata Khanza "bareng ayah"
Khanza mengecup poni lucu Aira "Yaudah, itu berarti Aira mau menunggu ayah sebentar?" Khanza tersenyum lalu mengelus kepala Aira ketika anak itu mengangguk.
Suara ketukan pintu dari luar membuat atensi Khanza beralih "masuk"
Wanita berpakaian ketat berjalan masuk membawa sekotak makan yang sudah di pesan Khanza.
"Ini pak makanan nya" wanita itu menaruh kotak makan itu di atas meja dengan gaya yang menggoda
"Hm, kamu boleh keluar"
Tadi nya wanita itu mengangguk namun tidak melangkah kan kakinya keluar melainkan menatap sejenak Aira yang mulai terpejam di dada bidang Khanza.
"Jika pak Khanza tidak keberatan saya bisa menjaga anaknya sebentar supaya tidak terganggu mengurus pekerjaan nya" tawar nya namun di tolak mentah-mentah oleh Khanza. Di tatap datar pula.
"Tidak perlu, silahkan keluar" tegasnya
"Baik pak"
Setelah pintu tertutup rapat, Khanza membawa Aira ke dalam kamar lalu menidurkan Aira dengan pelan.
"Ayah mencintai mu sayang" Ucapnya mengecup kedua pipi Aira secara bergantian.
Menarik selimut sampai ke dada lalu melangkah keluar mengerjakan pekerjaan nya yang sempat tertunda.
-----
"Ganteng banget sih, ini mah duplikat nya Khanza" ujar Anin menggendong Noel sedangkan anaknya ia tidurkan di karpet dan berceloteh sendiri. Kasihan banget.
Semua sahabat Nasyah sudah berumah tangga dan masing-masing sudah memiliki anak. Namun entah kenapa mereka malah sibuk dengan Noel sedangkan anak mereka di biarkan bermain sendiri.
Seorang bayi perempuan merangkak ke pangkuan Nasyah "hai cantik, nama kamu siapa?" Nasyah mencubit pipi gembul anak yang juga tengah memegang pipinya.
"Nama aku Lisa aunty" ujar Klarisa dengan suara khas bayi
"Anak Lo gemes banget sih" ucap Nasyah mencubit kembali pipi gembul Lisa
Klarisa mengambil anak nya dari gendongan Nasyah karena bayi itu memukul aset dada Nasyah.
"Dia lapar, sorry yah udah pegang gunung lo"
Nasyah terkekeh pelan "nggak apa-apa kali namanya juga bayi"
"Nggak nyangka yah sekarang kita udah jadi ibu muda" ujar Aura mengelus pipi gembul Noel
"Sumpah kelakuan gue udah nikah tetap aja kek gadis masih perawan" curhat Syakira
"SAMA" ucap mereka semua serempak yang di akhiri kekehan.
"Gue masih ingat tingkah absurd kita semasa kuliah, terus sekarang udah punya baby aja masih bobrok" Zea ikut bicara membuat semua nya kembali tertawa.
Mereka terus mengobrol hingga waktu berlalu sore hari dan berpamitan pulang ke rumah masing-masing.
Reta mulai membersihkan dirinya saat Noel masih tidur lalu menyiapkan makanan untuk Aira karena putri itu pasti sangat lapar sehabis dari kantor.
Reta beranjak ke dapur membuat susu hangat untuk Noel dan tersentak kaget saat tangan kekar melingkar di pinggang nya. Hampir saja air panas mengenai lengannya.
"Ck. Bikin kaget aja! Kalau masuk tuh salam dulu" kesal Nasyah
Khanza terkekeh dan mengecup pipi Nasyah "saya sudah salam tapi nggak kedengaran"
"Sayang ini masih di dapur, please deh jangan buat malu" risih Nasyah ketika Khanza mulai tingkah nakal nya
"Ya sudah ayo ke kamar"
Khanza langsung menarik pelan lengan Nasyah ketika selesai menyiapkan susu Noel.
Nasyah tersenyum melihat putri pertama nya yang tertidur pulas di samping Noel.
"Aira dari tadi tidur nya?"
Khanza yang melepas jas nya hanya berdehem sebagai jawaban nya. Kemudian melangkah ke kamar mandi membersihkan dirinya yang terasa lengket karena seharian duduk di kantor.
Nasyah menyiapkan pakaian santai Khanza ketika di rumah tak lupa menyiapkan pakaian untuk Aira ketika putri nya itu terbangun.
"Sayang" panggil Khanza saat keluar dari kamar mandi
"Why?" Jawab Nasyah tanpa berbalik
Lama tidak mendengar balasan dari Khanza, Nasyah terkejut ketika Khanza memeluk nya dari belakang dan membisikkan sesuatu di telinga Nasyah.
"Kamu nggak mau nambah baby lagi?"
Nasyah tersenyum lalu berbalik menghadap Khanza dan mengalungkan tangannya di leher Khanza.
"8 bulan lagi kamu punya anak ke tiga" Khanza mengerutkan keningnya tak paham.
"Maksudnya?"
"Aku hamil" jawab Nasyah mengeluarkan testpack dengan dua tanda garis merah
Khanza langsung membawa Nasyah kedalam dekapannya dengan mata yang sudah berkaca-kaca "makasih sayang"
"Berterima kasih pada Allah yang sudah percayakan aku untuk menjaga bayi kecil ini"
~TAMAT~