Way Of Life

By TariKarisma

1.6K 151 85

☡Jadi pembaca yang bijak☡ Harap follow sebelum baca👌 Dicap sebagai tukang palak. Namun dibalik itu semua, ba... More

Way Of Life 1🏹
Way Of Life 2🏹
Way Of Life 3🏹
Way Of Life 4🏹
Way Of Life 5🏹
Way Of Life 6 🏹
Way Of Life 7🏹
Way Of Life 8 🏹
Way Of Life 9 🏹
Way Of Life 10 🏹
Way Of Life 11🏹
Way Of Life 12 🏹
Way Of Life 13 🏹
Way Of Life 14 🏹
Way Of Life 15 🏹
Way Of Life 16 🏹
Way Of Life 17 🏹
Way Of Life 18 🏹
Way Of Life 20 🏹
Way Of Life 21 🏹
Way Of Life 22 🏹
Way Of Life 23 🏹
Way Of Life 24 🏹
Way Of Life 25 🏹
Way Of Life 26 🏹
Way Of Life 27🏹
Way Of Life 28 🏹
Way Of life 29🏹
Way Of Life 30🏹
Way Of Life 31🏹End

Way Of Life 19 🏹

47 2 2
By TariKarisma

♣️Happy Reading♣️
.
.
.
.
.
.
.

¤¤¤¤¤¤¤

"Aku cinta sama kamu Lex, semoga aku bisa ketemu sama kamu dan perjuangin rasa cinta aku ini."

"Tunggu sebentar lagi." Ucapnya penuh keyakinan.

Tanpa Revan sadari ada seseorang yang sedari tadi mendengarkan ucapan Revan, saat ia mengira Revan sudah selesai dengan bicara ia keluar dari persembunyiannya dan menghampiri Revan.

"Boleh aku duduk?"

Revan yang mendengarnya pun menoleh, ia sedikit terkejut melihat Karin ada disini. Bagaimana dia bisa tau kalau dirinya sedang disini? Monolognya dalam hati.

"Jadi itu alasan kakak gak nerima cinta aku?" Tanya Karin dan dijawab deheman oleh Revan.

"Pasti kak Lexa itu cantik ya, sampai sampai kak Revan aja gak berpaling." Ucapnya sembari tertawa.

"Gue minta maaf sama lo." Revan mulai membuka suaranya, kali ini ia harus menghentikan gadis tersebut agar tak semakin mencintainya.

"Hah? Buat apa kak, kakak gak salah kok."

"Gua gak bisa nerima cinta lo, gua percaya lo tulus tapi cinta gak bisa dipaksain." Ungkap Revan.

"Waahhh ini pertama kalinya loh kak Revan bicara panjang, hebat."

Revan tersenyum gadis disampingnya ini memang tak bisa diajak serius sedikit, ia menatap gadis tersebut.

"Ke-kenapa liatin aku kek gitu kak?" Tanyanya gugup.

"Semoga lo bisa dapat sosok yang bisa nerima semua cinta tulus lo, walaupun itu bukan gue."

"Khem, itu harus kak. Saya gak akan buang buang cinta saya lagi buat orang kek kakak,  gak akan pernah. Awas aja nanti kakak ngemis ngemis cinta kesaya ya, gak akan saya terima." Mereka tertawa bersama, walaupun Karin harus sedikit menelan rasa pahit.

"Aku juga pernah denger nama Lexa, sepupu saya pernah bekerja sama keluarga Franklin." Ungkapnya pada Revan, mendengar itu Revan menoleh kearah Karin.

"Siapa sepupu kamu?" Tanya Revan yang mulai penasaran.

"Lintang."

"Lintang adalah sepupu aku, ya harusnya manggilnya kak sih tapi karena sia nyebelin jadi males."

"Kerja apa dia?" Tanya Revan.

"Ha? Ah itu dia kerja jadi pengawal kak Lexa selama di Indonesia."

"Sekarang dia dimana?"

"Em dia ada dirumahnya kak, dia sibuk kuliah di Bandung." Jawabnya.

Revan mulai berfikir, Lintang pasti memiliki informasi tentang Lexa.

"Dia gak balik ke Jakarta?"

"Besok dia balik, soalnya libur kuliahnya." Jawabnya jujur.

"Kalau gitu aku balik dulu ya kak, makasih buat semuanya. Tetep semangat ya kak buat perjuangin cinta kakak, pasti bisa kok. Hwaiting!"

"Iyah hati², makasih informasinya."

"Sama-sama, dah kak. Awas lo kak ada hantu haummm." Setelah mengatakannya Karin langsung bergegas pergi, ia harus menutupi air matanya yang akan jatuh.

Sakit itulah yang ia rasakan, lelaki yang dia cintai ternyata mencintai orang lain. Ia berjalan dengan langkah pelan menuju rumahnya, ia harus kuat menahan semuanya.

"Ihh masak aku galau cuma gara gara ini aja sih, galau tuh kalau kita gak punya uang baru galau." Monolognya.

"Lebih baik aku jalan jalan aja, pulangnya ntar aja belom ngantuk."

"Tapi kak Revan ganteng Huwaaaaaaaa!"  Ia langsung berlari untuk mengusir pikirannya yang serba Revan didalamnya.

¤¤¤¤¤¤¤

Hari minggu ini Revan memutuskan untuk berdiam diri dirumah, ia melihat keluarganya tengah bersantai diruang keluarga.

"Pagi ayah bunda." Sapanya pada keduanya.

"Pagi sayang, kamu mau kemana?" Revan duduk di samping bundanya dan menjawab pertanyaan dengan menggeleng.

"Enggak ada, cuma nanti mau keluar sebentar kerumah bang Lintang." Jawabnya dan memakan keripik almond didepannya.

"Ayah gak kerja?" Tanya Revan.

"Libur lah kan hari minggu."

"Kerja aja biar dapet uang."

"Kamu saja sana, ayah mau istirahat."

"Bagaimana kalau media tau bahwa hakim ternama di Indonesia hobbinya ngebucin dan malas malasan." Goda Revan.

"Bilang aja iri kamu sama ayah." Jawabnya tak mau kalah.

"Sudah sudah kalian ini berantem terus, pusing bunda."

"Revan?" Panggil Monica bunda Revan.

"Iya bund."

"Kami sebenernya niat menjodohkan kamu waktu itu." Revan menghentikan makannya dan memperhatikan bundanya berbicara.

"Dijodohin? Kapan?" Tanya Revan.

"Waktu jenguk Lexa di rumah sakit." Jawab sang ayah.

"Kok?"

"Jadi ayah sudah sahabatan dengan daddynya Lexa sejak jaman sekolah, dan kami sepakat untuk menjodohkan anak kami." Jelas Bagas ayah Revan.

"Terus?"

"Kamu akan nerima kan Revan?" Tanya bundanya ragu.

"Itukan dulu bunda, sekarang pasti mereka dah gak bakal mau jodohin anaknya."

"Siapa bilang, masih berlaku kok."

"Ayah yakin banget dah."

"Dahlah sesuka kalian aja, Revan pergi dulu, assalamualaikum." Pamitnya dan bergegas pergi.

Kini ia telah sampai di depan rumah Lintang, ia mengetuk pintu berwarna putih tersebut. Tak lama pintu terbuka dan bukan Lintang yang Revan dapati, melainkan pembantu sirumah Lintang.

"Eh den Revan, ada apa ya den." Tanya bibi tersebut.

"Bang Lintangnya ada bi?"

"Ouh den Lintang, dia gak tinggal disini den. Sebentar bibi ambil alamatnya."

Revan menunggu diluar, apakah Lintang masih ada di Bandung. Tak lama bibi tersebut datang dengan secarik kertas ditangannya, ia memberikanya pada Revan.

"Ini den alamatnya."

"Makasih ya bi." Revan melihat alamat tersebut, ternyata Revan menempati rumah yang pernah ditinggali oleh Lexa. Tapi kenapa dia pindah kesana, tanpa pikir panjang ia bergegas kesana.

¤¤¤¤¤¤¤

Lintang tengah memilih makanan dan camilan di supermarket, karena ia telah pindah rumah jadilah dia harus menyiapkannya sendiri. Selesai memilih beberapa makanan, camilan, dan minuman ia menuju kekasir untuk membayar.

Ia sengaja memilih jalan kaki, karena memang lokadi rumahnya tidak jauh dari supermarket. Ia berjalan dengan santai, saat sampai didepan rumahnya ia berhenti beberapa meter dari sana. Ia melihat Revan yanh tengah duduk dimotor, Ia berjalan mendekat dan menghampiri Revan.

"Sudah lama?" Tanya Lintang dan membukakan pintu gerbang.

Revan melihat rumah yang identik dengan warna hitam tersebut, benar benar vibes nya Lexa. Lintang menaruh belanjaannya dimeja dan membawa beberapa minuman kedepan untuk diminum bersama Revan.

"Bagus kan?" Lintang memulai percakapan.

"Hemm selera Lexa." Jawab Revan dan membuka sekaleng soda didepannya.

"Kenapa nyari gua?" Tanya Lintang to the point.

"Lo pernah kerja dikeluarganya Lexa?"

"Iyah cuma 2 tahun, saat Lexa disini aja."

"Sekarang?"

"Sekarang? Udah enggak, siapa yang mau dijaga." Jawabnya.

"Kenapa lo suka sama Lexa sekarang?" Tanya Lintang dan diangguki Revan, mau menolakpun percuma.

"Udah gua duga sih lu bakal suka ma tu anak."

"Gimana keadaannya sekarang?" Tanya Revan yang ingin tahu tentang Lexa.

"Gua denger dia udah lulus sih, dia bekerja jadi sniper di Italia."

"Sniper?" Ulang Revan dan diangguki Lintang.

"Lo pasti bingung kenapa Lexa udah lulus kan?" Tebak Lintang.

"Dia lulus cepet karena kepintaranya, alhasil dia bisa lulus cepet." Jelas Lintang.

"Dia jadi abdi negara atau?" Tanya Revan yang bingung dengan pekerjaan Lexa.

"Ah gak dia kerja jadi sniper pribadi keluarganya."

"Kayaknya lo tau banyak tentang dia."

"Bisa dibilang gitu."

"Kenapa lo gak ngasih tau gua saat itu?"

"Ck, lo mau gua mati muda he? Ya gua pura² gak tau, itu salah satu tugas gua, pura² gak kenal sama vip pada orang lain." Jelas Lintang.

"Lo bisa kerja sama mereka gimana caranya?" Tanya Revan.

"Gua ngrasa di interogasi deh sama lo Van." Ujarnya sembadi tertawa.

"Maaf."

"Gakpapa santai."

Flashback On.

Sebuah mobil tengah melaju dengan kencang, pengemudi tersebut bahkan tidak takut jika dirinya bakal terjatuh kedalam jurang jika tidak bisa berbelok. Saat asik mengemudi tiba tiba dari arah lawan ada ssbuah truk besar, dengan reflek ia menginjak rem, namun sayang karena kencangnya mobil rem seakan tak berfungsi.

Mobil tersebut akhirnya menyenggol truk itu, dan oleng menabrak pembatas jalan yang mengarah ke jurang. Sopir teuk tersebut langsung melaju tanpa niat membantu, jalanan juga sangat sepi.

Si pengemudi berusaha keluar dari mobilnya, ia tidak ingin jatuh sia sia kedalam sana. Dengan semua usaha akhirnya dia bisa bebas, namun ia harus bergelantungan di pembatas jalan. Seperkian detik kemudian akhirnya mobilnya terjatuh kedalam jurang dan meledak, ia menoleh kesana kemari mencari bantuan namun sepi.

"Tolong! Tolong! Siapapun disana tolongin saya!" Teriaknya.

"Tolong siapapun tolong."

"Gua udah gak kuat, badan gua juga udah lemes."

Saat pegangannya terlepas ia sudah memejamkan matanya, ia harus ikhlas bila ini takdirnya jatuh kejurang. Lama menutup mata tapi ia tak merasakan membentur apapun, akhirnya ia memilih membuka matanya. Ia melihat seorang laki-laki yang tengah memegang tangannya, tanpa pikir panjang laki² tersebut menariknya keatas.

"Lo gak papa?" Tanya laki² berambut perak tersebut.

"Gua baik² aja terima kasih."

"Yok kerumah sakit." Ajaknya dan mereka menuju mobil.

"Gua Atlantik, lo?"

"Lintang."

Beberapa menit kemudian mereka telah sampai dirumah sakit, dan Lintang segera diobati. Setelah selesai diobati Atlantik masih setia menunggu, dan Lintang menghampirinya.

"Makasih Atlantik." Ucapnya.

"Sama²."

"Gua pergi dulu yak."

"Tunggu!" Cegah Lintang.

"Kalo lo butuh sesuatu bilang sama gua, pasti gua bantu." Tawar Lintang dan diangguki Atlantik.

"Okey."

Beberapa hari setelahnya Atlantik mengajak ketemu Lintang ditaman, Lintang dengan senang hati menemuinya karena baginya Atlantik adalah penyelamat hidupnya, makasih pun tak bisa membalas budi padanya.

"Lin gua mau minta tolong sama lo bisa?"

"Apaan?" Atlantik menyerahkan sebuah foto kepada Lintang.

"Ini adek gua, gua mau lo jaga dia selama dia di Indonesia."

"Lah emang lo kenapa?"

"Dia gak mau keluarganya ikut, bahkan gua gak bisa tinggal disini. Gua mau lo awasi dia secara diam diam dan jangan sampai orang orang tau oke? Kalo lo gak bisa jaga rahasia tentang siapa keluarga gua atau ngebocorin identitas adek gua maka lo akan mati ditangan gua."

"Iya gua lakuin semuanya, lo tenang aja. Gimana kalau adek lo masuk kesekolah gua aja."

"Oke."

Flashback Off.

"Jadi gitu lu paham kan?" Tanya Lintang.

"Jadi kakaknya Lexa yang udah nyelametin lo?" Tanyanya dan diangguki oleh Lintang.

"Kenapa lo tiba tiba nanya soal Lexa?Tujuan lo selain lo suka sama dia."

"Gua ingin merjuangin rasa cinta gua ke dia, lo tau alamatnya?"

"Hahaha gak tau detailnya tapi dia tinggal di Genova Italia." Revan terdiam dia harus memkirkan cara agar bisa kesana.

"Khem yang udah jatuh cinta tapi kena jatuhnya aja." Goda Lintang.

"Shit!" Umpatnya.

"Ouh gua gak mau deh lo tanya tanya, sono cari info sendiri."

"Baper amat."

"Apa lo bilang?! Ulangi!" Kesal Lintang, dan keduanya pun tertawa sembari meminum soda.

Drt! Drt! Drt!

Lintang mengambil handphonenya, ia melihat nama yang telah memanggilnya. Lintang berjalan menjauh dari Revan,  melihat hal itu Revan sesikit menaruh curiga.

"Bentar gua akan telfon dulu." Pamitnya dan diangguki Revan.

"Hallo?" Angkat Lintang saat sudah berada agak jauh dadi Revan.

"Hmm baiklah." Lintang menutup sambungan telfonya dan kembali duduk disamping Revan.






Hallo guys jan lupa komen dan vote ya biar author makin semangat up ❤
Terimakasih sudah baca dan support.

Hasta Nuego 🖐

Author K.


Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 51.1K 51
[Cover by : @kamubiru] Mempunyai 3 kakak laki-laki, ditambah satu kembaran cowok yang semua kegantengan nya membelah seantero SMA Garuda membuat Edel...
1.1M 56K 51
(Sudah Terbit di Teori kata Publishing dan sudah ada di shopee!! Kalian bisa pesan kapan aja ya!). Alezya Violin nama seorang gadis berparas cantik b...
Queen of peace By

Teen Fiction

73.5K 5.5K 58
Cerita ini bakal buat kalian baper dan jatuh sejatuh jatuhnya!! Tak hanya itu cerita ini juga memiliki humor karena pemerannya. 15 remaja lelaki yang...
1.2M 110K 58
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...