Heksa Story ✓

Por delindanae

29.5K 2.5K 16

[END] Menceritakan daily life Heksa dengan Ayah dan Abangnya. Dan Heksa dengan para sahabatnya. Juga Heksa de... Más

CHAPTER 01 [Hadiah + Pekenalan Singkat]
DISCLAIMER
CHAPTER 02 [Sahabat Heksa]
CHAPTER 03 [Jiko Ngeselin]
CHAPTER 04 [Sedikit Insiden]
CHAPTER 05 [Sedikit Nasihat dari Ayah]
CHAPTER 06 [Olahraga Pagi]
CHAPTER 07 [Malam Minggu Marka]
CHAPTER 08 [Tanding Basket]
CHAPTER 09 [Bolos]
CHAPTER 10 [Rumah Chiko]
CHAPTER 11 [Masih Rumah Chiko]
CHAPTER 12 [Mall]
CHAPTER 13 [Itu Pacar Marka?]
CHAPTER 14 [Hadiah Buat Ayah]
CHAPTER 15 [Tawuran]
CHAPTER 16 [Skorsing]
CHAPTER 17 [Asia Afrika & Braga]
CHAPTER 18 [Quality Time]
CHAPTER 19 [Chiko Sakit]
CHAPTER 20 [Berduka]
CHAPTER 21 [Jalan-Jalan ke Dago]
CHAPTER 22 [Semaleman With Abang]
CHAPTER 23 [Berita Buruk]
CHAPTER 24 [Penjelasan & Oleh-oleh]
CHAPTER 25 [Marka Galau]
CHAPTER 26 [Heksa Hilang]
CHAPTER 28 [Tak Percaya]
CHAPTER 29 [Siuman]
CHAPTER 30 [Meet Grandma in Chicago]
CHAPTER 31 [Miami Beach] + End
EXTRA CHAPTER [Akhir yang Bahagia]
PROMOSI
PROMOSI

CHAPTER 27 [Tidak Menyangka]

1K 89 0
Por delindanae

Warning!!
Semua kejadian dan kekerasan yang terjadi disini tidak untuk ditiru!
Sekali lagi, TIDAK UNTUK DITIRU!

-----

Selamat membaca.

-----

Heksa mengerjakan matanya pelan, mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk ke rentina matanya.

Netranya berfokus pada kedua tangan dan kakinya yang diikat dengan kuat, juga dirinya yang terduduk di sebuah kursi kayu.

Pandangannya berpendar ke segala arah, dilihatnya sebuah ruangan yang tidak terlalu luas, ruangan yang ditempatinya saat ini terlihat begitu kotor, di pojok ruangan terdapat tumpukan kardus yang entah apa isinya, sedangkan disisi lainnya terdapat sebuah lemari kayu yang sudah tabuh, dan jika disenggol sedikit saja pasti akan rubuh.

Sepertinya hari sudah malam. Terbukti dari sebuah celah kaca yang memperlihatkan gelapnya area luar.

Dirinya bergidik dengan keadaan di ruangan ini yang cukup menyeramkan, ditambah minimnya penerangan disini.

Heksa mencoba mengingat apa yang terjadi sebelum ia berakhir di tempat ini.

Sebelumnya ia mendapat sebuah pesan ancaman dari nomor tak dikenal, juga sebuah lokasi yang dikirim si pengirim.

Heksa tanpa berpikir langsung pergi ke lokasi tersebut, saat sudah sampai ternyata hanya sebuah hamparan luas yang terlihat begitu sepi.

Saat ia akan berbalik, tiba-tiba datang seseorang dari arah belakangnya yang langsung memukul tengkuknya dengan sebuah balok kayu, hingga menyebabkan dirinya pingsan dan berakhirlah di ruangan sempit ini.

Sial, gue dijebak, batinnya.

Heksa mencoba melepaskan ikatan tali yang mengikatnya, bunyi pintu yang terbuka membuat Heksa secara spontan menghentikan pergerakannya, ia mendongak.

"Hai anak muda!"

Di hadapan Heksa berdiri lelaki paruh baya yang usianya sepertinya sama dengan ayahnya. Lelaki itu terlihat tersenyum, namun bukan senyuman manis yang diperlihatkan, melainkan senyuman yang terkesan mengandung arti jahat.

Mata Heksa menyipit, dahinya mengernyit. Dia merasa familiar dengan orang di depannya ini.

"Tidak ingat dengan saya eh?" Terdengar nada mengejek dari pertanyaan tersebut.

"Sepertinya tidak ingat ya," ucapnya menjawab pertanyaannya sendiri karena Heksa yang tak kunjung membuka suara.

"Kalau dengan yang ini pasti ingat."

Orang itu terkekeh pelan. Ia menepuk tangannya dua kali menginstruksikan kepada orang-orang yang berada di luar untuk masuk.

"Masuk!"

Dari balik pintu munculah tiga orang yang dua diantaranya sangat Heksa kenali.

Mata Heksa membola. Bibirnya bergumam, "Kalian?"

***

Ini sudah pukul sepuluh malam.

Dikediaman Heksa sekarang Joni, Marka, dan sahabat Heksa sedang mencoba mencari keberadaan Heksa dengan bantuan sebuah GPS kecil yang Joni selipkan pada kalung yang Heksa kenakan tanpa sepengetahuan Heksa pastinya.

Karena tentu saja Heksa tak akan suka diawasi seperti itu, maka dari itu, Joni langsung memberikan sebuah kalung yang sudah dipasang GPS sebelumnya dengan dalih hadiah ulang tahun.

Dan sikap protective Joni pada kedua putranya ternyata membantu disaat-saat genting seperti ini.

"Saya tahu tempat ini Om."

Jiko berdiri saat melihat titik pada GPS yang terpampang di laptop Marka.

"Setahu saya tempat ini merupakan gedung yang sudah lama terbengkalai."

"Yaudah, kita langsung kesana saja Om," sahut Jidan menambahkan.

Yang lainnya mengangguk menyetujui.

"Kita perginya jangan rombongan seperti ini, lebih baik berkelompok, dan pastikan handphone kalian aktif agar mudah saat dihubungi nanti," jelas Joni panjang.

"Dan Om juga akan meminta bantuan pada polisi!"

Joni, Marka dan Jiko menjalankan mobilnya terlebih dahulu, disusul dengan mobil Januar yang ditumpangi sang pemilik beserta Yoga dan Chiko, setelahnya mobil Jidan yang berisikan Rasya dan Jidan.

Saat sudah sampai di tempat tujuan, mereka menuruni mobil dengan pelan.

"Lo yakin ini tempatnya?" tanya Marka serupa bisikan.

Jiko mengangguk yakin.

"Yasudah, kita bertiga duluan yang masuk. Kalian masuk nanti kalau Om instruksikan." Joni berucap pelan yang diangguki yang lainnya.

Joni, Jiko dan Marka berjalan pelan memasuki gedung bertingkat itu dengan pelan, sesekali mereka menoleh kanan-kiri waspada.

Kembali ke ruangan yang berisikan Heksa tadi.

Heksa terdiam melihat dua orang yang dia kenal di belakang lelaki paruh baya yang tadi berbicara dengannya.

"Kaget ya?" tanya lelaki paruh baya yang kita sebut saja Bram.

"Kenalkan, mereka putri dan putra saya. Meisya dan Bima. Sudah kenal dengan mereka?"

"Ini maksudnya apa sih? Bima, Kak Meisya jelasin!" teriak Heksa masih bingung.

Dengan raut dingin, Meisya bersuara, "Kita ketemu lagi Heksa. Apa kabar?"

Bima mendekati Heksa, tanpa kata ia langsung memukul badan Heksa membabi buta.

Heksa mencoba menghindar, namun tak ada yang bisa dihindarkan sebab tangannya yang terikat kuat.

Disela-sela pukulannya, Bima berucap lirih, "Sorry."

Bram membuka suara, "Cukup son! Jangan buat dia mati, nanti Ayahnya bisa murka. Kita hanya perlu menyandera dia untuk ancaman."

"Eh, tidak papa kalau dia mati. Biar si Joni stres," lanjutnya disertai tawa kencang.

Wajah Heksa sudah tidak berbentuk, biru dimana-mana. Begitu pula dengan badannya yang terasa remuk redam. Napasnya terengah.

Meisya berjalan mendekati Heksa. Ia menjambak rambut Heksa kuat hingga membuat Heksa mendongak.

"Sebenarnya lo gak salah, yang salah itu Ayah sama Abang lo yang tolol itu."

"Karena Ayah lo memutuskan kontrak kerja dengan Papa gue, keluarga kita jadi bangkrut dan kita harus hidup melarat."

"Dan kesalahan Abang sialan lo adalah, dia hanya mempermainkan gue, dia gak bener-bener cinta sama gue asal lo tahu."

Heksa menggeleng mendengar penuturan Maisya tentang abangnya. Mana mungkin Marka tidak mencintai perempuan didepannya, jika saat di putuskan saja Marka sampai galau berat.

Plak

Meisya menampar pipi kanan Heksa.

Plak

Lalu pipi kirinya.

Begitu terus hingga Meisya merasa puas.

Heksa tidak menyangka jika Meisya dan Bima bisa setega ini padanya. Dan juga ia yakin ayahnya tidak mungkin melakukan ini jika tidak ada sebabnya.

Setelah puas, Meisya kembali ke belakang. Kini saatnya satu orang lagi yang maju, yang Heksa tidak mengenali siapa itu.

Orang itu mendekati Heksa dengan sebuah suntikan di tangannya.

"Lo mau ngapain Hah?!" tanya Heksa marah sembari memberontak.

Orang itu menekan pundak kiri Heksa. "Tenang. Gak usah takut!" Orang itu mengacungkan jarum suntiknya persis di depan wajah Heksa. "Ini hanya akan membuat lo tidur. Tidur untuk selama-lamanya, dan nanti lo bisa ketemu sama Ibu lo."

"Gue gak mau! Please jangan!"

Heksa kembali memberontak di sisa-sisa tenaganya, napasnya masih terengah.

"Hah? Lo gak mau ketemu Ibu lo? Kenapa?" Orang itu tertawa dengan kerasnya seperti orang gila.

"Dasar saiko!" teriak Heksa semaksimal mungkin.

Tanpa aba-aba orang itu langsung menyutikkan jarum tersebut di tangan kanan Heksa.

Bertepatan dengan itu, terdengar bunyi tembakan.

Dor

Pintu terbuka dengan kencang, munculah sepuluh polisi. Dibelakang ada Joni, Marka dan sahabat Heksa yang mengikuti.

"Jangan bergerak! Kalian sudah terkepung!"

_______________________________________________
TBC


HAPPY 127 DAY💚

Semoga, NCT 127 makin sukses, membernya sehat selalu, tour konser-nya lancar, walaupun sekarang tanpa Haechan.

Haechan mudah-mudahan cepat kembali dengan membawa segudang keceriaannya. Semoga maknae ilichil ini sehat selalu.

Dan satu lagi, gak sabar nunggu album repackage 'Ay-Yo' di rilis. Di teaser mereka keren-keren banget!

Sekali lagi, sehat-sehat selalu urichil💚

Haechan update ig gaes, seneng banget lihatnya.

FULLSUN COMEBACK!🐻💚

WELCOME BACK HAECHANAHCEAH💚

TERIMA KASIH.

Seguir leyendo

También te gustarán

195K 9.5K 31
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
3K 377 6
Bagaimana jadinya 2 pemuda dengan kelebihan yang mereka anggap kutukan itu bertemu? Baskara Zuffar Al-Jabbar, pemuda tampan berbulu mata lentik yang...
40.9K 3.4K 38
Hanya tentang kehidupan keluarga Danendra. Note : Minim konflik karena diriku ini pecinta damai ◔⁠‿⁠◔
64.2K 5.8K 48
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...