MENTARI

By lalatsampah

511 145 121

[BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN SETIAP CHAPTERNYA Ini adalah kisah seorang gadi... More

01.
02.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
09.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
29.
30.
31.

28.

14 0 0
By lalatsampah

"Tari ga sekolah Ngga?" Kesal karena terus di abaikan, akhirnya Farah kembali mengulang pertanyaan, untuk kesekian kalinya.

"Ga tau."

"Lah lo gimana sih Ngga lo kan yang selalu ke rumah dia saban hari masa gatau sih dia sekolah apa enggak." tanpa mengurangi laju bicaranya Farah terus mengoceh pada Rangga.

Tak mau kalah dengan Farah, akhirnya Rangga membalas ucapan Farah dengan tak kalah cepat. "Ya lo pikir di hidup gue cuma ada Mentari doang gue juga punya kehidupan sendiri ga melulu ngurusin Mentari terus ya Farah Mamalia."

"Ya lo har—mmphhs"

Terhenti, ucapan Farah otomatis terhenti karena Jonathan langsung menutup mulut Farah dengan tangannya. "Berisik lo pada." Setelah berucap demikian, Jonathan pun pergi meninggalkan Farah dan Rangga berdua di bangku kantin.

Heran dengan sikap Jonathan hingga membuat Rangga dan Farah berhenti berdebat.

"Dia kenapa?"

"Ga tau."

"Ya udah kita lanjut makan aja yuk."

"Hayuk."

🍃🍃🍃

"Non, buka pintunya non." Sudah setengah jam berlalu dan bik Surti masih setia menanti reaksi Mentari.

"Ayo non di buka pintunya, bibi udah masak makanan kesukaan non," ujar bi Surti yang masih berharap Mentari menjawab.

Namun nihil, tak ada jawaban apapun dari Mentari, bersamaan dengan itu Rangga datang dengan kantong kresek di tangannya, jika di lihat dan di amati itu adalah martabak telor kesukaan Mentari.

"Udah keluar bik?" Saat kaki Rangga yang telah menapak tepat di samping bik Surti, ia langsung menanyakan apakah Mentari telah keluar atau belum.

"Belum den, bibi udah cape dari tadi manggilin."

"Jadi ga keluar ya bi?" Tanya Rangga lagi memastikan.

"Menurut den Rangga aja gimana?" Terlihat kesal, bi Surti menjawab pertanyaan Rangga dengan ketus.

Mendengar jawaban bi Surti membuat Rangga menjadi malu sendiri. Setelah itu ia langsung mengambil handphone nya dan menelpon seseorang.

"Buruan ke sini, Mentari udah mau lompat dari balkon, dan cuma lo yang bisa bujuk dia." Rangga berucap demikian seperti tidak ada beban.

Sementara bi Surti yang berada tepat di samping Rangga merasa terkejut mendengar penuturan Rangga pada orang di sebrang telpon. "Loh den, kan non Tari cuma ga mau keluar kamar, kenapa di bilang mau bunuh diri?"

"Udah bi, daripada bibi sakit mikirin yang tadi, mending kita berdua duduk aja dulu sambil makan martabat."

"Eh martabak maksudnya bi, hehe," seloroh Rangga yang tidak terdengar lucu di telinga bi Surti.

Dan setelah itu Rangga dan bi Surti langsung turun menuju ruang tamu.

Sesampainya di ruang tamu, keduanya asik berbincang-bincang hingga tak terasa waktu mengalir begitu cepat, sampai keduanya tersadar ketika di kejutkan dengan kedatangan pemuda tampan nan rupawan.

"Mana Mentari?"

"SI TARI DIMANA WOIII?!" Kesal di abaikan akhirnya Alpha meninggikan suaranya. Tak peduli rumah orang, yang terpenting kegelisahannya terbayarkan.

Berbeda dengan Alpha yang khawatir bercampur lelah, Rangga justru menahan senyum melihat keadaan Alpha yang di basahi keringan dan nafas yang tak beraturan.

Sementara Alpha yang di tatap seperti itu merasa tidak terima, kemudian ia membentak Rangga. "Lo jangan tatap gua kaya gitu anjing. Gua bukan gay bangsat!"

"Lo ganteng Al," Sahut Rangga dengan tatapan menggoda.

"Si Tari ada di kamar, dia lagi tidur."

"Sebenarnya si Tari tidur dari tadi. Cuma gue gabut aja, jadi gue bilang ke lo kalau dia mau bunuh diri." Tanpa merasa bersalah, Rangga menjelaskan realita dengan wajah tersenyum.

"ANJING." Itulah isi hati yang terungkap dari bibir Alpha, kemudian ia berniat untuk keluar dari rumah Mentari.

Namun, niatnya terhalang karena tangan Rangga yang terlalu sigap menahan lengan Alpha.

"Jangan pergi dulu anjing, lo temenin si Tari, bujuk dia biar mau keluar. Dia ga makan dari kemaren," jelas Rangga pada Alpha yang tak sedikitpun di dengarkan oleh Alpha.

Merasa di abaikan akhirnya Rangga langsung menarik lengan Alpha dan berniat membawa Alpha menuju kamar Mentari.

"Mau kemana anjing?" Tanya Alpha dengan nada suara seperti orang takut. Dan ya, pertanyaannya tidak di jawab oleh Rangga.

Sesampainya di depan kamar Mentari, Rangga langsung meyuruh Alpha membujuk Mentari.

"Bujuk dia biar mau keluar," perintah Rangga pada Alpha.

"Gimana caranya?" Bukannya melaksanakan perintah, Alpha malah balik bertanya.

"Ya terserah lo goblok. Bujuk deh pokoknya, panggil sayang kek, baby kek, mbak, Tante, mama, nenek, atau mau lo ngedesah kek biar dia keluar." Dengan tampang sangar Rangga menuturkan tugas Alpha.

Alpha yang mendengar hal itu hanya mampu bergidik ngeri, ia tak sanggup membayangkan suara desah menjijikan itu keluar dari mulutnya. "Yakali anjing, lo kira gue pemain film biru apa?!"

"Itu cuma contoh. Buruan lo bujuk atau gua bikin bugil lo disini," ancam Rangga sambil menatap tubuh Alpha penuh arti.

Tanpa membuang waktu lagi, Alpha langsung mendekati pintu lalu mendekatkan wajahnya pada pintu kamar Mentari. "Tar, ini gue Alpha." Terdiam, Alpha bingung harus mengatakan apa, sementara di belakangnya ada Rangga yang tengah menahan rasa geram.

"Gue. Tari ayo keluar makan." Entah apa yang Alpha rasakan, yang jelas ia merasa seperti serangan jantung tiba-tiba?

"Tari keluar lo, si Alpha udah Dateng mau suapin lo makan." Rangga yang jahil justru mengatakan hal yang tak terduga.

Dan Alpha sendiri yang kepalang emosi mendengar hal itu langsung memberikan Bogeman mentah di wajah Rangga. "Anjing lo Ngga," desis Alpha dengan nada rendah.

Bersamaan dengan itu Mentari membuka pintu dan keluar dari kamarnya.

"Hai Alpha," sapa Mentari dengan ramah pada Alpha.

"Gue ga lo sapa Ri?" Tanya Rangga dengan nada lirih.

"Lo ga penting," sahut Mentari ketus.

"Katanya kamu mau suapin aku makan ya?" Seakan tak berdosa, Mentari malah menyinggung soal hal itu pada Alpha.

"Ee—enggak Tar," jawab Alpha dengan nada gugup.

"Tapi aku pengen," sahut Mentari dengan puppy eyes miliknya yang membuat hati Rangga meleleh.

Ya, bukan Alpha namun Rangga yang meleleh melihat tatapan Mentari.

"Ya udah, ayo kita makan, nanti biar lo di suapin sama si Alpha. Iyakan Al?" Dengan alis terangkat Rangga menatap wajah Alpha yang terlihat memerah.

Dan tentunya Mentari yang senang langsung melompat kegirangan "Beneran nih gue di suap sama Alpha?!"

"Bener Ri, makanya ayo turun kebawah, kebetulan bi Surti udah masak tadi." Lagi lagi, Rangga lah yang terdengar antusias bukan Alpha.

"Yeyy maacih," ucap Mentari dengan nada yang di buat seperti anak kecil.

Setelah itu mereka bertiga turun kebawah menuju meja makan, dan setelah nya Mentari makan.

Ya, seperti yang di ucapkan Rangga tadi, Alpha mengalah dan menyuapi Mentari makan.

Continue Reading

You'll Also Like

655K 25.5K 37
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
7.1M 297K 60
On Going Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan yang tak s...
1.6M 132K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
327K 19.6K 36
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...