Lost [End]

By wsa_sunflower

720 155 46

Yang hilang akan digantikan dengan yang lebih baik🍃 . . . . Cerita ini hanya fiksi jadi gak ada sangkut... More

Prolog
Ku bahagia
Selamat datang jagoan
Anniversary dan kejutan tak terduga
Kepergianmu
Kalung dengan liontin bunga matahari
Setelah kau pergi
Ayah dan papa
Kakak hutang cerita sama kita
Ulang tahun miko
Miko juga butuh sosok ayah
Ayah Tian
Papa Yuda
Get well soon
Buna harus memilih
Buna sudah memilih
Ikhlas
Pertemuan
Masa lalu
Selamat om tante
Papa juga harus bahagia
Tian Abisatya
Haikal Chandra Purnama
Resmi
Liburan
Selamat berbahagia Papa
Miko sekolah
Adik miko
Hampir kehilangan
Deeptalk
Anisya salsabila abisatya
Miko sayang sama adek-adek
Ayah Haikal
Maaf Miko baru datang
Ayah harus kuat
Winan Ardhito
Cepat bangun mas
Welcome back mas
Perempuan penyayang
Akhir yang bahagia (end)
Bonus chapter 1
Bonus chapter 2
Bonus chapter 3
Bonus Chapter 4 (Last)

Buna sakit

2 3 1
By wsa_sunflower

Pagi ini Narda tengah memasak untuk sarapan, karena hari ini merupakan giliran nya untuk memasak sarapan. Narda dan Kiran sering kali bergiliran untuk memasak sarapan, namun jika untuk makan malam mereka biasanya memasak bersama. Tidak susah memang menu sarapan pagi ini hanya telur mata sapi dan juga nasi goreng.

Namun Narda dibuat bingung ketika ia melihat jam yang berada tak jauh dari dapur. Jam sudah menunjukkan pukul 6.15,tapi Kiran belum juga terlihat keluar dari kamarnya. Bahkan saat tadi subuh Narda bangun pun kakaknya itu belum juga terlihat, padahal biasanya Kiran bangun lebih awal sebelum Narda.

"Kakak kemana ya kok tumben belum bangun, biasanya jam segini udah siap, apa kakak libur kerja hari ini? Tapi dia gak bilang semalam. Atau jangan-jangan... " Narda bermonolog.

Lalu ia berniat melihat Kiran dikamarnya, namun ketika ia akan berjalan menuju kamar Kiran, langkahnya terhenti kala Miko keluar dari kamarnya dan nampaknya bocah itu baru bangun buktinya ia masih saja mengucek-ngucek matanya. Miko memanggilnya lalu menanyakan keberadaan ibunya.

"Om.. Buna mana? " Tanyanya dengan tatapan yang masih sayu.

"Ehh keponakan om yang paling ganteng udah bangun rupanya. Kamu udah mulai berani bobo sendiri dikamar ya? " Ucap Narda belum menjawab pertanyaan Miko justru malah ia balik bertanya. Lalu menghampiri Miko yang masih berdiri didepan kamarnya.

"Iya om, kata buna Miko halus belajal belani tidul dikamal sendili kan Miko udah besal" Jawabnya.

"Pinter kamu, om suka tos dulu dong" Narda lalu mengajak Miko untuk tos, namun alih-alih menuruti Narda Miko malah kembali bertanya sembari terus mencari keberadaan Kiran.

"Buna mana om? Kok belum ada di dapul emang buna ndak masak ya?" Tanyanya lagi.

"Hari ini giliran om yang masak sarapan, ini om juga baru mau liat buna kamu dikamarnya soalnya buna kamu belum keluar" Jelas Narda.

"Miko ikut yuk kita liat buna kamu dikamarnya" Ajak Narda, Miko mengangguk setuju lalu mengikuti langkah Narda menuju kamar Kiran.

"Kak? " Panggil Narda sambil mengetuk pintu kamar Kiran.

"Iya Na masuk aja gak dikunci kok" Jawab Kiran dari dalam, namun dari suaranya tampaknya sedang lemas.
Narda pun masuk diikuti oleh Miko.

"Kakak kenapa? " Tanya Narda lalu duduk di dekat Kiran yang masih berbaring.

"Gatau Na, kepala kakak pusing banget, perut kakak juga sakit terus mual sama lemes juga" Jawab Kiran, mendengar jawaban ibunya Miko lantas menaiki tempat tidur Kiran dan segera duduk di samping Kiran.

"Buna sakit? " Tanya Miko tampak khawatir.

"Enggak sayang, bunda cuma gak enak badan aja" Jawab Kiran tak ingin membuat Miko khawatir.

"Badan kakak panas kak, kakak gak usah masuk kerja ya hari ini. Nanti aku yang kasih tau kak Yuda kalo kakak gak bisa masuk hari ini" Ucap Narda setelah meraba kening Kiran.

"Iya Na, nanti tolong bilangin ya"

"Iya kak nanti aku telpon kak Yuda nya. Aku buatin bubur ya kak buat kakak" Tawar Narda.

"Gak usah, nanti kamu telat masuk kerjanya gimana, kakak gapapa kok nanti kakak makan makanan buatan kamu yang tadi aja"

"Gapapa kok kak, masih ada waktu juga, nanti sebelum aku berangkat kerja aku buatin kakak bubur dulu"

"Atau kakak mau ke rumah sakit? Nanti biar aku izin gak masuk kerja aja" Tanya Narda.

"Gak usah Na jangan, apalagi kalo sampe kamu harus izin. Kakak gapapa kok nanti juga baikan" Tolak Kiran.

"Atau aku panggil kak Tian aja ya kak suruh kesini? Barangkali dia lagi gak sibuk? " Tawar Narda lagi.

"Gak usah na, kakak malu kalo harus ngerepotin orang terus" Tolak Kiran lagi.

"Iya om, panggil ayah aja, kasian buna, Miko mau buna cepet sembuh. Ya buna ya? Boleh ya om panggil ayah suluh kesini buat peliksa buna? " Timpal Miko yang sedari tadi hanya diam.

"Tapi sayang... "

"Buna... Miko sedih liat buna sakit gini" Belum selesai Kiran berbicara Miko malah menangis lalu memeluknya.

"Iya iya.. Yaudah iya Na boleh kalo mas Tian nya gak sibuk, tapi kalo sibuk jangan dipaksa ya. Miko jangan nangis ya bunda gapapa kok" Kiran pasrah lalu menenangkan Miko.

"Yaudah kak, nanti aku telpon kak Tian juga. Miko sekarang kita sarapan dulu yuk? Nanti abis sarapan om mau bikinin buna kamu bubur terus Miko temenin buna disini ya, jagain buna nya selama om kerja oke?" Ucap Narda lalu Miko mengangguk sembari masih sibuk mengelap air matanya.

"Yaudah gih kamu sarapan dulu, nanti abis itu temenin bunda disini" Ucap Kiran lalu Miko dan Narda beranjak keluar dari kamarnya.


🌸🌸🌸

 

Hari hampir siang, benar saja sedari tadi Miko tak beranjak sedikit pun. Ia dengan setia terus menemani Kiran yang masih berbaring di tempat tidurnya. Sesekali Miko mengecek suhu tubuh Kiran dengan tangannya, lalu dibandingkan dengan suhu tubuhnya.

"Buna panas? Buna benel gapapa?" Tanya Miko saat dirasa suhu tubuh Kiran berbeda dengannya.

"Gapapa sayang, bunda kan-" Ucapan Kiran terhenti kala mendengar suara ketukan pintu. Itu pasti Tian pikirnya, soalnya tadi kata Narda Tian akan datang agak siang setelah ia menyelesaikan pekerjaannya di rumah sakit.

"Miko, tolong bukain pintunya sayang, bunda lemes jalannya. Boleh kan? " Tanya Kiran lalu Miko mengangguk.

"Boleh buna, itu pasti ayah. sebental ya Miko bukain dulu pintunya" Ucapnya lalu berlari keluar kamar.

"Jangan lari-lari Miko" Ucap kiran, padahal Miko sudah keluar dari kamarnya.

Benar saja tebakannya, yang mengetuk pintu itu ternyata Tian. Miko lantas mengajak tian untuk masuk ke kamar Kiran, dengan menarik-narik tangan kanannya.

"Ayah ayo, buna nya didalam, buna lemes katanya ndak kuat jalan" Ajak Miko.

"Assalamu'alaikum" Ucap Tian ketika masuk ke kamar Kiran. Sedangkan Miko sudah duduk kembali disamping Kiran.

"Waalaikumsalam mas, maaf aku ngerepotin. Harusnya kan mas langsung pulang terus istirahat, ini malah harus mampir dulu kesini" Ucap Kiran merasa tak enak.

"Gapapa kok tenang aja, saya gak ngerasa direpotin" Jawabnya lalu menarik kursi meja rias Kiran, dan mendudukinya.

"Gimana keluhannya apa aja? " Tanya Tian.

"Pusing terus perut bagian ini sakit mas, mual sama lemes juga"  Jelas Kiran lalu menyentuh bagian perutnya yang sakit.

"Sebentar,maaf ya sebelumnya saya nyentuh kamu" Ucapnya lalu menekan pelan bagian perut yang tadi Kiran tunjuk.

"Sakit mas" Ringis Kiran.

"Sejak kapan terasa sakitnya?" Tanya Tian lagi lalu mulai mengeluarkan alat-alat dari tasnya.

"Sebenarnya pusingnya udah beberapa hari mas, tapi gak aku rasa, tapi pas tengah malem kebangun tiba-tiba pusing banget terus mau ke toilet karena mual tapi lemes banget, sampe jalan ke toilet nya aja harus pegangan ke dinding. Pas abis dari toilet perut aku sakit juga, jadi gak bisa tidur lagi sampe sekarang" Jelas Kiran lalu tian mengangguk.

"Yaudah kalo gitu, saya periksa dulu ya, maaf ya" Ucap Tian lalu mulai memeriksa Kiran.

"Kamu sering telat makan ya? " Tanya Tian lagi.

"Iya mas, akhir-akhir ini agak sering telat makan soalnya lagi banyak kerjaan" Jawab Kiran.

"Nah makanya sesibuk apapun jangan sampe telat makan, terus ini tekanan darah kamu juga agak tinggi, kamu lagi banyak pikiran?"

"Enggak kok mas, cuma beberapa hari ini sering kecapekan aja"

"Kalo waktu tidurnya gimana? " Tanya Tian lagi-lagi.

"Agak kurang kayaknya, soalnya agak susah tidur juga"

"Kamu jangan terlalu kecapekan. Pola makan dan pola tidurnya juga harusnya dijaga jangan sampe berantakan. Karena pola makan kamu yang berantakan ini maag kamu kambuh jadinya. Kamu harus inget sesibuk apapun kamu harus tetep jaga kesehatan kamu, kalo kamu kayak gini Miko pasti sedih, iyakan Miko? " Tanya Tian pada Miko yang sedari tadi hanya memperhatikan.

"Iya, Miko sedih kalo buna gini" Jawab Miko.

"Maafin bunda ya sayang" Ucap Kiran lalu Miko kembali memeluknya.

"Ndak papa buna, tapi buna harus janji buat jaga kesehatan buna" Ucap Miko, Kiran hanya mengangguk.

"Yaudah kalo gitu, ini resep obatnya. Nanti jangan lupa diminum obatnya"

"Eh tapi biar saya aja yang beli obatnya, soalnya kalo nunggu Narda lama" Ujar Tian.

"Emang gapapa mas? Kok rasanya jadi malah tambah ngerepotin" Tanya Kiran.

"Gapapa udah yang penting kamu cepet sembuh biar Miko gak sedih lagi. Mau sekalian beli makanan juga? Bubur misalnya" Tawar Tian.

"Gak usah mas, Narda tadi pagi udah bikinin aku bubur kok. Aku makan bubur buatan Narda aja" Tolak Kiran.

"Yaudah kalo gitu saya ke apotik dulu ya beli obatnya" Pamit Tian lalu meraih kunci mobilnya yang diletakkan di atas nakas.

"Sekali lagi makasih ya mas" Ucap Kiran.

"Iya sama-sama"

"Hati-hati ayah" Ucap Miko sambil melambai-lambai kan tangannya.

"Siap" Jawab Tian yang sudah berjalan keluar kamar.

Setelah Tian berangkat untuk membeli obat, Miko malah kembali diam. Sepertinya ia sedang memikirkan sesuatu.

"Miko kenapa hmm? Kok diem aja? Miko masih sedih? Jangan sedih lagi dong kan kata ayah juga bunda gapapa cuma kecapekan" Tanya Kiran saat melihat Miko terdiam sembari menopang dagunya dengan kedua tangannya.

"Gapapa buna, Miko udah ndak sedih kok" Jawabnya lalu kembali hening.

"Buna? " Tanya nya.

"Hmm kenapa sayang? " Jawab Kiran.

"Miko mau jadi kayak ayah? Boleh ndak? Ayah hebaaat banget buna bisa bantu olang, Miko seneng liatnya, Miko juga mau bantu olang, telus kalo nanti buna sakit Miko bisa sembuhin buna. Dan bial buna ndak usah kelja lagi bial buna ndak capek" Ucap Miko membuat kiran terkejut.

"Jadi Miko mau jadi dokter? " Tanya Kiran.

"Iya mau buna, Miko mau jadi doktel hebat kayak ayah" Jawab Miko.

"Boleh dong, itu cita-cita mulia sayang. Bunda seneng dengernya. Jadi Miko harus rajin belajarnya biar pinter terus nanti jadi kayak ayah" Ucap Kiran.

"Siap buna" Ujar Miko dengan semangat.






Miko ketika nemenin buna

 

Next gak nih?😂
Setelah sekian lama aku baru update lagi😂
Jangan lupa voment yaa yeorobun🤗❤💚💕😍

Continue Reading

You'll Also Like

4.8K 298 6
"basi tau ga" "penggemar kita! Czennies kesayangan kita woi! mereka pingin kita ber 7!" [Don't take it too serious. Ini cuma sebuah ff. Fan fiction...
825 68 3
❲ - ❳ ∥ ❲ discontinued ❳ ------------------ 『↻❏ヽ〃・』pembunuh tanpa jejak _________________________________________ ❝hei sadarlah!❞ ❝kumohon jangan hil...
31.1K 3.8K 30
Kisah enam cogan yang terlahir memiliki kelebihan yang tak dapat dimiliki manusia lain. wwoowww apakah itu? yuk simak kisah mereka.
1.4K 148 11
Mereka terkenal tidak pernah akur tetapi jarang sekali melakukan yang namanya pertengkaran, hanya saja perang dingin selalu terjadi ketika mereka ber...