Gay-ilan [COMPLETED]

By zmingky176

304K 18K 2.3K

Nyatanya penyesalan selalu datang di akhir. Qilla merasakan hal itu. Karena truth or dare, Qilla terpaksa ha... More

Prolog || Gay-ilan
01 || Gay-ilan
02 || Gay-ilan
03 || Gay-ilan
04 || Gay-ilan
05 || Gay-ilan
06 || Gay-ilan
07 || Gay-ilan
08 || Gay-ilan
09 || Gay-ilan
10 || Gay-ilan
11 || Gay-ilan
12 || Gay-ilan
13 || Gay-ilan
14 || Gay-ilan
15 || Gay-ilan
16 || Gay-ilan
17 || Gay-ilan
18 || Gay-ilan
19 || Gay-ilan
20 || Gay-ilan
21 || Gay-ilan
22 || Gay-ilan
23 || Gay-ilan
24 || Gay-ilan
25 || Gay-ilan
27 || Gay-ilan
28 || Gay-ilan
29 || Gay-ilan
30 || Gay-ilan
31 || Gay-ilan
32 || Gay-ilan
33 | Gay-ilan
34 || Gay-ilan
35 || Gay-ilan
36 || Gay-ilan
Epilog || Gay-ilan

26 || Gay-ilan

5.7K 342 8
By zmingky176

⚠︎part ini sebagian hanya berisi narasi, semoga suka, ehhe

Vote dan komen nya, jangan lupa❣︎

𝓖𝓪𝔂 -𝓲𝓵𝓪𝓷

Seminggu berlalu, dan hampir selama itu Qilla bingung harus apa disini. Menjelang pukul tujuh malam, barulah bunda kembali dari restoran di sekitar rumah sakit. Dengan plastik pada tangan kiri yang lumayan banyak. Disampingnya ada Nadine yang menemani sang bunda belanja makan malam hari ini, sedangkan ayah ke toilet beberapa menit yang lalu.

Sebenarnya sudah hampir dua jam Qilla hanya berdiam di sofa yang letaknya tak jauh dari ranjang Jasmine berada. Sesekali Qilla memainkan ponselnya mengusir rasa bosan, bunda ataupun Nadine sibuk dengan urusan mereka atau menemani Jasmine di sofa.

"Tersangka yang nabrak Jasmine, udah ketemu. Tadi ayah nelfon aku, dia ke kantor polisi buat ngurus," kata Nadine, membantu bunda menaruh sebagian plastik di meja, lalu duduk di samping Qilla. "Anak muda sekarang udah banyak lari dari tanggung jawab, taunya mikirin diri sendiri, doang."

Nadine menggerutu, raut wajahnya persis seperti kucing marah sekarang, mulut nya tidak berhenti mengomentari remaja yang telah menabrak Jasmine.

"Aku dengar, remaja itu tengah mabuk, karena tidak sadar saat berkendara, menyebabkan fokus nya hilang hingga menabrak Jasmine dari seberang," jeda nya sebentar. "Sekarang tengah di proses, lagian itu salahnya juga, masih dibawah umur sudah bebas kayak gitu, apa orang tuanya nggak pernah ngedidik?" Nadine masih mengomentari tersangka yang menabrak Jasmine.

"Sttt, jangan ngomong gitu, tidak ada orang tua yang ingin membiarkan anak nya kayak gitu." Bunda menyela setelahnya.

Qilla melamun, obrolan hangat antara Bunda juga Nadine, hanya terdengar sekilas di pendengaran, Qilla terlalu asik dengan dunia nya di dalam lamunan. Tak lama lamunan nya buyar, saat suara notifikasi yang muncul di ponsel membuat atensi Qilla beralih.

dylanpall
gimana kabar lo disana?

Ternyata Dylan yang menggangu pikirannya sekarang, Qilla pikir setelah mereka tidak lagi berbicara dengan banyak, Dylan akan menjauhinya, atau mungkin sedang mempunyai hubungan dekat dengan Brina.

Dan juga, ini sudah seminggu lebih, selama itu Qilla tanpa komunikasi dengan cowok itu, Dylan selama itu juga tidak pernah menghubungi nya selain pesan terakhir sejak kedatangan ke Bandung saat itu.

Qilla hanya membaca pesan itu tanpa membalasnya. Lagipula untuk apa Dylan harus se-peduli ini padanya, jika seperti ini berkelanjutan, tentulah Qilla akan sulit untuk menjauh dari Dylan, atau sekedar sulit untuk Qilla menyelesaikan kedekatan mereka.

ananta_qilla
baik

Tapi tetap saja, tangan nya tak terbiasa untuk tidak membalasan pesan orang lain, pada akhirnya Qilla menjawab pesan yang dikirim Dylan padanya.

Aneh. Tentu saja aneh. Dylan selalu saja seperti ini, sikap cowok itu tidak bisa terbaca oleh pikiran Qilla. Selain tidak dapat di tebak, Dylan juga suka datang di hadapannya secara mendadak, lalu seenaknya tau apa yang Qilla pikiran. Huft-apakah cowok itu sejenis cenayang?

Tidak! Itu tidak mungkin.

Untuk beberapa saat, Qilla sanggup memikirkan apa yang tengah terjadi pada Dylan, dan segala keanehan yang melingkupi cowok itu. Tapi bukankah selama ini Dylan memang terlihat aneh. Ya, harusnya Qilla sadar hal ini.

Qilla tidak ada alasan untuk memikirkan semua ini. Hanya untuk kesenangan dan kegelisahan yang Qilla sebabkan sendiri, sebisa mungkin Qilla tidak terlalu kentara untuk terlihat sedang banyak pikiran-tepatnya hanya memikirkan si sialan, Dylan.

Ingatan nya terlempar saat percakapan nya dengan Leo seminggu yang lalu. 'Melan ngadain party dance di rumah nya.' Sudah pasti pesta itu telah berakhir, dan sayangnya Qilla tidak tau info terbaru dari sana, lagipula pasti orang-orang telah lupa bagaimana hari mereka malam itu.

Selama Qilla berkomunikasi dengan kedua sahabatnya, tidak satupun ingatan Qilla untuk membahas hal ini. Qilla hampir melupakan hal itu!!

"Kira-kira, Dylan bagaimana di pesta malam itu? Apa dia melakukan hal yang sama kembali?" Berbagai pertanyaan aneh menghantui Qilla, dan sungguh, itu merepotkan.

Berulang kali Qilla menggeleng kan kepala, kenapa harus Dylan yang terlintas di pikiran selama beberapa menit ini? Ck, sialan sekali memang.

Matanya melirik kearah brangkar, dimana Jasmine tertidur pulas, ya anggap saja begitu, nyatanya kakaknya itu memang tertidur akibat kecelakaan itu.

Dokter bilang, Jasmine sudah sadar dari koma, hanya saja dia belum sadar saat ini, kontraksi antara tulang di bagian hidung, dan tabrakan pada dahinya cukup parah. Qilla tidak menyangka kecelakaan Jasmine akan seperti ini.

Disaat keadaan Jasmine yang seperti ini, Qilla justru memikirkan Dylan dan segala hal tentang cowok itu. Agak menyebalkan.

"Apa gue jahat?" Qilla bertanya-tanya. Disisi lain, Jasmine sedang mengalami kecelakaan, dan harusnya Qilla memikirkan hal itu, ikut mengeluarkan sampah serapah nya pada remaja yang membuat Jasmine seperti ini.

"Gue benar-benar bukan adik yang baik." Lagi dan lagi Qilla masih bergumam, bergulat dengan semua pikiran yang sekarang memenuhi pikirannya.

Menghembuskan nafas kasar, selain berfikir yang tidak berfungsi untuk sekarang, lebih baik dia ikut bergabung akan percakapan panas yang Nadine buat, Qilla perhatikan, bunda dan kakaknya itu cukup asik membincangkan sesuatu.

"Apa ada gosip panas, malam ini?" tanya Qilla.

Di ambilnya satu roti yang lumayan besar dari plastik putih yang tadi bunda bawa dari luar, Qilla terlalu sibuk dengan ponsel dan lamunan hingga lupa akan makan malam, seingatnya, Qilla hanya meminum beberapa teguk kopi dan juga memakan omlete.

"Sebenarnya tidak ada perbincangan khusus, Sayang. Hanya membahas tentang pergaulan remaja sekarang."

OWW!!

❦︎

Melempar paksa papan skateboard pada jalanan beraspal, debu-debu menguar keatas dan berterbangan akibat angin sepoi-sepoi yang membuat jalanan sekitar tampak sedikit berdebu. Dylan tak puas saat papan skateboard yang ia lemparkan masih utuh, papan itu harusnya hancur, atau tidak, terbelah dua.

"Goblok! Lo mau ngerusak papan skate dengan cara kayak gitu? Gak guna!" tukas Aldi, mengambil kasar skateboard Dylan. "Harus nya kayak gini." Aldi melempar kan beberapa kali papan skate jalanan dengan kasar, setelahnya mematahkan papan itu dengan mudah, karena sebelumnya papan skateboard itu sedikit retak di bagian tengah nya.

"Gimana? Mudah kan? Semoga tips nya berguna, Bro," kata Aldi datar. "Mentang-mentang kaya, seenaknya ngerusak barang," gumaman, ah tidak, gerutuan Aldi sangat menggangu telinga Dylan. Teman nya itu memang benar-benar ingin di lemparkan saat ini juga. Tidak taukah Aldi bahwa Dylan dalam suasana hati yang buruk.

Selain memutar bola matanya malas, Dylan juga mendengkus sebal

Area sekitar Ax sk8 tampak sepi, ini masih terlalu pagi untuk seorang skeater memulai aktivitas nya bermain skateboard. Awal Dylan ke tempat ini hanya ada beberapa orang, tak lama Aldi muncul dan ikut latihan.

Dylan tak banyak bicara setelah kejadian, dimana Aldi mematahkan papan skateboard nya. Dylan tidak peduli, lagi pula itu yang dia inginkan. Berjalan ke tepi trotoar di area itu, Dylan memilih untuk duduk di sana.

Tadi nya Aldi menaruh dua botol minuman dingin disana, dan Dylan mengambil satu minuman itu. Tak berapa lama, papan skateboard hitam mulai mendekati Dylan dengan pelan, dan disusul dengan kedatangan Aldi. Dylan hanya melirik sekilas.

"Lo tau, Qilla absen di kelas nya selama seminggu belakangan. Katanya dia ke Bandung, gue dapat info dari teman sekelas nya," kata Aldi yang mengambil tempat di samping Dylan. "Lo tau?"

Dylan tak menjawab, hanya diam membisu.

Sebenarnya sudah lama Dylan mengetahui hal ini, bisa dibilang, awal kecelakaan terdengar, Dylan sudah tau lebih dulu. Dia tau bagaimana sedihnya Qilla saat berita itu terdengar di telinga.

Dan, mengirimkan beberapa pesan pada gadis itu sudah cukup untuk komunikasi mereka, walau Dylan masih bingung apa permasalahan diantara mereka. Dylan akan mengintrogasi gadis nya nanti.

Seminggu sebelum keberangkatan Qilla ke Bandung, salah orang kepercayaan nya memberitahu kan permasalahan Qilla saat itu. Dan dari sanalah dia tau semuanya, Dylan tau, saat itu Qilla akan menghabiskan waktunya hanya untuk menangis.

Dylanpall
Jangan terlalu larut dgn keadaan, semua akn baik² aja, tenang, jgn sedih

Dylan hanya manusia, tentu saja cowok itu masih memiliki hati nurani.

ananta_qilla
yeah, thank u

"By the way, Brina tadi malam spam dan nelfon gue, kenapa lo nggak baca chat terakhir dia? Gegara lo, dia marah nya ke gue ya, Anjing! Nggak terima gue!" Aldi menggerutu, Raut kesal sangat kentara disana, jelas bahwa cowok itu tengah kesal sekarang.

Tapi jelas, Dylan dan Brina masih terlihat mempunyai hubungan, dan Aldy kadang adalah perantara Brina untuk menanyakan sesuatu hal yang berkaitan dengan Dylan, kadang Aldy kesal sendiri saat gadis itu mengganggu waktu berharga nya.

"Lo kenapa harus sama si Brina, sih? Enggak banget tuh cewek." Aldy cukup blak-blakan, untuk sekedar mengingatkan Dylan.

Alis Dylan tampak mengerut, sangat tipis tidak terlalu kentar bahwa dia tengah bertanya-tanya didalam benaknya. "Gue nggak punya hubungan dengan Brina." Kata Dylan setelahnya.

"Bacot ya, Jing. Lo bahkah nina-ninu bareng tu cewek."

Oke, Dylan akui itu benar adanya, tapi itu sudah cukup lama-ah tidak, satu bulan yang lalu tepatnya. Tapi tetap saja dia tidak mempunyai hubungan apa pun dengan Brina.

"Sembarangan lo, sialan! Gue bahkan gak punya hubungan apapun." Dylan berdecak kesal. "Faktanya, gue gak pernah lagi making love dengan Brina. Gak usah nyebar hoax."

Mendengar hal itu, Aldy ragu-ragu sejenak. Benarkah itu?

"Berita tempo hari?" tanya nya penasaran.

Aldy dengar, seseorang melihat Dylan melakukan sexs di sebuah club beberapa minggu lalu, dan seseorang menyebarkan luaskan berita itu, sebenarnya bukanlah berita panas untuk kali ini, hanya saja beberapa dari orang-orang yang mendengarnya sudah tau tentang kejadian itu.

Tetap saja kan, orang-orang yang beranggapan negatif pada Dylan.

"Kenapa gue nggak tau?"

Harusnya jika berita itu menyebar luas, Dylan tau akan hal ini, tapi jujur, dia tau hal ini saat Aldy memberitahu nya tadi, bukan kah Dylan terlambat untuk mendengar hal ini. Baiklah, ini kedengaran nya hanya masalah kecil. Tapi ayolah, ini Dylan, namanya yang menjadi perbincangan.

Jika orang lain, mungkin Dylan tidak perduli.

"Ya, mana gue tau lah. Makanya gue nanya ke lo," tukas Aldy setelahnya.

Seingatnya, saat di club malam itu, Qilla bertemu dengan nya saat di ruangan 04, dan Qilla melemparkan tatapan yang berbeda dari biasanya, lebih seperti-kekecewaan? Mungkin.

Apakah Qilla yang selalu sinis dan sedikit judes pada Dylan belakangan ini, karena dia melihat nya keluar dari ruangan itu dengan keadaan berantakan?

"Qilla kapan pulang?"

"Lo kira, gue nyokap dia?!" jawab Aldy tak santai, raut wajah cowok itu seperti ingin bergulat dengan Dylan di ring tinju.

Dylan memandang Aldy datar, dia berdiri, mengambil sebotol minuman yang hanya tinggal satu, dan itu adalah hak milik Aldy, Dylan melarikan milik teman nya itu, dan berlalu dari sana. Aldy tidak berkomentar, teman Dylan itu malah membawa papan skateboard nya pada tepian trotoar disana, dan melakukan trik boardslide.

𝓖𝓪𝔂 -𝓲𝓵𝓪𝓷

Aldy persis kyk teman aku, ngegas mulu 😸😸

ada sedikit info tambahan dari aku
untuk area Ax sk8 tu lebih kurang seperti ini;

dan untuk papan skateboard Dylan yang patah, kira-kira kayak gini motifnya

udah skateboard baru dia ges 🤟😎

Tadi Dylan pap ke aku💐🤍💗❤️❤️😎🦋🔥

Sunday, Oct 9, 07:38 AM

oke, jumpa di part berikutnyaa🤍😗

Continue Reading

You'll Also Like

3.2M 159K 25
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...
18.9K 3.1K 42
"Kak Iyo, ayo pacaran!" "Permintaan ditolak." *** "Den, lo percaya sama cinta pandangan pertama nggak?" "Percaya, kita 'kan buktinya." *** "Den, kit...
4.6K 498 32
[FOLLOW SEBELUM BACA] Bagi Ara , Kean bukan hanya sandaran tapi juga dunianya. Ara bahagia setiap kali Kean memeluknya erat . Ara bahagia setiap ka...
180K 8.2K 57
"Jangan sampai ada yang tahu kalau kita pacaran!" "Iya, Kak." __________ "Punya otak tidak? Soal mudah seperti ini saja tidak bisa." "..." __________...