Destiny Line [END]

By Harefa_Halu

806K 71.4K 1K

Cup Dari sanalah awal semua kehidupan gadis itu berubah... Dimana Sesha berciuman dengan mumi FIRAUN. More

🔹INTRO🔹
01🔹 KISS
02🔹 SESHA
03 🔹PERTEMUAN
04🔹 MAGANG
05🔹ASISTEN
06🔹 Halu or Real?
07🔹TEROR
08🔹CLUB
09🔹TERTINGGAL
10🔹LUKISAN
11🔹MIMPI?
12🔹BERTAMU
13🔹ARES
14🔹RATU
15🔹LUKA
16🔹KESAL
17🔹MEET
18🔹INSIDEN
19🔹KEPERGOK
20🔹BOOK
21🔹Expression
22 🔹Dinner
23 🔹Esterlla
24 🔹Jenguk
25 🔹Punishment
26 🔹Shocked
27 🔹Dream
28 🔹Puzzle
29 🔹Something
30 🔹Kingdom
31 🔹Satire
32 🔹Candidate
33 🔹Amazement
34 🔹Tale
35 🔹Call
36 🔹Like?
37 🔹Disappear
38 🔹Found
39 🔹Destiny
40 🔹Acquaintance
41 🔹Leave
42 🔹Improve
43 🔹Memory
44🔹Reject
45🔹Fail
46 🔹Before.....
47 🔹Past
48 🔹Tandem
49 🔹Forget about
50 🔹Friend
51 🔹Incident

52 🔹END

26.4K 1.8K 142
By Harefa_Halu

Always Enjoy
Happy Reading
________________________





3 Years Later....


"SESHAAAA ASTAGAAA SESHAAAAAAA"

Gadis manis itu hanya bisa tersenyum menahan malu, saat orang-orang di pusat pembelanjaan menatap mereka. Siapa lagi kalau bukan karena kelakuan seorang gadis yang tadi memanggil namanya dan kini mengajaknya melompat-lompat.

"Winnie, hentiin pliss", bisik Sesha berusaha menghentikan kegiatan Winnie yang sedang tersenyum terlalu lebar.

"Astga Seshaaaa gue mau meninggoy huaaaa, lo-hmpp"

Mulut Winnie dibekap dengan cepat oleh tangan milik Sesha, lalu menyeretnya dengan cepat menuju toilet umum. Sungguh, teman seperjuangannya yang satu ini benar-benar menyebalkan.

Setelah sampai di toilet perempuan yang sedang sepi, akhirnya Sesha melepaskan bekapannya di mulut Winnie yang kini menyengir.

"Malu-maluin aja lo. Kenapa sih? Awas aja kalo nggak penting, habis lo", ketus Sesha. Gadis itu membasuh wajahnya di washtafel, menikmati segarnya air keran.

Winnie bersandar di washtafel samping Sesha, gadis itu memegang pipinya yang bersemu merah.

"Bang Bian komen foto yang baru gue upload di instagram 10 menit yang lalu huaaaa!!!", ujar Winnie dengan berseri-seri sambil menciumi ponselnya.

Sesha menatap tak berkedip ke arah gadis modis itu. Ia merotasikan matanya, lalu mengelap wajahnya dengan tisu yang ia ambil dari tas kampusnya.

"Cuman komen kan? Gue kira lo dapet duit hasil undian", dengus Sesha.

Winnie mencebik, lalu menyentil kening Sesha.

"Lo nggak tahu aja dia komennya kek gimana. Lo tahu? Dia bilang.... 'Tambah cantik' HUAA GUE MELEYOT", ujar Winnie.


"Oh"

Setelah berohria, Sesha langsung pergi dari sana, sebelum telinganya pecah sebentar lagi, karena suara cempreng Winnie yang sudah bucin akut dengan kakak kembarnya.

"Ihhh Seshaaaa tungguinnn", ujar Winnie langsung mengejar Sesha, sambil menenteng buku-buku yang baru saja mereka beli.

Kedua gadis cantik itu berjalan beriringan dengan santai, keluar dari gedung sana. Winnie dan Sesha adalah teman sefakultas dan seangkatan di salah satu univeristas terbaik di negeri gingseng ini. Keduanya mengambil jurusan akuntasi. Iya akutansi, sudah beda jauh dari jurusan mereka waktu duduk di bangku SMK Angelos.



Sesha yang dari dulu tidak memiliki cita-cita mau-mau saja saat Winnie mengajaknya untuk masuk ke universitas ini. Keduanya tinggal diapartemen yang bertetanggaan. Di sana juga Sesha belajar bahasa sehari-hari negara ini. Maklum saja, semua jadi mudah karena Winnie adalah salah satu gadis berdarah Korea.



Setelah menempuh perjalan sekitar 30 menit dengan menggunakan angkutan umum, akhirnya keduanya sampai di gedung tempat mereka tinggal.

"Gue denger pemerintah sini mulai mengadakan acara ngegantung payung di pinggir danau nggak jauh dari sini untuk penyambutan salju pertama. Lo nggak tertarik lihat-lihat gitu?"

"Malas"

"Baiklah pemalas. Bye...", ujar Winnie masuk ke dalam tempatnya. Sedangkan Sesha harus berjalan 10 langkah lagi untuk sampai di pintu miliknya.

Sesha menutup pintu, melepaskan sepatunya tak lupa dengan tas miliknya yang berisi buku-buku yang baru ia beli tadi.

Ia membersihkan diri, lalu melempar tubuhnya ke atas ranjang.

"Ughhh enak", gumamnya berguling-guling.

Dering ponselnya mengajak gadis itu untuk membuka benda persegi itu. Sebuah panggilan video tertera di dalam sana. Langsung saja Sesha mengangkatnya.

Wajah yang pertama terlihat adalah wajah Xander dengan pakaian santainya.

"Wihhh tumbenan udah di rumah", ujar Sesha. Biasanya Xander akan pulang di malam hari.

"Lagi nggak enak badan. Ini, Channa mau ngomong sama kamu"

Wajah Xander langsung hilang digantikan dengan wajah bulat dari gadis kecil berumur 2 tahun yang kini tersenyum, menunjukan giginya yang kebanyakan hitamnya.

Sesha tersenyum gemas.
"Wahh keponakannya tante"

"Ntyyy, ntyyy Esha hihihi"

Suara girang Channa memanggil Sesha, membuat gadis itu tertawa cantik.

"Wahhh Channa udah makin bagus ngomongnya yaa. Mama Channa mana?", tanya Sesha.

Terlihat kamera berputar sejenak, lalu kini ada wajah lain yang sedang memangku si kecil Channa. Wajah yang begitu mirip dengan bocah imut itu.

"Kapan pulang dek? Ini udah satu tahun setengah nggak balik-balik"

Ujar wanita yang masih muda itu. Zasva, ibu dari Channa sekaligus istri dari Xander.

"Liburan semester ini aku pulang kok. Ngomong-ngomong kabar kalian semua gimana?", ujar Sesha.


"Baik-baik aja kok, bunda juga makin muda aja hahaha", ujar Zasva sambil tertawa pelan.

"Jangan lupa kalo pulang ajak Winnie, nanti langsung kita tarik ke pelaminan. Kasihan Bian ngejomblo terus hahahaha",

Ujar Zasva tertawa lagi.

"Dihh yang udah sah mah beda"

Terdengar suara lain yang menyahut. Sesha terkekeh ia tahu siapa pemilik suara itu. Zasva mengubah mode kameranya ke kamera belakang. Di sofa tamu ada Bian yang sedang main catur dengan Xander.

"Yaudah sana kamu istrahat, pasti kamu baru pulang dari kampus kan?", ujar Zasva.

"Iyaaa"

"Kakak tutup dulu dahhh. Channa, ayo dadah aunty", ujar Zasva.

"Aaaa ntyyy"

"Dadah juga keponakan"

Pip

Sesha langsung meletakan ponselnya ke atas bantal.

Selama tiga tahun ini, ia banyak melewati masa-masa sulit sebagai mahasiswi. Untung saja di lingkungan ini ada spesies Winnie yang kadang menyebalkan.

Masa SMK sudah berlalu dan ia menyimpannya sebagai kenangan. Ia merindukan Sophia huhuhu. Teman pencinta anime itu sudah menikah dengan Ares minggu lalu. Dan ia benar-benar merasa bersalah karena tidak bisa ikut, karena baru dikabari saat besoknya adalah hari H-nya.

Sedangkan Kevin? Lelaki itu selalu curhat padanya lewat telpon. Tidak ada yang mengangka saat Kevin yang begitu menyukai Sophia dulu, kini bucin sebucin-bucinnya pada Amber. Ia Amber, gadis yang selalu mengejar-ngejar Kevin dulunya.

Bundanya juga bahagia sekarang. Bundanya sudah menikah dengan jiwa ayahnya, yang kini bersemayam pada tubuh seorang pria yatim.

Keluarganya sejauh ini sangat baik. Xander sudah menikah, Vernon juga sudah bertunangan dengan Esterlla. Walaupun sebenarnya Sesha kurang senang dengan gadis itu, namun ia harus berupaya menghargai pilihan abangnya.



Perut Sesha tiba-tiba keroncongan. Gadis itu langsung bangun. Ia menuju dapur lalu membuka lemari es. Hasilnya zonk, tidak ada apa-apa yang bisa mengganjal perutnya.

Ingin meminta makanan pada Winnie, tetapi ia rasa gadis itu pasti sedang sibuk mengestalk akun Bian. Kebiasaan emang.

Dengan terpaksa Sesha memutuskan mencari makanan di luar. Padahal ia sangat malas karena hari sudah mulai gelap. Tapi tidak apa, apapun ia lakukan untuk cacing-cacing di perutnya.


Sesha keluar dari gedung apartemennya dengan jaket tebal. Udara akhir-akhir ini begitu sejuk, karena sebentar lagi akan turun salju. Mungkin akan datang dalam dua atau tiga hari ke depan.

Sesha membeli ramen dan sebotol air mineral dari kedai kecil samping jalan. Gadis itu menenteng kantong plasik belanjaanya dengan ceria. Pencinta mie sepertinya tidak akan pernah melewatkan untuk duduk di atas jembatan besar, yang dilalui oleh kendaraan-kendaraan.

Ini sudah hampir menjadi rutinitas setiap akhir pekan. Makan sesuatu di atas jembatan sambil menikmati pemandangan langit malam. Apalagi saat melihat pantulan bulan dari danau di bawah sana adalah objek favoritnya.



Sesha menyantap ramennya dengan hikmat, terbukti dengan kakinya yang mengayun bebas.


Tak berapa lama saat ia sibuk pada dunianya itu, gadis itu terkejut saat butiran putih yang dingin menyentuh keningnya. Langsung saja Sesha menatap ke atas langit.

"Salju?", gumamnya saat melihat butiran-butiran mulai turun dan semakin banyak.

Langit tiba-tiba dihalangi oleh payung yang kini memayungi tubuhnya, menghalau semua salju yang terus menghantam bumi.

"Berjumpa lagi Lucyasesha~"


Bisikan bagai alunan yang terbawa angin masuk ke dalam gendang telinga Sesha. Gadis itu menatap sekeliling, tidak ada orang. Lalu hei! Bagaimana caranya payung ini ada di sini?! Lalu.... Siapa yang baru saja berbisik?

Mata Sesha detik itu juga membola. Langsung saja ia mengeluarkan kalung yang mengalun di lehernya.

"Salju?", bisiknya mengelus bandul k yang berbentuk payung yang di atasnya terdapat salju.


"Payung dan salju, unik"


"Gue denger pemerintah sini mulai mengadakan acara ngegantung payung di pinggir danau tak jauh dari sini buat penyambutan salju pertama. Lo nggak tertarik lihat-lihat gitu?"

Jantung Sesha berdebar, matanya menatap sekali lagi bandul kalungnya dengan intens. Senyumnya langsung mengembang. Ia meninggakan makanannya dan juga payung tadi begitu saja.


Sesha melompat turun, berlari dengan sangat kencang menyusui jembatan. Gadis itu melewati pinggir danau dengan hati penuh pengharapan.

Ia berhenti, di sana.... Di sana ia dapat melihat orang-orang berlalu lalang di bawah ratusan bahkan ribuan payung yang digantung di atas sana. Ia berlari lagi, menatap sekeliling dengan senyum lebar.

"Sky.... Kamu dimana?", ujarnya berkeliling ke setiap tempat, mencari seseorang yang selalu ia tunggu-tunggu dari lama.

Kepalanya sedikit pening karena orang-orang asing begitu banyak berlalu lalang. Senyumnya yang tadi mengembang langsung sirna. Ia berjongkok, memeluk lututnya dalam diam.

Kekecewaan begitu merasuki hatinya hingga ia tidak tahu harus bagaimana lagi. Dalam diam ia menangis, meremas bandul miliknya dengan erat.

"A-aku kira kamu bakalan kembali. T-tapi ternyata hiks"

Sesha menangis sendirian, tidak ada yang peduli akan dirinya di sana. Semua orang sibuk pada dunianya sendiri.

Sebuah kaki berhenti di depannya.

"Apa kamu meragukanku?"

Sesha membatu. Matanya terbuka lebar. Kepalanya ia angkat dengan posisi yang masih sama. Apakah sekarang ia bisa mempercayai dirinya? Apakah ia bisa mempercayai jika sosok di depannya adalah nyata?


"S-sky?", ujar terbata.

"Kenapa menangis? Sudah aku bilang, tidak ada yang tahu takdir seseorang", ujar suara itu lagi.

Sesha berdiri, menyentuh pipi lawan bicaranya dengan pelan.

"K-kamu nyata?", tanyanya dengan polos.

Saat itu juga dirinya ditarik hingga menubruk dada bidang itu. Bau tubuh itu masih sama. Jadi ini bukan mimpi? Sky? Dia? Dia kembali?


"Aku kembali Lucyasesha, apakah kamu masih tidak percaya?", ujar suara itu.

"Bagaimana bisa?", ujar Sesha sambil melepas pelukan itu. Ini terlihat mustahil.

Kedua pipinya diapit.

"Takdir. Aku kembali karena takdir. Dan sekarang.... Maukah kamu menemaniku memulai semuanya dari awal lagi?"

Sesha tersenyum lebar, lalu mengangguk tanpa ragu.

"Aku mau!"

Sky terkekeh, memeluk kembali tubuh Sesha dengan erat.

"Kamu memang harus mau Lucysesha", ujar Sky.


"Hmm", gumam Sesha sangking tidak bisa mengutarakan rasa bahagianya lewat kata-kata.

"Aku bahagia dan aku mencintaimu", bisik Sky.

"Too hehehe", cengir Sesha di dalam dekapan Sky.




Dan pada akhirnya tidak ada yang tahu akan takdir. Manusia hanya bisa merencanakan, tetapi Penciptalah yang menentukan segalanya. Takdir selalu berjalan sesuai kehendak-Nya. Dan kita hanya bisa bekerja melalui prosesnya seperti apa yang sudah di tulis pada garis takdir kita masing-masing. Destiny Line.... Garis takdirmu bukanlah kamu yang mengatur. Baik itu jodoh, rezeki, umur, dan apapun itu. Jika kamu diharuskan untuk itu, maka lakukanlah.











END

Continue Reading

You'll Also Like

189K 8.7K 37
Nara tidak menyangka, cerita cerita novel fantasy yang sering temannya baca tentang transmigrasi benar benar terjadi padanya. Dia memasuki raga Sien...
5M 415K 52
Anastasya Inez, sosok istri yang dibenci oleh suaminya sendiri yaitu, Davidson Giovanni Bhatara. Inez adalah istri kedua yang dinikahi secara terpaks...
1.1M 100K 69
cover by Pinterest ** Hidup seorang Naja sama dengan makna dari bunga Dandelion yang mengartikan kehidupan yang keras, penuh perjuangan, penderita na...
Say My Name By floè

Teen Fiction

1.2M 72.3K 35
Agatha Kayshafa. Dijadikan bahan taruhan oleh sepupunya sendiri dengan seorang laki-laki yang memenangkan balapan mobil malam itu. Pradeepa Theodore...