Destiny Line [END]

By Harefa_Halu

798K 71.1K 1K

Cup Dari sanalah awal semua kehidupan gadis itu berubah... Dimana Sesha berciuman dengan mumi FIRAUN. More

🔹INTRO🔹
01🔹 KISS
02🔹 SESHA
03 🔹PERTEMUAN
04🔹 MAGANG
05🔹ASISTEN
06🔹 Halu or Real?
07🔹TEROR
08🔹CLUB
09🔹TERTINGGAL
10🔹LUKISAN
11🔹MIMPI?
12🔹BERTAMU
13🔹ARES
14🔹RATU
15🔹LUKA
16🔹KESAL
17🔹MEET
18🔹INSIDEN
19🔹KEPERGOK
20🔹BOOK
21🔹Expression
22 🔹Dinner
23 🔹Esterlla
24 🔹Jenguk
25 🔹Punishment
26 🔹Shocked
27 🔹Dream
28 🔹Puzzle
29 🔹Something
30 🔹Kingdom
31 🔹Satire
32 🔹Candidate
33 🔹Amazement
34 🔹Tale
35 🔹Call
36 🔹Like?
37 🔹Disappear
38 🔹Found
39 🔹Destiny
40 🔹Acquaintance
41 🔹Leave
42 🔹Improve
43 🔹Memory
44🔹Reject
45🔹Fail
46 🔹Before.....
47 🔹Past
48 🔹Tandem
50 🔹Friend
51 🔹Incident
52 🔹END

49 🔹Forget about

9.2K 938 13
By Harefa_Halu

Always Enjoy
Happy Reading
_________________________





"Apa kita akan tetap seperti ini?", tanya Sesha yang sudah bergerak gelisah karena kepanasan. Bagaimana tidak, lelaki yang berstatus pacarnya itu terus memeluknya dengan erat sejak 2 jam yang lalu.

"Kamu bosan?", tanya polos Sky membuat Sesha ingin sekali menampol wajah yang terlihat menyebalkan itu.

Sesha membuang napas kasar, menggerutu tak jelas.
"Aku ingin makan anggur lagi. Hujan sudah berhenti 30 menit yang lalu", celetuk Sesha.

"Makan siang dulu, sudah jam 11", saran Sky.

"Ohh ayolah, aku tidak lapar", keluh Sesha.

"Saya lapar", tutur jujur Sky.

"Jangan bilang kalo kamu belum sarapan pagi sebelumnya", ujar selidik Sesha, menatap dengan tatapan intimidasi untuk lelaki itu.

"Kamu benar", jawab Sky dengan enteng.

Plak!

Sky meringis saat kepalanya menjadi bahan tabokan Sesha yang kini melotot padanya. Lelaki itu hanya bisa mengelusnya dengan pelan tanpa ada protes untuk gadis itu.

Sesha berdiri untuk mengambil bekal yang dititip Aquilla tanpa suara. Gadis itu juga tak lupa untuk kembali duduk dengan mimik datarnya.

"Mati aja sana", desis sinis Sesha namun Sky hanya tersenyum bodoh, yang jauh sekali dari sikap aslinya.

Setelah beberapa menit Sesha menunggu pergerakan dari Sky, namun lelaki itu tak kunjung meraih bekal yang sudah ia buka dan persilahkan di atas meja.

"Apa?! Makan!", greget Sesha.

"Saya mau disuapin", ujar Sky terlalu jujur.

"Punya tangan kan? Manja banget, mana manggil pake embel-embel saya lagi", sinis Sesha.

"Sa- ah aku pengennya disuapin sama kamu. Makan dari tangan kamu kayak lagi ngerasain gimana makan di tangan seorang istri", ujar Sky.

Sesha membuang muka. Sialan, sejak kapan batu itu bisa berkata yang manis-manis sih? Kan bisanya cuman yang pahit-pahit gitu.

"Aku lapar sayang", ujar Sky sambil mengelus perutnya.

Arghhh, siapapun tolong. Ada yang sedang meleleh plus meleyot di sini huhuhu.

Akhirnya Sesha mau tak mau mengambil alih bekal tersebut, menyendokan sesuap lalu mengangkatnya ke atas.

"Aaaaaa"

Sky membuka mulut dengan semangat, menerima suapan dari tangan Sesha tak lupa senyum yang merekah.

"Lagi aaaaa"

Sky mengunyah makanan di mulutnya dengan hikmat. Dalam kesempatan itu, ia memandang wajah Sesha dengan intens, walaupun sang objek tidak menyadarinya.

Suapan demi suapan tak terasa, hingga bekal dengan porsi untuk dua orang langsung tandas berpindah ke perut Sky, yang kini sedang menerima gelas yang disodorkan oleh Sesha.

"Lohh, kamu kenapa nggak bilang kalau jatah kamu udah aku makan?", ujar Sky yang baru sadar.

"Nggak apa-apa, kamu keliatan laper banget tadi", ujar Sesha. Biarlah, lagi pun ia tidak terlalu lapar. Apalagi ia sempat makan permen dan buah anggur tadinya.

"Aku buatkan mie ya? Persediaannya udah aku bawa di tas", ujar Sky merasa bersalah karena kenyang di atas penderitaan orang lain.

"Nggak mau mie, cuman mau anggur. Ayo kita jalan-jalan sambil metik anggur", rengek Sesha dengan muka memelas untuk meluluhkan sang pacar.

Sky akhirnya mengalah. Lelaki itu mengangguk mengiyakan saja, membuat Sesha tersenyum senang.

"Itu ada keranjang, bawa aja", ujar Sky menunjuk ke arah benda di atas meja TV dengan dagunya.

Sesha dengan semangat menyerobot keranjang yang terbuat dari rotan itu, kemudian berjalan cepat keluar rumah. Gadis itu berlari menenteng keranjang, dengan Sky yang mengikutinya dengan santai dari belakang.

Lelaki itu hanya menggeleng melihat keantusiasan Sesha yang melompat-lompat untuk mendapatkan anggur yang ia inginkan. Namun karena Sesha sedikit pendek, gadis itu agak kesusahan meraihnya.

"Wahhh lo pikir gue nggak bisa ngambil lo apa?", decak kesal Sesha mulai panas saat buah anggur itu sedikit tinggi.

"Ehh ehh ehh"

Sesha sedikit kaget saat sebuah tangan melingkar di pinggangnya, mengangkat tubuhnya hingga menjadi sejajar dengan tangkai anggur itu.

Langsung saja Sesha memetik beberapa tangkai anggur, yang ia rasa sudah benar-benar matang.

Karena sudah menggoda iman, Sesha memasukan sedikit ke dalam mulutnya.

"Cepat metiknya, kamu berat", ujwr Sky.

Wajah Sesha langsung masam. Sialan, ia kira adegan seperti di film-film lah yang terjadi saat ini. Saat tokoh utama pria tidak merasakan berat saat menggendong pemain utama perempuan. Bahkan dalam beberapa adegan yang sudah ia temui, sang tokoh utama pria menganggap berat badan sang idaman hanya seberat kapas.

"Cepat Lucyasesha, tanganku pegal", keluh Sky.

Langsung saja Sesha turun tanpa diminta, menatap datar ke arah Sky yang tampaknya tak mengerti dengan alasan kenapa mood gadis itu sudah berubah.

"Kamu kenapa?", tanya Sky.

Sesha mendengus, lalu menyumpal mulut Sky dengan beberapa butir anggur, sebelum gadis itu pergi dari saja dengan kaki yang dihentakan.

Sky menatap punggung Sesha yang berjalan jauh. Alisnya tertaut bingung dengan mulut yang mengunyah buah di dalam mulutnya.

"Aku ada salah?", tanyanya dengan linglung.

***

"Bun, cokelatnya buat apa? Kok banyak banget?", tanya Xander. Lelaki itu sedang bertugas menenani Aquilla untuk berbelanja mingguan di mini market.

"Husss kamu jangan banyak tanya. Bunda lagi doyan sama yang manis-manis", celetuk Aquilla meletekan puluhan cokelat batang yang baru saja ia ambil dari rak, ke dalam troli.

"Mereka apa lagi yang bagus ya", gumam Aquilla menatap beberapa mereka cokelat.

"Yang ini aja dehh, belum pernah coba", lanjutnya pada diri sendiri. Wanita itu mengambil merek cokelat yang tadi ia pilihkan, lalu kembali memasukan ke dalam troli.

"Kita beli sayur", ujar Mariam berjalan ke depan.

Xander menghela napas, lalu mendorong troli yang hampir penuh dengan pasrah.

"Semoga aja bunda kalo milih sayur nggak lama-lama, dan semoga juga teman sosialitanya nggak ada di sini", gumam Xander dengan penuh harap. Jangan sampailah ada kumpulan ibu-ibu melihat bundanya. Jika terjadi, maka ia akan lumutan menunggu acara gosip yang tidak ada habisnya itu.

Aquilla memilih sayuran yang berada di sana dengan teliti, sedangkan Xander menunggu sambil melihat-lihat sekitar yang sedikit ramai.

"Beli apa lagi?"

"Udah semua, ke kasir sekarang"

Dua orang yang sedang sibuk mengobrol itu mendorong troli bersama-sama, melewati Xander yang terdiam menatap mereka.

Aquilla meletakan sayur yang sudah ia pilih, dan ikut menatap kepergian dua orang tadi dengan sinis.

"Thera kan? Mulai sekarang bunda aja yang cari istri buat kamu. Zaman sekarang milih menantu yang baik itu sulit, jadi serahkan semua di tangan bunda. Mending kamu putusin Si Thera-thera itu", dengus Aquilla.

"Udah kok bun, Thera bahkan udah duluan mutusin aku beberapa hari yang lalu", ujar Xander dengan senyum pedihnya.

"Bagus lah kalau begitu. Udah yukk, kita langsung bayar", ujar Aquilla menepuk bahu anak sulungnya, memberi semangat.

"Pis pis pis tante cantik~!"

Aquilla hampir jantungan melihat kehadiran Kevin, bocah menyebalkan yang datang tiba-tiba lalu berdiri di sampingnya. Karena kesal, wanita itu mencubit lengan lelaki itu dengan penuh kasih sayang.

"Aw aduh aduh maaf tan aduh sakit tan", ujar Keavino meringis kesakitan.

Aquilla akhirnya melepas cubitan itu, sedangkan Kevin menatap nanar pada tangannya yang memerah.

"Kamu ngapain di sini?", ujar Aquilla.

"Huftt, ini lagi beli roti Jepang buat mama", ujar lesu Kevin sambil memperlihatkan belanjaanya di dalam keranjang.

Xander menahan tawa yang ingin ia keluarkan. Apalagi wajah ternistakan sepupunya itu sangat cocok untuk ditertawakan.

"Yaudah, yang sabar ya gantengnya tante yang malang. Kita pergi dulu", ujar Aquilla meninggalkan Kevin di susul Xander dari belakang.


Kevin mendengus, membuka ponselnya untuk mencari satu buah lagi merek roti Jepang mamanya yang belum ia temukan. Sebuah merek yang sudah difoto oleh sang ibu sebelum lelaki itu pergi.

"Untung mama gue, kalo nggak udah gue gempar, buat malu aja gue beli kek ginian", gumam Kevin lalu kembali mematikan ponselnya saat sudah melihat merek yang dipesan sang ibu.

Namun detik berikutnya lelaki itu, kembali membuka ponselnya, menatap lamat wallpaper yang memperlihatkan wajah seorang gadis cantik berkecamata sedang membaca komik. Dengan berat hati ia membuka pengaturan, mengubah wallpaper itu menjadi gambar anime.

"Ikhlasin dia sama Ares, gue tahu lo bisa Kevin ganteng", monolognya sendiri dan langsung mencari kembali pesanan sang ibu.


Lelaki itu berusaha tersenyum. Setelah mendapatkan apa yang ia mau, ia langsung membawa belanjaannya ke kasir untuk dihitung totalnya. Kerena banyak antrian, Kevin pun pasrah menunggu.

Tetapi saat melihat pasangan di depannya, lelaki itu kembali gamon.


Kevin membuang muka ke arah lain, hingga tatapannya beralih pada sebuah kulkas transparan yang terdapat aneka minuman di dalamnya. Tanpa ia sadari ia melangkah ke sana, membuka kulkas lalu menarik sebuah susu kotak.

"Diminum ya, kalo lagi ada masalah harus minum yang enak-enak. Gue duluan, byeeee"


Kevin jadi mengingat perkataan seseorang di rumah sakit waktu itu.
"Semoga aja kalo gue minum ini, kegamoan gue bisa hilang. Semoga gue bisa lupain dia. Semangat susu kotak! Kevin ganteng berharap sama lo sekarang", gumamnya sambil menatap lekat susu kotak itu.






Bersambung.....

Continue Reading

You'll Also Like

2.5M 127K 75
Ini gila, benar-benar gila. Bagaimana mungkin jiwa seseorang yang tertidur setelah dipaksa mencari pasangan tiba-tiba sudah pindah ke raga orang lain...
3.7M 367K 49
Canaria Adelia atau kerap di sapa Kana harus menjalani sisa hidupnya dengan cara yang menyakitkan, saat berada diambang kematian Kana dikejutkan deng...
Amora (END) By Mia

General Fiction

4M 193K 72
Amora Lendari terbangun di sebuah kelas dengan orang-orang asing di sekitarnya. Kepanikanya bertambah saat mendapati wajahnya dan tubuhnya yang beru...
2.8M 225K 43
Kalisa sungguh tidak mengerti, seingatnya dia sedang merebahkan tubuhnya usai asam lambung menyerang. Namun ketika di pagi hari dia membuka mata, buk...