๐Š๐ข๐ง๐ง๐๐จ๐ซ๐ฌ๐œ๐ก๐ž ๐“๐ก๐ž...

By rizers

772K 67.3K 6.8K

"๐๐จ๐ซ๐ฌ๐œ๐ก๐ž ๐š๐๐š๐ฅ๐š๐ก ๐›๐ž๐ซ๐ฅ๐ข๐š๐ง ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ฉ๐š๐ฅ๐ข๐ง๐  ๐›๐ž๐ซ๐ก๐š๐ซ๐ ๐š, ๐๐š๐ง ๐ก๐š๐ซ๐ฎ๐ฆ๐ง๐ฒ๐š ๏ฟฝ... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
chapter 10
chapters 11
chapter 12
Chapter 13
chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
chapter 19
Chapter 20
chapter 21
chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
chapter 26
Chapter 27
chapter 28
chapter 29
chapter 30
chapter 31
chapter 32
Chapter 33
chapter 34
Chapter 35
chapter 36
chapter 37
chapter 38
chapter 39
chapter 40
chapter 41
chapter 42
chapter 43
chapter 44
chapter 45
chapter 46
END

Chapter 14

13.8K 1.3K 79
By rizers







Perasaan tidak enak memang di rasakan oleh kinn akan tetapi penerbangan menuju Jepang tidak bisa sama sekali dia tinggal kan, dia harus pergi karena memang ini lah keinginan nya, tidak membawa serta Porsche untuk ikut bukan berarti kinn melepaskan pengawasan terhadap sang istri, kinn masih memantaunya, karena kinn rasa mereka tidak akan lama berada di Jepang, tetapi ini adalah kali pertama kinn menolak keinginan Porsche untuk ikut

Vegas yang memang mengetahui kegalauan adiknya mencoba untuk mengajak berbicara, bukan tanpa alasan dia melakukan hal itu, sangat jarang sekali dia lihat kinn meninggal kan kekasih nya itu seorang diri

"Apa kau yakin meninggalkan nya saat ini" Tanya vegas yang memang berdekatan tempat duduk dengan adiknya

"Jangan meremehkan nya, Porsche tidak selemah itu" Desis kinn tajam dan juga mata dingin nya yang berwarna hitam sekelam malam itupun tertutup rapat, kinn kini menyenderkan tubuhnya dengan rileks pada kursi jet pribadi milik nya, santai, tenang, dan diam tetapi di telinga nya kini kinn mendengarkan tangisan menyayat dari Porsche yang marah karena dirinya meninggalkan sang istri sendiri di mansion

Kinn memejamkan matanya dengan erat, tangisan Porsche sangat menyayat hatinya, jika dia tidak melakukan ini, dia tidak akan tau  mereka benar benar musuh atau seseorang yang bisa di jadikan aliansi kuat Phoenix kedepan nya

"Aku masih penasaran dengan pemilik Wittelsbach-Graff Diamond Ring"

gumaman vegas membuat kinn dengan cepat membuka kedua matanya, kini kinn memandang wajah yang mempunyai sedikit kemiripan dengan ayahnya itu dengan pandangan intens, ya.... Wajah mereka walaupun mempunyai darah yang sama tetapi tidak mempunyai kemiripan penuh karena kinn mewarisi paras ibunya sedangkan vegas sedikit banyak mewarisi paras dari ayah mereka

"Jika kau mengetahui sesuatu, yakinilah dengan apa yang ada di kepala mu itu saat ini" Ujar kinn dingin

Vegas menelan salivanya dengan kuat, tangan nya dengan cepat menyambar sampanye di dekatnya, kekasih nya telah tertidur damai di samping nya yang mempunyai batas tempat tidur yang lumayan luas

Menuangkan dengan anggun karna memang mereka terlahir dari keluarga terhormat dan di hormati, vegas menatap paras dingin adiknya intens

"Mengapa kau mengincar Fei" Ucap tajam vegas tidak kalah dingin dari saudara nya itu

"Tanpa aku berbicara pun seharusnya kau mengerti" Desis kinn kesal

"Aku hanya ingin dengan cepat mendengar kan semuanya dari mulutmu secara langsung"

"Kau akan mengetahui semua nya di saat waktu yang tepat"

"Bagaimana dengan saudara dari namtan"

Pertanyaan dari vegas membuat kinn meremat tangannya dengan kuat, tawan sungguh mempunyai keberanian yang tidak bisa di ragukan, tawan memang belum bertemu dengan nya, tetapi jika sampai tawan mendekati Porsche kinn akan dengan cepat memberi pelajaran yang setimpal

"Dia masih diam tidak terdapat pergerakan"

"Apa karena itu kau mengincar Fei, yang kutau Fei tidak mungkin ikut dalam rencana tawan yang memberontak padamu" Ujar vegas

"Jika aku bertindak itu tandanya aku sudah mengetahui sesuatu"

Vegas akhirnya diam karena kalimat dari adiknya benar benar dingin, Vegas tidak bisa untuk tidak percaya karena selama ini apa yang di lakukan oleh kinn selalu membuahkan hasil

.

Bukan tidur, namun pete kini hanya memejamkan matanya memikirkan saat saat dirinya melihat Porsche yang bersama dengan hewan kesayangan tuan kinn, Porsche sangat terlihat nyaman dengan hewan itu, bagaimana bisa seekor hewan buas bisa membuat Porsche nyaman, padahal sudah berkali-kali melihat pun dan hewan itu tidak menyerangnya namun pete masih memikirkan tentang saat saat leo memakan namtan

Hingga Beberapa kali pete menjerit histeris saat bersama dengan Porsche karena leo dengan santainya malah menjilati dengan pelan kaki kekasih dari tuan kinn, pete bahkan sedikit menjauh dan meminta agar Porsche memerintahkan pada leo agar tidak mendekati nya sedikitpun atau dia akan menjerit dan meminta Vegas untuk pulang

"Kau tau Porsche, dia telah memakan namtan dengan ganas, apa kau tidak mengetahui nya" Tanya pete kencang

Tae juga mengangguk mantap, dia memang yang bersama dengan pete kala itu, jadi dia tau pasti jika hewan ini bukanlah makhluk yang mudah di remehkan, lihat nya bulu nya, sangat tebal di sekitar leher nya  dan juga hewan kesayangan tuan kinn ini sering kali menjilati kaki Porsche

"Iuhh dia menjilati mu" Pekik tae tidak kalah kencang dari pete

"Mengapa kalian berteriak bagaikan wanita yang akan di gauli hoh, dia adalah hewan termanis yang pernah aku temui" Sinis Porsche pada kedua sahabat nya selain tem itu

Pete dan tae melongo kaget, apa benar Porsche langsung dekat dengan leo tanpa ketakutan seperti mereka, sungguh jika Porsche memang tidak takut sama sekali dengan leo, kini tae dan pete meyakini, mereka sungguh kalah telak

"Apa kau tidak ketakutan sama sekali saat melihat leo" Tanya tae masih dengan perasaan tercengang

"Tidak sama sekali" Seru Porsche berbangga dan sombong

"Kau benar benar hebat karna bisa membuat nya menyukai mu" Timpal pete senang

"Tentu saja, saat pertama kali aku bertemu dengan nya, dia langsung diam di dekatku dan aku mengelus kepalanya dengan sayang tanpa takut sedikitpun"

"Apakah ucapan mu benar benar bisa di percaya i Porsche" Tae bukan tidak percaya namun hewan sekelas leo adalah hewan yang menakutkan  apa benar Porsche tidak pernah ketakutan sama sekali saat bertemu pandang dengan leo pertama kali

"Jika kau tidak percaya dengan ku, kau bisa bertanya langsung pada kinn"
Enteng Porsche dengan bibir menyeringai manis, mereka tidak akan bertanya pada kinn karena mereka akan takut untuk menanyakan secara langsung, jadi saat saat dirinya yang menangis ketakutan dengan leo hingga beberapa waktu itu, tidak akan ada yang mengetahui sama sekali

"Dan ngomong ngomong, cincin yang kau gunakan sangat sangat indah Porsche"

"Oh ini, ini adalah pemberian kinn"

Tae menatap iri pada permata Oppenheimer di jari manis Porsche, kinn benar benar memanjakan Porsche yang memang tidak pernah meminta apapun, bahkan yang di ketahui sendiri oleh tae, Porsche bahkan tidak pernah keluar dari mansion, jika itu dia, tae pasti akan menguras harta time untuk berbelanja

"Tuan kinn sangat memanjakan mu" Ucap Pete kesal

"Apa bedanya dengan mu, kau pun sangat di manja oleh vegas" Desis tae mendecak lirih

"Yang kutahu pun kau juga di manja oleh time, aku tau bahkan kau sangat sering berbelanja" Tunjuk Pete dengan menyipitkan matanya memandang tae tajam

"Aku meminta ini pada kinn karena dulu aku cemburu dengan kedekatan namtan dengan kekasih ku, jadi sebagai permintaan maaf aku meminta pada kinn barang yang di carinya, dan itu adalah Oppenheimer kala itu" Papar Porsche dengan tawa lirih karena leo sudah Tertidur di kakinya

"Kau, kau meminta nya pada tuan kinn" Gagap Pete tidak percaya, Oppenheimer sudah seperti menjadi obsesi tuan kinn, dan sebegitu gampang nya Porsche mendapatkan nya

"Kenapa tidak, bahkan aku tidak meminta mansion ini pun, kinn memberikan nya padaku" Sombong Porsche berlanjut

"Yakkkkk  kau sungguh sombong" Teriak kencang tae

Porsche menyengir meminta maaf, sebenarnya dia tidak bermaksud untuk sombong, namun Porsche hanya ingin agar mereka tau jika diapun bisa meminta apapun tanpa di tolak oleh kinn

Kembali pada saat ini dirinya berada di jet pribadi yang akan membawa mereka semua menuju Jepang tempat pelelangan

Pete memejamkan matanya, mencoba untuk terpejam dan tertidur dengan nyenyak, sungguh pikiran nya masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat jika Porsche berteman baik dengan leo

Porsche berucap jika dia bisa bertanya langsung dengan tuan kinn, tetapi jika dia tidak berani melakukan hal itu  Pete tidak kehabisan akal, dirinya bisa meminta pada kekasih nya untuk bertanya bukan

"Ide bagus" Kekeh Pete

"Apa yang ide bagus honey" Tanya vegas tersentak dengan lirihan sang kekasih, vegas kira kekasih nya telah tertidur

"Bisakah kau tanyakan sesuatu pada tuan kinn bagaimana bisa Porsche dekat dengan leo, apa Porsche tidak takut saat bertemu dengan leo pertama kali" Serang Pete pada kekasih nya dan meminta agar vegas bertanya pada tuan kinn

"Pelan pelan honey  kau tidak perlu terburu-buru seperti itu"

"Tanyakan" Rengek Pete manja

"Baiklah"

Vegas menegakkan tubuhnya, mencoba mencari kata kata yang pas untuk bertanya pada sang adik

"Kinn"

"Hemm"

"Leo terlihat begitu menyukai Porsche, apa Porsche tidak takut dengan leo saat pertama bertemu, aku bahkan masih takut dengan hewan mu itu" Desis vegas sinis, ingat jika leo pernah ingin menggigit lengan nya

"Dia menangis ketakutan bahkan sampai lebih dari satu minggu lamanya" Gumam kinn pelan namun suara kinn itu bahkan bisa di dengar oleh vegas maupun Pete

Pete kini mengepalkan tangan nya gemas ingin menjitak dahi mulus Porsche
"Dasar kucing sialan, kau membohongi ku" Batin Pete kesal

.

Tem terbangun dengan kepala yang sangat pening dan kini seluruh badannya sangat sakit, tubuhnya telah terbalut piyama milik nya berwarna hitam, pasti itu adalah ulah arm yang memasang kan padanya, tem tau tidak mungkin jika anggota Phoenix yang membantunya, jika iya tem yakin tempat ini sudah gempar dengan adanya musuh

Tem menatap disekeliling ruangan, terakhir yang dia ingat adalah arm mencekik lehernya dengan kekuatan penuh seperti memang agar dirinya meregang nyawa, namun seperti nya dia lepas dari maut, karena sekarang dirinya masih bisa melihat jika dia berada di kamarnya

Setelah mengucapkan kata sakral jika dia nyaman dengan arm, tem terkulai pingsan tidak berdaya

"Kemana perginya bedebah itu" Tanya tem pada dirinya sendiri

Tem berdiri dari duduknya dan mengecek seluruh tubuhnya guna melihat apakah bokong nya sudah mendapatkan tusukan dari benda berurat milik arm, dan hatinya sangat lega karena arm memang tidak memasukkan kejantanan itu pada lubangnya

"Syukurlah"

"Apa kau berharap agar aku menusukmu saat kau pingsan"

Tem dengan cepat menoleh pada arm yang berdiri di dekat jendela kamarnya, tatapan mereka kembali bertemu pandang namun sekarang sangat berbeda, jika mereka dulunya berpandangan penuh rasa, sekarang hanya ada dingin dari kedua mata hitam legam mereka

"Tutup mulutmu" Ujar kasar tem

Arm terkekeh mesum, dirinya memandang tem dengan pandangan intens dan arm berucap cukup tajam pada tem seperti bisikan

"Aku akan pergi kekasih ku"

"Pergilah karena aku sudah bukan lagi kekasih mu" sembur tem dengan kasar

"Kau akan merindukan ku"

"Jangan bermimpi karena kau lah yang akan merindukan ku, oh tidak kau memang tidak akan merindukan ku karena kau hanya akan rindu pada kekasih mu yang sudah tiada" Remeh tem

"Jaga sopan santun mu saat berbicara mengenai namtan"

"Ini adalah mulutku dan aku berhak untuk berbicara apapun keinginan ku"

"KAUUUU"

"APA, KAU INGIN BERUCAP APA PADAKU" Balas tem membentak pada arm

Arm mendecak kesal, dan dengan cepat melompat menuju jendela tem untuk keluar dari ruangan dan menemui tawan untuk melakukan penerbangan menuju bora Bora daripada berdebat dengan tem

Tem yang melihat itupun segera mengejar arm dengan kecepatan penuh, dia tidak boleh meloloskan arm lagi, tem tau arm sudah merencanakan akan menuju bora Bora

"Kau harus bertanggung jawab jika sampai musuh itu mendekat pada kekasih ku" Bayang bayang suara tuan kinn kini berkeliaran di dalam pikiran tem

"Bukan hanya karena perintah, sebisa nya aku akan menjauhkan arm dari Porsche" Gumam tem di dalam hembusan nafasnya yang kasar karena terus mengejar langkah cepat arm

Tem berhenti dan memandang penuh dendam saat arm telah hilang di dalam sebuah mobil jemputan, tem sudah melakukan penembakan pada ban yang menjemput arm

DOR

DOR

"Shit, arm lepas"










Lope buat kakak ya 😚😚😚💛💛💛

Continue Reading

You'll Also Like

3M 218K 87
๐Œ๐ข๐ฅ๐ข๐ค๐ค๐ฎ batin gila ๐Š๐ข๐ง๐ง ๐€๐ง๐š๐ค๐ค๐ข๐ง ๐“๐ก๐ž๐ž๐ซ๐š๐ฉ๐š๐ง๐ฒ๐š๐ค๐ฎ๐ง
175K 27.5K 50
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
651K 31.3K 38
Alzan Anendra. Pemuda SMA imut nan nakal yang harus menikah dengan seorang CEO karena paksaan orang tuanya. Alzan kira yang akan menikah adalah kakek...
438K 34.3K 58
Kisah si Bad Boy ketua geng ALASKA dan si cantik Jeon. Happy Reading.