One week later....
Sudah satu Minggu ini Nasyah dan Khanza saling mendiami satu sama lain. Khanza juga berubah menjadi sosok yang sangat dingin bahkan lebih dingin dari biasanya.
"Aira kenapa kau Sangat bandel sekali. huh!" Dengus Nasyah pada Aira yang berlarian menghindari nya.
"Ok baiklah, bunda akan pergi jalan-jalan" Nasyah mengambil tas selempang nya dan seolah-olah pergi meninggalkan Aira, padahal dirinya hanya menutup pintu kamar.
Terdengar teriakan melengking dari dalam sambil menggedor-gedor pintu.
"Huaa bunda hiks..hiks.." pekik Aira
Nasyah tak kunjung membuka pintu "mau ikut bunda nggak?"
"Hiks ya bunda"
Nasyah segera membuka pintu karena tak tega mendengar tangisan Aira. Nasyah langsung memeluk Aira saat balita itu menubruk tubuhnya.
"Ya Allah, maafin bunda sayang" Nasyah merutuki kebodohan nya, melihat Aira yang berderai air mata membuat nya merasa penuh bersalah.
Bodoh Lo Nasyah-makinya pada di sendiri
Setelah memakai kan baju, Nasyah langsung menggendong Aira menuruni tangga.
Aira meminta turun saat menangkap sosok Khanza yang tengah duduk dengan pandangan yang fokus pada layar iPad.
"Ayahh" Teriak nya berlari ke arah Khanza
Hap
Khanza menangkap tubuh kecil Aira membawanya ke pangkuannya. Keningnya mengkerut saat melihat mata Aira yang sembab serta hidung yang merah.
"Kenapa nangis?" Khanza bertanya sambil melirik Nasyah yang berdiri tak jauh dari nya sambil bersedekap dada.
"Hiks.. bunda kunci Aila di Kamal"
Mendengar penuturan Aira cukup membuat emosi nya meluap namun sesaat kemudian, Khanza berpikir itu hanyalah ancaman Nasyah jika Aira melakukan hal yang memancing amarah nya.
"Aira buat sesuatu yang bikin bunda marah?" Tanya Khanza sekali lagi
"Tidak ayah! Aila tidak nakal"
"Terus kenapa bunda marah?"
"Hiks.. kalena Aila lali tidak mau pakai baju"
Khanza menahan kedutan di bibirnya agar tidak tertawa, tingkah Aira terkadang membuat semua orang geleng-geleng kepala. Dan itu adalah sifat yang di turunkan dari Nasyah.
Khanza tidak menghiraukan suara iPad nya yang sedari tadi berbunyi, yang terpenting sekarang ini adalah meredakan tangisan putri kecil nya yang sedang memeluk nya.
Nasyah menatap Nyalang ke arah Kaila dan Rafael yang duduk memandang Khanza. Dirinya terpancing emosi jika melihat Kaila, apalagi melihat wanita itu yang ingin menyentuh Aira.
"don't touch my child" tegas Nasyah
Kaila tentu saja langsung menjauhkan tangan nya, menurut nya saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk dekat pada Aira. Induknya terlalu mengerikan.
"Jangan gunakan tangan kotor mu itu untuk menyentuh anak ku" Lanjutnya dengan datar
"Dan untuk apalagi kamu kesini? Benar-benar tidak tahu malu" makinya
"Cukup Nasyah! Kamu sudah keterlaluan" Sarkas Kaila
"Kamu yang keterlaluan mencoba merebut suamiku" balas Nasyah tat kalah tajam nya
Skakk
Mulut Kaila bungkam, sekarang ini dirinya kalah beradu argument dengan Nasyah.
"Udah lah Kaila, nggak usah terlalu membuang tenaga untuk mengejar hati yang menganggap diri mu tidak ada di dunia ini" lanjut Nasyah dengan nada meremehkan
"Kau bukanlah siapa-siapa disini jadi tidak perlu sok tau tentang hal itu" sungut Kaila
Nasyah tertawa hambar "bukan siapa-siapa?" Ulangnya
Nasyah berjalan mendekat ke arah Khanza dan duduk di sampingnya sambil mengalunkan tangan nya ke lengan Khanza. Tidak peduli tentang rasa kecewa nya terhadap Khanza, karena yang lebih utama saat ini adalah menghempaskan kutu semacam kakak nya sejauh mungkin atau lebih baik keluar dari area bumi.
"Maaf! Saya nyonya Khanza disini. istri sah seorang Khanza Aditya Pratama dan menyandang gelar nyonya terbesar" ucap Nasyah dengan bangga
"Dan seharusnya saya yang harus bertanya seperti itu, kamu siapa disini? Seenaknya masuk ke rumah orang" lanjutnya
"Jangan terlalu bangga, sebentar lagi kalian akan bercerai" nyolot Kaila
Nasyah tersenyum smirk "wahh lihatlah sayang, sisi jalangnya mulai keluar" ledek Nasyah
Nasyah menarik Khanza pergi dari sana tanpa mendengar terlebih dahulu balasan Kaila.
"Sebelum saya kembali, saya pastikan wanita jalang itu sudah keluar dari rumah ini" ucap Nasyah dengan lantang seolah sengaja meninggikan suaranya agar di dengar Kaila
"Baik Bu bos" para bawahan Khanza mengangguk atas perintah atasan mereka
Nasyah masuk kedalam mobil bersama Aira sedangkan Khanza memutari mobil dan duduk di kursi kemudi.
"Katanya nggak cinta lagi sama dia, ko Deket sih?" Dumel Nasyah sepanjang perjalanan
Khanza menghela nafas panjang "Kamu cemburu?"
Nasyah langsung menoleh menatap Khanza dengan alis terangkat "untuk apa? Tidak memberikan keuntungan juga buat ku"
"Jadi?"
"Aku hanya tidak suka melihat Aira merengek"
"Apa hubungannya?"
"Kamu bodoh atau gimana sih"
"Nasyah jaga bicaramu jika bersama Aira" protes Khanza
"Ya ngerti dong!"
"Hm"
Aira hanya menonton kedua orang tua nya saling berdebat tentang suatu hal yang belum di pahaminya.
"Kita ke taman" ucap Nasyah
Tidak ada sahutan dari Khanza membuat nya menoleh dengan kesal "Aku lagi pms, jangan bikin aku emosi yah"
Khanza membulatkan matanya menatap fokus pada jalanan.
Pantas garang-batinnya
"Ok"
🍒🍒
tidak pernah terpikirkan lagi oleh Nasyah jika akan di pertemukan kembali dengan Arga. Padahal Nasyah sudah membuang ingatan buruk tentang Arga di memori nya.
Nasyah terus menggenggam jemari Khanza. Takut, itulah yang di rasakan nya sekarang. Berhadapan dengan orang bejat seperti Arga adalah hal yang paling membuat bulu kuduk nya meremang.
"Apa kabar Nasyah? Lama tidak bertemu" tanya Arga dengan sopan
"Seperti yang kau lihat" jawabnya dengan santai
"Tenanglah, saya tidak akan merebut Aira dari mu" ucap Arga seakan tahu dengan pikiran Nasyah saat ini
"Jangan bermimpi" Sarkas nya
"Hei apa kau lupa? Aku Ayah nya"
"Dan apa kau lupa siapa yang bertanggung jawab?" Ucapan Khanza adalah sebuah sindiran halus untuk Arga
Arga menoleh pada Khanza, aura dingin mulai mengelilingi mereka. Jika saja tidak ada Aira disini, sudah di pastikan saat ini Arga akan terkapar di tanah.
Nasyah yang mengerti suasana langsung menarik Khanza pergi namun sebelum itu, Khanza membisikkan sesuatu tepat di telinga Arga yang membuat kedua bola matanya membulat sempurna hampir meloncat keluar.
"Kamu sudah salah pilih lawan, lihat nanti apa yang akan terjadi pada dirimu" ucap Khanza dengan datar dan menarik Nasyah pergi dari sana.
Arga seperti tersengat listrik saat mendengar ucapan Khanza tadi. Dirinya mematung mencerna baik-baik perkataan Khanza.
Namun sedetik kemudian handphone nya berdering dan saat mengangkat nya, berita buruk menimpanya.
Arga berteriak meremas rambutnya mencuri perhatian beberapa orang di sekitarnya. Banyak yang mengira dirinya gila.
"KEMBALIKAN PERUSAHAAN KU" Teriak nya sambil bersimpuh
Sedangkan di sisi lain, Nasyah terus mendumel saat masuk di dalam rumah. Satu kata untuk hari ini, sial!.
"Tidak di rumah, tidak di luar. Selalu saja dapat pengganggu, sialan" makinya
Khanza yang mengikuti nya dari belakang hanya bisa bersabar tanpa ikut campur takut dapat semprotan dari Nasyah.
"Ihh ko aku nggak rela yah liat Khanza di deketin wanita? Arghh sialan emang" umpat nya sedikit berteriak
Hy guys! Gimana untuk part ini? Komen yah biar aku tau❗