My Baby Aira [END]

By Ivasky

328K 12.2K 179

UPDATE SETIAP MINGGU Sebelum baca follow dulu yah akun Wattpad aku.... (Bagi yang ikhlas aja) Menjadi seoran... More

Part 1: Garis Dua
Part 2: Sebuah Keputusan
Part 3: Papa kecewa
Part 4: Penjelasan
part 5: Rencana Apalagi Ini?
Part 6: Rencana Perjodohan
Part 07: Pandangan Pertama
Part 08: Tragedi Dosen Baru
Part 09: My Lucturer My Husband
Part 10: Penjelasan Arga
Part 11: Persiapan pernikahan
Part 12: Wedding
Part 13: Balik Ke Jakarta
Part 14: Khanza Marah
Part 15: Menjadi Istri Yang Baik
Part 16: Pelecehan Malam Hari
Part 17: Ngidam
Part 18: Malam Yang Panjang
Part 19: Insiden Di Kantor
Part 20: Anggota Baru
Part 21: Penetapan Sebuah Nama
Part 22: Salah Paham
Part 23: Di Rumitkan Oleh Dua Pilihan
Part 24: Timbulnya Suatu Permasalahan
Part 25: Perubahan Drastis Khanza
Part 26: Sang Pujaan Hati??
Part 27: Selingkuh
Part 28: Suasana Yang Berbeda
Part 29: Acara Kantor
Part 30: Ketahuan
Part 31: Perang Dunia Ke-3
Part 32: Menghilang
Part 33: Masalah Baru Lagi
Part 34 : Hamil??
Part 35: Bocah Menggemaskan
Part 36: Keluarga Kecil
DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA YANG KE-77
Part 37: Syok!
Part 38: Kidnap❗
Part 39: Hospital
Sorry❕
Part 40: The Visit
Part 41: Ingin Punya Adik
Part 42: Butuh Penjelasan
Part 43: Melepas Rindu
Part 44: Kemarahan Nasyah
Part 45: Di Ambang Perceraian
Part 47: Keputusan Yang Mutlak
Part 48: Cemburu?
Part 49: Bimbang
Part 50: Away from home
Part 51: Kembali
Part 52: Berusaha Memperbaiki
Part 53: Dendam Yang Terpendam
Part 54: Akhir dari segalanya
Tamat
EPILOG
Extra Part 1
Extra Part 2
PENGUMUMAN

Part 46: Bertahan Atau Pergi

4.8K 179 1
By Ivasky


"Apalagi sih? Belum cukup penjelasan aku tadi hah?" Isak Nasyah Berusaha menghindar dari Khanza.

Baginya, sekarang ini Khanza menjadi pria yang harus di hindari nya.

"Tolong jangan ke kekanak-kanakan" Tegas Khanza

"Hiks.. kamu ngerti Nggak sih? Aku capek, jika aku minta cerai berarti nggak cinta lagi"

Deg

Tatapan tajam tadi berubah menjadi sayu kala mendengar kalimat akhir Nasyah. Khanza terduduk di sofa, kata-kata cerai mulai berputar di otaknya. Khanza tidak pernah berpikir jika Nasyah akan mengatakan hal itu. Hal yang paling di benci oleh Khanza.

"Talak aku sekarang" Nasyah kembali bersuara namun Khanza tidak peduli

"Kita~" Ucapan Nasyah terpotong kala suara bentakan itu menyela nya.

"CUKUP! SAYA TIDAK AKAN PERNAH MELEPASKAN KAMU"

Nasyah terdiam di lantai sambil menunduk ketakutan, air mata meluruh deras dengan isakan yang terus menerus tanpa berhenti. Khanza yang berbicara lembut padanya berubah menjadi pria yang menakutkan baginya.

Nasyah berdiri menatap Khanza, tidak ada tatapan tajam maupun datar. Yang ada hanya ketakutan luar biasa karena saat ini, Khanza yang duduk di hadapannya bukan Khanza yang seperti biasa melainkan seperti iblis yang siap menerkam.

"Aku mau pulang" Hanya itu yang di Ucap kannya kemudian Nasyah masuk ke kamar mandi lalu keluar menuju ruang bermain Aira.

Nasyah berusaha terlihat bahagia walau sebenarnya sakit hati yang mendalam dia alami. Mengetok pintu perlahan lalu membukanya namun di sana tidak ada keberadaan Bi Siti dan Aira.

Nasyah mulai memanggil bi Siti namun tidak sahutan sama sekali. Nasyah berlari keluar dari ruang bermain menuju ruangan lain namun tidak menemukan keberadaan Aira.

Kepanikan mulai menjalar, Nasyah masih berada di lantai dua sambil berteriak memanggil nama Aira dan Bi Siti.

Nasyah turun ke lantai satu dan kepanikan nya menghilang kala melihat Aira yang tertawa bersama pria yang tadi bertengkar dengannya di kamar.

"Hai bunda, Aila di ajal masak sama ayah"

Seandainya kamu sudah cukup mengerti, pasti kamu tidak akan menyentuh pria itu-batin Nasyah

Nasyah berjalan ke arah mereka atau lebih tepatnya ke arah Aira.

"Pulang yuk, bunda ada kesibukan di rumah" Nasyah mengulurkan tangannya namun di tolak Aira

"Tapi kata ayah ini lumah Aila" Ucapnya yang bersembunyi di leher Khanza

"Jangan paksa dia" Khanza buka suara saat Nasyah tetap kukuh ingin mengambil Aira.

Nasyah tidak berani menatap Khanza, matanya hanya tertuju pada Aira dan tidak berpaling sekalipun.

"Bunda!"

"Apa?"

"Aila mau tidul baleng ayah. Boleh?"

Nasyah menatap mata cantik Aira dengan teduh lalu menggeleng pelan.

"Lain kali aja yah" pinta Nasyah

Tersirat rasa kecewa di mata Aira, terbukti saat Aira berpaling tak menatap Nasyah.

Nasyah akan membawa pulang Aira dari pria di hadapannya karena menurutnya itu sangat berbahaya. Nasyah sadar bahwa tindakan ini melanggar aturan istri dalam agama, namun yang terpenting dalam dirinya adalah bisa bahagia bersama Aira tanpa gangguan dari Khanza. Karena cukup sudah luka yang di berikan Khanza untuk Nasyah, tiga tahun bukanlah waktu yang singkat untuk menyembuhkan luka di hati tapi butuh waktu yang lama agar luka di hati bisa memudar sendiri nya.

Nasyah merampas Aira dari gendongan Khanza, tidak peduli teriakan Aira saat ini yang meminta di gendong Khanza.

Sedikit lagi sampai di pintu utama jika tidak ada suara memanggil nya. Nasyah menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya, disana Steven berdiri bersama Khanza.

"Saya ingin bicara sama kamu"

"Aku nggak ada waktu untuk itu, yang terpenting sekarang antar aku dan Aira pulang" ucap Nasyah tanpa mendekat ke arah keduanya.

"Berikan Aira pada Khanza dan ikut saya"

Nasyah mengerutkan keningnya dan menggeleng "Apa maksud mu Steven"

Nasyah menangkap gelagat aneh dari diri Steven. Seperti nya pria itu tunduk kepada Khanza, dan untuk apa?

"Berikan~"

"Nggak, Aira anak ku dan kamu tidak ada hak menyuruhku untuk menyerahkan Aira padi pria brengsek kayak dia" Sela Nasyah sedikit berteriak

Aira yang ketakutan hanya mampu menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Nasyah, jika Nasyah sudah mengamuk seperti ini layaknya seperti macan betina.

"Jika kamu tidak mau, aku bisa pulang sendiri"

"Oh iya dan satu lagi! Sejak kapan kamu tunduk sama pria yang punya hati iblis kayak dia" sinis Nasyah pada Khanza

Nasyah berbalik ingin pergi namun di pintu utama sudah berdiri beberapa pria bertubuh kekar dan Nasyah yakini itu bawahan Khanza.

"Minggir kalian" Sarkas Nasyah namun tidak mendapatkan reaksi apapun dari mereka

tubuh Nasyah di balik dengan paksa menghadap seseorang yang di belakang nya "Jangan buat saya kasar sama kamu Nasyah" Tegas Steven

"Aku mau pulang"

"Ikut saya dulu"

Nasyah menghela nafas kasar lalu mengikuti langkah Steven dari belakang. Lebih baik mengalah dari agar cepat pulang ke apartemen nya. Namun sebelum itu, Nasyah menyerahkan Aira pada Khanza.

Sampai di ruangan yang Nasyah ketahui itu adalah ruangan pribadi Steven.

"Cepat katakan"

Steven menepuk tempat duduk di sampingnya "Duduklah dulu"

"Aku bilang cepat katakan" teriak Nasyah berapi-api

Steven mengangguk "Baiklah!. Saya bertindak seperti ini karena semata-mata ingin melindungi mu"

Nasyah mengerutkan keningnya heran namun tetap membiarkan Steven menjelaskan semuanya.

"Nasyah kamu harus tau satu hal bahwa jangan pernah bermain-main dengan Khanza"

Nasyah masih tetap dalam posisi nya, bingung sekaligus kesal pada Steven saat mengatakan hal itu. Namun tetap membiarkan Steven melanjutkan perkataannya tanpa menyela nya.

"Kamu tidak akan pernah bisa bertemu Aira lagi jika Khanza sudah bergerak" Lanjut Steven

Seandainya bisa dilihat ada asap yang keluar dari telinga ketika kepala emosi mungkin saat ini itu sudah terjadi pada Nasyah.

"Dia tidak ada hak melakukan hal itu, jadi jangan gila Steven" tekan Nasyah

"Aira anak ku~"

"Saya tau Nasyah, tapi apa kamu mau Aira ada di tangan Khanza?" Sela Steven dengan cepat

Nasyah naik pitam mendengar penuturan Steven "Khanza punya hak apa pada Aira!! Hukum yang akan bertindak jika dia berani membawa Aira dari ku" Teriak Nasyah dengan emosi yang sudah meluap

Steven berdiri dan memasukkan kedua tangannya ke saku celananya "Hukum tidak akan mampu menghentikan Khanza"

"Cih! Atas dasar apa?"

"Kamu belum tahu siapa Khanza Sebenarnya Nasyah" peringat Steven

"I don't care! Yang penting saat ini Aira bersama ku" tegas Nasyah

"Khanza orang yang pandai dalam dunia politik, jadi urusan hakim adalah hal secuil yang bisa di taklukkan" jelas Steven

"Bahkan perusahaan ku akan hancur jika aku berbuat sesuatu yang membuat nya marah" lanjut nya

Nasyah menganggukkan kepalanya mengerti penjelasan Steven kemudian smirk nya tercetak di bibir nya "jadi ternyata kamu ngancem aku untuk serahkan Aira pada Khanza karena takut perusahaan mu bangkrut?"

Steven gelagapan dan mengacak rambut nya asal "Nasyah bukan seperti itu maksud saya"

"Cukup! Ternyata kamu sama brengsek nya dengan khanza. PENGECUT" Tekan Nasyah pada kalimat akhirnya.

Nasyah berbalik dan keluar dari ruangan Steven dengan perasaan kesal. Sekarang dirinya mengerti jika Steven memiliki sifat seperti itu.

"Bunda" teriak Aira saat melihat Nasyah berjalan ke arah mereka

"Kita tidur Disni" ucap Nasyah di depan Aira dan Khanza

Mereka sekarang di ruang keluarga.

"Bunda tidur sendiri"

"Aila tidul baleng ayah?" Tanya Aira memastikan

"Hm"

Setelah berkata begitu Nasyah langsung pergi menuju kamar kosong di depan kamar Khanza.

"Jangan ganggu bunda dulu" Khanza menahan Aira saat turun dari pangkuan nya ingin mengejar Nasyah.

Nasyah mengunci pintu dan meluruhkan badannya menumpahkan segala kesedihan dan amarah nya hingga membuat nya tertidur dalam keadaan terduduk.

Agak nyesek sih pas nulis nih part!
Maaf agak lama update nya..

Maaf juga kalau cerita aku banyak typo. Kalian komen yah kalau ada yang menganggap gitu😭🤣

Continue Reading

You'll Also Like

136K 9.2K 52
CERITA MASIH LENGKAP✔ [ Belum direvisi! ] "Aduh sakit." lelaki itu terdiam lalu membuka masker yang dipakai kekasihnya karena mengaduh kesakitan akib...
726K 46.6K 48
#1 in Boss [15 Juni 2021-...] [Boss projects 2] Gara-gara Bebek yang melintas ke tengah jalan dengan nggak nyantainya,Renata harus rela menjadi Asist...
47.8K 2.5K 49
[FOLLOW SEBELUM BACA!] ⚠️TIDAK MENERIMA PLAGIAT BERBAGAI BENTUK APAPUN. INI MURNI KARYA SAYA⚠️ Pemaksaan pernikahan yang dilakukan dua keluarga, tida...
1.3M 48.9K 50
"Tante mau gak jadi mama nya caca" ucap anak kecil dengan rambut di kepang dua sambil menarik-narik baju seorang gadis. . . . . . seorang gadis yang...