Hari ini masih jadwal liburan Aira dan Steven dan mereka berdua menghabiskan waktu berdua bersama di rumah. Sedangkan Nasyah memiliki kesibukan sendiri dengan pekerjaan yang tidak bisa di ganggu gugat karena bisa-bisa wanita itu akan berubah menjadi singa betina kelaparan saat marah.
Lama berkutat dengan laptopnya, Nasyah bangkit dari duduknya menuju dapur untuk memasak makan siang karena memang waktu menunjukkan pukul setengah 12.
Setelah beberapa saat, masakannya telah tersaji di atas meja lalu bergegas menghampiri Steven dan Aira yang tiba-tiba tidak ada di ruang tengah. Kaki jenjangnya membawanya ke kamar Steven, dan benar saja; saat membuka pintu terlihat Steven dan Aira yang tertidur pulas sambil saling memeluk.
Ujung bibir Nasyah tertarik ke atas membentuk senyuman “Capek bermain yah”
Nasyah menghampiri keduanya lalu membangunkan mereka dengan pelan-pelan menyuruh untuk makan siang. Dan hebatnya, keduanya langsung menurut atas perintah Nasyah.
Aira tidak seperti biasanya yang akan berceloteh panjang lebar di meja makan. Kali ini, balita itu tampak lebih diam mengunyah makanan nya sambil menatap kosong sendoknya.
“Aira kenapa sayang? Kayak nggak ada semangat gitu makannya?” tanya Steven
Aira menatap Steven dengan mata yang hampir terpejam “Aila ngantuk ayah” jawabnya mengucek matanya yang berair akibat kantuk yang menyerangnya.
“Yaudah habisin dulu makanan nya, terus mandi bareng ayah. Setelah itu baru bobo” sahut Nasyah
“Iya bunda” jawab nya lesu
Aira makan dengan pelan tanpa selera sedikit pun karena memang saat ini kantuk nya lebih menguasai segala nya dari pada kelaparan.
Aira turun dari kursi khusus nya dan meminta di gendong untuk mandi bersama Steven. Nasyah membereskan piring makan mereka saat Steven dan Aira sedang mandi jadi dirinya sedikit tidak terganggu dengan rengekan Aira saat menjalankan tugas dapur nya.
Setelah semua nya bersih, Nasyah masuk kedalam kamar dan melihat keduanya nya yang baru saja keluar dari kamar mandi.
“Hm wanginya anak bunda” ujar Nasyah mengambil alih Aira dari gendongan Steven
“Terus kalo ayah?” timpal Steven menaikkan sebelah alisnya
“Wangi ko sayang” ucap Nasyah terkekeh
Steven mengambil pakaian nya dalam lemari lalu kembali masuk kedalam kamar mandi. Sedangkan Nasyah sibuk mengurus Aira yang sulit diam di tempat.
“Bunda sama ayah mau keluar loh ini, cepetan” desak Nasyah
Aira yang tadinya berlari tidak ingin di pakai kan baju langsung berhenti dan menoleh saat mendengar seruan sang bunda nya “Mau kemana bunda?”
“Kalau mau ikut, sini cepetan pakai baju nya”
Aira langsung mendekat dan diam penuh arti saat Nasyah memakai kan dia baju.
“Rambutnya mau di kepang atau ikat dua?” tanya Nasyah sambil menyisir rambut tebal Aira
“Ikat dua aja bunda”
“Yaudah diem jangan bergerak”
Aira kembali menurut dan menatap pantulan dirinya dari cermin lemari.
Steven keluar dari kamar mandi bersamaan dengan selesainya ikatan rambut Aira “Ayah sama bunda mau kemana?”
Steven menaikkan sebelah alisnya “Ayah nggak kemana-mana sayang”
“Tadi kata bunda begitu”
Steven Langsung menatap Nasyah dengan horor “Kebiasaan banget bohongin anak”
“Anak mu susah di atur. Kalo nggak di gituin mana mau dia nurut” ketus Nasyah
Steven ikut berbaring di samping Nasyah sambil menatap nya “Masih banyak cara lain asal jangan di gituin” ujar Steven menyentil dahi Nasyah
“Sakit sayang” aduhnya sambil mengelus dahi yang menjadi korban centilan Steven.
Aira yang mendengar jeritan Nasyah langsung meminta Steven untuk naik ke kasur, karena memang king size itu sangat tinggi dari ukuran kecil Aira.
“Bunda kenapa?” tanya Aira dengan suara gemes nya
“Tau tuh ayah mu. Ck!” kesal Nasyah langsung turun dari kasur lalu masuk ke kamar mandi.
Terdengar suara gemericik air pertanda Nasyah sedang mandi dan hanya membutuhkan waktu 15 menit baru selesai dengan acara mandi nya.
“Sayang” panggil Nasyah dari dalam kamar mandi
“Apa?” sahut Steven sambil bermain dengan Aira di atas kasur
“Sini sebentar”
Steven berjalan ke arah kamar mandi lalu mengetuk nya perlahan “Ada apa?”
“Aku lagi mens” cicit nya dalam kamar mandi
“Ha? Saya tidak dengar”
Terdengar decakan kesal dari dalam “Aku lagi mens” ucap Nasyah sedikit berteriak
Steven kembali bingung, pasalnya baru kali ini dirinya mendengar kata 'mens'
“Mens itu apa? Saya kurang paham apa yang kamu bilang”
Terdengar Nasyah yang istighfar “Haid loh sayang”
Steven hanya manggut-manggut “Terus saya harus apa?”
“Beliin pembalut”
Deg
Steven menelan Saliva nya susah payah “Saya tidak pernah melihat benda itu, jadi kamu aja yang beli” alibinya.
Jatuh sudah harga diri jika seorang Steven yang terkenal dalam usaha bisnis nya terlihat memegang benda yang menurut nya sangat geli jika dipikir-pikir.
“Ntar kalau aku keluar, takut tembus. Ini hari pertama dan aku lupa mau beli stock kemarin”
“Ayolah sayang” bujuk Nasyah penuh harap
Steven menggaruk tengkuknya yang tidak gatal merasa terbebani dengan permintaan Nasyah yang begitu sulit dirinya lakukan. Lebih baik menyuruh nya mengerjakan ratusan berkas dari pada membeli benda seperti itu. Pikirnya.
“Baiklah” ucap Steven satu tarikan nafas
“Kamu bawa Aira yah”
“Ok”
****
Mobil BMW hitam berhenti tepat di depan Alfamart lalu turun sambil menggendong Aira masuk kedalam. Namun wajahnya tampak heran dengan keberadaan pembalut yang entah di mana bersembunyi.
Beberapa wanita melirik nya dengan tatapan kagum apalagi saat menggendong Aira yang begitu menambah kesan hot pada dirinya.
Salah satu staf menghampiri dan bertanya karena sedari menatap Steven yang tampak bingung mencari sesuatu “Ada yang bisa bantu mas?”
Steven menatap nya datar lalu menyuruh nya mendekat, sesaat staf tersebut heran namun tetap mendekat ke arah Steven dengan jantung yang berdegup kencang “Tolong Carikan saya yang namanya pembalut” bisik Steven
Wanita kembali pada posisi nya lalu terkekeh “Mari ikut saya”
Steven sudah ingin menghilang saja dari sini apalagi mata para wanita itu seakan minta di colok karena sedari tadi menatap nya dimana pun Steven bergerak.
Mereka sampai pada rak yang penuh dengan warna dan bentuk yang berbeda “Ini dia mas, mau pilih yang bersayap atau nggak?”
Kening Steven mengkerut mendengar penuturan staf yang begitu ribet menurut nya apalagi benda yang bersayap.
Ada-ada aja yang buat nih benda, sampai bersayap pula-batin Steven
“satu yang punya sayap dan satu nya nggak”
Staf wanita tersebut mengangguk lalu mengambil dua softex yang berbeda dan membawa nya ke kasir atas perintah Steven.
Kedua benda tersebut masuk kedalam kantong plastik putih yang mampu menyamarkan bentuknya di dalam jadi tidak ribet membawanya ke luar.
Setelah selesai dengan sesi pembayaran, keduanya keluar namun heran dengan pria berbaju hitam yang berdiri di luar Alfamart yang begitu aneh di lihat nya.
Steven baru saja ingin masuk kedalam mobil namun tertahan saat sebuah tangan menepuk pundaknya.
“Maaf bisa ikut kami sebentar?” tanya pria di hadapannya
Steven tidak langsung menjawab karena dirinya dan Aira sudah di tarik masuk ke dalam mobil hitam yang bergaya sport layaknya bukan seorang penculik pada umumnya.
Lanjut part sebelah yuk!!
-YustifaVa-