Destiny Line [END]

By Harefa_Halu

724K 66.5K 975

Cup Dari sanalah awal semua kehidupan gadis itu berubah... Dimana Sesha berciuman dengan mumi FIRAUN. More

🔹INTRO🔹
01🔹 KISS
02🔹 SESHA
03 🔹PERTEMUAN
04🔹 MAGANG
05🔹ASISTEN
06🔹 Halu or Real?
07🔹TEROR
08🔹CLUB
09🔹TERTINGGAL
10🔹LUKISAN
11🔹MIMPI?
12🔹BERTAMU
13🔹ARES
14🔹RATU
15🔹LUKA
16🔹KESAL
17🔹MEET
18🔹INSIDEN
19🔹KEPERGOK
20🔹BOOK
21🔹Expression
22 🔹Dinner
23 🔹Esterlla
24 🔹Jenguk
25 🔹Punishment
26 🔹Shocked
27 🔹Dream
28 🔹Puzzle
29 🔹Something
30 🔹Kingdom
31 🔹Satire
32 🔹Candidate
34 🔹Tale
35 🔹Call
36 🔹Like?
37 🔹Disappear
38 🔹Found
39 🔹Destiny
40 🔹Acquaintance
41 🔹Leave
42 🔹Improve
43 🔹Memory
44🔹Reject
45🔹Fail
46 🔹Before.....
47 🔹Past
48 🔹Tandem
49 🔹Forget about
50 🔹Friend
51 🔹Incident
52 🔹END

33 🔹Amazement

7.5K 789 7
By Harefa_Halu

Always Enjoy
Happy Reading
___________________________




"Jadi dia calon Ratu kita?"

"Iyaa, dia calon Ratu kita"

"Dia cantik, sangat-sangat cantik"

"Dia mengalahkan kecantikan gadis di seluruh negeri ini"

"Kau benar, bahkan kekasih Pangeran akan berada jauh di belakangnya"

"Astaga, aku sangat iri. Lihat, tubuhnya tidak bercacat. Dia memiliki tubuh impian gadis-gadis muda"

Seorang wanita meletakan gaun yang baru saja ia bawa, setelah dipercayakan padanya langsung oleh Ratu Felicia untuk mengantarkannya ke kamar mewah ini.

"Berhenti banyak bicara, kita harus segara melaksanakan tugas kita. Cepat, bantu aku untuk memasangkan gaun ini di tubuh Putri Aludra, calon Ratu kita", ujar wanita itu. Tegurannya barusan berhasil mendiamkan para pelayan muda yang membersihkan tubuh gadis berkulit seputih susu, hingga tidak berbicara lagi.

Mereka pun dengan sangat lembut dan hati-hati memasangkan sebuah gaun indah dengan aksen sederhana bewarna biru langit.

"Oh astaga irinya, dia seperti seorang peri dengan gaun ini, lalu bagaimana jika ia memakai gaun khas seorang Ratu?", bisik salah satu mereka dengan pelan sambil menatap kagum pada tubuh yang masih belum sadarkan diri.

"Nanti lanjutkan saja rasa kagummu sayang, kita harus segara kembali", ujar wanita tadi dengan menarik beberapa tangan para pelayan yang bisa ia jangkau, lalu menuntun mereka pergi dari sana.

Sementara di istana bagian barat, tepatnya di kediaman Pangeran Antares, lelaki itu sedang duduk di meja kerjanya sambil menumpuk dagunya kedua tangan berotot miliknya. Dia tidak sedang bekerja, namun tempatnya sekarang ini memang selalu ia huni jika sedang ada pikiran.

"Sial, kenapa dia sangat cepat datang? Kukira maksud ayah tentang pernikahan ini tidak secepat sekarang. Padahal aku belum mendapatkan rencana penggagalan pernikahan dengan gadis asing itu", monolog Antares sambil meremas rambutnya.


Tok tok tok

"Pangeran, ini saya Advent", ujar suara dari balik pintu.

"Masuklah", balas Antares.

Pintu terbuka kemudian kembali tertutup saat orang yang tadi berbicara sudah masuk. Antares memperhatikan cara jalan kesatria yang dekat dengannya itu, dengan seksama.

"Apa yang terjadi?", tanya Antares.

"Hormat Pangeran. Tentang luka-luka ini.... Saya telah lalai dalam tugas dan saya baru saja mendapatkan imbalan dari Yang Mulia Firaun", ujar Advent sambil menunjukan wajahnya yang sudah babak belur.

"Ukirannya sangat cantik", sahut santai Antares. Advent terkekeh namun langsung meringis saat kulit wajahnya bergerak.

"Pangeran, anda disuruh oleh Ratu Felicia untuk menemani Putri Aludra", ujar Advent memberitahu kenapa dirinya berdiri sendiri. Sedangkan Antares menyeringit alisnya bingung.

"Siapa Putri Aludra?", tanya Antares.

"Calon Ratu anda Pangeran", jawab sopan Advent.

"Kenapa harus saya? Kurasa ibu lupa jika dirinya mempunyai ratusan pelayan", ujar Antares.

"Saya hanya mengatakan itu, semua ada di tangan anda, kalau begitu saya izin permisi Pengeran", ujar pamit Advent dibalas anggukan dari Antares.

Setelah pintu tertutup, Antares masih menampakan wajah santai.
"Ck, ibu terlalu berlebihan menyuruhku untuk menjaganya"

Antares masih sangat tenang tanpa terganggu oleh perintah sang ibu. Tetapi setelah beberapa menit kemudian, lelaki itu berdiri dengan kesal.

"Sial, kenapa selalu tidak tenang jika tidak patuh pada ibu? Arghh"

Dengan langkah lebar, Antares keluar dari kediamannya, menyelusuri lorong penuh pilar raksasa milik kerajaan dengan wajah datar dan mimik jengkel yang mudah dibaca.

Kakinya langsung berhenti saat dari jauh ia mendengar namanya disebut-sebut. Lelaki itu menatap bertanya pada pelayan pribadi kekasihnya yang berlarian ke arahnya.

"Maaf tidak sopan Pengeran, tapi tidak ada waktu untuk sekedar menghormati huh. Jadi begini Pangeran, Ratu eh maksud saya Nona Thera tidak mau makan", ujar Sophia dalam sekali tarikan napas.

Ekspresi wajah Antares langsung berubah drastis menjadi khawatir.
"Dimana Thera sekarang?"

"Di kamarnya, Pangeran", ujar Sophia.

Tanpa berpikir panjang, Antares berlari cepat menuju tempat sang kekasih hati yang sedang membuatnya tidak tenang.

Di sisi lain kelopak mata itu mulai terbuka hingga menampakan sepasang manik abu-abu yang bersinar saat diterpa penerangan di kamar mewah itu.

"Kamu baik-baik saja Putri?"

Gadis itu langsung membuka mata penuh. Ia duduk sambil menatap aneh ke arah wanita dengan senyum manis di bibirnya, serta mahkota dikepalanya yang menjadi identitas pemiliknya.


"Siapa?", tanya bingung Aludra.

Wanita itu masih mengulum senyum, ia berdiri dari duduknya.
"Saya Ratu Felicia, Ratu kerajaan Enterain Putri Aludra"



Enterain? Itu nama yang tidak asing. Ia pernah mendengarnya dari temannya Ares. Kerajaan Enterain? Istana Enterain? Itu istana terbesar di negeri ini! Dan satu lagi, Ares pernah mengatakan padanya jika ia tinggal di istana Enterain! Dan mengabdikan hidup untuk kerajaan Enterain!



"Maaf atas ketidaksopanan para kesatria yang membawamu ke sini. Mereka tidak tahu jika mereka sedang menjemput calon Ratu. Sekali lagi maafkan atas ketidakhormatan ini Putri Aludra", ujar Ratu Felicia pagi yang sukses membuat Aludra terdiam. Ia baru ingat kejadian saat ia berpisah dari orang tuannya, dan ketakutan di dalam gerobak gelap.




"Maaf, tapi saya bukan calon Ratu seperti yang Ratu katakan, mungkin kalian salah orang. A-aku cuman anak dari seorang petani gandum", ujar ragu Aludra sambil menggaruk kepalanya. Tolong, pasti mereka salah orang. Lagipun dirinya tidak mempunyai darah bangsawan atau berasal dari keluarga yang memiliki derajat tinggi.

Ratu Felicia terkekeh.
"Orang tua angkatmu memang hanya seorang petani sayang, tetapi ayah kandungmu adalah seorang dewa sedangkan ibu kandungmu merupakan seorang putri dari kerajaan lain", ujar Ratu Felicia.



Aludra mengerjap. Apa-apaan ini? Kenapa semua tambah membingungkan?
"Maaf, tapi aku tidak paham Ratu", ringis linglung Aludra.


"Nanti kamu akan tahu, sekarang kita harus menuju meja makan", ujar Ratu Felicia.

***


"Thera"


Perempuan yang sedang memeluk lututnya di atas ranjang tersebut sama sekali tidak peduli, saat suara lembut menyapa inderanya. Pangeran Antares menghela napas, lalu mendekat ke arah gadis itu.

Ia memegang pundaknya dengan lembut, lalu tangannya terlurur mengangkat kepala sang kekasih. Lelaki itu menatap manik gelap yang memancarkan kehampaan.

"Kenapa tidak memakan makananmu Thera? Jangan memancing penyakit untuk tubuhmu", ujar Pangeran Antares.

"Aku hanya tidak lapar", ujar Thera sambil membuang muka ke arah jendela.

Lagi lagi Pangeran Antares menarik napas. Lelaki itu menatap makanan yang masih utuh di atas meja, belum tersentuh sama sekali. Antares mengambilnya, lalu duduk tepat di samping Thera.

Lelaki itu menyendokan makanan lalu mengangkatnya di udara.
"Buka mulutmu", ujar Antares.

"Aku tidak lapar", ujar Thera menolak sendok itu dengan tangannya.

"Makan Thera", ujar Antares dengan sangat sabar. Lelaki itu menurunkan sendok di tangannya, mencoba mencari cara lain.

"Bagaimana dengan beberapa suap saja? Mau ya?", ujat Antares.

Thera menatap wajah Antares yang tersenyum manis padanya, kemudian beralih pada mangkuk makanan di pangkuan kekasihnya. Tangan gadis itu dengan cepat meraih dan melempar mangkuk itu ke atas lantai hingga berserahkan dimana-mana.

Belum sempat Antares mengeluarkan suara, tubuhnya sudah dipeluk oleh Thera. Terdengar tangisan kecil yang mampu membuat lelaki itu terdiam.

"Kenapa menangis hm?", tanya pelan Antares sambil mengelus punggung gadis itu.


"Kamu akan segera menikah, dan aku? Aku hanya bisa meratapi nasib burukku. Antares, Antaresku akan menjadi milik orang lain untuk selamanya. Semua mimpiku tentang kita tidak akan pernah ada lagi, semuanya usai. A-aku tidak sanggup mendapatkan takdir ini Antares, aku sangat mencintaimu. Tidak bisakah aku saja yang menjadi Ratumu? Apa kurangku? Aku tidak terlalu buruk menjadi pendampingmu. Rasanya sakit Antares, sangat sakit. Di sini, di sini sakit sekali", bisik lirih Thera sambil menunjuk dada sebelah kirinya tepat pada jantungnya.


"Shuttt diamlah, aku sedang mencari cara untuk keluar dari semua ini. Kamu jangan menangis, aku berjanji akan akan mewujudkan mimpi itu", ujar Antares sambil melepaskan pelukan Thera, mengusap air mata gadis itu dengan mata meyakinkan.

"Sekarang kamu harus makan", ujar Antares.

"Aku mau makan bersama keluarga kerajaan"

Kegiatan Antares yang ingin mengambil nampan yang masih tersisa di atas meja terhenti. Lelaki itu menatap dengan pandangan tak terbaca pada Thera.

Mata Thera berkaca-kaca dengan sendu.
"A-aku hanya ingin melihat dan berkenalan dengan calon istrimu. T-tapi jika kamu tidak suka, maka tidak apa-apa. A-aku sadar juga posisi aku ada dimana", ujar Thera dengan senyum manisnya.

"Jangan berkata seperti itu. Ayo, kita ke meja makan sekarang", ujar Antares yang berhasil membangkitkan senyum Thera.





Bersambung.....

Continue Reading

You'll Also Like

3.6M 289K 63
Lunaria dalam bahasa bunga memiliki arti kejujuran, ketulusan, dan juga kemakmuran. Seperti arti namanya, ia menjalani hidupnya penuh ketulusan hingg...
2.7M 240K 59
Selebgram sekaligus Youtuber cantik Fabiollaella atau yang lebih sering di panggil Olla memiliki kisah cinta yang sangat menyedihkan. Olla yang harus...
ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

5.9M 331K 36
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
296K 21.4K 49
(Fantasy Story) -Belum direvisi- Bukan lagi rahasia umum, jika bangsa vampir dan manusia serigala itu tidak pernah akur. Kedua bangsa tersebut salin...